Anda di halaman 1dari 68

DIKTAT MATAKULIAH

TEKNIK LISTRIK dan ELEKTRONIKA


PRODI TEKNIK MESIN

Dosen :
Ujang Wiharja

UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
JAKARTA
2018

1
Pertemuan ke 1

1. SISTEM TENAGA

1. UMUM
Teknik Tenaga Listrik (TTL) ialah ilmu yang mempelajari sifat – sifat dan piranti
(alat) yang azas kerjanya berdasarkan aliran electron dalam konduktor. Dewasa ini tenaga
listrik memegang peranan utama dalam kehidupan sehari – hari, khusus dalam bidang
industri dan pabrik yakni sebagai tenaga penggerak mesin – mesin produksi, penerangan
dll. Dalam teknik tenaga listrik dikenal dua macam arus ; arus searah dan arus bolak –
balik.

1.1. ELMEN SISTEM TENAGA


Salah satu cara ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah
melalui bentuk energi listrik. Pada pusat pembangkit, sumber daya energi primer seperti
bahan bakar fosil (minyak, gas alam, dan batu bara), hidro, panas bumi, nuklir dirubah
menjadi energi listrik. Generator sinkron mengubah energi mekanis yang dihasilkan pada
poros turbin menjadi energi listrik tiga fasa.

Melalui transformator penaik tegangan (step up transformator) energi listrik ini


kemudian dikirim melalui saluran transmisi tegangan tinggi menuju pusat-pusat beban.
Peningkatan tegangan tinggi dimaksudkan untuk mengurangi jumlah arus yang mengalir
pada saluran transmisi, hingga mengurangi rugi panas (I2R) yang menyertainya. Ketika
saluran transmisi mencapai pusat beban, tegangan tersebut kembali diturunkan menjadi
tegangan rendah, melalui transformator penurun tegangan (step-down transformator).

Dipusat – pusat beban yang terhubung dengan saluaran distribusi, energi listrik ini
dirubah lagi menjadi bentuk – bentuk energi yang terpakai seperti energi mekanis
(motor), penerangan, pemanas, pendingan dll. Elemen pokok system tenaga listrik seperti
yang tampak pada gambar berikut ini.

2
Beban Listrik

Transformator Transformator
TURBIN GEN Beban Listrik
Step up Step down

Pusat Pembangkit Sistem Transmisi Beban Listrik


Sistem Distribusi

Gambar 1.1. Elemen pokok system tenaga

1.2. PUSAT PEMBANGKIT


Pusat pembangkit berfungsi untuk mengkonversikan sumber daya energi primer
menjadi energi listrik. Pusat listrik konvensional mencakup :
- Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU); minyak, gas alam dan batubara
- Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA)
- Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG)
- Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
- Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
- Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

1.2.1. Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU)


Pada pembangkit listrik ini, bahan bakar minyak, gas alam, atau batubara dipakai
untuk membangkitkan panas dan uap pada boiler. Uap tersebut kemuadian dipakai untuk
memutar turbin yang dikopelkan langsung dengan sebuah generator sinkron. Setelah
melewati turbin, uap yang bertekanan dan bertemperatur tinggi ini muncul menjadi uap
bertekanan dan bertemperatur rendah, panas yang disadap oleh kondensor menyebabkan
uap berubah menjadi air yang kemudian dipompakan lagi menuju boiler.

Sisa panas yang dibuang oleh kondensor mencapai jumlah setengah jumlah panas
semula yang masuk, hal ini mengakibatkan efesiensi termodinamika suatu turbin uap
lebih kecil dari 50%. Turbin uap yang modern mempunyai temperature boiler 5000C –
6000C. dengan temperature kondensor antara 200C – 300C.

3
Turbin Gen

Boiler
Kondensor

Pompa

Gambar 1.2. Siklus Uap pada PLTU

1.2.2. Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG)


Seperti halnya PLTD, PLTG merupakan mesin dengan proses pembakaran dalam
(internal combustion). Bahan bakar yang berpa minyak atau gas alam dibakar didalam
ruang pembakar (combustor). Udara yang memasuki kompresor setelah mengalami
tekanan bersama dengan bahan bakar disemprotkan ke ruang pembakaran, gas panas hasil
pembakaran berfungsi sebagai fluida kerja yang memutar roda turbin yang terkopel
dengan generator sinkron. Berbeda dengan PLTD, pada PLTG tidak terdapat bagian
mesin yang bergerak translasi (bolak-balik), karenanya PLTG bebas getaran.

Bahan
bakar

Ruang bakar

Kompres Generat
Turbin
or or

Udara
Gambar 1.3. Proses konversi energi pada PLTG
Meskipun temperature turbin gas mencapai 10000C jauh lebih tinggi dari pada
temperature turbin uap (5380C), namun efisiensi konversi termalnya hanya mencapai 20-
30%. Karena biaya modal yang rendah, serta biaya bahan bakar yang tinggi, maka PLTG
berfungsi untuk memikul beban puncak.

4
1.2.3. Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
Pada reactor air tekan (pressurized water reactor) terdapat dua rangkaian yang
seoalah olah terpisah. Pada rangkaian pertama bahan baker uranium (U235) yang
diperkaya dan disusun dalam pipa – pipa berkelompok, dibakar untuk menghasilkan
panas dalam reactor, karena air dalam bejana penuh maka tidak terjadi pembentukan uap,
melainkan air panas dan bertekanan. Air panas yang bertekanan kemudian mengalir ke
rangkaian kedua melalui suatu generator uap. Generator uap ini menghasilkan uap yang
memutar turbin dan proses selanjutnya mengikuti siklus tertutup sebagaimana
berlangsung pada turbin uap.
uap

Inti
reaktor Turbin Gen

kondensor

pompa pompa

Gambar 1.4. siklus konversi energi tenaga nuklir


Keuntungan reactor air tekan ini terletak pada pemisahan rangkaian pertama yang
merupakan reactor radioaktif dan rangkaian kedua merupakan turbin uap. Dengan
demikian uap yang masuk dalam turbin dan kondensor merupakan uap bersih, tidak
tercemar radioaktif.

1.2.4. Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA)


Penggunaan tenaga air mungkin merupakan bentuk konversi energi yang paling
dikenal. Semakin tinggi air terjun yang mengakibatkan air mengalir memperoleh energi
kinetic yang besar yang kemudian memutarkan turbin.

5
Bergantung pada ketersedian sumber daya air, PLTA dapat berfungsi untuk
memikul beban puncak atau beban dasar. Untuk di Indonesia tergantung tempat dan
geografisnya.

1.3. KONVERSI ENERGI ELEKTROMEKANIK


salah satu aspek penting dalam system tenaga adalah yang menyangkut konversi energi
elektromeksnik, yaitu konversi energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan dari
bentuk listrik ke bentuk mekanik. Konversi energi tersebut berlangsung dalam system
tenaga melalui peralatan electromagnet yang disebut generator dan motor.

Medan magnet berperan penting sebagai rangkaian proses konversi energi. Melalui
medium medan magnet, bentuk energi mekanik dapat dirubah menjadi energi listrik dan
sebaliknya.

6
Pertemuan ke 2

MEDAN MAGNET

2.1. Garis Gaya Magnet


Bumi merupakan magnet alam raksasa, buktinya mengapa kompas menunjukkan arah
utara dan selatan bumi kita. Karena sekeliling bumi sebenarnya dilingkupi garis gaya
magnet yang tidak tampak oleh mata kita tapi bisa diamati dengan kompas
keberadaannya. Batang magnet memancarkan garis gaya magnet yang melingkupi
dengan arah dari utara ke selatan. Pembuktian sederhana dilakukan dengan
menempatkan batang magnet diatas selembar kertas. Diatas kertas taburkan serbuk
halus besi secara merata, yang terjadi adalah bentuk garis-garis dengan polapola
melengkung oval diujung-ujung kutub gambar-2-1. Ujung kutub utaraselatan muncul
pola garis gaya yang kuat. Daerah netral pola garis gaya magnetnya lemah

Pembuktian secara visual garis gaya magnet untuk sifat tarik-menarik pada kutub
berbeda dan sifat tolak-menolak pada kutub sejenis dengan menggunakan magnet dan
serbuk halus besi gambar-2.7. Tampak jelas kutub sejenis utara-utara garis gaya saling
menolak satu dan lainnya. Pada kutub yang berbeda utara-selatan, garis gaya magnet
memiliki pola tarik menarik. Sifat saling tarik menarik dan tolak menolak magnet menjadi
dasar bekerjanya motor listrik.

7
2.2. Fluksi Medan Magnet
Medan magnet tidak bisa kasat mata namun buktinya bisa diamati dengan kompas atau
serbuk halus besi. Daerah sekitar yang ditembus oleh garis gaya magnet disebut gaya
medan magnetik atau medan magnetik. Jumlah garis gaya dalam medan magnet
disebut fluksi magnetik gambar-2.3

Menurut satuan internasional besaran fluksi magnetik (Φ) diukur dalam Weber,
disingkat Wb yang didifinisikan : ”Suatu medan magnet serba sama mempunyai
fluksi magnetik sebesar 1 weber bila sebatang penghantar dipotongkan pada
garis-garis gaya magnet tsb selama satu detik akan menimbulkan gaya gerak
listrik (ggl) sebesar satu volt”. Weber = Volt x detik
[Φ] = 1 Vdetik = 1 Wb
Belitan kawat yang dialiri arus listrik DC maka didalam inti belitan akan timbul
medan magnet yang mengalir dari kutub utara menuju kutub selatan. Pengaruh
gaya gerak magnetik akan melingkupi daerah sekitar belitan yang diberikan
warna arsir gambar-1.2.

8
Gaya gerak magnetik (Ɵ) sebanding lurus dengan jumlah belitan (N) dan
besarnya arus yang mengalir (I), secara singkat kuat medan magnet sebanding
dengan amper-lilit.

Ɵ=I.N [Ɵ] = Amper-turn


Ɵ = Gaya gerak magnetik
I = Arus mengalir ke belitan
N = Jumlah belitan kawat

Contoh : Belitan kawat sebanyak 600 lilit, dialiri arus 2 A. Hitunglah a) gaya
gerak magnetiknya b) jika kasus a) dipakai 1200 lilit berapa besarnya arus
?
Jawaban :
a) Ɵ = I . N = 600 lilit x 2 A = 1.200 Amper-lilit
b) I = Ɵ/N = 1.200 Amper-lilit /1200 lilit = 1 Amper.

1.1. Kuat Medan Magnet


Dua belitan berbentuk toroida dengan ukuran yang berbeda diameternya
gambar-1-2. Belitan
toroida yang besar memiliki diameter lebih besar, sehingga keliling lingkarannya
lebih besar. Belitan toroida yang kecil tentunya memiliki keliling lebih kecil. Jika
keduanya memiliki belitan (N) yang sama, dan dialirkan arus (I) yang sama maka
gaya gerak magnet (Ɵ = N.I) juga
sama. Yang akan berbeda adalah kuat medan magnet (H) dari kedua belitan
diatas.

9
Persamaan kuat medan magnet :

H = Kuat medan magnet lm = Panjang lintasan


Ɵ = Gaya gerak magnetik I = Arus mengalir ke belitan
N = Jumlah belitan kawat

Contoh : Kumparan toroida dengan 5000 belitan kawat, panjang lintasan magnet
20cm, arus yang mengalir sebesar 100mA. Hitung besarnya kuat medan
magnetiknya
Jawaban :

1.2. Kerapatan Fluk Magnet

Efektivitas medan magnetik dalam pemakaian sering ditentukan oleh besarnya


“kerapatan fluk magnet”, artinya fluk magnet yang berada pada permukaan yang
lebih luas kerapatannya rendah dan intensitas medannya lebih lemah gambar-
1-3. Pada permukaan yang lebih sempit
kerapatan fluk magnet akan kuat dan intensitas medannya lebih tinggi.
Kerapatan fluk magnet (B) atau induksi magnetik didefinisikan sebagai fluk
persatuan luas penampang. Satuan fluk magnet adalah Tesla.

B = Kerapatan medan magnet


Φ = Fluk magnet
A = Penampang inti

10
Tabel 1-1. Parameter dan rumus kemagnetan

Rangkuman medan magnet


� Magnet memiliki sifat dapat menarik bahan logam, magnet memiliki dua kutub
yaitu kutub utara dan kutub selatan.
� Bagian tengah batang magnet merupakan daerah netral yang tidak memiliki
gari gaya magnet.
� Magnet secara mikroskopis memiliki jutaan kutub magnet yang teratur satu
dengan lainnya dan memiliki sifat memperkuat satu dengan lainnya, sedangkan
logam biasa secara mikroskopis posisi magnetnya acak tidak teratur dan saling
meniadakan.
� Bumi merupakan magnet alam raksasa, yang dapat dibuktikan dengan
penunjukan kompas kearah utara dan selatan kutub bumi.
� Batang magnet memancarkan garis gaya magnet dengan arah kutub utara
dan selatan, dapat dibuktikan dengan menaburkan serbuk besi diatas
permukaan kertas dan batang magnet.
� Kutub magnet yang sama akan saling tolak menolak, dan kutub magnet yang
berlainan akan saling tarik menarik.
� Elektromagnet adalah prinsip pembangkitan magnet dengan menggunakan
arus listrik, aplikasinya pada loud speaker, motor listrik, relay kontaktor dsb.
� Sebatang kawat yang dialiri arus listrik DC akan menghasilkan garis medan
magnet disekeliling kawat dengan prinsip genggaman tangan kanan.
� Hukum putaran sekrup (Maxwell), ketika sekrup diputar searah jarus jam (arah
medan magnet), maka sekrup akan bergerak maju (arah arus listrik DC).
� Belitan kawat yang dialiri arus listrik DC mengikuti hukum tangan kanan,
dimana empat jari menyatakan arah arus listrik, dan ujung jempol menyatakan
arah kutub utara elektromagnetik.
� Jumlah garis gaya dalam medan magnet disebut fluksi magnetic (Φ), yang
diukur dengan satuan Weber (Wb).

11
� Fluksi magnetic satu weber bila sebatang penghantar dipotongkan pada
garis-garis gaya magnet selama satu detik akan menimbulkan gaya
gerak listrik (ggl) sebesar satu Volt. Weber = Volt x detik.
� Gaya gerak magnetic (Ɵ) berbanding lurus dengan jumlah belitan dan
besarnya arus yang mengalir dalam belitan. Ɵ = Amper Lilit.
� Kuat medan mahnet (H) berbanding lurus dengan gaya gerak mahnet
(�) dan berbanding terbalik dengan panjang lintasan (lm). H = I.N/lm.
� Kerapatan fluk magnet (B), diukur dengan Tesla (T) besarnya fluk persatuan
luas penampang. B = Φ/A = Wb/m2 = Tesla.
� Bahan ferromagnetic bahan int dalam transformator, bahan stator motor listrik
yang memiliki daya hantar magnetic (permeabilitas) yang baik.
� Ada tiga jenis media magnetic, yaitu ferromagnet, paramagnet dan diamagnet.
� Ferromagnet memiliki permeabilitas yang baik, misalnya Alnico dan permalloy
dipakai pada inti transformator dan stator motor listrik.
� Paramagnet memiliki permebilitas kurang baik, contohnya aluminium, platina
dan mangan.
� Diamagnet memiliki permeabilitas buruk, contohnya tembaga, seng, perak an
antimony.
� Permeabilitas hampa udara perbaandingan antara kerapatan fluk magnet (B)
dengan kuat medan magnet (H) pada kondisi hampa udara.
� Permeabilitas bahan magnet diperbandingkan dengan permeabilitas hampa
udara yang disebut permeabilitas relative.
� Kurva Histerisis (B-H) menggambarkan sifat bahan magnet terhadap
permeabilitas, remanensi dan koersivity. Bahan yang cocok untuk magnet
permanen yang memiliki sifat remanensi dan koersivity yang tinggi. Sedangkan
bahan yang cocok sebagai inti trafo atau stator motor yang memiliki sifat
permeabilitas dan tingkat kejenuhan dari kerapatan fluk magnet yang tinggi.
� Prinsip kerja Motor Listrik berdasarkan kaidah tangan kiri Flemming,
� Hukum tangan kiri Flemming yang menyatakan jika telapak tangan kiri berada
diantara kutub magnet utara dan selatan. Sebatang kawat yang dialiri arus listrik
I dipotong oleh medan magnet B. Maka kawat akan mengalami torsi F searah
dengan ibu jari (gambar 2.30)
� Hukum tangan kiri Flemming, besarnya Torsi F = B. L. I, dimana B
meruapakan kerapatan fluk magnet. L menyatakan panjang kawat dan I
besarnya arus yang melewati penghantar kawat.
� Prinsip kerja generator berdasakan hukum tangan kanan Flemming.
� Hukum tangan kanan Fleming menjelaskan prinsip pembangkitan tegangan,
jika telapak tangan kanan berada pada kutub magnet utara selatan, sebatang
kawat digerakkan searah ibu jari F, maka pada batang kawat akan timbul arus
listrik yang searah dengan keempat telunjuk tangan kanan.
� Prinsip kerja transformator berdasarkan prinsip induksi dua belitan kawat
primer dan sekunder. Jika pada belitan primer terdapat gaya magnet yang
berubah-ubah, maka pada belitan sekunder terjadi induksi gaya gerak listrik.
� Besarnya tegangan induksi berbanding lurus dengan jumlah belitan kawat dan
berbanding dengan perubahan medan magnet persatuan waktu (∆φ/∆t).

12
2. DASAR MESIN LISTRIK

Salah satu percobaan yang erat hubungannya dengan prinsip motor dan generator adalah
percobaan faraday dan Maxwell

2.1.1. Percobaan Faraday :

_
_ Magnet +
+ G
G
U

Magnet
U

Kumparan S Kumparan

a. Percobaan batang magnet didorong a. Percobaan batang magnet ditarik

a.percobaan batang magnet di dorong. b. percobaan batang magnet ditarik


Gambar 1.1. Percobaan paraday

Perhatikan gambar diatas, ujung – ujung kumparan dihubungkan dengan galvanometer.


Apabila batang magnet dorong , jarum galvanometer akan bergerak dan kembali diam,
bila batang magnet tadi dihentikan mendorongnya. Apabila batang magnet di ubah arah
geraknya ( ditarik) jarum galvanometer juga bergerak sesaat dan kembali diam seperti
semula, bila batang magnet dihentikan menariknya. Arah penunjukan galvanometer
berlawanan dengan arah batang magnet di dorong.

Bergeraknya jarum galvanometer tersebut disebabkan oleh gaya gerak listrik induksi (ggl
induksi) pada kumparan. Besarnya ggl induksi rata – rata =

13

e = - n ------ Volt
t

Dimana : n = banyaknya lilitan pada kumparan


 = perubahan fluks magnet (Weber)
t = perubahan waktu ( detik )
Dapat disimpulkan pada parcobaan paraday, tegangan akan keluar dari ujung kumparan
bila salah satu syarat ada :
1. Jika kawat penghantar bergerak, jumlah garis gaya yang diliputi tetap
2. Kawat penghantar diam, jumlah garis gaya yang diliputi bergerak.

Arah ggl induksi, medan dan gerak dapat dilihat dengan kaidah tangan kanan.

Gerakan (jempol)

Fluks ( telunjuk)

Ggl induksi ( jari manis )

Gambag 1.2. kaidah tangan kanan


Bila kumparan magnet dipegang sedemikian rupa ( dengan tangan kanan ) dimana ke
empat jari menggemgam kumparan sehingga arus yang mengalir dalam kumparan sesuai
dengan arah ke empat jari tersebut, maka ibu jari yang direntangkan menunjukan arah
kutub utara magnet

Menurut satuan internasional besaran fluksi magnetik () diukur dalam Weber, disingkat
Wb yang didifinisikan : ”Suatu medan magnet serba sama mempunyai fluksi magnetik
sebesar 1 weber bila sebatang penghantar dipotongkan pada garis-garis gaya magnet
tsb selama satu detik akan menimbulkan gaya gerak listrik (ggl) sebesar satu volt”
Weber = Volt x detik atau ( φ) = 1 Vdetik = 1 Wb

14
2.1.2. Percobaan max well :
Perhatikan gambar dibawah ini, bila arus listrik mengalir dalam kawat ( arus akan
menjauhi kita) atau dikatakan maju maka medan magnet yang terbentuk disekitar kawat
arahnya searah dengan jarum jam. Dan begitu pula sebaliknya.

Symbol Symbol

a. Arah menjahui kita b. Arah mendekati kita

Gambar 1.3. percobaan Maxwell

Dapat disimpulkan dari percobaan Maxwell .


Ada beberapa cara untuk menentukan kutub utara atau selatan dengan memperhatikan
gambar berikut ini.

+ -

S U
S
U

a. Bentuk fisik magnet buatan b. Arah garis gaya magnet buatan

Gambar 1.4. a. bentuk fisik magnet buatan b. Arah garis gaya magnet buatan
Belitan kawat yang dialiri arus listrik DC maka didalam inti belitan akan timbul medan
magnet yang mengalir dari kutub utara menuju kutub selatan. Pengaruh gaya gerak
magnetik akan melingkupi daerah sekitar belitan. Gaya gerak magnetik (Ɵ) sebanding
lurus dengan jumlah belitan (N) dan besarnya arus yang mengalir (I), secara singkat
kuat medan magnet sebanding dengan amper-lilit.
(Ɵ) = I . N = Amper-turn
Efektivitas medan magnetik dalam pemakaian sering ditentukan oleh besarnya kerapatan
fluk magnet”, artinya fluk magnet yang berada pada permukaan yang lebih luas
kerapatannya rendah dan intensitas medannya lebih lemah. Pada permukaan yang lebih
sempit kerapatan fluk magnet akan kuat dan intensitas medannya lebih tinggi.

15
Pertemuan ke 3
PRINSIP PEMBANGKITAN LISTRIK AC
Listrik AC dihasilkan dari hasil induksi elektromagnetik gambar-1, sebuah belitan
kawat yang berdekatan dengan kutub magnet permanen. Kutub permanen
diputar pada sumbunya, maka
diujung-ujung belitan timbul tegangan listrik yang ditunjukkan oleh penunjukan
jarum Voltmeter. Jarum Voltmeter bergoyang kearah kanan dan kekiri, ini
menunjukkan satu waktu polaritasnya
positif, satu waktu polaritasnya negatif.

Generator AC sederhana gambar-2, terdiri stator dengan belitan kawat dan rotor
dengan dua kutub. Saat rotor diputar satu putaran dan ujung belitan diukur
dengan voltmeter dihasilkan tegangan AC satu periode. Bentuk tegangan
sinusoida dan fluk magnet berbeda phasa 900

Berikut ini konstruksi sederhana generator AC dengan rotor empat kutub


gambar-3. Saat rotor diputar satu putaran, ujung belitan diukur tegangan dengan
Voltmeter. Setiap satu putaran rotor dihasilkan dua siklus tegangan sinusoida.
Jika frekuensi diinginkan 50 Hz, maka rotor dalam satu detik harus berputar 25
putaran/detik, atau kalau satu menit 60 detik, maka rotor
harus berputar sebanyak 1500 putaran/menit.

Kutub permanen utara dan kutub selatan menghasilkan garis fluk magnet
gambar-4. Belitan kawat dengan poros yang ujung-ujungnya disambungkan
dengan dua cincin putar. Ketika poros diputar, belitan kawat akan memotong
garis fluk magnet, sesuai dengan hukum tangan kiri
Flemming maka pada ujung2 cincin akan timbul tegangan yang terukur oleh
Voltmeter. Bentuk tegangan berupa gelombang sinus.

16
MESIN SINKRON (GENERATOR)

Mesin sinkron atau alternator atau sering disebut juga mesin serempak, hal ini karena
prinsip kerjanya dengan kondisi kecepatan putaran medan pada rotor (Nr) sama
kecepatan putaran medan pada stator (Ns).
1. Konstruksi
Mesin sinkron terbagi atas motor sinkron dan generator, untuk aplikasi dilapangan paling
banyak ditemui dari jenis generator atau alternator. Untuk konstuksi generator ini terbagi
atas kumparan stator (bagian yang diam) dan kumparan rotor (bagian yang berputar).
Adapun bentuk kumparan stator sama dengan kumparan stator pada motor induksi.
Namaun yang membedakan pada kumparan medan rotor, pada generator kumparan
medan rotor berbentuk kutub sepatu (salient) dan berbentuk selinder.

Rotor jenis kutub sepatu digunakan untuk pembangkitan dengan kecepatan putaran
penggerak mula rendah, sedangkan rotor jenis selinder dengan pembangkitan dengan
penggerak mulanya dengan kecepatan tinggi.

2. Prinsip kerja
Pada keadaan awal, rotor diberikan putaran nominal karenanya kutub rotor yang
mengandung magnet sisa (kutub rotor sedikit mengandung magnet permanent) akan
menjadi medan magnet putar hal ini akan memotong konduktor yang ada di stator maka
akan munculah tegangan. Saat awal tegangan ini kecil kemuadian tegangan keluaran ini
akan mengalir ke rangkaian penyearah (tegangan awal ini dibuat dc) dan masuk kembali
ke kumparan penguat rotor maka akan membentuk medan magnet yang lebih kuat dan
kembali membentuk medan magnet putar hingga memotong konduktor di stator dan
keluarlah tegangan yang lebih besar. Kejadian ini akan berlangsung dalam beberapa
perida hingga keluaran nominal di dapat.

Khusus untuk alternator berkapasitas kecil seperti alternator mobil, karena kutub magnet
sisa tidak punya maka medan magnet yang dibangkitkan hanya di supply dari accu.

17
R
S
T
N

Penyearah

Kumparan stator

Kumparan rotor,
cincin slip
3. Rangkaian ekivalen
Dengan memperhatikan karakteristik umum dari generator tanpa beban dan hubung
singkat seperti yang tampak dibawah ini, maka dapat di cari rekatansi sinkronnya.
V = EA
Karakt tanpa beban
a IA (arus Hub.singkat)

Karakt hub. singkat

o b
c If (arus penguat medan)

Gambar 4.1. karakteristik generator


Ebn oa
Zs = = dan Zs = (RA + j XS) atau XS = √ZS2 – RA2
Ibn bc
Karena RA << Xs, dan Xs = Xm + XA
Dimana Xm = reaktansi pemagnetan, XA = reaktansi fluks bocor,
Xs = reaktansi sinkron
Berikut ini gambar rangkaian ekivalen generator sinkron

18
+
jXS
RA
Rf

EA Vphasa
Vf
Lf

Gambar 4.2. rangkaian ekivalen generator sinkron


Pengaturan tegangan terminal dapat dilakukan melalui :
1. pengaturan medan penguat Rf (merubah tegangan dc penguat)
2. penaturan kecepatan putar rotor
4. Keadaan berbeban

+
jXS
RA
Rf

beban
EA Vphasa
Vf
Lf

Gambar 4.3. rangkaian ekivalen generator berbeban


Beban yang dipikul generator dapat bersifat resistif, induktif dan kapasitif. Seperti
gambar yang tampak diagram vector masing – masing beban generator dibawah ini.
Dalam keadaan berbeban tingkah laku gebnerator bervareasi, tergantung factor daya
beban. Dengan mengabaikan RA, maka persamaan pada rangkaian ekivalen generator
dapat ditulis :
EA = Vph + j IA Xs

19
J IAXS
EA
jIAXs EA IA
EA
IARA
J IAXS
Vph
IA Vph Vph
IARA IA IARA

Beban resistif Beban induktif Beban kapasitif

Gambar 4.4. diagram vector generator berbeban


Pada saat generator diberikan beban tambahan, maka arus beban yang dipasok generator
juga meningkat, namun karena resistansi medan tidak berubah (Rf) maka arus medan dan
fluksnya juga tetap konstan. Karena kecepatan putar penggerak mula kostan yang
mengakibatkan ggl EA generator tetap juga.

5. Efisiensi
Dalam menkonversikan energi mekanis menjadi energi listrik, generator mengalami
kehilangan daya (losses), maka efisiensi (η) generator dapat ditulis :
Pout
η% = x 100%
Pin
dimana, Pout = daya keluaran (KW)
Pin = Daya masuk (KW)
Pin = Pout + ∑ Prugi-rugi
Rugi – rugi pada generator terdiri dari :
a. Rugi angina dan gesekan (Pa&g)
Rugi angina dan gesekan dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk dari bagian yang
berputar, rancangan kipas rotor, desain bantalan (bearing) dan susunan rumah
mesin. Rugi yang hilang tersebut berupa daya yang diperlukan untuk memutar
kipas guna mensirkulasi udara pendingin, dan gesekan bantalan dan sikat.
b. Rugi inti besi (Pi)
Inti stator umumnya dibentuk dari laminasi tipis baja silicon yang terisolasi satu
dengan yang lainnya, hal ini membatasi rugi panas pada inti akibat arus eddy.
c. Rugi tembaga kumparan medan penguat (Ptp)
d. Rugi tembaga kumparan jangkar (Ptj)
e. Rugi buta / lain – lain, stray losses (Pb)

20
6. Pelat nama
Hal – hal pada pelat nama generator umumnya adalah :
a. merk dagang alternator ( misal General Electric)
b. Sistem fasa ( umumnya 3 fasa)
c. Daya semu alternator ( umumnya kVA)
d. Frekuensi ( umumnya 50 Hz atau 60 Hz)
e. Nomer identifikasi alternator
f. Tanggal pembuatan
g. Standar teknis ( misal IEC, JIS)
h. Besarnya ggl EA, ( satuan Volt)
i. Factor daya atau cos φ, untuk beban alternator tidak boleh lebih kecil dari factor
daya yang ada pada papan nama.
j. Kelas isolasi, menurut standar IEC
Kelas A, suhu maksimum yang diizinkan 600C
Kelas B, suhu maksimum yang diizinkan 800C
Kelas F, suhu maksimum yang diizinkan 1050C
Kelas H, suhu maksimum yang diizinkan 1250C

Tugas.
Di kumpulkan sebelum midtes, tulis tangan pada kertas A4
- Jelaskan proses kerja pengisian tegangan pada aki mobil oleh alternator mobil, berikan
penjelasan dengan gambar.

21
Pertemuan ke 4
TRANSFORMATOR

Transformator adalah suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi untuk
memindahkan dan merubah daya listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik
lainnya, dengan frekuensi yang sama dan perbandingan transformasi tertentu melalui
suatu gandengan magnet dan bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

1. Prinsip Kerja
Transformator terdiri atas dua buah kumparan (primer dan sekunder) yang bersifat
induktif, yang terpisah secara elektrik dan berhubungan secara magnetic. Apabila
kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan ac, maka mengalirlah arus
primer (I1) , arus ini menyebabkan fluks magnetic bersama (ΦM) dengan arah medan
berputar akan muncul dalam inti yang dilaminasi, fluks magnet yang berputar ini
memotong kumparan sekunder dan menghasilkan tegangan keluran (V2). Adanya arus
primer ini menyebabkan pula adanya fluks magnet sendiri (ΦL1) pada kumparan primer.
Sedangkan fuks magnet sendiri yang ada di kuparan sekunder (ΦL2) akan ada bila
transformator di berikan beban.

I1 ΦM
V1 = Vin AC

N1 E2
ΦL1 E1 V2

Gambar . arah fluks magnet pada transformator


Ket : N1 = Kumparan Primer, E1 = ggl dalam kumparan primer

22
1.1. Keadaan beban nol (tanpa beban)
Pada keadaan transformator di hubungan ke sumber dan belum diberikan beban maka
akan mengalirlah arus beban nol seperti yang tampak pada gambar diatas. I1 = I0 = Arus
beban nol ( saat tanpa beban) ini berarti adanya rugi inti transformator.

1.2. Keadaan berbeban


Pada saat transformator diberikan beban maka akan mengalirlah arus primer (I1) dan arus
sekunder (I2) seperti yang tampak pada gambar berikut ini.

I1 ΦM
V1 = Vin AC

BEBAN
N1
ΦL1 E1 E2
ΦL2 V2

X1 X2

R1 I1 I0 I2 R2
RL
RC
VIN = V1 XM

XL

Gambar . Arah fluks magnet dan rangkaian ekivalen transformator berbeban

23
2. Polaritas Trasformator
Untuk menerangkan polaritas transformator umumnya digunakan tanda titik (dot), tanpa
harus menggambarkan arah lilitan kuparan lengkap. Polaritas disini adalah polaritas
sesaat (ingat system ac). Polaritas yang ditunjukan dengan tanda dot ini, menunjukan
bahwa terminal yang diberikan tanda titik mempunyai polaritas yang sama pada saat yang
sama.

I1 ΦM I2
V1 = Vin AC

BEBAN
N1
ΦL1 E1 E2
ΦL2 V2

Gambar Polaritas transformator


Persamaan yang digunakan dalam transformator :
𝐸1 𝑁1
a = 𝐸2 = atau N1I1 = N2I2
𝑁2

a<1 = sebagai penaik tegangan


a>1 = sebagai penurun tegangan

3. Ototransformator
Ototransformator adalah transformator dimana kumparan primer dan sekunder menjadi
satu. Adapun keuntungan pemakaian ototransformer dibandingka dengan trafo biasa
adalah :
- Ukuran lebih kecil untuk daya yang sama
- Efisiensi lebih tinggi

24
- Arus tanpa beban kecil
- Mempunyai penurunan tegangan yang kecil
- Harga relative lebih murah

Adapun kerugian pemakaian ototransformator :


- Mempunyai arus hubung singkat yang besar
- Adanya tap / sikat hingga cepat rusak atau aus
- Antara kumparan primer dan sekunder mempunyai hubung listrik secara
langsung.
Perhatikan gambar berikut ini.

N1
i2 i1

N1
i2
i1 V2
V1 N2
V2 i3

Sisi TR N2 i3 Sisi TT
V1
Ekivalen ototransformer penaik
tegangan

Gambar . Rangkaian ekivalen ototransformer


Dimana i3 = i2 – i1
1 V1
----- = ---------
a V2

I1 N2 N2
------ = ------------- = 1 + ------
I2 N1 + N2 N1

V2 N1 + N2 N2
------ = ------------- = 1 + ------
V1 N1 N1

25
V2 I1 1
------ = ------------- = ------
V1 I2 a
Untuk ototransformator penurun tegangan seperti berikut ini

i1 i1

N1
N1 i2

i2 V2
V1 N2
i3
Sisi TT
V1
N2 i3 Sisi TR
V2
Ekivalen ototransformer penurun tegangan

Gambar . Ototransformator penurun tegangan

V1 N1 + N2 N2 I2
a = ------ = ------------- = 1 + ---------- = ----
V2 N1 N1 I1

4. Transformator Las
Untuk melaksanakan las listrik diperlukan arus sebesar 50 – 200 Amper dengan tegangan
sekitar 40 Volt antara elektroda (saat bekerja).

Pada transformator las, kumparan sekunder disambung seri dengan kumparan reaktansi S,
besarnya reaktansi dapat diatur seperti pada gambar a dibawah ini.
Pengaturan besar arus saat bekerja dengan mengatur jumlah lilitan lewat tap (saklar).

26
Pri
Sumber
teg
1
2

Saklar
3
4
Reak
Sek

Elektroda
batang
Cara lain untur pengaturan arus saat bekerja adalah dengan mengubah fluk magnet yang
mengalir dengan saklar putar, seperti yang tampak pada gambar b dibawah ini.

Pri
Sumber Shunt magnet putar
teg

Reak
Elektroda batang

Sek

27
Pertemuan ke 5
MESIN ASINKRON (INDUKSI)

1. UMUM
Mesin asinkron terdiri dari motor dan generator asinkron, tetapi paling banyak digunakan
dalam bentuk motor asinkron atau motor induksi. Motor induksi ini paling banyak
digunakan dibandingkan motor dc. Sebagai contoh penggunaan motor induksi seperti :
kipas angin (fan) kompresor, pompa air, pendingin ruangan (ac). Kran, elevator dll

2. KEUNTUNGAN MOTOR TAK SEREMPAK (Induksi)


Keistimewaan dari motor tak serempak adalah :
a. struktur sederhana
b. Mudah operasi ( dijalankan )
c. Kokoh dan bebas gangguan
d. Perawatan sederhana
e. Mudah diperbaiki
f. Motor tak serempak standar mempunyai karakteristik perputaran konstan,
akan tetapi ada motor serempak khusus yang putarannya dapat diatur,
kecepatan berubah – ubah, atau karakteristik perputaran bertangga jamak
yang memungkinkan kendali perputaran.
g. Harga rendah

28
Keluaran dari motor tak serempak mempunyai julat (Nominal) dari beberapa Watt sampai
dengan KW dan tegangan dari puluhan Volt sampai dengan KV. Motor tak serempak fasa
tunggal mempunyai keuntungan, bahwa daya dapat diperoleh dari arus dirumah akan
tetapi mempunyai kerugian berikut ini dibandingkan dengan motor tiga fasa :
a. Pengasutan khusus diperlukan
b. Karakteristik lebih rendah
c. Harga lebih mahal untuk keluaran yang sama
d. Karena besarnya arus asut, motor ini tidak tersedia untuk keluaran besar ( sampai
550 W).

3. KONSTRUKSI MOTOR TAK SEREMPAK


konstruksi mesin ini terdidri dari dua bagian pokok, yaitu bagian yang diam
dinamakan stator dan bagian yang berputar dinamakan rotor. Rotor terbagi dari dua
jenis, yaitu rotor belitan dan rotor sangkar. Rotor belitan terdapat belitan belitan pada
rotornya, sedangkan rotor sangkar terdiri dari batang konduktor yang terhubung
singkat satu dengan yang lain.

29
4. PRINSIP PERPUTARAN MOTOR TAK SEREMPAK
Gambar dibawah ini memperlihatkan cakram arago, yang diberinama demikian karena
ini dipergunakan seorang ahli Italia arago dalam eksperimennya ia memperlihatkan
prinsip yang dipakai oleh motor tak serempak.

Gambar 1.5. piring arago

Dalam gambar itu, bila magnet digerakan dalam arah panah, fluks magnet  yang
dihasilkan magnet juga bergerak dengan magnet. Karena itu cakram (konduktor)

30
memotong fluks magnet  menyebabkan tegangan yang dibangkitkan dalam cakram. Ini
membuat arus pusar mengalir ( akibat ini disebut hokum tangan kanan fleming).

Arus pusar dan fluks  membangkitkan kakas elektromagnetik F, yang menggerakan


cakram searah gerak magnet ( efek ini disebut hokum tangan kiri fleming ).

Motor takserempak membuat medan magnetic berputar dengan kumparan rotor, dari
pada menggerakan fluks magnetic yang dibangkitkan magnet, yang memutar rotor yang
bekerja sebagai cakram ( konduktor).

Dalam hal motor tak serempak fasa tunggal, medan magnet berputar tak dapat
dibangkitkan karena itu medan magnet sama seperti medan magnet berputar yang
dibentuk dengan bantuan kumparan asut untuk memungkinkan pengasutan.

5. KECEPATAN SINKRON DAN SLIP


Jumlah kutub motor dihitung dengan setiap set dari satu kutub U dan satu kutub S
dihitung sebagai dua dan kerena itu bertambah dengan perkalian ganda. Kecepatan
(perputaran) motor ditentukan oleh jumlah kutub dan frekuensi. Kecepatan putaran
medan magnetic motor disebut kecepatan (perputaran ) sinkron (No) dan dinyatakan
dalam jumlah perputaran per menit (ppm). Hubungan antara perputaran sinkron ,
frekunsi dan jumlah kutub dinyatakan sebagai berikut :

Frekuensi (Hz)
Perputaran sinkron (No) = ------------------------ x 60
Jmh kutub
--------------
2

120 x Frekuensi (Hz)


Perputaran sinkron (No) = ------------------------ (ppm)
Jmh kutub

31
Pada motor tak serempak, bila rotor berputar sama dengan kecepatan perputran magnetic
(Nr = No), rotor ( kumparan sekunder ) tidak memotong fluks magnetic jadi tidak ada
tegangan yang diimbaskan ke rotor, sehingga tidak dibangkitkan kopel. Untuk
membangkitkan kopel perputaran rotor (Nr) harus lebih rendah dari perputaran medan
magnetic (No)

Nisbah ( No – Nr) dari perpotongan fluks magnetic terhadap kecepatan sinkron disebut
slip (S)

No – Nr
S = -------------- x 100%
No

S
Nr = No 1 -- ------------ ppm
100

5.1 Pemilihan perputaran motor

Besrnya slip motor induksi dalam prakteknya berkisar 5% - 10%. Untuk lebih
jelas dengan memperhatikan perbandingan motor berkutub 2 dan berkutub 4 dengan
frekuensi nominal 50 Hz dengan keluaran nominal yang sama misalnya 5,5 kW, maka
dapat di cari nilai putaran rotor dan besarnya kopel dianggap nilai slip (S) = 6%
Untuk motor berkutub 2 didapat,
Besarnya putaran sinkron (Ns) :

120 x Frekuensi (Hz) 120 𝑥 50


= = 3000 rpm
Jmh kutub 2

Besarnya putaran rotor (Nr)

S 6
Nr = Ns { 1 - } = 3000 { 1 - } = 2820 rpm
100 100

Besarnya kopel beban penuh adalah

𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 (𝑘𝑊)


Kopel beban penuh = 𝑃𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ (𝑟𝑝𝑚) x 974 (kg.m)

32
5,5 (𝑘𝑊)
Kopel beban penuh = 2820 (𝑟𝑝𝑚) x 974 (kg.m) = 1,9 kg.m

Untuk motor berkutub 4 didapat,

120 x Frekuensi (Hz) 120 𝑥 50


= = 1500 rpm
Jmh kutub 4

S 6
Nr = Ns { 1 - } = 1500 { 1 - } = 1410 rpm
100 100

Besarnya kopel adalah

𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 (𝑘𝑊)


Kopel beban penuh = x 974 (kg.m)
𝑃𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ (𝑟𝑝𝑚)

5,5 (𝑘𝑊)
Kopel beban penuh = 1410 (𝑟𝑝𝑚) x 974 (kg.m) = 3,8 kg.m

Dari contoh kasus diatas dapat disimpulkan bahwa :


Dalam pemilihan putaran motor perlu mempertimbangkan karakteristik dari
mesin beban, hal ini karena semakin cepat perputaran rotor makin kecil kopel yang
dibangkitkan dan sebaliknya semakin kecil putaran rotor semakin besar kopel yang
dibangkitkan.
Sebagai contoh pemilihan motor untuk beban sebagai berikut ini :
Pompa : terutama digunakan motor berkutub 4
Kompresor : terutama digunakan motor berkutub 4 dan 6 dengan penggerak
sabuk, dan berkutub 6 atau 8 dengan kopling langsung.
Penghembus kipas angin : terutama motor berkutub 2 dan 4
Penghancur fris : terutama dipakai berkutub 6,8 atau 10

6. PRINSIP KERJA MOTOR INDUKSI


1.6.1. Pinsip kerja motor induksi 3 fasa
belitan stator dari motor ini yang disuply tegangan bolak balik akan membangkitkan
medan magnet. Untuk motor asinkron tiga fasa, belitan stator mendapat supply tegangan
ac tiga fasa dan medan magnet yang dibangkitan merupakan medan putar sebesar :
Ns = 120 .f / p dimana p = jmh kutub

33
Medan putar ini akan memotong konduktor yang terdapat pada bagian rotor, sehingga
timbul tegangan pada rotor ini, yang besarnya :
Er = 4,44 f2.N2

Karena konduktor ini merupakan Rangkaian tertutup, hingga akan timbul arus, arus ini
akan membangkitkan gaya, selanjutnya timbul kopel, dan jika kopel lebih besar dari
kopel beban maka rotor akan berputar.

1.6.2. Pembangkitan kopel


Setelah medan stator (medan putar) terbangkit, medan ini memotong belitan stator (
untuk rotor belitan) atau memotong batang konduktor ( untuk rotor sangkar). Menurut
paraday kejadian diatas menimbulkan tegangan :


e = - n ------ Volt
t
Dimana : n = banyaknya lilitan pada kumparan
 = perubahan fluks magnet (Weber)
t = perubahan waktu ( detik )
Jika Rangkaian rotor tertutup, maka akan timbul arus dalam Rangkaian ini, dan
menyebabkan adanya kerapatan fluks B ( fluks / luas ) serta adanya L ( panjang
konduktor) dari Rangkaian rotor dan arus ini menyebabkan gaya sebesar :

F = BIL
Dimana : F = Gaya (N)
B = Kerapatan fluks (Wb)
I = Arus (A) dan L = Panjang konduktor (m).
Gaya ini akan membangkitkan kopel dengan adanya jari – jari rotor sebesar :

T = F.r
Dimana T = Kopel ( Nm)
r = Jari – jari rotor

34
7.1. RANGKAIAN EKIVALEN MOTOR INDUKSI TIGA FASA
Rangkaian ekivalen motor induksi hampir sama seperti pada transformator berbeban
resistif. Reaktansi X2 (2fL) disisi rotor dipengaruhi oleh perbedaan frekuensi karenanya
dikalikan slip

R1 X1
I1 sX1
Io I2
V1
Rc Xm E1 sE2 R2

Stator Rotor

I1
R1 X1
I2 X2
R2
V1
Rc Xm R2

Gambar 2.1. Rangkaian ekivalen motor induksi 3 fasa

Karena di rotor dipengaruhi f dan s, bila sE2 menjadi E2 dan sX2 menjadi X2 maka R2
menjadi R2 / s = R2 + R2 ( 1-s / s ) maka :
R1 X1

I1

R2 X2
V1
Rc Xm V2 R'b

7.2. RANGKAIAN EKIVALEN MOTOR INDUKSI SATU FASA


Berikut ini Rangkaian ekivalen motor induksi satu fasa dengan pengaruh medan magnet
maju dan mundur digambarkan terpisah.

35
jX1 J0,5X2
R1
0,5R2 Maju
Rc jXm

Motor keadaan diam

J0,5X2
0,5R2
Rc jXm Mundur

Gambar . Rangkaian ekivalen motor induksi satu fasa dalam keadaan diam

jX1 J0,5X2
R1
0,5R2/s Maju
Rc jXm

Motor keadaan operasi

J0,5X2
0,5R2/sB
Rc jXm Mundur
= 0,5R2/2-s

Gambar . Rangkaian ekivalen motor induksi satu fasa dalam keadaan beroprasi

36
Pertemuan ke 6
MENENTUKAN DAYA (KW) MOTOR INDUKSI
DENGAN BEBAN KONSTAN

1. Untuk mengangkat obyek


Bila obyek W (kg) diangkat melawan gravitasi untuk l (meter) pada kecepatan
konstan dengan waktu t (second), maka kakas F dan daya P sebagai berikut :
F = W.l (kg.m)
P = W.l / t (kg.m / s) dan karena l/t = v = m/s maka :
P = W.v (kg.m / s)
Bila satuan gravitasi kg.m dirubah 1 (kg.m / s ) = 9,8 (J /s ) = 9,8 (W)
P = 9,8 W.v (Watt)
Karena P adalah daya yang diperlukan untuk kerja, dan efisiensi motor ()
maka keluaran mekanis Pm motor adalah :
Pm = 9,8 W.v.10-3.(100 / ) (KW) atau
Pm = ( W.v / 102 ) . (100 / ) dalam (KW)

Untuk menentukan motor yang sebenarnya, perlu memperhatikan kakas geser


yang berubah-ubah, kopel asut dan tegangan poros serta factor keselamatan dari
rancangan dan produksinya.

Contoh perhitungan ( mesin pengangkat kran / wins )


Mesin kran diperlukan untuk mngangkat obyek 4,5 Ton, dengan kecepatan 12
m/min, dan koefisien atau efisiensi 85%. Berapakah keluaran motor harus dipilih?
Penyelesaian
Berdasarkan Pm = ( W.v / 102 ). .(100 / ) dalam (KW)
Pm = ( 4,5.1000. (12 / 60) / 102 ) ( 100 /85 ) = 10,4 KW
Dengan memperhatikan beberapa factor motor dengan keluaran nominal 11 KW
dapat dipilih.

37
Perhitungan daya motor induksi untuk kran jalan atau troli jalan :
μ.W.v. 100
Pm = ------------------------ (Kwatt)
102 (η)
Dimana, μ = hambatan jalan (kg/ton), umumnya sekitar 25 – 30 kg/ton
v = kecepatan kran jalan (m/s)
W = berat angkat + berat troli + berat penumpu (girder) Kg
η = efisiensi mekanik (%)

2. Untuk menggerakan obyek horizontal


Bila suatu obyek w (kg) digerakan mendatar pada kecepatan v (m/s), dengan
memperhatikan koefisien geser , maka Pm adalah
Pm = 9,8 .W.v .103 . .(100 / ) ( KW ) atau
Pm = (.W.v / 102) .(100 / ) ( KW )

Sebagai contoh konveyer sabuk


Apabila koefisien geser (.) = C terdiri – dari
1. C1 = koefisien geser yang ditentukan oleh puli pembawa, berat sabuk, pembawa
bantalan puli per meter konveyer dalam keadaan tanpa beban ( hambatan
perjalanan ) (Kg.W/m)
2. C2 = Koefisien yang memberikan hambatan perjalanan karena beban
Nilai C1 dan C2 tergantung dari pembuatan dan perawatan, untuk bantalan bola
atau rol nilai C1 seperti pada table dibawah ini, dan C2 = 0,01 – 0,015.

Lebar sabuk (m) 0,3 0,4 0,5 0,6 0.8 1


C1 (kg.W/m ) 0,48 0,77 1,24 1,47 2,06 2,90
Table 6.1. Nilai C1 untuk bantalan rol

Untuk bantalan bola, nilai C1 dan C2 dua kali nilai bantalan rol.
Selain factor C ada factor lain yang mempengaruhi nilai Pm diantaranya :
Q = Kuantitas yang ditransportasi ( t/h )

38
L = Panjang sabuk konveyer ( m )
V = Kecepatan sabuk ( m / s )
 = Efisiensi mekanisme penggerak ( diluar efisiensi motor induksi ) pada
umumnya 60% - 85%.
Maka untuk perhitungan daya Pm pada konveyer sabuk sebagai berikut ini :
(C1.v.l. + C2.Q.l ) ( C1.v + C2.Q ) . 100. l
Pm = ------------------------- x 100 = --------------------------------- (KW)
102  102 

Contoh perhitungan
Pada suatu pabrik, menggunakan konvenyer sabuk dengan lebar sabuk 0,3 meter
dengan panjang sabuk 20 meter, kuantitas yang terbawa 1000 t/h dengan
kecepatan 30 m/min dan efisiensi mekanik 80%. Berapakah kapasitas daya motor
konveyor yang harus dipilih jika menggunakan bantalan rol?
Penyelesaian
Diket:
C1 = 0,48 kg.W/m (lihat table), C2 = 0,015 V = 30 m/min
Q = 1000 t/h,  = 80%, L = 20 m
(C1.V.l. + C2.Q.l ) ( 0,48x[30/60]x 20 + 0,015 x1000x20 )
Pm = ------------------------- x 100 = -------------------------------------------- (KW)
102  102x 80/100
Pm = 3,73 KW, maka daya motor yang harus dipilih 4 KW.

3. Beban cair
Bila obyek (air) dinaikan secara kontinu dari tingkat lebih rendah ke tingkat lebih
tinggi permukaan air dengan menggunakan pompa motor. Dengan
memperhatikan berat air dari 1 m3 adalah 1000 kg dan gravitasi sfesifik air = 1
(pada 40C). Untuk mengangkat obyek air pada kecepatan Q (m3/s) melawan
ketinggian H (m) = jarak vertical permukaan air rendah ke permukaan air teratas.

K. 1000 Q.H 100


Pm = ------------------------------- ( KW )
102 

39
Dimana,
K = Koefisien kesalahan dalam perencanaan dan pembuatan ( 1,1 – 1,2 )
Efisiensi pompa tergantung dari macam dan ukuran pompa, seperti pada table
berikut ini
Q (m3/min) 0,1 0,3 1,0 10 30 100
% 27 50 64 76 79 80

Table 6.2. Efisiensi pompa standar

Contoh perhitungan
Berapa besar daya motor yang harus dipilih bila diperlukan untuk menaikan air
melawan ketinggian 4 m pada kecepatan 10 m3/men ?
Penyelesaian
Dengan mnggunakan rumus diatas dan memperhatikan table diatas maka,
K. 1000 Q.H 100
Pm = ------------------------------- ( KW )
102 
(1,2). 1000 (10/60). 4 .100
Pm = ------------------------------- = 10,32 KW
102 (76)
Karena itu, pompa motor 11 KW dapat dipakai.

40
CONTOH PEMAKAIAN MOTOR INDUKSI

A. PENGHEMBUS UDARA
Penghembus udara dikelompokan menurut kenaiakan tekanan ketika menyedot
udara. Pada umumnya, penghembus udara dengan tekanan kurang dari 73,8
mmHg disebut kipas angin dan tekanan kerja 73,8 mmHg – 738 mmHg disebut
penghembus, serta tekanan kerja lebih dari 738 mmHg disebut Kompresor. Untuk
menghitung daya yang diperlukan motor diperlukan factor batas dan efisiensi
tekanan static ( ηs%) seperti table berikut ini.
Macam Efisiensi Factor batas
tekanan static ( ηs%) (K)
Kipas angin propeller 50 – 75 1,3
Kipas angin piring 30 – 50 1,5
Kipas angin sirokko 45 – 60 1,2 – 1,3
Kipas angin pelat 50 – 70 1,15 – 1,25
Kipas angin turbo 55 – 75 1,15 – 1,25
Penghembus turbo satu tingkat 60 – 80 1,1 – 1,2
Penghembus turbo tingkat jamak 50 – 70 1,1 – 1,2
Kompresor turbo 50 – 70 1,1 – 1,2

Bila udara mengalir Q (m3/menit) dan tekanan udara H (mmHg) maka keluaran
daya motor (Pm) dapat dihitung :
KWQH (13,55)
Pm = -------------------------
102 x 60
Dimana, W = kerapatan gas (kg/m3) dan 13,55 = gaya berat khusus Hg (150C)

Contoh soal
Suatu kipas angin propeller dengan tekanan udara 50 mmHg, udara mngalir 10
m3/menit bila kerapatan gas 10 kg/m3 efisiensi static 70% berapakah daya motor
induksi yang harus dipakai??

41
Penyelesaian.
Diket, H = 50 mmHg, Q = 10 m3/menit, W = 10 kg/m3 dan K = 1,3
KWQH (13,55) 1,3 . 10 . 10 . 50 (13,55)
Pm = -------------------- = ------------------------------ = 14,39 KW
102 x 60 102 . 60 .
Karena hal itu motor kapasitas 15 KW dapat digunakan.

B. ELEVATOR
Kecepatan elevator dikelompokan :
* Kecepatan rendah : 15, 20, 30, 45 m/min , penerapan untuk rumah sakit
* Kecepatan medium : 60, 75, 90, 105 m/min, penerapan gedung bertingkat
* Kecepatan tinggi : 120, 150, 180, 210, 240, 300 m/min, penerapan hotel,
gedung tingkat tingi

Macam motor elevator ac


- motor induksi rortor sangkar 3 fasa kecepatan tunggal
- motor induksi rortor sangkar 3 fasa kecepatan ganda
- motor induksi rotor belitan dupleks- kecepatan tunggal
- motor induksi rotor belitan dupleks- kecepatan ganda

Motor induksi rotor sangkar dengan kontriksi dua kumparan dirotor yaitu untuk
kecepatan tinggi dan kecepatan rendah, kebanyakan motor dibuat dengan 6 – 24
kutub. Pada umumnya motor yang banyak di gunakan keluaran kurang 7,5 kW,
keluaran nominal 30 menit – 1 jam kecepatan untuk elevator 30 – 60 m/menit.

Untuk perhitungan daya motor elevator :


KWFV/60 KFWV
Pm = ------------------- = ------------------ kW
102 η 6120.η

Dimana,

42
K = factor tepi (margin) Umumnya 1,3 – 1,5
F = factor imbang beban, umumnya 0,4 – 0,6
V = kecepatan (m/menit)
η = efisiensi mekanik yang di kelompokan menjadi
- tipe roda gigi, umumnya 40% – 60%
- tipe tanpa roda gigi, pada umumnya 80% - 85%

Untuk lebih jelas hal penggunaan motor listrik lihat buku no2 pada daftar pustaka

43
PELACAKAN GANGGUAN DAN PERBAIKAN PADA MOTOR INDUKSI

TUJUAN:
Melacak gangguan motor induksi sedemikian sehingga perbaikan akan lebih efisien.

PENYEBAB UTAMA GANGGUAN


Beban lebih motor, Hubung singkat, baut lepas, tegangan drop, debu dll

ALASAN PERLUNYA PELACAKAN GANGGUAN PADA MOTOR INDUKSI


Segera setelah motor di produksi, diharapkan dapat bekerja secara normal dengan
karakteristik yang telah ditetapkan. Sekalipun suatu motor telah terpilih dengan baik dan
dijalankan oleh oprator yang ahli, dalam pengawasan dan perawatan yang rutin, namun
gangguan yang tak terduga dapat saja terjadi.
Bila gangguan terjadi pada motor, karena itu perlu bagian motor yang rusak
secepatnya harus diganti atau harus diperbaiki, tergantung pada besar kecilnya gangguan
dan secara ekonomis.
LANGKAH PELACAKAN GANGGUAN MOTOR 3 PHASA
CEK SECARA UMUM
a. Cek sumber tegangan, apakah sumber tegangan normal?
Bila tegangan sumber jatuh 10% kopel asut akan berkurang 19% dan mungkin
motor tak dapat mengasut. Bila frekuensi bertambah 5% maka kopel asut
berkurang 10% dan ini mungkin motor tak dapat mengasut.
b. Periksa pengkawatan dan sumber daya (matikan dahulu pemutus daya (MCB)
untuk keselamatan kerja).
c. Periksa kemungkinan ada hubungan yang lepas dari terminal motor, apa semua
rangkaian normal???
d. Periksa bagian yang berhubungan dengan pengasut tegangan diturunkan ( misal
saklar Y-D, reaktor, atau transformator
e. Bila diduga ada hubungan lepas dalam kumparan motor, bongkarlah motor
dengan hati – hati dengan pita isolasi dan perhatikan hubungan kumparan.
f. Untuk jenis rotor belitan, periksa reostat, cincin slip dan hati – hati terhadap pegas
yang lepas atau rusak.

BILA SAKLAR DI “ON” KAN MOTOR BERBUNYI TAPI TIDAK


MENGASUT (diduga ada kontak antara stator dan rotor)
g. coba putar rotor motor dengan menggunakan tangan ke salah satu arah, jika tidak
mengasut juga, OFF kan sumber. Buka motor ganti bantalan atau klaher (bearing)
h. pastikan bila motor diputar tidak ada yang kontak langsung antara rotor dan stator.

BILA SAKLAR DI “ON” KAN MOTOR BERBUNYI TAPI TIDAK


MENGASUT (diduga ada salah satu fasa terlepas)
1. coba putar rotor motor dengan menggunakan tangan ke salah satu arah, jika
mengasut dan berputar hal ini motor bekerja seperti motor phasa tunggal,
sehingga bila diberikan beban tidak efisien (keluaran nominal berkurang).

44
2. Setelah mengetahui hal ini cek sumber tegangan masuk yang melewati MCB atau
Fuse, pastikan salah satu phasa terputus, pasang pengaman 1,5 x In motor.
3. Bersihkan dari debu yang nempel pada pengaman atau pengendali yang melewati
salah satu phasa tersebut.

MOTOR BERPUTAR BERBALIK PADA BEBAN NOL


i. untuk motor tiga fasa, tukarlah 2 kawat penghubung dari 3 kawat diterminal RST
j. untuk motor fasa tunggal (motor kapasitor), tukar polaritas kumparan asut

MOTOR MENGASUT TANPA BEBAN TAPI PUTARANNYA RENDAH


Bila motor beroperasi pada putaran rendah dan kecepatannya tidak bertambah
menjadi putaran yang ditentukan, pada umumnya disertai arus lebih dan bunyi
berisik, ini disebabkan seperti berikut ini:
k. stator kontak (terhubung) dengan rotor
l. celah udara stator rotor tidak seimbang (bantalan as rusak)
m. kumparan stator terhubung singkat diujung kumparan
n. kumparan stator sebagaian salah penyambungannya.
o. Pengasut bintang delta salah menghubungkannya

PERTIMBANGAN PELACAKAN LOKASI HUBUNG SINGKAT DALAM


KUMPARAN
1. Apabila suatu kumparan terdapat hubung singkat dalam alur, isolasi dari kawat
rusak atau kawat tertekuk ketika kumparan dimasukan dalam alur, air masuk
sehingga merusak isolasi
2. Ujung kumparan (bagian kumparan yang menonjol keluar alur) mungkin
terhubung singkat.
3. Kumparan terbumikan ke inti dalam alur.
4. Hubung singkat sering terjadi antara kawat penghubung dekat ujung kumparan.
5. Periksa hubungan kumparan

MOTOR TIBA TIBA MENURUN KECEPATANNYA BILA BEBAN


TERPASANG (MOTOR PANAS BERLEBIH)
a. Tegangan sumber rendah
b. Tegangan sumber tidak seimbang
c. Kapasitas transformator distribusi tidak cukup
d. Hantaran distribusi terlalu kecil menyebabkan jatuh tegangan
e. Untuk motor 3 phasa berjalan satu phasa
f. Beban terlalu berat
g. Kumparan terhubung singkat
h. Kumparan motor salah hubung
i. Untuk rotor belitan, kontak reostat asut antara cincin slip dan sikat rusak

LANGKAH PELACAKAN GANGGUAN MOTOR 1 PHASA


Bila terjadi gangguan dalam operasi beban nol motor induksi berbunyi tetapi tak
dapat mengasut dan tak dapat berputar pada salah satu arah (dipancing untuk distart)
disini sumber daya normal maka gangguan berikut dapat dipertimbangkan :

45
a. salah satu kumparan utama atau kumparan asut hubung terbuka (lepas)
b. kumparan asut terbakar atau terhubung singkat
c. salah satu kontak (salah hubung) dari kontak saklar sentri fugal
d. hubungan kumparan, saklar sentrifugal atau kapasitor, salah satu rusak.

MOTOR 1 PHASA TIDAK DAPAT MENGASUT DENGAN BEBAN


TERPASANG
a. turunnya sumber tegangan
b. bertambahnya frekwensi
c. berkurangnya kopel asut karena gangguan motor
d. kopel asut yang diperlukan kurang jika beban terpasang lebih besar

berikut ini rumus untuk mencari kapasitas kapasitor pada motor phasa tunggal.
𝑉
𝐶 = 1 = 2. 𝜋. 𝑓. 𝐼 (µF)
2𝜋𝑓.𝐼
Dimana, C = nilai kapasitor (µF),
I = arus nominal motor (A),
f = frekwensi sumber (50 Hz).

Karena di aplikasi kapasitas kapasitor ±10% dan adanya pengaruh umur motor maka
besarnya kapasitor mak bernilai 2C (dalam perhitungan diatas). Misal untuk motor
kapasitor dengan arus nominal In = 1 Amper, maka nilai kapasitor di pasang
maksimum 0,6 µF.

46
MESIN ARUS SEARAH (DC)

1. KONSTRUKSI MOTOR / GENERATOR DC

Antara motor arus searah dan generator arus searah tak ada perbedaan konstruksi. Pada
prinsipnya motor arus searah dapat dipakai sebagai generator arus searah dan sebaliknya
generator arus searah dapat digunakan sebagai sebagai motor arus searah. Dengan
sendirinya generator arus searah yang dimaksud generator arus searah tanpa penyearah
silicon atau dioda.

1.1. RANGKA
Rangka (frame atau yoke) mesin arus searah seperti mesin listrik lainnya, umumnya
mempunyai dua fungsi yaitu :

a. Merupakan sarana pendukung mekanis untuk mesin secara keseluruhan


b. Untuk membawa fluks magnetic yang dihasilkn kutub – kutub mesin.

Untuk mesin dengan kapasitas kecil, dimana pertimbangan harga lebih dominan
dari pada beratnya, biasanya rangka terbat dari besi tuang (cast iron), dan untuk motor
berkapasitas besar umumnya terbuat dari baja tuang (cast steel) atau baja lembaran
(rolled steel)

1.2. KUTUB
Magnet penguat atau magnet medan terdiri atas inti kutub dan sepatu kutub.
Adapun fungsi sepatu kutub adalah :

a. Menyebarkan fluks pada celah udara dan juga karena merupakan bidang lebar,
maka akan mengurangi reluktansi jalur magnet
b. Sebagai pendukung secara makanis untuk kumparan penguat atau kumparan
medan.

Inti kutub terbuat dari lebaran besi tuang atau baja tuang. Sepatu kutub dilaminasi
dan dibaut ke inti kutub. Kumparan penguat atau kumparan kutub terbuat dari kawat
tembaga yang dililit dengan ukuran tertentu.

Pada mesin – mesin kecil sering ditemui jumlah kutub Bantu tidak sama dengan
jumlah kutub utama, tetapi hanyalah setengahnya saja. Misalnya mesin dengan kutub
utama dua buah dan kutub bantunya hanya satu.

Pada mesin dengan kapasitas besar untuk mengatasi reaksi jangkar dengan lilitan
kompensasi. Lilitan kompensasi ini dipasang pada alur yang dibuat pada sepatu kutub
dari kutub utama.

47
1.3. KOMUTATOR DAN SIKAT
Komutator terbuat dari batang tembaga yang dikeraskan (dropforgeted), yang
diisolasi dengan bahan mika. Adapun fungsi komutator adalah untuk mengumpulkan
arus listrik dari konduktor jangkar dan menkonversikan menjadi arus searah melalui
sikat.
Sikat terbuat dari karbon, grafit, atau campuran karbon grafit, yang dilengkapi
dengan pegas penekan dan kotak sikatnya.

1.4. KUMPARAN JANGKAR


Umumnya kumparan jangkar (rotor) berbentuk seperti permata, adapun jumah
konduktor dalam kumparan jangkar tersebut
Z = 2CN
Dimana, C = jumlah kumparan pada rotor atau segmen komutator
N = jumlah lilitan setiap kumparan
Normalnya bentangan kumparan adalah 1800listrik, ini berarti ketika sisi kuparan
yang satu berada ditengah suatu kutub, sisi lainnya berada ditengah kutub yang
berbedapolaritasnya. Hubungan derajat listrik dan derajat mekanis

Өlistrik = (P/2) Өmekanis


Dengan, P = jumlah kutub

Macam kontruksi kumparan rotor ada 3


a. kumparan jerat (lap winding)
pada kumparan jerat, banyaknya jalur arus pararel sebanyak :
a = m.p
dimana, m = kelipatan kumparan, simpleks m = 1, dupleks m = 2 dst
p = jumlah kutub

Dengan banyaknya jalur arus pada kumparan jerat ini, maka pilihan pilihan yang tepat
di aplikasikan pada system tegangan rendah dengan arus tinggi, karena arusnya dapat
dibagikan oleh banyak jalur pararel. Kelemahan pada jenis ini pemanasan yang
berlebih.

b. kumparan gelombang (wave winding)


kumparan gelombang atau sering disebut kumparan seri, banyaknya jalur arus pararel
adalah
a = 2m
kuparan gelobang ini sangat cocok untuk mesin arus searah berteangan tinggi.

c. kumparan kaki katak (frog-lag winding)


Kumparan jenis ini merupakan perpaduan kumparan jerat dan gelombang, kumparan
gelombang pada jenis ini berfungsi sebagai penstabil arus (equalizer) kumparan jerat.
Adpun banyaknya jalur arus pararel adalah
a = 2 pm
dimana, m = kelipatan kumparan jerat dan p = jum;ah kutub

48
2. PRINSIP KERJA MESIN DC
Pada percobaan Maxwell bahwa bila arus listrik mengalir dalam kawat arahnya
menjauhi kita (maju), maka medan magnet yang terbentuk disekitar kawat arahnya
searah dengan putaran jarum jam, begitu pula sebaliknya. Prinsip dasar dari motor
arus searah adalah bila sebuah kawat berarus diletakan antara kutub magnet (U – S),
maka pada kawat itu akan bekerja suatu gaya yang menggerakan kawat itu. Arah
gerak kawat itu dapat ditentukan dengan kaidah tangan kiri. Perhatikan gambar
bagian a.

Kawat berputar
gaya

U U
S S
s

Medan
aru

magnet

arus
a b

Apabila tangan kiri terbuka diletakan diantara kutub U dan S, sehingga garis – garis
gaya magnet keluar dari kutub utara menembus telapak tangan kiri dan arus dalam
kawat mengalir searah dengan arah ke empat jari, maka kawat itu akan mendapat
gaya yang arahnya seseai arah ibu jari.

Jika sebuah belitan terletak dalam medan magnet homogen, maka karena kedua sisi
belitan mempunyai arus yang arahnya berlawanan sehingga arah gerakan kawat
seperti pada gambar bagian b.

3. JENIS MOTOR DC
Berdasarkan sumber arus penguat magnetnya dibedakan atas :
- Motor arus searah penguat terpisah dan
- Motor arus searah penguat sendiri

Berdasarkan hubungan lilitan dibedakan atas :


Motor seri, motor pararel (shunt) dan motor kompon

4. KARAKTERISTIK MOTOR ARUS SEARAH


e. motor shunt (pararel)
mempunyai kecepatan yang hamper konstan. Pada tegangan jepit (U) konstan,
motor shunt mempunyai putaran hamper konstan walaupun terjadi perubahan
beban. Perubahan kecepatan hanya sekitar 10%

49
f. motor seri
dapat memberi momen atau kopel yang besar pada waktu start dengan arus start
yang rendah. Juga dapat memberikan perubahan kecepatan / beban dengan arus
yang kecil dibandingkan motor type lain, tetapi kecepatan menjadi tinggi bila
beban rendah apalagi tanpa beban. Hal ini sangat berbahaya, motor akan capat
terbakar.
g. motor kompon
mempunyai sifat diantara motor seri dan shunt, tergantung mana yang kuat
lilitannya (kumparan seri atau shunt). Umumnya mempunyai momen start yang
besar, seperti motor seri dan perubahan kecepatan sekitar 25%.

5. MOTOR ARUS SEARAH MAGNET PERMANEN


Motor arus searah yang kutub-kutubnya terbuat dari magnet permanent. Pada dasarnya
motor jenis ini sama dengan motor arus searah pararel, kecuali motor jenis ini
mempunyai fluks yang tetap. Pada motor jenis ini tidak dapat menghasilkan kerapatan
fluks seperti pada medan penguat pararel, hingga kopel induksi per amper jangkar lebih
rendah. Selain itu dapat menyebabkan panas berlebih ketika terjadi beban lebih.

6. PENGEREMAN
Pengereman secara listrik dibedakan menjadi pengereman regeneratif, pengereman
dinamis, pengereman flugging

a. Pengereman regeneratif
Jika motor shunt berputar dan karena beban menyebabkan motor berputar melebihi
putaran tanpa beban ( kejadian ini misal pada kereta lokomotif saat menuruni gunung
terjal) maka ( E >V ) akan mengalir arus Ia negative mengalir ke jala – jala sumber. Hal
ini bekerjanya sebagai generator yang bekerja pararel terhadap jala – jala.

Untuk pengereman regeneratif motor seri, rangkaian serinya harus dirubah menjadi
rangkaian shunt dahulu dan bekerja sebagai motor shunt.

b.Pengereman dinamis
jika suatu motor berbeban berputar dan tiba – tiba rangkaian sumber diputus, maka motor
akan berubah menjadi generator dengan kecepatan rotor mengikuti beban. Tegangan
listrik yang dihasilkan motor sebagai generator dirubah menjadi panas, dengan tahanan
atau rheostat dirubah-rubah menjdi kecil hingga motor berhenti.

Pada motor seri, bila rangkaian jangkar dilepas, maka rangkaian penguatnya juga akan
terputus. Oleh karena itu belitan seri disertakan pada rangkaian jangkar.

c. Pengereman flugging
cara ini dilakukan dengan :
- memutar beban kea rah yang berlawanan
- putaran motor berubah, karena arus arah jangkar berubah. Cara ini dilakukan dengan
mengganti polaritas motor atau merubah arah medan penguat.

50
CONTOH PENGGUNAAN MOTOR DC
1. PENGATURAN KECEPATAN LOKOMOTIP

Pengaturan kecepatan lokomotip diesel elektrik dapat dilakukan dengan 3 cara :


1. Mengatur tegangan terminal (U)
2. Hubungan motor dc
3. Hubungan beban dan keadaan rel

1. Mengatur Tegangan Terminal (U)


Untuk mengatur kecepatan lokomotip dapat dilakukan dengan mengatur tegangan (U)
yang dibangkitkan oleh generator dengan cara sebagai berikut ini :
a. Dengan mengatur eksitasi atau penguat medan magnet (Rf)
Sesuai dengan persamaan : E = k. Φω, bila Rf ↓, maka Im ↑, menyebabkan Φ

maka tegangan keluaran yang dibangkitkan generator dapat diatur dengan mengatur
medan magnet generator (Rf).
b. Dengan mengatur putaran penggeraknya (Prime Over)
Dengan medan magnet dianggap konstan tegangan terminal generator dapat diatur
dengan mengatur putaran penggeraknya (mesin diesel), karena ω = 2 πf

c. Dengan mengatur medan magnet dan putaran motor penggeraknya.

2. Hubungan motor dc
Adapun rangkaian susunan motor dc pada lokomotip seperti gambar berikut ini

P1 P3 P5

M M M M M M
1 3 4 5 6
2

S5
S1 S3

RF Gdc FS2 FS4 FS5 FS6


FS1 FS3
RS RS RS RS RS RS

RL RL RL
RL RL RL

P2 P4 P6

KET : FS = saklar penguat medan, Rs = Tahanan seri, P = Sakalar pararel, S = Saklar seri
RL = Tahanan luar (reostat), dan Gdc = Generator dc

Kecepatan pada lokomotip diesel elektrik dapat dibagi dalam 5 tingkat kecepatan,
yaitu :

51
a. Kecepatan tingkat pertama
Dalam kecepatan tingkat pertama hubungan motor dc adalah 2 motor seri dan 3
motor pararel dengan penguat medan magnet penuh (saklar posisi S1, S3, S5 keadaan
ON) atau dapat di perjelas dengan memperhatikan gambar berikut ini

M M M
1 3 5

RS RS RS

M M M
2 4 6

RS RS RS

Dengan memperhatikan gambar diatas maka setiap motor dc (traksi) mendapat


setengah tegangan sumber, maka hal ini putaran motor dc akan lambat.
0,5E  Ia( Ra  Rs )
n.  .
K .fluks

b. Kecepatan tingkat ke dua


Pada kecepatan tingkat ke dua ini hubungan motor dc adalah 2 seri dan 3 motor dc
pararel dengan penguat medan magnet lemah (posisi S1, S3, S5, FS1, FS2, FS3, FS4,
FS5 dan FS6 pada posisi ON), atau dapat di perjelas dengan memperhatikan gambar
berikut ini

M M M
1 3 5

RS RL RS RL RS RL

M M M
2 4 6

RS RL RS RL RS RL

Pada keadaan ini lokomotip berjalan lebih cepat karena medan seri menjadi lemah
0,5E  Ia( Ra  Rs )
maka putaran motor lebih cepat. n.  .
K .fluks

52
c. Kecepatan tingkat ke tiga
Pada posisi ini 6 motor dc pararel dengan penguat medan magnet penuh (posisi P1,
P2, P3, P4, P5, dan P6 pada posisi ON), atau dapat di perjelas dengan memperhatikan
gambar berikut ini

M M M M M M
1 2 3 4 5 6

RS RS RS RS RS RS

Putaran pada kecepatan ke tiga ini lebih cepat lagi, karena semua motor mendapat
E  Ia( Ra  Rs )
sumber tegangan penuh. Sesuai n.  .
K .fluks
d. Kecepatan tingkat ke empat

M M M M M M
1 2 3 4 5 6

RL RL RL RL
RS RS RL RS RS RL RS RS

3. Hubungan beban
Kecepatan lokomotip juga dipengaruhi panjang kereta, semakin panjang kereta semakin
besar pula beban yang harus dibawa. Pada daerah datar kecepatan kereta lokomotip dapat
mencapai kecepatan tinggi, namun bila rel licin karena musim hujan, karenanya
kecepatan dikurangi.

2. PENGEREMAN LOKOMOTIP
Pengereman digunakan guna mempertahankan kecepatan jangan sampai over
speed pada daerah menuruni gunung dan guna segi keamanan. Pengereman lokomotip di
bedakan menjdi 2 macam yaitu system pengereman elektrik dan pengereman udara tekan
(mekanik).

53
a. Pengereman secara elektrik
Pengereman suatu motor listrik pada dasarnya merubah motor menjadi generator,
hal ini terjadi bila motor pada posisi masih berputar. Dengan demikian motor akan
menjdi generator dan membangkitkan tegangan dan di salurkan ke tahanan. Perhatikan
system pengereman seperti yang tampak pada gambar berikut ini.

S1 = on S2 = OFF S1 = OFF S2 = ON

M M
G G RL
RL

RS RS

S1 S1

Sebelum pengereman Sesudah pengereman

b. Pengereman secara mekanik


Pengereman dengan udara tekan dapat membantu meningkatkan daya pengeeman
secara listrik. Prinsip kerjanya adalah memberikan perlawanan gesekan, dengan jalan
menekan bidur abar (rem blok) pada roda.

54
Contoh soal UAS
Contoh perhitungan ( mesin pengangkat kran / wins )
Mesin kran diperlukan untuk mngangkat obyek 4,5 Ton, dengan kecepatan 12
m/min, dan koefisien atau efisiensi 85%. Berapakah keluaran motor harus dipilih?
Penyelesaian
Berdasarkan Pm = ( W.v / 102 ). .(100 / ) dalam (KW)
Pm = ( 4,5.1000. (12 / 60) / 102 ) ( 100 /85 ) = 10,4 KW
Dengan memperhatikan beberapa factor motor dengan keluaran nominal 11 KW
dapat dipilih.
Contoh perhitungan
Pada suatu pabrik, menggunakan konvenyer sabuk dengan lebar sabuk 0,3 meter
dengan panjang sabuk 20 meter, kuantitas yang terbawa 1000 t/h dengan
kecepatan 30 m/min dan efisiensi mekanik 80%. Berapakah kapasitas daya motor
konveyor yang harus dipilih jika menggunakan bantalan rol?
Penyelesaian
Diket:
C1 = 0,48 kg.W/m (lihat table), C2 = 0,015 V = 30 m/min
Q = 1000 t/h,  = 80%, L = 20 m

(C1.V.l. + C2.Q.l ) ( 0,48x[30/60]x 20 + 0,015 x1000x20 )


Pm = ------------------------- x 100 = -------------------------------------------- (KW)
102  102x 80/100
Pm = 3,73 KW, maka daya motor yang harus dipilih 4 KW.

Contoh perhitungan
Berapa besar daya motor yang harus dipilih bila diperlukan untuk menaikan air
melawan ketinggian 4 m pada kecepatan 10 m3/men ?
Penyelesaian
Dengan mnggunakan rumus diatas dan memperhatikan table diatas maka,
K. 1000 Q.H 100
Pm = ------------------------------- ( KW )
102 

55
(1,2). 1000 (10/60). 4 .100
Pm = ------------------------------- = 10,32 KW
102 (76)
Karena itu, pompa motor 11 KW dapat dipakai.

Contoh soal
Suatu kipas angin propeller dengan tekanan udara 50 mmHg, udara mngalir 10
m3/menit bila kerapatan gas 10 kg/m3 efisiensi static 70% berapakah daya motor
induksi yang harus dipakai??
Penyelesaian.
Diket, H = 50 mmHg, Q = 10 m3/menit, W = 10 kg/m3 dan K = 1,3
KWQH (13,55) 1,3 . 10 . 10 . 50 (13,55)
Pm = -------------------- = ------------------------------ = 14,39 KW
102 x 60 102 . 60 .
Karena hal itu motor kapasitas 15 KW dapat digunakan.

Contoh soal
Suatu rumah sakit merencanakan penggunaan elevator dengan kecepatan 15 m/min,
berat beban 5000 kg dan efisiensi mekanik dengan roda gigi. Berapakah daya motor
induksi yang harus dipakai??
Penyelesaian
Diket.
W = 5000 Kg
K = 1,4
F = factor imbang beban, umumnya 0,5
V = 15 m/menit
η = 50%
Jawab
KFWV 1,4. 0,5 . 5000 . 15
Pm = ------------------- = --------------------------- kW = 17,2 kW
6120.η 6120 . (50/100)
Dari hasil perhitungan maka kapasitas motor yang digunakan 17,5 kW atau 18 kW

56
CONTOH SOAL – SOAL

Contoh soal UAS 1( electric machinery fundamentals, Stephen JC hal


318)
Perhatikan rangkaian start motor shunt berikut ini

Rstart Ia
Ra = 0,05 Ohm IL

R1 R2 R3 Radj

Saklar (kontaktor)
DC
Rf Vt

Ea

Lf

Bila motor dengan 100 hp, 250 Vdc, 350 A, tahanan jangkar 0,05 Ω. Di
inginkan suatu rangkaian starter yang akan membatasi arus awal (start)
maximum, dengan saklar (kontaktor) yang akan mengatur arus atau tahanan
jangkar. Hitung dan jelaskan
a. langkah –lagkah pembatasan arus tersebut
b. Berapa Ohm tiap segment (bagian) resistor dan berapa tegangan awal
pada saat R1, R2, R3 tersebut?

Penyelesaian
a. Menentukan langkah – langkah yang diperlukan untuk melindungi motor
sbb :
1. menentukan resistansi total Rtot = Ra + Rstart ketika Ea = 0
2. menentukan perbandingan resistansi total saat awal (start) sampai
oprasi normal dengan membagi resistansi total dengan Ra
Rtot
Starting Resistance Ratio (SRR) = --------
Ra

57
3. menentukan perbandingan arus awal (start) maksimum dengan
minimum (starting Current Ratio, CR)
4. menentuakan perbandingan resistansi start dengan arus start

permasalahan dalam hal ini, resistansi maksimum (Rtot) yang diperlukan


untuk membatasi arus start sampai 700 A ( 2x In ). Karena itu resistansi
maksimum
Rtot = Vt / Imak
Rtot = 250 V / 700 A = 0,357 Ω
Rtot 0,357 Ω
Starting Resistance Ratio (SRR) = -------- = --------------- = 7,14
Ra 0,05 Ω
Arus start maksimum = 700 A dan arus start minimum = 350 A
CR = 700 / 350 = 2
Perbandingan resistansi start dengan arus start
n = 7,14 / 2 = 3,57

b. rangkaian jangkar Ra, dan resistansi start R1, R2, R3 pada keadaan awal Ea
= 0 V, dan Ia start 700 A. maka :
Vt = 250 V, Ia = 700 A, Rtot = Ra + R1 + R2 + R3 = 0,357 Ω
Tegangan dalam motor pada saat arus nominal
Ea = Vt – Ia Rtot
Ea = 250 V – (350 A) (0,357 Ω) = 125 V
Karena tahanan start menggunakan 3 buah saklar maka bila saklar
(kontaktor) tidak menggunakan R1 maka saat pergantian saklar tsb arus start
ke 700 A (kembali ke arus asut awal)
Vt – Ea 250 – 125
Ra + R2 + R3 = -------------- = ---------------- = 0,1786 Ω
Ia mak 700

Pada saat menggunakan Rtot = 0,1786 Ω maka tegangan dalam motor


Ea = Vt – Ia Rtot
Ea = 250 V – (350 A) (0,1786 Ω) = 187,5 V

Setelah beberapa detik saklar bertukar (tidak menggunakan R1, R2), maka
Vt – Ea 250 – 187,5
Ra + R3 = -------------- = ---------------- = 0,0893 Ω
Ia mak 700

58
Pada saat ini tegangan dalam motor menjadi
Ea = Vt – Ia Rtot
Ea = 250 V – (350 A) (0,0893 Ω) = 218,75 V

Sekarang saklar berganti lagi hanya menggunakan Ra sendiri, yang


membatasi arus sebesar :
Vt – Ea 250 V – 218,75 V
Ia = ----------- = -------------------- = 625 Amper
Ra 0,05 Ω

Setelah itu kecepatan motor akan naik dengan sendirinya.

Adapun perhitungan masing – masing resistor adalah sbb :


R3 = 0,0893 Ω – 0,05 Ω = 0,0393 Ω
R2 = 0,1786 Ω - 0,0893 Ω – 0,05 Ω = 0,0393 Ω
R1 = 0,357 Ω - 0,0893 Ω – 0,0393 Ω - 0,05 Ω = 0,178 Ω

59
MATERI TAMBAHAN

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA

TUJUAN :

Menjelaskan dan mengetahui karakteristik dari setiap komponen elektronika baik


yang termasuk komponen pasif maupun komponen aktif. Mengetahui cara
menentukan atau menghitung besarnya nilai dari suatu jenis komponen
elektronika.

1. Komponen Pasif
Komponen pasif adalah komponen elektronika yang dalam
pengoperasiannya tidak memerlukan sumber tegangan atau sumber arus
tersendiri.
Adapun yang termasuk komponen pasif antara lain :
1.1.RESISTOR
Resistor adalah suatu komponen elektronika yang fungsinya untuk
menghambat arus listrik.
Resistor dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1.1.1. Resistor Tetap
Resistor tetap adalah resistor yang memiliki nilai hambatan yang tetap. Resistor
memiliki batas kemampuan daya misalnya : 1/16 watt, 1/8 watt, ¼ watt, ½ watt
dsb. Artinya resitor hanya dapat dioperasikan dengan daya maksimal sesuai
dengan
kemampuan dayanya.
Simbol Resistor Tetap :

Gambar 1. Contoh Resistor

Nilai diatas 100 ohm, ditunjukkan tiga buah digit diikuti oleh digit ke empat yang
menyatakan
banyaknya nol yang mengikutinya. Untuk nilai-nilai dibawah 100 ohm huruf R
menyatakan

60
titik desimal dengan semua digit signifikan. Sesudah kode nilai, ditambahkan sebuah
huruf
untuk menyatakan toleransi :
F = ±1%, G = ±2%, J = ±5%, K = ±10%, M = ±20%

Untuk mengetahui nilai hambatan suatu resistor dapat dilihat atau dibaca dari
warna yang tertera pada bagian luar badan resistor tersebut yang berupa gelang
warna.

61
Keterangan untuk 4 band :
- Gelang ke-1 dan ke-2 menyatakan angka dari resistor tersebut.
- Gelang ke-3 menyatakan faktor pengali (banyaknya nol).
- Gelang ke-4 menyatakan toleransi.

Misalnya :
Resistor dengan warna : merah hitam kuning perak
Maka nilainya : 2 0 104 10% = 200 Kohm dengan toleransi 10%
Range hambatan resistor tersebut adalah
= 200.000 10%
= 10% x 200.000 = 20.000 Ohm
= 200.000 – 20.000 sampai 200.000 + 20.000
= 180.000 sampai 220.000 Ohm.

62
1.1.2. Resistor Variable (tidak tetap)
Ialah resistor yang nilai hambatannya atau resistansinya dapat diubah-ubah.
Jenisnya antara lain : hambatan geser, trimpot dan potensiometer. Yang banyak
digunakan ialah trimpot dan potensimeter.
a. Potensiometer
Resistor yang nilai resistansinya dapat diubah-ubah dengan memutar poros yang
telah tersedia. Potensiometer pada dasarnya sama dengan trimpot secara
fungsional.
Simbol Potensiometer :

b. Trimpot
Resistor yang nilai resistansinya dapat diubah-ubah dengan cara memutar
porosnya dengan menggunakan obeng. Untuk mengetahui nilai hambatan dari
suatu trimpot dapat dilihat dari angka yang tercantum pada badan trimpot
tersebut.
Simbol Trimpot :

1.2.KAPASITOR
Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan dan
melepaskan
muatan listrik atau energi listrik. Kemampuan untuk menyimpan muatan listrik
pada
kapasitor disebut dengan kapasitansi atau kapasitas. Seperti halnya hambatan,
kapasitor
dapat dibagi menjadi :

1.2.1. Kapasitor Tetap


Kapasitor tetap merupakan kapasitor yang mempunyai nilai kapasitas yang tetap.
Kapasitor dapat dibedakan dari bahan yang digunakan sebagai lapisan diantara
lempeng-lempeng logam yang disebut dielektrikum. Dielektrikum tersebut dapat
berupa keramik, mika, mylar, kertas, polyester ataupun film. Pada umumnya

63
kapasitor yanng terbuat dari bahan diatas nilainya kurang dari 1 mikrofarad
(1F).
Satuan kapasitor adalah Farad, dimana 1 farad = 103 mF = 106 F = 109 nF =1012
pF.

Untuk mengetahui besarnya nilai kapasitas atau kapasitansi pada kapasitor


dapat dibaca melalui kode angka pada badan kapasitor tersebut yang terdiri dari
3 angka.
Angka pertama dan kedua menunjukkan angkaatau nilai, angka ketiga
menunjukkan faktor pengali atau jumlah nol, dan satuan yang digunakan ialah
pikofarad (pF).
Contoh :
Pada badan kapasitor tertulis angka 103 artinya nilai kapasitas dari kapasitor
tersebut adalah 10x103 pF = 10 x 1000 pF = 10nF = 0,01 F.
Kapasitor tetap yang memiliki nilai lebih dari atau sama dengan 1F adalah
kapasitor elektrolit (elco). Kapasitor ini memiliki polaritas (memiliki kutub positif
dan kutub negatif) dan biasa disebutkan tegangan kerjanya. Misalnya : 100F 16
V artinya elco memiliki kapasitas 100F dan tegangan kerjanya tidak boleh
melebihi 16 volt.
Simbol Elco :

1.2.2. Kapasitor Tidak Tetap


Kapasitor tidak tetap adalah kapasitor yang memiliki nilai kapasitansi atau
kapasitas yang dapat diubah-ubah. Kapasitor ini terdiri dari :
a. Kapasitor Trimer
Kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diubah-ubah dengan cara memutar
porosnya dengan obeng.

64
b. Variabel Capasitor (Varco)
Kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diubah-ubah dengan memutar poros
yang tersedia. (bentuk menyerupai potensiometer)
Simbol Varco :

2. KOMPONEN AKTIF
Komponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya
memerlukan sumber arus atau sumber tegangan tersendiri. Yang termasuk
komponen aktif antara lain :

2.1. Dioda

2.1.TRANSISTOR
Transistor memiliki dua jenis yaitu: Transistor Bipolar dan Transistor Unipolar.
Transistor Bipolar adalah transistor yang memiliki dua persambungan kutub
(seperti pada gambar 1).
Transistor Unipolar adalah transistor yang hanya memiliki satu buah
persambungan kutub
(seperti pada gambar 2).
Transistor biasa terdiri dari 3 buah kaki yang masing-masing diberi nama: emitor,
basis dan kolektor.
Transistor bipolar dapat diibaratkan dengan dua buah dioda yang tergambar
pada gambar 1.
Simbol Transistor :

65
1.3.DIODA (PN Junction)
Dioda merupakan suatu semikonduktor yang hanya dapat menghantar arus listrik
dan tegangan pada satu arah saja. Bahan pokok untuk pembuatan dioda adalah
Germanium (Ge) dan Silikon/Silsilum (Si). Dioda terdiri dari :

1.3.1. Dioda Kontak Titik


Dioda ini dipergunakan untuk mengubah frekuensi tinggi menjadi frekuensi
rendah.
Contoh tipe dari dioda ini misalnya; OA 70, OA 90 dan 1N 60.
Simbol Dioda Kontak Titik :

1.3.2. Dioda Hubungan


Dioda ini dapat mengalirkan arus atau tegangan yang besar hanya satu arah.
Dioda ini biasa digunakan untuk menyearahkan arus dan tegangan.
Dioda ini memiliki tegangan maksimal dan arus maksimal, misalnya Dioda tipe
1N4001 ada 2 jenis yaitu yang berkapasitas 1A/50V dan 1A/100V.
Simbol dioda hubungan sama dengan simbol dioda kontak titik.
1.3.3. Dioda Zener
Dioda Zener adalah dioda yang bekerja pada daerah breakdown atau pada
daerah
kerja reverse bias. Dioda ini banyak digunakan untuk pembatas tegangan.
Tipe dari dioda zener dibedakan oleh tegangan pembatasnya. Misalnya 12 V, ini
berarti dioda zener dapat membatasi tegangan yang lebih besar dari 12 V atau
menjadi 12 V.

Simbol Dioda Zener :

66
1.3.4. Dioda Pemancar Cahaya (LED)
LED adalah kepanjangan dari Light Emitting Diode (Dioda Pemancar Cahaya).
Dioda ini akan mengeluarkan cahaya bila diberi tegangan sebesar 1,8 V dengan
arus 1,5 mA. LED banyak digunakan sebagai lampu indikator dan peraga
(display).

Simbol LED :

1.4. RELAY
Relay adalah saklar (switch) elektrik yang bekerja berdasarkan medan magnet.
Relay
terdiri dari suatu lilitan dan switch mekanik. Switch mekanik akan bergerak jika
ada arus
listrik yang mengalir melalui lilitan.
Susunan kontak pada relay adalah:
Normally Open : Relay akan menutup bila dialiri arus listrik.
Normally Close : Relay akan membuka bila dialiri arus listrik.
Changeover : Relay ini memiliki kontak tengah yang akan melepaskan diri dan
membuat kontak lainnya berhubungan.
Simbol Relay :

Gambar

67
DAFTAR PUSTAKA
1. B.L. Teraja, a text-book of technology in s.i System of unit, publication division

of NIRJA CONSTRUCTRION & DEVELOPMENT CO.(P) ltd, new delhi 1994.

2. MAGARISAWA MABUCHI SOELAIMAN Prof. Ts. Mhd.: MESIN TAK

SEREMPAK DALAM PRAKTEK, 1984.

3. Mochtar wijaya, ST, DASAR – DASAR MESIN LISTRIK, penerbit djambatan

2001.

4. A. E. Fitzgerald, alih bahasa oleh Joko Achyanto, MSC. EE, MESIN-MESIN

LISTRIK, edisi empat erlangga, 1997.

5. Zuhal, prof, DASAR TEKNIK TENAGA LISTRIK DN ELEKTRONIKA DAYA,

penerbit PT Gramedia Jakarta, 1992.

68

Anda mungkin juga menyukai