1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum “Pengujian Tarik” yaitu:
1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip pengujian tarik uniaksial.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan beban (load) - pertambahan panjang
(extension) dan hubungan Tegangan (stress) - regangan (strain).
3. Mahasiswa dapat mengevaluasi kekuatan tarik ultimate (ultimate tensile strength),
kekuatan yield (yield strength), % perpanjangan (elongation), regangan patah
(fracture strain), rasio Poisson, dan modulus elastisitas dari material uji tarik yang
dibebani uniaksial.
4. Mahasiswa dapat menjelaskan karakteristik deformasi dan karakteristik patah
material yang berbeda.
BAB 2 DASAR TEORI
2.6 Elastisitas
Setiap material memiliki jenis dan tingkat elastisitas yang berbeda. Tingkat
elastisitas tersebut akan mempengaruhi kekuatan pada material. Semakin besar tingkat
elastisitas yang dimiliki oleh material, maka semakin kuat pula material tersebut. Menurut
Souisa (2011), elastisitas adalah sifat benda yang berdeformasi untuk sementara, tanpa
perubahan yang permanen, yaitu sifat untuk melawan deformasi yang terjadi. Sebuah
benda dikatakan elastik sempurna jika setelah gaya penyebab perubahan bentuk
dihilangkan benda akan kembali ke bentuk semula. Sedangkan Menurut Rimpung, et al.
(2017), elastisitas yaitu; Jika batang ditarik dan mengalami regangan tetapi bila beban
dihilangkan batang kembali seperti semula, maka hal ini dikatakan.
2.7 Kekuatan Ultimate (Ultimate Strength) dan Kekuatan Yield (Yield Strength)
Kekuatan maksimum atau kekuatan tarik adalah tegangan maksimum yang dapat
dicapai pada diagram tegangan regangan. Menurut Rimpung, et al. (2017), ultimate
tensile strength (kekuatan tarik ultimate) adalah tegangan nominal maksimum yang
dapat ditahan oleh batang uji sebelum patah disebut tegangan tarik, yaitu merupakan
perbandingan antara beban maksimum yang dicapai selama percobaan tarik dan
penampang mula-mula. Pengujian tarik pada umumnya menghasilkan parameter
kekuatan tarik (ultimate strength) maupun kekuatan yield (yield strength). Kekuatan yield
yield (yield strength) merupakan titik yang menunjukan perubahan deformasi elastis ke
plastis (Wulur, et al. 2019). Menurut Sari (2010), tegangan pada titik yield didefinisikan
sebagai tegangan pada kurva stress-strain dimana terjadi penambahan renggangan
tanpa ada pertambhan tegangan. Titik yield dapat ditentukan mudah pada kurva,
biasanya kemiringan kurva adalah nol (dσ/dε = 0).
Menyimpan Data
Hasil
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Grafik
0.4
Stress
0.3
0.2
0.1
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
Strain
50
40
Load
30
20
10
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Defor
b. % Elongation
L1−L 0
= ×100%
L0
107 mm−100 mm
= ×100%
100 mm
=7%
c. % Reduction
A 1−A 0
= ×100%
A0
= 122,65623 mm2
d. Modulus Young
Y 2−Y 1
=
λ 1−λ 2
0,520805−0,002283
=
0,0489110−0,0000568
= 0,4696678
e. Yield Strength
Py
Ϭy =
A0
64,2
=
122,65625
f. Ultimate Strength
P max
Ϭu =
A0
64,2
=
122,65625
= 0,52341401277388535
4.3 Analisa Data
Sebelum melakukan pengujian kuat tarik, dilakukan perhitungan dimensi pada besi,
yaitu; diameter awal dan panjang awal dari besi. Sehingga dari hasil perhitungan, maka
diketahui diameter awal besi sebesar 12,5 mm dan panjang awal besi sebesar 100 mm.
Hasil perhitungan tersebut akan digunakan pada pengujian tarik pada benda uji.
4.4 Analisa Grafik
Pada praktikum yang telah dilakukan, didapat 2 (dua) buah grafik yakni hubungan
strain-stress dan hubungan deformasi-load.
a. Hubungan strain-stress
Pada grafik hubungan strain-stress, terdapat 4 fase pada baja sebelum
mengalami patah. Fase pertama yaitu fase elastis, dimana pada fase ini besi sebagai
benda uji mengalami kenaikan regangan dan tegangan sehingga membentuk garis
lurus (linier) keatas pada grafik hingga sampai pada titik luluhnya. Yang kedua yaitu
fase yield, dimana besi sebagai benda uji mengalami pertambahan regangan tanpa
pertambahan tegangan. Pada fase ketiga yaitu fase strain hardening, dimana pada fase
ini terjadi pertambahan tegangan pada besi seiring adanya pertambahan regangan
hingga sampai pada kuat tarik maksimum yang dimiliki besi tersebut. Dan yang terakhir
yaitu fase necking, dimana pada fase ini terjadi penurunan dari nilai tegangan seiring
bertambahnya regangan dan pada akhirnya terjadi fracture (bahan uji patah).
b. Hubungan Deformasi-Load
Pada grafik hubungan deformasi-gaya, terdapat 2 fase. Fase pertama adalah fase
dimana bahan uji diberi gaya berupa gaya tarik. Dalam fase tersebut, bahan uji yang
diberi gaya akan mengalami peningkatan pada deformasi. Dan pada fase kedua, dimana
deformasi pada benda uji terus meningkat dan telah mencapai titik deformasi maksimum,
sehingga benda uji akan mengalami fracture.
5.1 Kesimpulan
Kualitas suatu bahan dapat diketahui melalui pemberian gaya pada benda tersebut,
salah satunya yaitu gaya tarik dengan melakukan pengujian tarik. Dalam pengujian kuat
tarik, material yang digunakan yaitu baja ST41 dan akan diuji menggunakan bantuan alat uji
tarik yaitu, universal testing machine (UTM). Dalam pengujian kekuatan tarik, material baja
akan melewati beberapa vase hingga akhirnya mengalami patah. Dengan melakukan
pengujian tarik tersebut, maka dapat diketahui kekuatan tarik dan nilai tegangan-regangan
suatu bahan. Sehingga dapat diketahui kualitas suatu bahan dan kekuatan yang dimiliki
material tersebut, yang nantinya dapat dimanfaatkan secara maksimal sesuai dengan
kebutuhan yang ada.
Huerta, E., Conora, J. E., Olivia, A. I. 2010. Universal Testing Machine For Mechanical
Properties Of Thin Materials. Revista Mexicana De Fisica. 56(4): 317-322.
Kurniawan, A. S., Solichin., Puspitasari, Rr. P. 2014. Analisa Kukuatan Tarik Dan Struktur Mikro
Pada Baja St.41 Akibat Perbedaan Ayunan Elektroda Pengelasan SMAW. Jurnal Teknik
Mesin. (2): 1-12.
Lestari, L. N., Sitorus, M. S., Lie, H. A., Tudjono, S. 2018. Analisa Eksperimental Dampak
Perbedaan ASTM dan SNI terhadap Pengujian Tarik Baja Tulangan. Konferensi Nasional
Teknik Sipil 12. 1-7.
Margareta, M., Qofi, F., Soejitno. 2019. Analisa Kekuatan Tarik dan Cacat Pengelasan Butt Join
dengan pengelasan SMAW Posisi 3G Vertical Up dan Vertical Down Material Baja ASTM
A36. Seminar Nasional Kelautan XIV. 37-43.
Muchiar., Mahmud, K. 2016. Penelitian Terhadap Deformasi Pada Paduan Aluminium Tipe
A5083P-O Dengan Teknik Interferometri Optik. Jurnal Teknologi. 8(2): 81-84.
Nofri, M., Taryana, A. 2017. Analisis Sifat Mekanik Baja SKD 61 Dengan Baja ST 41 Dilakukan
Hardening Dengan Variasi Temperatur. BINA TEKNIKA. 13(2): 188- 199.
Pranata, Y. A., Suryoatmono, B. 2014. Kekuatan Tekan Sejajar Serat dan Tegak Lurus Serat
Kayu Ulin (Eusideroxylon Zwageri). Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil.
21(1): 13-22.
Regar, R. G., Sumajouw M. D. J., Dapas, S. O. 2014. Nilai Kuat Tarik Belah Beton Dengan
Variasi Ukuran Dimensi Benda Uji. Jurnal Sipil Statik. 2(5): 269-276.
Rimpung, I. K., Pujihadi, I. G. O. 2017. Analisis Perubahan Kekuatan Tarik Baja (St.42) Dengan
Perlakuan Panas 800o c. Jurnal Logic. 17(2): 98-103.
Rizkiani, N. 2019. Analisis Tegangan Regangan Pada Kolom Menggunakan Software Abaqus
Cae V6.14 Pada Struktur Bangunan Hotel Ibis Style 14 Lantai Wilayah Gempa 4.
[Skripsi]. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Rohmawati, P. A., Yushardi., Gani, A. A. 2017. Karakteristik Sifat Mekanik Bahan Komposit
Ramah Lingkungan Hasil Sintesis Dari Lidah Mertua (Sanseviera Trifasciata) Dan
Selulosa Bakteri. Jurnal Pembelajaran fisika. 6(4): 364-370.
Salindeho, R. D., Soukotta, J., Poeng, R. 2013. Pemodelan Pengujian Tarik Untuk Menganalisis
Sifat Mekanik Material. Jurnal Online Porors Teknik Mesin. 2(2): 1-11.
Sari, K., Satoto, R. 2010. Analisis Korelasi Kondisi Pembuatan Film Tipis Polipropilen (PP) Dan
Sifat-Sifat Mekaniknya Dengan Metode Uji Tarik. Berkala Fisika. 13(2): C27-C38.
Seng, A. 2018. Analisis Sifat Mekanis Baja Karbon akibat Pembebanan Dinamis. [Skripsi].
Ternate: Universitas Khairun.
Simbeye, D. S. 2016. Computerized Measurement and Control System of the Universal Testing
Machine Based On Virtual Instruments. Journal of Information Sciences and Computing
Technologies.(JISCT). 5(2): 456-465.
Souisa, M. 2011. Analisis Modulus Elastisitas Dan Angka Poisson Bahan Dengan Uji Tarik.
Jurnal Barekeng. 5(2): 9-14.
Wullur, C. W., Andriyono. 2019. Analisis Perbandingan Kekuatan Tarik Roller Chain (Suzuki
Geuine Parts) Dan (Indoparts) Satria FU 150. MUSTEK ANIM HA. 8(2): 132-140.
Zuchry, M. 2011. Pengaruh Suhu Karburasi Dan Waktu Tahan Terhadap Kekuatan Tarik Baja
Karbon Dengan Variasi Media Pendingin. Jurnal SMARTek. 9(2): 122-127.
LAMPIRAN
ACC DHP