UJI BENDING
OLEH
KELOMPOK : 28
2007
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Banyak struktur dan mesin memiliki komponen yang harus menahan beban yang
menyebabkan bending (tekukan). Setelah proses bending terjadi biasanya diikuti
oleh direct stress, transverse shear, dan torsional shear. Pada percobaan kali ini,
akan dilihat sifat material yang mengalami bending akibat pembebanan 3 sumbu
(3 aksial stress).
2. Tujuan Praktikum
P 2/3L P
½L 1/3 L
Rax Rax
M
Ray A B A B
Rby Ray Rby
Diagram Gaya Geser
1/2P
P
-1/2P 1/3 L
½L L -P 2/3 L
½L L 1/3 L 2/3 L L
Diagram momen lentur yang terjadi di setiap penampang melintang dan diagram
gaya geser transversal ditunjukkan pada gambar di atas.
Pada pembebanan di daerah elastis, momen lentur tersebut menyebabkan
timbulnya tegangan pada penampang melintang sebesar :
M B c
σ =
I
dimana σ = tegangan normal
MB = momen lentur di penampang melintang yang ditinjau
C = jarak dari sumbu netral ke elemen yang ditinjau
I = momen inersia penampang
α
δ
Dengan menggunakan hubungan
P
gradient = tan θ =
48 EI
tan θ =
L3
L3 tan
E=
48 I
Maka nilai E dapat diperoleh.
BAB III
DATA PERCOBAAN
Material = ST 37
Kekuatan lentur material = MPa
Dimensi specimen
- panjang (l) = 322.2 mm
- lebar (b) = 19 mm
- tebal (h) = 19 mm
Jarak tumpuan (L) = 150 mm
Kekerasan sebelum diberi beban = 32.17 HRA
Kekerasan setelah diberi beban = 31 HRA
Beban maksimum pada daerah elastis = 32500 N
Uji bending dapat dilakukan pada benda yang mengalami deformasi plastis. Uji
bending dilakukan dengan memberikan pembebanan pada spesimen sampai
patah. Namun, pada pengujian kali ini hal tersebut tidak dilakukan.
Pada bending plastis, sentroid berada di tengah benda dengan daerah tekanan
dan daerah tarikan memiliki luas area yang sama besar. Sedangkan pada
bending plastis, sentroid turun ke bawah sehingga daerah tekanan memiliki luas
area yang lebih kecil dari daerah tarikan.
Uji bending lebih baik dilakukan dengan menggunakan metode four point
bending karena pada four point bending momen lentur terjadi pada bidang
sedangkan pada three point bending momen lenturnya terjadi pada titik,
sehingga distribusi tegangan pada four point bending lebih merata dan lebih
mudah diamati.
Harga modulus elastisitas dari suatu material dapat ditentukan dengan melihat
kemiringan linear kurva beban terhadap defleksi. Harga elastisitas hanya berlaku
pada daerah elastis suatu material.
Pada percobaan kali ini, uji keras diberikan pada specimen sebelum dilakukan uji
bending, agar didapatkan perbandingan kekerasan awal material sebelum
dilakukan uji bending dengan kekerasan akhir material setelah dilakukan uji
bending. Seharusnya setelah dilakukan uji bending material akan lebih keras,
namun dari data yang didapatkan material justru lebih keras sebelum dilakukan
uji bending (HR = 32.17) dibanding setelah dilakukan uji keras pada material (HR
= 31). Hal ini dapat terjadi karena adanya kesalahan pada uji keras yang
dilakukan. Identor pada uji keras tidak dibebankan pada bagian spesimen yang
benar.
Terdapat karat pada spesimen uji bending yang melapisi sebagian besar
permukaan specimen yang digunakan. Adanya karat ini mengindikasikan bahwa
telah terjadi reaksi kimia pada permukaan specimen yang berarti ikatan antar
atom pada material telah mengalami perubahan. Hal ini mengakibatkan adanya
perubahan energi ikat antar atom yang tentu saja mempengaruhi modulus
elastisitas dari material tersebut. Energi ikat menjadi lebih kecil sehingga
modulusnya pun semakin kecil.
Perbedaan harga modulus elastisitas ini juga bisa disebabkan karena kesalahan
prosedur dalam praktikum (misalnya peletakkan spesimen yang tidak tepat
ditengah atau penempatan diameter specimen yang kurang tepat). Hal-hal lain
yang juga dapat mempengaruhi adalah kesalahan dalam membaca nilai pada
dial serta proses pembacaan nilai yang dilakukan secara manual sehingga
memungkinkan adanya jeda waktu antara pembacaan nilai beban dengan nilai
defleksi yang dicatat. Hal ini berakibat pada nilai tan α dari kurva yang dibuat
yang dapat mempengaruhi nilai E melalui perhitungan.
PERTANYAAN SETELAH PRAKTIKUM
1. Buat kurva dari data P – dari uji lentur, dengan menggunakan persamaan
garis regresi linier
Jawab:
8000
7000
y = 27283x - 438.92
6000
5000
Beban(N)
4000
3000
2000
1000
0
-1000 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
Defleksi(mm)
P P 48EI
tan θ = =
PL3
48 EI
27283 =
L3
27283.(150) 3 .12
E =
48.19.(19) 3
E = 176,64 Gpa
3. Tuliskan harga Modulus Elastisitas yang diperoleh dari literature!
Jawab:
Berdasarkan literatur harga modulus elastisitas (E) material untuk steel
(baja) ST-37 sebesar 207 GPa.
Pada praktikum uji bending kemarin, terdapat karat yang melapisi sebagian
besar permukaan specimen uji yang digunakan. Adanya karat ini
mengindikasikan bahwa telah terjadi reaksi kimia pada permukaan
specimen yang berarti ikatan antar atom pada material telah mengalami
perubahan. Hal ini mengakibatkan adanya perubahan energi ikat antar
atom yang tentu saja mempengaruhi modulus elastisitas dari material
tersebut. Energi ikat menjadi lebih kecil sehingga modulusnya pun semakin
kecil.
3 point bending
Setimbang :
F x 0
F Y 0
FA + FB – P = 0
FA + FB = P
M A 0
1
L( P) L( FB ) 0
2
1
L(P) = L( FB )
2
1
FB = P
2
1
FA = P
2
M A 0
M – v (x) = 0
L
M = v (x), misalkan x
2
P L PL
M =
2 2 4
PL h
M B c
)( )(
3 2 2 PL
3
I bh bh 3
( )
12
4 point bending
Setimbang :
F 0
x
F 0
Y
FA + FB – 2P = 0
FA + FB = 2P
M A 0
1 2
L( P) L( P) L( FB ) 0
3 3
L(P) = L( FB )
FB = P
FA = P
L
0 x
3
F Y 0
FA v P
M A 0
M – v (x) = 0
L
M = v (x), misalkan x
3
L
M=P
3
PL h
M c
( )( )
B 3 2 2 PL
I bh 3 bh 3
( )
12
BAB V
KESIMPULAN