oleh:
P
Nilai merupakan gradien dari persamaan linear kurva beban –
δ
P
defleksi pada daerah elastis. Penghitungan nilai dibatasi pada daerah
δ
elastis dikarenakan modulus elastisitas hanya berlaku pada daerah elastis.
Defleksi x
Beban (N)
10-2(mm)
1000 10
2000 15
3000 20
4000 25
5000 28
6000 32
7000 36
8000 40
9000 45
10000 48
11000 52
12000 56
13000 60
14000 66
15000 76
16000 170
10000
8000
6000
4000
2000
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
Defleksi 10-2 (mm)
P L3
E=
48 δ I
Dimana :
δ = defleksi (m)
P
Nilai merupakan gradien dari persamaan linear kurva beban –
δ
P
defleksi pada daerah elastis. Penghitungan nilai dibatasi pada
δ
daerah elastis dikarenakan modulus elastisitas hanya berlaku pada
daerah elastis. Untuk daerah elastis, didapat kurva sebagai berikut :
8000
6000
4000
2000
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Defleksi 10-2 (mm)
y = 230,42x - 1355
P
dimana 230,42 adalah gradien garis tersebut, atau . Karena satuan
δ
P
defleksi pada persamaan diatas dalam mm, maka nilai adalah
δ
230420 dalam satuan m.
P
=230420 00 N /m
δ
P L3
Lalu, substitusikan semua nilai yang ada pada persamaan : E=
48 δ I
230420 00 x 0,153
E=
0,01900 x 0,019003
(
48 x
12 )
E=1 49 ,183 x 10 9 Pa
PL h
σ=
( 4 )( 2 )
b h3
( )
12
Dimana :
P = beban yang bekerja (N)
L = panjang spesimen (m)
b = lebar spesimen (m)
h = tebal spesimen (m)
5.1 Kesimpulan
1. Nilai Modulus Elastisitas Baja ST-37 yang didapatkan adalah 149,183
GPa.
2. Nilai Flekxural Strength Baja ST-37 yang didapatkan adalah 0,997 GPa.
5.2 Saran
Sebaiknya metode yang digunakan pada pengujian ini yaitu four point
bending agar hasil yang didapatkan lebih akurat. Selain itu, spesimen yang
digunakan sebaiknya material yang getas yang lebih cocok untuk uji bending ini.
DAFTAR PUSTAKA
Jawab =
1. Uji lentur tidak cocok untuk menentukan Modulus Elastisitas material ulet
karena pada pengujian ini dilakukan pembebanan secara terus menerus. Oleh
karenanya, sulit untuk melihat batas antara daerah elastis dan plastis (yield
strength) ketika awal mula proses bending terjadi. Seperti yang diketahui,
material ulet mampu menahan beban dengan mengalami deformasi plastis
bila dikenai beban bending. Sedangkan untuk material getas, karena material
ini cenderung akan langsung patah (mengalami deformasi plastis yang sangat
kecil) ketika sudah melewati daerah elastis (untuk menuju daerah plastis),
maka akan lebih mudah untuk menentukan modulus elastisitasnya.
2. Melalui pengujian bending ini, diketahui kalau modulus elastisitas (E) dan
flexural strength dari spesimen baja ST-37 berturut-turut adalah 1,49183GPa
dan 0,997 GPa. Sementara, dari referensi diketahui kalau modulus elastisitas
(E) dan flexural strength dari spesimen yang sama berturut-turut adalah 200
GPa dan 0,426 GPa. Terdapat perbedaan ketika membandingkan nilai-nilai
yang diperoleh dari pengujian dengan referensi. Adanya perbedaan tersebut
disebabkan karena metoda pengujian yang belum tentu sama. Diketahui kalau
pengujian ini menggunakan metode 3 point bending, yang hasilnya dapat
berbeda bila dilakukan kembali pengujian dengan 4 point bending. Selain itu,
kesalahan dalam meletakkan beban P (yang tidak tepat pada bagian tengah
spesimen), ketika membaca defleksi dan beban, atau saat mengukur dimensi
dari spesimen baja ST-37 turut menyebabkan adanya perbedaan antara nilai
yang didapat pada pengujian dengan referensi. Selain itu, uji lentur ini tidak
cocok pada material yang ulet, sehingga dapat menimbulkan penyimpangan
(error) yang cukup besar dari nilai sebenarnya.
3. Pada pengujian ini, terjadi peningkatan kekerasan pada bagian spesimen yang
terkena beban. Sebelum pengujian, harga kekerasan untuk spesimen ini
adalah 66,8 HRB . Namun setelah pengujian, harga kekerasannya bertambah
menjadi 83,6 HRB. Adapun peningkatan harga kekerasan disebabkan karena
adanya fenomena strain hardening pada material tersebut.