LAPORAN PRAKTIKUM
TKI 238 – Praktikum Pengetahuan Material
1
Gambar 2.1. Bentuk Spesimen Uji Tarik (www.twi-global.com)
Hubungan antara tegangan dan regangan sebagai hasil dari uji tarik
secara umum digambarkan dalam suatu diagram yang disebut diagram
tegangan-regangan sebagai berikut.
𝐹
Tegangan Teknis 𝜎𝐸 = [MPa]
𝐴0
∆𝐿 𝑚𝑚
Regangan Teknis 𝜀𝐸 = × 100% [𝑚𝑚%]
𝐿0
Keterangan:
F : Gaya tarik [N]
A0 : Luas penampang awal [mm2]
∆𝐿 : Perubahan panjang [mm]
𝐿0 : Panjang awal [mm]
2
Pada awal penarikan, antara tegangan dan regangan memiliki hubungan
linier. Daerah OA disebut daerah elastis, yaitu bila spesimen diberi beban
akan bertambah panjang dan apabila beban dihilangkan maka spesimen akan
kembali ke bentuk semula, fenomena tersebut dikenal sebagai deformasi
elastis. Hubungan antara tegangan dan regangan di daerah elastic dinyatakan
dalam Hukum Hooke.
Keterangan:
𝜎 : Tegangan [MPa]
𝑚𝑚
𝜀 : Regangan [𝑚𝑚]
3
offset yang digunakan sebesar 0.2% atau 0.5% dari gauge length disesuaikan
dengan objektif pengujian.
Gambar 2.3. Jenis Yielding (a) Continuous Yelding, (b) Discontinuous Yielding
(Callister, 2001)
4
𝐹
Tegangan Sebenarnya 𝜎𝑇 = = 𝜎𝐸 (1 + 𝜀𝐸 ) [MPa]
𝐴𝑖
𝐿 𝑚𝑚
Regangan Sebenarnya 𝜀𝑇 = 𝑙𝑛 𝐿 𝑖 = (1 + 𝜀𝐸 ) [𝑚𝑚]
0
Keterangan:
Ai : Luas penampang per kondisi penarikan [mm2]
Li : Panjang per kondisi penarikan [mm]
L0 : Panjang awal [mm]
5
Permukaan patahan logam dibagi menjadi dua jenis, yaitu patah ulet dan
patah getas (ductile and brittle fracture). Pembagian ini didasarkan pada
kemampuan logam untuk mengalami deformasi plastis. Patah ulet biasanya
ditunjukkan dengan munculnya bentuk cup and cone yang menunjukkan
terjadinya deformasi plastis yang besar. Sedangkan patah getas mengalami
retakan yang terjadi sangat singkat diikuti deformasi plastis yang sedikit.
Gambar 2.6. Jenis Patahan (a) Patah Ulet, (b) Patah Getas (Callister,
2001).
6
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Ukur panjang spesimen dan catat pada lembar data.
b. Ukur panjang awal (gauge length, Lo).
c. Ukur diameter/tebal spesimen.
d. Dokumentasikan benda uji.
e. Letakan spesimen pada tempatnya di mesin uji tarik, mengencangkan
gripper agar tidak terjadi slip. Menentukan beban uniaksial yang pertama
harus diberikan dan melakukan penarikan sampai spesimen patah.
f. Satukan patahan dari spesimen uji dan mengukur panjang akhir (Lf),
diameter/tebal akhir spesimen.
g. Analisis permukaan patahan dari spesimen menggunakan stereo
mikroskop.
7
yang digeser karena gaya tersebut, akan bergeser kembali dan bentuk
benda menjadi seperti semula. Sedangkan pada deformasi plastis, atom-
atom yang bergeser melebihi ambang batas kestabilan yang membuat atom
tersebut melebar/memanjang. Kasus ini dikarenakan suatu benda
dikenakan gaya yang besar sehingga suatu bentuk benda tidak akan
kembali kebentuk semula lagi.
8
menghasilkan suatu kurva regangan dan tegangan yang akan diketahui
hasil dari seberapa panjang regangan yang dihasilkan sampai logam
tersebut patah.
Dikarenakan perumusan dari regangan berbanding terbalik dengan
panjang awal (gauge length), sehingga jika gauge length memiliki angka
yang besar maka nilai regangan akan semakin kecil dan material tersebut
akan lembek. Dan jika gauge length memiliki jarak yang pendek, maka
hasil dari regangan akan semakin besar dan material tersebut akan lebih
keras dan ulet.
5. Jelaskan mengapa nilai kekuatan tarik dan kekuatan luluh penting untuk
ditentukan dalam bidang teknik!
Jawab:
Kekuatan tarik dan kekuatan luluh penting karena dapat mengetahui
batas – batasan kemampuan suatu material pada batasan yield strenght,
necking, dan fracture. Sehingga dalam bidang teknik biasanya
dipergunakan dalam bidang keselamatan / safety product (bagaimana
suatu mesin dapat menjamin keamanannya), contohnya mesin gondola
pengangkut barang, mesin tersebut seharusnya sudah dicek kondisi
material pada kabel logam yang nantinya akan menerima berat dari beban
gondola tersebut. Sehingga dalam hal ini, dapat menentukan batasan
maximum-minimum suatu berat yang diperbolehkan dan tidak
diperbolehkan.
9
untuk menetapkan tegangan maksimum yang dapat diberikan kepada material
hingga material mulai mengalami necking yang kemudian menyebabkan material
putus. Hal tersebut dapat terlihat pada lift, dimana pada lift terdapat beban
maksimum yang dapat ditampung sebagai beban maksimum yang masih dalam
batas aman, apabila beban yang ditampung melebihi kapasitas maksimum yang
telah ditetapkan, maka dapat menyebabkan kabel penghubung pada lift akan
mengalami pengecilan penampang setempat kemudian secara perlahan kabel akan
putus.
10
VI. LEMBAR DATA, PERHITUNGAN DAN ANALISIS
VI.1 Lembar Data
(Terlampir).
VI.2. PERHITUNGAN
600
500
N/mm2
400
Stress
300
Regangan
200
100
0
-5 0 5 10 15 20 25 30 35
Strain (%)
Perhitungan regangan :
11
L 0,6075
𝜀𝑇 = x100% = x100% = 1,125 mm
L0 50
VI.3. ANALISIS
Pada pengujian praktikum kali ini, praktikan melakukan pengukuran
untuk mengetahui panjang awal dari sebuah spesimen yang nantinya akan
mengalami pengujian tarik untuk menentukan kekuatan dan keuletan pada
spesimen tersebut. Untuk pengujian tarik tersebut menggunakan alat yang
12
dinamakan Hung TA HV9501 yang dengan menggunakan bantuan komputer
sehingga mendapatkan hasil – hasil uji keregangan dan keuletan.
Untuk hasil yang didaptkan logam menghasilkan patahan yang
permukaan logamnya menjadi berbentuk cup and cone, yang berarti jenis
logam berifat ulet dan keras.
Pada hasil grafik tegangan – regangan dapat dilihat bahwa garis pada
grafik dari awal tidak langsung dalam keadaan naik, tetapi grafik
menunjukan ada sedikit garis datar kekanan lalu grafik tersebut naik.
Keadaan tersebut dikarenakan alat grip yang dipasang pada kedua sisi
spesimen pada awal penarikan harus mencocokan cengkramannya terlebih
dahulu, sehingga adanya gaya tarik terlebih dahulu pada pegangan yang
mengakibatkan pertambahan panjang pada spesimen.
Pada grafik kurva yang telah dihasilkan, dapat terlihat beberapa
daerah yang didapat pada grafik kurva tegangan-regangan tersebut
diantaranya pada kondisi pertama, perpotongan antara garis batas
maksimum elastis dengan kurva yang merupakan daerah elastis yang
memungkinkan suatu spesimen dapat kembali kebentuk awalnya. Setelah
melewati batas yield strength nya daerah kedua merupakan daerah
deformasi plastis yang homogen, karena belum adanya pengecilan diameter
pada medium spesimen. Pada daerah yang ketiga merupakan daerah
deformasi plastis yang non homogen yaitu awal dari necking yang artinya
tidak ada massa yang diekspansi lagi maka gaya tarik yang diterima diambil
dari luasnya, sehingga adanya perubahan luas penampang sampai akhirnya
spesimen akan putus.
Pada hasil pengujian tarik ini mendapatkan nilai hasil dari kurva
regangan-tegangan teknis teoritis memiliki perbedaan nilai kekuatan tarik
terhadap kurva pada praktikum. Ini dikarenakan pada perhitungan teoritis uji
kekuatan tarik tidak terdapat faktor perhitungan luas penampang, tetapi
perhitungan hanya menggunakan nilai perubahan panjang. Sedangkan pada
kurva praktikum meperhitungakan diameter luas penampang spesimen
tersebut. Perbedaan ini sangat penting, karena luas permukaan juga
menetukan keuletan tidaknya suatu spesimen yang mengalami suatu beban.
13
Jika suatu spesimen memiliki luas permukaan yang luas, akan semakin ulet
karena besarnya gaya yang diserap akan masuk kedalam atom-atom tersebut
dan akan terjadi pemaksaan pengurangan medium suatu spesimen. Dan jika
luas penampang suatu spesimen kecil, akan semakin cepat putus karena cepat
habisnya medium spesimen.
VII. 3. KESIMPULAN
Dalam pengujian uji tarik penting bagi suatu material untuk mengetahui
nilai deformasi plastis homogen, dan deformasi plastis non homogen.
Suatu material ulet apabila luas kurva pada pengujian regangan-tegangan
memiliki luas yang besar.
Terdapat keuntungan dan kerugian suatu material yang memiliki tingkat
karbon yang tinggi dan yang rendah. Pada material dengan karbon tinggi,
memiliki struktur yang kuat namun jika diberi beban besar akan langsung
patah. Pada material dengan intensitas karbon yang kecil, jika diberi
beban yang besar belum terjadinya patahan, namun kekurangannya yaitu
material tersebut jika dikenakan beban terus menerus bisa terjadi
kebengkokkan.
Lebih akuratnya penggambaran kurva grafik pada komputer
dibandingkan perhitungan manual
14
IX. LAMPIRAN
15