‘‘UJI TARIK’’
KELOMPOK 4
KELAS B
Regangan patah adalah salah satu ukuran dari keuletan bahan. Hal ini
diperoleh dari perpanjangan sampai material patah. Hal ini dapat dituliskan
dalam formula seperti berikut.
Lf −Li
∈f =
¿
% elogasi = ∈f
A i− A F
% RA = 100
Ai
Pada pembebanan tertentu dimana hokum hooke tidak mulai garis itu
mulai melengkung dan deformasi elastis terjadi. Bila mana beban dinaikan
akan terjadi deformasi permanen cukup kuat. Gejala ini disertai oleh proses
mengukur seperti pada grafik 2.1. Kadang kala gejala ulur ini tampak pada
pengujian tarik seperti yang di perlihatkan pada gambar 2.2. Deformasi
permanen akan terjadi kalo beban di naikan sampai di atas R.
P
S=
A0
L−L0
e=
L0
σ
∈=
e
Dari ukuran uji tarik yang di peroleh dari hasil pengujian akan di
dapatkan beberapa sifa mekanik yang di memiliki oleh beban uji. Sifat-sifat
tersebut antara lain :
1. Kekuatan tarik
2. Kekuatan luluh dari material
3. Keuletan dari material
4. Kelentingan dari suatu material
5. Ketangguhan
6. Modulus elastis dari material
Py
Y X=
A0
P(Offet)
So =
A0
Cara yang baik untuk mengamati kekuatan luluh off set adalah
setelah benda uji diberi pembebanan hingga 0,2% kekuatan luluh
offset dan kemudian pada saat beban ditiadakan maka benda
ujinya akan bertambah panjang 0,1 sampai dengan 0,2%, lebih
panjang daripada saat dalam keadaan diam. Tegangan offsetdi
Britania Raya sering dinyatakan sebagai tegangan uji (proff stress),
di mana harga ofsetnya 0,1% atau 0,5%. Kekuatan luluh yang
diperoleh dengan metode ofset biasanya dipergunakan untuk
perancangan dan keperluan spesifikasi, karena metode tersebut terhindar
dari kesukaran dalam pengukuran batas elastik atau batas
proporsional.
2.2.3. Pengukuran Keliatan (keuletan)
Keuleten adalah kemampuan suatu bahan sewaktu menahan
beban pada saat diberikan penetrasi dan akan kembali ke baentuk
semula.Secara umum pengukuran keuletan dilakukan untuk memenuhi
kepentingan tiga buah hal. Antara lain :
1. Untuk menunjukan elongasi di mana suatu logam dapat
berdeformasi tanpa terjadi patah dalam suatu proses suatu
pembentukan logam, misalnya pengerolan dan ekstrusi.
2. Untuk memberi petunjuk secara umum kepada perancang
mengenai kemampuan logam untuk mengalir secara pelastis sebelum
patah.
3. Sebagai petunjuk adanya perubahan permukaan kemurnian
atau kondisi pengolahan.
2.2.4. Kelentingan (resilience)
Kelentingan adalah kemampuan suatu bahan untuk
menyerap energi pada waktu berdeformasi secara elastis dan kembali
kebentuk awal apabila bebannya dihilangkan. Kelentingan biasanya
dinyatakan sebagai modulus kelentingan, yakni energi regangan
tiap satuan volumeyang dibutuhkan untuk menekan bahan dari
tegangan nol hingga tegangan luluh σ 0 Energi regangan tiap satuan
volume untuk beban tarik satu sumbu adalah.
1
U 0= σx ex
2
2
1 1 S0 S0
U S = S0 e 0 = =
2 2 E 2E
σ
M 0=
ε
Dimana : ε = Regangan
σ =¿ Tegangan
- Modulus resitenci
Kemampuan suatu material enyerap energi ketika deformasi
elastis dan kemmalii ketika beban dilepaskan diisebut resilence.
Modulus reesilence ini merupakan luas daerah dibawa kurva
stress-strain yang masi megalami deformasi elastis
Tabel 1 Harga modulus elastisitas pada berbagai suhu
S 0 +S u
U T ≈ Su e f atau U T = ef
2
2
U T = Su e f
3