PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu logam mempunyai sifat-sifat dan karakteristik yang berbeda-beda. Salah
satu yang penting dari sifat itu adalah sifat mekanik suatu material . Sifat
mekanik terdiri dari keuletan, kekerasan, kekuatan dan ketangguhan. Sifat
mekanik dapat dijadikan pertimbangan untuk melakukan proses selanjutnya
terhadap suatu material, contohnya untuk dilakukan proses permesinan. Untuk
mengetahui sifat mekanik suatu material harus dilakukan pengujian pada
material tersebut. Salah satu pengujian yang dilakukan adalah pengujian tarik.
Pada pembuatan suatu mesin dibutuhkan material dengan sifat-sifat khusus
pada setiap bagiannya. Sebagai contoh untuk membuat poros diperlukan
material yang kuat.
Pengujian ini dimaksudkan agar kita dapat mengetahui seberapa sifat mekanik
dari suatu material, sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya. Uji
tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu
material dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu. Hasil yang
didapatkan dari pengujian tarik sangat penting untuk rekayasa teknik dan
desain karena menghasilkan data kekuatan material. Pengujian uji tarik
digunakan untuk mengukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang
diberikan secara lambat. Sifat mekanik yang dapat diketahui adalah kekuatan
tarik, keuletan material modulus elastisitas dan ketangguhan material tersebut.
Nilai kekuatan dan elastisitas dapat dilihat dari kurva uji tarik.
Pengujian tarik sering digunakan untuk melengkapi informasi rancangan dasar
kekuatan suatu bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan.
Karena dengan pengujian tarik dapat diukur ketahanan suatu material terhadap
gaya statis yang diberikan secara perlahan. Pengujian tarik ini merupakan salah
satu pengujian yang penting yang penting untuk dilakukan karena dengan
pengujian ini dapat memberikan berbagai informasi mengenai sifat-sifat logam.
Dalam bidang industri diperlukan pengujian tarik ini untuk mempertimbangkan
faktor mekanis yang tercakup dalam proses perlakuan terhadap logam, untuk
memenuhi proses selanjutnya.
Oleh karena pentingnya pengujian tarik ini, kita sebagai mahasiswa teknik
mesin hendaknya mengetahui mengenai pengujian ini. Dengan pengujian ini
kita dapat mengetahui kekuatan tarik, kekuatan luluh, keuletan, modulus
elastisitas, ketangguhan dan lain-lain. Dengan mengetahui parameter-parameter
tersebut maka kita dapat data dasar mengenai kekuatan suatu material.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum pengujian tarik ini adalah sebagai berikut:
1. Praktikan dapat mengetahui kekuatan luluh, kekuatan tarik, modulus
elastisitas dan regangan material yang diuji.
2. Praktikan dapat mengetahui fenomena dan karakteristik dari sifat mekanik
material dibawah beban tarik.
3. Praktikan dapat mengetahui titik luluh, titik tarik maksimum, titik putus, dan
untuk mengetahui karakter bahan dari material yang akan di uji.
4. Praktikan mampu mengerti dan dapat menggunakan alat uji tarik dengan
baik.
dengan kekuatan
tarik
penghabisan (ultimate
tensile
selalu menerima gaya dalam jumlah besar, meski benda tersebut tidak
bergerak. Kekuatan tarik juga digunakan dalam mengetahui jenis bahan yang
belum
diketahui, misal
Pada uji tarik kedua ujung benda uji dijepit, salah satu ujung dihubungkan
dengan perangkat pengukur beban dari mesin uji dan ujung lainya dihubungkan
ke perangkat peregang. Regangan diterapkan melalui kepala silang yang
digerakkan motor dan elongasi benda uji ditunjukkan dengan pergerakkan
relative dari benda uji. Beban yang diperlukan untuk menghasilkan regangan
tersebut ditentukan dari defleksi suatu balok atau proving ring, yang diukur
dengan menggunakan metode hidrolik, optik dan elektromekanik. Cara terakhir
ini dengan sendirinya, mudah disesuaikan dengan sistem untuk mncatat
ortografik dari kurva beban-elongasi.
9K
3 K +
...
E
2 ( l2 v )
E
2 ( l +v )
...
(2)
(3)
Dimana: E = Modulus Young
K= Modulus Curah
= Modulus Geser
v = Rasio Poisson
l = Panjang
terlokalisir, dan menjadi indikator yang lebih baik dibandingkan regangan saat
putus terhadap panjang ukur. (R. E. Smallman,1995)
diukur pertambahan
panjangnya.
Data
yang
didapat
berupa
nilai ini. Dalam praktek, biasanya batas proporsional sama dengan batas elastis.
Setiap penambahan tegangan akan diikuti dengan penambahan regangan
secara proporsional dalam hubungan linier sebagai berikut.
C. Elastisitas dan Plastisitas Logam
Bila logam dipengaruhi oleh suatu gaya, maka akan berubah bentuknya,
yang berarti logam telah mengalami suatu deformasi. Bila gaya yang bekerja
pada logam tersebut dihilangkan, ada logam yang kembali ke bentuk atau
dimensi semula (recoverable), yang disebut dengan deformasi elastis. Ada
juga
logam
yang
tidak kembali
ke
bentuk
atau
dimensi
semula
Gambar 2.4. Daerah elastis dan plastis pada logam serta titik patah dan batas
elastisitas pada logam (Arifien, 2011)
D. Batas Elastis (Elastic Limit)
Daerah elastis adalah daerah dimana bahan akan kembali kepanjang semula
bila tegangan luar dihilangkan. Daerah proporsional merupakan daerah elastis
ini. Selanjutnya bila bahan terus diberi tegangan (deformasi dari luar)
maka batas elastic akan terlampaui pada akhirnya sehingga bahan tidak akan
kembali kepada ukuran semula. Dengan kata lain dapat didefinisikan
bahwa batas elastis merupakan suatu titik dimana tegangan yang diberikan
akan
menyebabkan terjadinya
deformasi
permanen
(plastis)
pertama
oksigen. Interaksi
memperlihatkan
batas
10
dalam penggunaan
terjadinya
perpatahan
(fracture).
Nilai
kekuatan
tarik
awal
Ao.
Pada bahan
ulet
tegangan
masksimum
11
tegangan
maksimumnya.
12
F. Keuletan (Ductility)
Keuletan merupakan suatu sifat yang menggambarkan kemampuan logam
menahan deformasi hingga terjadinya perpatahan atau keuletan bahan juga
dapat dinyatakan sebagai energi yang diserap oleh bahan tersebut sampai
pada titik patah, yaitu merupakan luas bidang di bawah kurva teganganregangan. Sifat ini, dalam beberapa tingkatan, harus dimiliki oleh bahan bila
ingin dibentuk
(forming) melalui
proses
rolling,
bending,
stretching,
13
H. Hukum Hooke
Pada pengujian tarik tidak lepas dari hokum Hooke yaitu Untuk hampir semua
logam, pada tahap sangat awal dari uji tarik, hubungan antara beban atau gaya
yang diberikan berbanding lurus dengan perubahan panjang bahan tersebut. Ini
14
disebut daerah linier atau linear zone. Di daerah ini, kurva pertambahan
panjang vs beban mengikuti aturan Hooke yang berbunyi rasio tegangan
(stress) dan regangan (strain) adalah konstan Stress adalah beban dibagi
dengan luas penampang bahan dan strain adalah pertimbangan panjang dibagi
panjang awal bahan. Hubungan antara stress dan strain dirumuskan:
E = / .....(5)
Dimana: E = Modulus Elastisitas
= Tegangan
= Regangan
15
16
17
3. Stabilizer
18
Auto
Manual
Power
Emergency
Down
Pump
Up
Return
5. Komputer
19
.
Gambar 3.6. Komputer
B. Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan yang dilakukan dalam praktikum ini adalah
sebagai berikut:
1. Menghidupkan mesin
2. Menekan tombol power pada panel kontrol
3. Memanaskan mesin selama 15 menit
4. Melakukan kalibrasi meja
5. Menstabilkan garis merah ke ujung tanda
6. Menekan tombol up untuk mengkalibrasi meja
7. Menyeting speed control posisi 0 (nol)
8. Memasang spesimen
9. Menekan tombol down sampai batas cengkraman pada benda
10. Mengencangkan cengkraman bawah
11. Melakukan uji tarik dengan menambah speed pada panel kontrol
12. Menambah kecepatan speed control secara kontinu
13. Menambah kecepatan sampai spesimen terputus
14. Mengembalikan speed control pada kecepatan 0 (nol) setelah spesimen
terputus
15. Melepaskan spesimen
16. Menekan return untuk mengembalikan meja seperti semula
IV . HASIL DAN PEMBAHASAN
20
A. Hasil
Adapun hasil dari praktikum uji tarik adalah sebagai berikut:
1. Data sebelum pengujian
Tabel 4.1. Ukuran spesimen sebelum diuji
Panjang
lo
D1
D2
D3
D rata-rata
234 mm
43 mm
7,75 mm
7,65 mm
7,65 mm
7,68 mm
243 mm
52 mm
6,7 mm
5,4 mm
6,8 mm
6,05 mm
21
B. Pembahasan
Pengujian tarik dilakukan menggunakan seperangkat alat yang disebut UTM
(Universal Testing Machine). UTM terdiri dari beberapa alat yaitu mesin uji
tarik, stabilizer, komputer dan penel kontrol. Pada pengujian tarik ini
digunakan standar ASTM E-08. Sebelum melakukan praktikum, praktikan
mempersiapkan alat dan bahan. Pada praktikum kali ini spesimen yang
digunakan berupa baja karbon. Langkah pertama adalah menghidupkan mesin
uji tarik dan memanaskannya selama 15 menit. Kemudian mengkalibrasi meja
dan menstabilkan garis merah ke ujung tanda. Langkah selanjutnya memasang
spesimen pada mesin uji tarik. Tambahkan kecepatan secara kontinu sampai
22
spesimen putus. Catat data hasil percobaan. Setelah itu kembalikan kecepatan
pada posisi nol. Kemudian lepaskan spesimen dan tekan tombol return.
Setelah melakukan percobaan kita akan memperoleh data berupa tegangan ()
dan regangan (). Tegangan adalah besarnya gaya yang diterima oleh spesimen
dibagi dengan luas penampang spesimen. Regangan adalah perbandingan
antara selisih panjang terhadap panjang awal spesimen. Pada percobaan kali ini
titik luluh (yield) tegangan yang diperoleh sebesar
regangan sebesar 0,14. Titik ultimate tegangan yang diperoleh sebesar 13,62
N/mm2 dan regangan sebesar 0,348. Titik putus (Break) tegangan yang
diperoleh sebesar 10,47 N/mm2 dan regangan sebesar 0,511.
Dari grafik yang didapat kita dapat mengetahui proses uji tarik yang telah
dilakukan. Spesimen akan mengalami pertambahan panjang dan akan kembali
ke ukuran semula jika gaya tarik yang diberikan tidak melebihi 350 N.
Pertambahan panjang maksimum yang dapat dicapai spesimen agar dapat
kembali ke ukuran semula yitu 6 mm. Hal ini dikarenakan spesimen belum
terdeformasi secara plastis dan belum melewati yield point. Saat grafik telah
melewati yield point maka spesimen akan terdeformasi secara plastis dan tidak
akan kembali ke ukuran semula. Hal itu akan terjadi hingga akan tercapainya
tegangan tarik maksimum yaitu titik dimana akan mulai terbentuknya necking.
Saat necking terjadi maka tegangan tarik akan mengalami penurunan hingga
akan putus pada break point. Spesimen akan menciut (necking) jika diberikan
gaya sebesar 480 N atau lebih, sampai akhirnya putus (break).
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan ada beberapa faktor yang
memengaruhi percobaan uji tarik antara lain yaitu faktor manusia, faktor
mesin/alat uji, faktor spesimen uji. Faktor manusia merupakan faktor yang
sangat penting hal ini disebabkan ketelitian setiap individu dalam melakukan
pengamatan berbeda-beda sesuai kadar kemampuan individu manusia itu
23
sendiri. Faktor yang tidak kalah penting ialah faktor mesin/alat uji hal ini
disebakan rusaknya sebuah mesin/alat yang digunakan dalam pengujian
berpengaruh terhadap hasil/nilai yang akan diukur. Faktor spesimen uji
merupakan salah satu faktor yang memengaruhi proses pengujian sebab
campuran/komposisi dari material/spesimen uji memengaruhi seberapa kuat
spesimen tersebut faktor ini juga yang memengaruhi spesimen cepat atau
tidaknya spesimen tersebut putus.
Pengujian tarik memiliki beberapa fungsi yaitu, uji tarik dapat mengetahui nilai
tegangan-regangan dari spesimen yang diuji, mengetahui kekuatan dari
material/spesimen yang diuji, mengetahui nilai modulus elastisitas dari
spesimen yang diuji. Secara garis besar uji tarik berfungsi untuk mengetahui
sifat mekanis suatu material, sehingga dapat diketahui material yang cocok
digunakan untuk merancang sesuatu.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Adapun simpulan dari praktikum uji tarik ini adalah sebagai berikut:
1. Pada hasil praktikum didapatkan titik yield pada tegangan sebesar 7,533
N/mm2 dan regangan sebesar 0,14.
2. Pada hasil praktikum didapatkan titik ultimate pada tegangan sebesar 15,94
N/mm2 dan regangan sebesar 0,348.
3. Pada hasil praktikum didapatkan titik break pada tegangan sebesar 14,04
N/mm2 dan regangan sebesar 0,511.
4. Besar D (diameter material) sebelum diuji lebih besar dibandingkan
dengan setelah diuji.
5. Terjadi penurunan tegangan pada saat necking atau penciutan.
24
B. Saran
Adapun saran dari praktikum uji tarik ini adalah sebagai berikut:
1. Seharusnya sebelum praktikum, masing-masing praktikan menguasai materi
agar tidak terjadi kesalahan pada saat melakukan pengujian.
2. Seharusnya sebelum melakukan pengujian, praktikan memeriksa kondisi
alat agar data hasil praktikum dapat tampil secara maksimal.
3. Seharusnya pada saat praktikum, praktikan datang tepat waktu sesuai
jadwal yang sudah ditentukan.
4. Pemasangan spesimen harus dilakukan sebaik mungkin agar tidak terjadi
kesalahan pada hasil perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA
di
akses
pada
25