Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUJIAN MATERIAL

UJI TARIK

Di Susun Oleh Kelompok 6 :


1. WIDHIANTO 13510804
2. OKTA DWI SUSANTO 13510814
3. SURYANTO 13510828
4. FATAH NAHDHATUL ANHAR 13510819
5. MAKRUF 13510839
6. HANDHOKO SUSILO 14510916

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2017

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia engineering, serinkali kita dihadapkan pada istilah-istilah

teknik seperti: tegangan tarik, tegangan geser, tegangan ijin, regangan, modulus

elastisitas, dll yang kesemuanya itu merupakan sifat-sifat mekanik dari material

(dalam hal ini baja). Nagi seorang ahli ilmu teknik (engineer) cara untuk

mengetahui sifat-sifat mekanik dari suatu material sudah lumrah diketahui

namun tidak demikian dengan para mahasiswa teknik (apalagi yang masih di

awal perkuliahan).

Tujuan pengujian mekanik suatu logam, yakni dengan percobaan-

percobaan yang dilakukan terhadap suatu logam adalah untuk mendapatkan

data-data yang menunjukkan sifat-sifat mekanik logam tersebut.Pengujiann

tarik bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat mekanik dan perubahan-

perubahannya dari suatu logam terhadap pembebanan tarik. Pengujian tarik

umumnya diperuntukkan bagi pengujian beban-beban statis. (Okasatria

Novyanto,2009:1).

Untuk mendesain suatu sistem mekanis, sifat-sifat mekanik dari suatu

merupakan acuan yang harus disertakan dalam pemilihan material serta

penggambaran kemampuan sistem mekanik yang didesain.Hal ini

menunjukkan betapa pentingnya pengujian tarik untuk diketahui baik praktis

maupun teoritis.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan praktikum pengujian tarik yaitu:

1. mengetahui sifat mekanik baja ST 42


- yield point bahan ujii

2
- modulus elastic bahan
- besarnya tegangan tarik maksimum(UTS)
2. mengetahhui cara penggunaan mesin pengujian tarik
3. mengetahui grafik tegangan-tegangan dari material yang diuji
1.3 Manfaat

Manfaat-manfaat yang dapat diambil dari praktikum pengujian tarik

adalah:

1. Praktikan dapat lebih memahami pengujian tarik.


2. Praktikan dapat memahami sufat-sifat mekanik(statis) dari baja ST 42
3. Data-data yang telah diperoleh dapat dimanfaatkan untuk menjadi acuan

pemanfaatan baja ST 42 dalam design.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Perilaku Mekanik Material

Pengujian tarik yang dilakukan pada suatu material padatan (logam dan

non logam) dapat memberikan keterangan yang relative lengkap mengenai

3
perilaku material tersebut terhadap pembebanan mekanis. Informasi penting

yang bisa didapat ialah:

a. Batas Proporsional (Proportionally Limit)


Merupakan daerah batas dimana tegangan dan regangan mempunyai

hubungan proporsionalibilitas satu dengan yang lainya. Setiap

penambahan tegangan akan diikuti dengan penambahan regangan secara

proporsional dalam hubungan linear =E . (bandingkan dengan

hubungan y=mx; dimana y mewakili tegangan; x mewakili regangan dan

m mewakili slope kemiringan dari modulus kekakuan). Titik P pada

gambar 1.1 dibawah ini menunjukkan batas proporsionalitas dari kurva

tegangan regangan.

b. Batas Elastic(Elastic Limit)


Daerah elastic adalah daerah dimana bahan akan kembali kepada panjang

semula bila tegangan luar dihiilangkan. Daerah proporsionalitas

merupakan bagian dari bahan elastic ini. Selanjutnya bila bahan terus

diberikan tegangan(deformasi dari luar) maka batas elastic akan

terlampaui pada akhirnya sehingga bahan tidak akan kembali kepada

ukuran semula. Dengan kata lain dapat didefinisikan bahwa batas elastic

merupakan suatu titik dimana tegangan yang diberikan akan menyebabkan

4
terjadinya deformasi permanen (plastis) pertama kalinya. Kebanyakan

material teknik memiliki batas elastic yang hamper berimpit dengan batas

proporsionalitasnya.
c. Titik Luluh (Yield Point) Dan Kekuatan Luluh (Yield Strength)
Titik ini merupakan suatu batas dimana material akan terus mengalami

deformasi tanpa adanya penambahan beban. Tegangan (stress) yang

mengakibatkan bahan menunjukkan mekanisme luluh ini disebut tegangan

luluh (yield stress).Titik luluh ditunjukkan oleh titik Y pada gambar 1.1

diatas.Gejala luluh umumnya hanay ditunjukkan oleh logam-logam ulet

dengan struktur Kristal BCC dan FCC yang membentuk interstitial solid

solution dari atom-atom, carbon, boron, hydrogen dan oksigen.Interaksi

antara dislokasi dan atom-atom tersebut menyebabkan baja ulet seperti

mild steel menunjukkan titik luluh bawah (lower yield point) dan titik

luluh atas (upper yield point).Baja berkekuatan tinggi dan besi tuang yang

getas umumnya tidak memperlihatkan batas luluh yang jelas. Untuk

menentukan kekuatan luluh material seperti ini maka digunakan suatu

metode yang dikenal dengan metode offset. Dengan metode ini kekuatan

luluh (yield strength) ditentukan sebagai tegangan dimana bahan

memperlihatkan batas penyimpangan atau deviasi tertentu dari

proporsionalitas tegangan dan regangan. Pada gambar 1.2 dibawah ini

garis offset OX ditarik parallel dengan OP sehingga perpotongan XW dan

kurva tegangan regangan memberikan titik Y sebagai kekuatan luluh.

Umumnya garis offset OX diambil 0.1-0.2% dari regangan total dimulai

dari titik O.

5
Gambar 1.2 kurva tegangan regangan dari sebuah benda uji terbuat dari

bahan getas
Kekuatan luluh atau titik luluh merupakan suatu gambaran kemampuan

bahan menahan deformasi permanen bila digunakan dalam penggunaan

structural yang melibatkan pembebanan mekanik seperti tarik, tekan

bending atau puntiran. Di sisi lai, batas luluh ini harus dicapai atau

dilewati bila tahan logam dipakai dalam proses manufaktur produk-produk

logam seperti proses rolling, drawing, stretching dan sebagainya. Dapat

dikatakan bahwa titik luluh adalah suatu tingkat tegangan yang:


- Tidak boleh dilewati dalam penggunaan structural (in servise)
- Harus dilewati dalam proses manufaktural logam (forming process)
d. Kekuatan Tarik Maksimum (Ultimate Tensile Strength)
Merupakan tegangan maksimum yang dapat ditanggung oleh material

sebelum terjadinya perpatahan (facture).Nilai kekuatan tarik maksimum

uts ditentukan dari beban maksimum Fmaks dibagi luas penampang Ao.
F
UTS= maks
Ao

6
Pada bahan ulet tegangan maksimum ini ditunjukkan oleh titik M (gambar

1.1) dan selanjutnya bahan akan terus berdefomasi hingga titik B. bahan

yang bersifat getas memberikan perilaku yang berbeda dimana tegangan

maksimum sekaligus tegangan perpatahan (titik B pada gambar 1.1).

dalam kaitannya dengan penggunaan structural maupun dalam proses

forming bahan kekuatan maksimum adalah batas tegangan yang sama

sekali tidak boleh dilewati.


e. Kekuatan Putus (Breaking Strength)
Kekuatan putus ditentukan dengan membagi beban pada saat benda uji

putus (Fbreaking) dengan luas penampang awal Ao. Untuk bahan yang

bersifat ulet pada saat beban maksimum M terlampaui dan bahanterus

berdeformasi hingga titik putus B maka terjadi mekanisme penciutan

(necking) sebagai akibat adanya suatu deformasi yang terlokalisasi. Pada

bahan ulet kekuatan putus adalah lebih kecil daripada kekuatan maksimum

sementara pada bahan getas kekuatan putus adalah sama dengan kekuatan

maksimumnya.
f. Keuletan (Ductility)
Keuletan merupakan suatu siifat yang menggambarkan kemampuan logam

menahan deformasi hingga terjadi perpatahan. Sifat ini dalam beberapa

tingkatan, harus dimiliki oleh bahan bila ingi dibentuk (forming) melalui

proses rolling, bending, stretching,drawing, hammering, cutting dan

sebagainya. Pengujian traik memberikan dua metode pengukuran keuletan

bahan lainya:
- Presentase perpanjangan (elongation)
Diukur sebagai penambahan panjang ukur setelah perpatahan terhadap

panjang awalnya.

Elongasi,
( )=
[ Lf Lo
Lo ]
x 100 ( 1.2 )

7
Dimana Lf adalah panjang akhir dan Lo adalah panjang awal dari

benda uji.
- Persentase pengurangan / reduksi penampang (area reduction)
Diukur sebagai pengurangan luas penampnag (cross-section) setelah

perpatahan terhadap luas penampang awalnya. Reduksi penampang

R ( )= [ AoAf
Ao ]
x 100 ( 1.3 )

Dimana Af adalah luas penampang akhir dan Ao luas penampang awal.


g. Modulus Elastisitas (E)
Modulus elastisitas atau modulus young mmerupakan ukuran kekakuan

suatu material.Semakin besar harga modulus ini maka semakin kecil

regangan elastic yang terjadi pada suatu tingkat pembebanan tertentu, atau

dapat dikatakn material tersebut semakin kaku (stiff). Pada grafik tegangan

regangan (gambar 1.1 dan 1.2) modulus kekakuan tersebut dapat dihitung

dari slope kemirigan garis elastic yang linier, diberikan oleh :


1.4
()

E= atau E=tan

Dimana adalah sudut yang dibentuk oleh daerah elastic kurva tegangan

regangan. Modulus elastisitas suatu material ditentukan oleh energy ikat

antar atom-atom, sehingga besarnya nilai modulus ini tidak dapat dirubah

oleh suatu proses tanpa merubah struktur bahan. Sebagai contoh diberikan

oleh gambar 1.3 dibawah ini yang menunjukkan grafik tegangan regangan

jenis baja:

8
Gambar 1.3 grafik tegangan regangan beberapa baja memperlihatkan

kesamaan modulus kekakuan

h. Modulus Kelentingan (Modulus Of Resilience)


Mewakili kemampuan material untuk menyerap energy dari luar tanpa

terjadinya kerusakan.Nilai modulus dapat diperoleh dari luas segitiga yang

dibentuk oleh area elastic diagram tegangan regangan pada gambar1.1.


i. Modulus Ketangguhan (Modulus Of Toughness)
Merupakan kemampuan material dalam menyerap energy hingga

terjadinya perpatahan.Secara kuantitatif dapat ditentukan dari luas area

keseluruhan dibawah kurva tegangan regangan hasil pengujian tarik

seperti gambar 1.1.pertimbangan design yang mengikut sertakan modulus

ketangguahn menjadi sangat penting untuk komponen-komponen yang

mungkin mengalami pembebanan berlebih secara tiidak sengaja. Material

dengan modulus ketangguhan yang tinggi akan mengalami distorsi yang

besar karena pembebanan berlebih, tetapi hal ini tetap disukai

dibandingkan material dengan modulus yang rendah dimana perpatahan

akan terjadi tanpa suatu peringatan terlebih dahulu.


j. Kurva Tegangan Regangan Rekayasa Dan Sesungguhnya
Kurva tegangan regangan rekayasa didasarkan atas dimensi awal (luas area

dan panjang) dari benda uji, sementara untuk mendapatkan kurva tegangan

9
regangan sesungguhnya diperlukan luas area dan panjang actual pada saat

pembebanan setiap saat terukur.Perbedaan kedua kurva tidaklah terlampau

besar pada regangan yang kecil, tetapi menjadi signifikan pada rentang

terjadinya pengerasan regangan (strain hardering), yaitu setelah titik luluh

terlampaui.Secara khusus perbedaan menjadi demikian besar didalam

daerah necking. Pada kurva tegangan regangan rekayasa dapat diketahui

bahwa benda uji secara actual mampu menahan turunnya beban karena

luas area awal Ao bernilai konstan pada saat perhitungan tegangan

=P/Ao. Sementara pada kurva tegangan regangan sesungguhnya luas

area actual adalah selalu turun hingga terjadinya perpatahan dan benda uji

mampu menahan peningkatan tegangan karena =P/A. gambar 1.4

dibawah ini memperlihatkan contoh kedua kurva tegangan regangan

tersebut pada baja karbon rendah (mildsteel).

2.2 Mode Perpatahan Material

Sampel hasil pengujian tarik dapat menunjukkan beberapa tampilan

perpatahan seperti diilustrasikan oleh gambar 1.5 dibawah ini:

10
Gambar ilustrasi penampang samping bentuk perpatahan benda uji tarik sesuai

dengan tingkat keuletan/kegetasan

Perpatahan ulet memberikan karakteristik berserabut (fibrous) dan gelap

(dull), sementara perpatahan getas ditandai dengan permukaan patahan yang

berbutir (granular) dan terang.Perpatahan ulet umumnya lebih disukai karena

bahan ulet umumnya lebih tangguh dan memberikan peringatan lebih dahulu

sebelum terjadinya kerusakan.Pengamatan kedua tampila perpatahan itu dapat

dilakukan dengan baik dengan mata telanjang maupun dengan bantuan

stereoscan macroscope. Pengamatan lebih detail dimungkinkan dengan

penggunaan SEM (Scanning Electron Microscope).

a. Perpatahan Ulet
Gambar 1.6 dibawah ini memberikan ilustrasi skematis terjadinya

perpatahan ulet pada suatu specimen yang diberikan pembebanan tarik:

11
Tahapan terjadinya perpatahan ulet pada sampel uji tarik (a) penyempitan

awal (b)pembentukan rongga-rongga kecil (c)penyatuan rongga-rongga

membentuk suatu retakan (d) perambatan retak (e)perpatahan geser akhir

pada sudut 45o(a)(b)(c)(d)


Tampilan foto SEM dari perpatahan ulet diberikan oleh gambar 1.7

berikut:

Gambar tampilan permukaan patahan dari suatu sampel logam yang

ditandai dengan lubang-lubang dimple sebagai suatu hasil proses

penyatuan rongga-rongga kecil selama pembentukan berlangsung


b. Perpatahan Getas
Perpatahan getas memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
1. Tidak ada atau sedikiit sekali deformasi yang terjadi pada material.
2. Retak atau patahan merambat sepanjang bidang-bidang kristalin

membelah atom-atom material (transgarnular).

12
3. Pada material lunak dengan butir kasar (coarse grain) maka dapat

dilihat pola-pola yang dinamakan chevrons or fan-like pattern yang

berkembang keluar dari daerah awal kegagalan.


4. Material keras dengan butir halus (fine-grain) tidak memiliki pola-pola

yang mudah dibedakan.


5. Material amorphous (seperti gelas) memiliki permukaan patahan yang

bercahaya dan mulus.

Contoh patahan getas dari suatu benda uji berbentuk pelat diberikan oleh

gambar 1.8 dibawah ini:

Perpatahan getas pada dua sampel logam berpenampang lintang persegi

panjang

Sedangkan hasil foto SEM sampel dengan perpatahan getas diberikan oleh

gambar 1.9 pada halaman berikut ini:

13
14
15
BAB III

METODE PENGUJIAN

3.1 Prosedur pengujian


1. Bahan uji dibersihkandari oksidasi atau kotoran lainnya
2. Mengukur bahan uji yaitu panjang dan diameter awal
3. Menyetel mesin uji tarik pada posisi 0 kg dan pertambahan beban
4. Memasang bahan uji pada ragum dan mengunci dengan kuat
5. Memulai penarikan dengan menekan tombol serta mengaktifkan mesin

pencetak data atau grafik.


6. Mencatat setiap perubahan beban dan panjang sampai bahan patah
7. Jika sudah patah mesin dimatikan dan bahan dilepas, kemudian mencatat

panjang dan diameter akhir.

2. 2 Alat-Alat Dan Bahan Yang Digunakan

1. Mesin tarik dengan perlengkapan standart


2. Jangka sorong
3. Alat-alat tulis untuk mecatat data
4. Specimen uji (baja ST 42)

2.3 Data Hasil Percobaan

Data specimen sebelum dan sesudah pengujian dilakukan adalah sebagi

berikut:

Diameter mula-mula (Do) = 8 mm

Panjang mula-mula (Lo) = 80 mm

Diameter akhir (D1) = 9,98 mm

Panjang akhir (L1) = 98,5 mm

16
Data pembebanan serta pertambahan panjang specimen adalah sebagai

berikut:

P P P
No. L No. L No. L
(kg) (kg) (kg)
1 0 510 34 3,2 255
2 0 597 35 3,3 256 68 6,6 303
3 0,1 630 36 3,4 259 69 6,7 305
4 0,2 690 37 3,5 259 70 6,8 305
5 0,3 744 38 3,6 260 71 6,9 307
6 0,4 722 39 3,7 262 72 7 308
7 0,5 808 40 3,8 264 73 7,1 309
8 0,6 896 41 3,9 266 74 7,2 309
9 0,7 980 42 4 266 75 7,3 310
10 0,8 107 43 4,1 263 76 7,4 3116
11 0,9 1164 44 4,2 266 77 7,5 312
12 1 124 45 4,3 267 78 7,6 313
13 1,1 132 46 4,4 270 79 7,7 314
14 1,2 141 47 4,5 273 80 7,8 315
15 1,3 150 48 4,6 275 81 7,9 315
16 1,4 159 49 4,7 277 82 8 316
17 1,5 169 50 4,8 279 83 8,1 317
18 1,6 178 51 4,9 281 84 8,2 317
19 1,7 189 52 5 283 85 8,3 318
20 1,8 199 53 5,1 284 86 8,4 319
21 1,9 210 54 5,2 286 87 8,5 319
22 2 219 55 5,3 284 88 8,6 320
23 2,1 220 56 5,4 286 89 8,7 320
24 2,2 230 57 5,5 282 90 8,8 321
25 2,3 239 58 5,6 290 91 8,9 322
26 2,4 250 59 5,7 291 92 9 322
27 2,5 260 60 5,8 293 93 9,1 322
28 2,6 249 61 5,9 294 94 9,2 323
29 2,7 248 62 6 296 95 9,3 324
30 2,8 251 63 6,1 297 96 9,4 324
31 2,9 249 64 6,2 298 97 9,5 325
32 3 253 65 6,3 300 98 9,6 325
33 3,1 254 66 6,4 301 99 9,7 326
No. L P No. L P
10 9,8 326 146 14,4 3140
10 9,9 326 147 14,5 3120
10 10 327 148 14,6 3098
10 10, 327 149 14,7 3076
10 10, 328 150 14,8 3056
10 10, 328 151 14,9 3026
10 10, 328 152 15 2999

17
10 10, 328 153 15,1 2970
10 10, 328 154 15,2 2944
10 10, 329 155 15,3 2912
110 10, 329 156 15,4 2882
111 10, 329 157 15,5 2844
112 11 329 158 15,6 2810
113 11,1 329 159 15,7 2770
114 11,2 330 160 15,8 2782
115 11,3 330 161 15,9 2686
116 11,4 330 162 16,0 2640
117 11,5 330 163 16,1 2692
118 11,6 330 164 16,2 2540
119 11,7 330 165 16,3 2476
12 11,8 331 166 16,4 2462
12 11,9 3310
12 12 3312
12 12, 3312
12 12, 3312
12 12, 3312
12 12, 3312
12 12, 3312
12 12, 3310
12 12, 3310
13 12, 3308
13 12, 3304
13 13 3300
13 13, 3296
13 13, 3290
13 13, 3286
13 13, 3278
13 13, 3268
13 13, 3260
13 13, 3248
14 13, 3236
14 13, 3222
14 14 3208
14 14, 3194
14 14, 3178
14 14, 3160
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pengolahan Data

18
Persamaan-persamaan yang digunakan pada pengolahan dat berikut

adalah:

a. pertambahn panjang (L)


L = Li-Lo
Dimana:
Li=panjang ke I (mm)
Lo=panjang mula-mula (mm)
b. luas penampang awal (Ao) dan luas penampang akhir (Ar)
2
. Do
Ao= (mm2)
4

. D 2f
Af = (mm2)
4

Dimana:

Do=diameter awal (mm)

Df=diameter akhir (mm)

c. tegangan ()
P
= 2
A (kg/mm )

Dimana: P: beban (kg)

d. regangan ()
L
= .100
Lo

e. modulus elastisitas (E)



E= atau E=tan

Hasil pengolahan data akan ditabelkan sebagai berikut:

No Lo Li Ao P E
L e(%)
. (mm) (mm) (mm2) (kg) (kg/mm2 (kg/mm2
1 80 80 0 51,53 510 9,897 0 -)
2 80 80 0 51,53 597 11,585 0 -
3 80 80,1 0,1 51,53 630 12,226 0,125 97,807
4 80 80,2 0,2 51,53 690 13,390 0,25 53,561

19
5 80 80,3 0,3 51,53 744 14,438 0,375 38,502
6 80 80,4 0,4 51,53 722 14,011 0,5 28,023
7 80 80,5 0,5 51,53 808 15,680 0,625 25,088
8 80 80,6 0,6 51,53 896 17,388 0,75 23,184
9 80 80,7 0,7 51,53 980 19,018 0,875 21,735
10 80 80,8 0,8 51,53 1070 20,765 1 20,765
11 80 80,9 0,9 51,53 1164 22,589 1,125 20,079
12 80 81 1 51,53 1245 24,161 1,25 19,329
13 80 81,1 1,1 51,53 1322 25,655 1,375 18,658
14 80 81,2 1,2 51,53 1412 27,402 1,5 18,268
15 80 81,3 1,3 51,53 1506 29,226 1,625 17,985
16 80 81,4 1,4 51,53 1596 30,972 1,75 17,698
17 80 81,5 1,5 51,53 1692 32,835 1,875 17,512
18 80 81,6 1,6 51,53 1782 34,582 2 17,291
19 80 81,7 1,7 51,53 1890 36,678 2,125 17,260
20 80 81,8 1,8 51,53 1992 38,657 2,25 17,181
21 80 81,9 1,9 51,53 2102 40,792 2,375 17,175
22 80 82 2 51,53 2198 42,655 2,5 17,062
23 80 82,1 2,1 51,53 2208 42,849 2,625 16,323
24 80 82,2 2,2 51,53 2302 44,673 2,75 16,245
25 80 82,3 2,3 51,53 2394 46,458 2,875 16,159
26 80 82,4 2,4 51,53 2502 48,554 3 16,185
27 80 82,5 2,5 51,53 2602 50,495 3,125 16,158
28 80 82,6 2,6 51,53 2498 48,477 3,25 14,916
29 80 82,7 2,7 51,53 2488 48,283 3,375 14,306
30 80 82,8 2,8 51,53 2510 48,709 3,5 13,917
31 80 82,9 2,9 51,53 2498 48,477 3,625 13,373
32 80 83 3 51,53 2530 49,098 3,75 13,093
33 80 83,1 3,1 51,53 2544 49,369 3,875 12,740
34 80 83,2 3,2 51,53 2554 49,563 4 12,391
35 80 83,3 3,3 51,53 2568 49,835 4,125 12,081
36 80 83,4 3,4 51,53 2598 50,417 4,25 11,863
37 80 83,5 3,5 51,53 2590 50,262 4,375 11,488
38 80 83,6 3,6 51,53 2608 50,611 4,5 11,247
39 80 83,7 3,7 51,53 2622 50,883 4,625 11,002
40 80 83,8 3,8 51,53 2642 51,271 4,75 10,794
41 80 83,9 3,9 51,53 2660 51,620 4,875 10,589
42 80 84 4 51,53 2664 51,698 5 10,340
43 80 84,1 4,1 51,53 2638 51,193 5,125 9,989
44 80 84,2 4,2 51,53 2660 51,620 5,25 9,832
45 80 84,3 4,3 51,53 2670 51,814 5,375 9,640
46 80 84,4 4,4 51,53 2708 52,552 5,5 9,555
47 80 84,5 4,5 51,53 2730 52,979 5,625 9,418
48 80 84,6 4,6 51,53 2750 53,367 5,75 9,281
49 80 84,7 4,7 51,53 2772 53,794 5,875 9,156
50 80 84,8 4,8 51,53 2792 54,182 6 9,030
51 80 84,9 4,9 51,53 2810 54,531 6,125 8,903

20
52 80 85 5 51,53 2830 54,919 6,25 8,787
53 80 85,1 5,1 51,53 2848 55,269 6,375 8,670
54 80 85,2 5,2 51,53 2866 55,618 6,5 8,557
55 80 85,3 5,3 51,53 2848 55,269 6,625 8,342
56 80 85,4 5,4 51,53 2866 55,618 6,75 8,240
57 80 85,5 5,5 51,53 2822 54,764 6,875 7,966
58 80 85,6 5,6 51,53 2900 56,278 7 8,040
59 80 85,7 5,7 51,53 2916 56,588 7,125 7,942
60 80 85,8 5,8 51,53 2930 56,860 7,25 7,843
61 80 85,9 5,9 51,53 2944 57,132 7,375 7,747
62 80 86 6 51,53 2960 57,442 7,5 7,659
63 80 86,1 6,1 51,53 2974 57,714 7,625 7,569
64 80 86,2 6,2 51,53 2986 57,947 7,75 7,477
65 80 86,3 6,3 51,53 3000 58,219 7,875 7,393
66 80 86,4 6,4 51,53 3012 58,451 8 7,306
67 80 86,5 6,5 51,53 3026 58,723 8,125 7,227
68 80 86,6 6,6 51,53 3038 58,956 8,25 7,146
69 80 86,7 6,7 51,53 3050 59,189 8,375 7,067
70 80 86,8 6,8 51,53 3058 59,344 8,5 6,982
71 80 86,9 6,9 51,53 3070 59,577 8,625 6,907
72 80 87 7 51,53 3080 59,771 8,75 6,831
73 80 87,1 7,1 51,53 3090 59,965 8,875 6,757
74 80 87,2 7,2 51,53 3098 60,120 9 6,680
75 80 87,3 7,3 51,53 3108 60,314 9,125 6,610
76 80 87,4 7,4 51,53 3116 60,470 9,25 6,537
77 80 87,5 7,5 51,53 3126 60,664 9,375 6,471
78 80 87,6 7,6 51,53 3136 60,858 9,5 6,406
79 80 87,7 7,7 51,53 3140 60,935 9,625 6,331
80 80 87,8 7,8 51,53 3150 61,129 9,75 6,270
81 80 87,9 7,9 51,53 3158 61,285 9,875 6,206
82 80 88 8 51,53 3166 61,440 10 6,144
83 80 88,1 8,1 51,53 3170 61,518 10,12 6,076
84 80 88,2 8,2 51,53 3178 61,673 10,25 6,017
85 80 88,3 8,3 51,53 3184 61,789 10,37 5,956
86 80 88,4 8,4 51,53 3190 61,906 10,5 5,896
87 80 88,5 8,5 51,53 3196 62,022 10,62 5,837
88 80 88,6 8,6 51,53 3202 62,139 10,75 5,780
89 80 88,7 8,7 51,53 3208 62,255 10,87 5,725
90 80 88,8 8,8 51,53 3214 62,371 11 5,670
91 80 88,9 8,9 51,53 3220 62,488 11,12 5,617
92 80 89 9 51,53 3226 62,604 11,25 5,565
93 80 89,1 9,1 51,53 3220 62,488 11,37 5,493
94 80 89,2 9,2 51,53 3236 62,798 11,5 5,461
95 80 89,3 9,3 51,53 3242 62,915 11,62 5,412
96 80 89,4 9,4 51,53 3246 62,992 11,75 5,361
97 80 89,5 9,5 51,53 3250 63,070 11,87 5,311
98 80 89,6 9,6 51,53 3256 63,186 12 5,266

21
99 80 89,7 9,7 51,53 3260 63,264 12,12 5,218
10 80 89,8 9,8 51,53 3264 63,342 12,25 5,171
10 80 89,9 9,9 51,53 3268 63,419 12,37 5,125
10 80 90 10 51,53 3272 63,497 12,5 5,080
10 80 90,1 10,1 51,53 3276 63,575 12,62 5,036
10 80 90,2 10,2 51,53 3280 63,652 12,75 4,992
10 80 90,3 10,3 51,53 3282 63,691 12,87 4,947
10 80 90,4 10,4 51,53 3284 63,730 13 4,902
10 80 90,5 10,5 51,53 3286 63,769 13,12 4,859
10 80 90,6 10,6 51,53 3288 63,807 13,25 4,816
10 80 90,7 10,7 51,53 3290 63,846 13,37 4,774
11 80 90,8 10,8 51,53 3292 63,885 13,5 4,732
11 80 90,9 10,9 51,53 3294 63,924 13,62 4,692
11 80 91 11 51,53 3296 63,963 13,75 4,652
11 80 91,1 11,1 51,53 3298 64,002 13,87 4,613
11 80 91,2 11,2 51,53 3300 64,040 14 4,574
11 80 91,3 11,3 51,53 3302 64,079 14,12 4,537
11 80 91,4 11,4 51,53 3304 64,118 14,25 4,500
11 80 91,5 11,5 51,53 3306 64,157 14,37 4,463
11 80 91,6 11,6 51,53 3308 64,196 14,5 4,427
11 80 91,7 11,7 51,53 3308 64,196 14,62 4,389
12 80 91,8 11,8 51,53 3310 64,234 14,75 4,355
12 80 91,9 11,9 51,53 3310 64,234 14,87 4,318
12 80 92 12 51,53 3312 64,273 15 4,285
12 80 92,1 12,1 51,53 3312 64,273 15,12 4,249
12 80 92,2 12,2 51,53 3312 64,273 15,25 4,215
12 80 92,3 12,3 51,53 3312 64,273 15,37 4,180
12 80 92,4 12,4 51,53 3312 64,273 15,5 4,147
12 80 92,5 12,5 51,53 3312 64,273 15,62 4,113
12 80 92,6 12,6 51,53 3310 64,234 15,75 4,078
12 80 92,7 12,7 51,53 3310 64,234 15,87 4,046
13 80 92,8 12,8 51,53 3308 64,196 16 4,012
13 80 92,9 12,9 51,53 3304 64,118 16,12 3,976
13 80 93 13 51,53 3300 64,040 16,25 3,941
13 80 93,1 13,1 51,53 3296 63,963 16,37 3,906
13 80 93,2 13,2 51,53 3290 63,846 16,5 3,869
13 80 93,3 13,3 51,53 3286 63,769 16,62 3,836
13 80 93,4 13,4 51,53 3278 63,613 16,75 3,798
13 80 93,5 13,5 51,53 3268 63,419 16,87 3,758
13 80 93,6 13,6 51,53 3260 63,264 17 3,721
13 80 93,7 13,7 51,53 3248 63,031 17,12 3,681
14 80 93,8 13,8 51,53 3236 62,798 17,25 3,640
14 80 93,9 13,9 51,53 3222 62,527 17,37 3,599
14 80 94 14 51,53 3208 62,255 17,5 3,557
14 80 94,1 14,1 51,53 3194 61,983 17,62 3,517
14 80 94,2 14,2 51,53 3178 61,673 17,75 3,475
14 80 94,3 14,3 51,53 3160 61,324 17,87 3,431

22
14 80 94,4 14,4 51,53 3140 60,935 18 3,385
14 80 94,5 14,5 51,53 3120 60,547 18,12 3,341
14 80 94,6 14,6 51,53 3098 60,120 18,25 3,294
14 80 94,7 14,7 51,53 3076 59,693 18,37 3,249
15 80 94,8 14,8 51,53 3056 59,305 18,5 3,206
15 80 94,9 14,9 51,53 3026 58,723 18,62 3,153
15 80 95 15 51,53 2999 58,199 18,75 3,104
15 80 95,1 15,1 51,53 2970 57,636 18,87 3,054
15 80 95,2 15,2 51,53 2944 57,132 19 3,007
15 80 95,3 15,3 51,53 2912 56,511 19,12 2,955
15 80 95,4 15,4 51,53 2882 55,929 19,25 2,905
15 80 95,5 15,5 51,53 2844 55,191 19,37 2,849
15 80 95,6 15,6 51,53 2810 54,531 19,5 2,796
15 80 95,7 15,7 51,53 2770 53,755 19,62 2,739
16 80 95,8 15,8 51,53 2782 53,988 19,75 2,734
16 80 95,9 15,9 51,53 2686 52,125 19,87 2,623
16 80 96,0 16,0 51,53 2640 51,232 20,00 2,562
16 80 96,1 16,1 51,53 2692 50,301 20,12 2,499
16 80 96,2 16,2 51,53 2540 49,292 20,25 2,434
16 80 96,3 16,3 51,53 2476 48,050 20,37 2,358
16 80 96,4 16,4 51,53 2462 47,778 20,50 2,331

4.2 Grafik

Pada permukaan daerah nol sampai mencapai tegangan 15 kg/mm2

terjadi peningkatan regangan tanpa penmabahan beban yang berarti. Kemudian

dari tegangan 15 kg/mm2 hingga proporsional limit grafik merupakan garis

yang mendekati lurus. Daerah ini disebut daerah elastic atau daerah

proporsional limit.Kecenderungan garis pada tegangan dibawah 15 kg/mm2-

23
yang memiliki gradient kemiringan yang lebih kecil daripada proporsional

limit dikarenakan terjadinya slip saat pembebanan awal. Pada daerah

proporsional limit ini, apabila besranya regangann dibawah rentangan

proporsional limit maka benda uji hanya mengalami deformasi elastic. Jadi jika

gaya itu ditiadakan maka benda uji akan masih dapat kembali ke panjang mula-

mula. Elastic limit merupakan batas antara deformasi elastic dan deformasi

plastic.Bila besarnya pembebanan melampaui elastic limit ini maka grafik yang

terbentuk ini merupakan garis lengkung. Karean antara nol hingga proporsional

limit merupakan garis lurus, maka berlaku hubungan tegangan dibagi dengan

regangan sama dengan konstan, sama dengan modulus elastisitas (young

modulus).

Apabila tegangan sudah mencapai titik yields stressmaka benda uji sudah

mulai nampak adanya pengecilan penampang. Dan ternyata pula pada titik

tersebut benda uji mengalami pertambahan panjang dengan sendirinya

walaupun besranya beban tidak ditambah. Yields stress dapat juga disebut

dengan yields point (batas lumer). Tetapi pada umumnya banyak logam yang

tidak memiliki titik atau batas lumer yang jelas, terutama pada logam-logam

yang rapuh. Ada diagram tegangan regangan dari jenis logam tersebut

memperoleh perpanjangan permanen sebesar 0,2% dari panjang mula-mula.

Tegangan ini biasanya dinamakan tegangan Net 0,2 dan merupakan dasar

untuk menentukan yields stress.

Apabila pembebanan sudah mencapai titik ultimate stress (batas patah)

maka tegangan ini merupakan tegangan tarik maksimum yang mampu ditahan

oleh benda uji tersebut.Pada titik tersebut, benda uji sudah menunjukkan

24
gejala-gejala patah berupa retakan. Retakan yang sudah mulai timbul pada titik

iltimate stress akan semakin bertambah besar dan akhirnya benda uji akan

patah pada titik Fracture stress.

BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil pengujian diketahui bahwa specimen yang diuji yakni baja ST

42 yang memiliki mechanical properties sebagai berikut:

a. yields point sebesar 52.136 (kg/mm2)


b. modulus elastic bahan, 16.042 (kg/mm2)

25
c. tegangan tarik maksimum (UTS) 74.547 (kg/mm2)

Nilai-nilai diatas didapatkan dari grafik tegangan regangan baja ST 42 berikut:

DAFTAR PUSTAKA

Novyanto,Okasatria. Mengenal Pengujian Tarik.(online)


http://okasatria.blogspot.com/2008/02/pengujian-tarik.html
Yuwono, A. Herman. Buku Panduan Praktikum Karakteristik Material
Pengujian Merusak (Destructive testing). (online)
http://repositiry.ui.ac.id/contents/koleksi/11/203f21941a45967f2725262fb
729753931ce61b8.pdf

26
27

Anda mungkin juga menyukai