I. REFERENSI
1. SNI 15 – 706, Hand Out Pengujian Beton Keras
2. SNI 03-3403-1994, Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Inti Pemboran
3. ASTM D2113-14, Standard Practice for Rock Core Drilling and Sampling of
Rock for Site Exploration
4. Peraturan Beton Indonesia 1971
II. TUJUAN
Untuk menentukan besarnya nilai kuat tekan beton pada suatu elemen
struktur, dari benda uji yang diambil dengan cara pengeboran.
𝑃
𝑓𝑐 ′ =
1 2
4 𝜋∅
Dimana :
fc’ = Kuat tekan dalam (kg/ )
𝑃 = Benda uji maksimum (hancur) yang ditunjukan oleh mesin uji tekan
dalam(kg)
∅ = Diameter rata-rata benda uji dalam (mm)
𝜋 = 3,14
Apabila setelah pelaksanaan uji kuat tekan diketahui bahwa diameter agregat
kasar ≥ 0,5 Ø maka fc’ untuk benda uji beton inti tersebut dinyatakan batal dan
tidak berlaku.
SNI 03-3403-1994
SNI 03-3403-1994
𝑑 ℎ
𝐶2 = 1,0 + 1,5 ( × )
𝛷 𝑙
∑(𝑑 × ℎ)
𝐶2 = 1,0 + 1,5 { }
𝛷 ×L
Di mana :
𝐷 = diameter tulangan (mm)
𝛷 = diameter rata-rata benda uji (mm)
ℎ = jarak terpendek antara sumbu batang tulangan dengan ujung benda uji
(mm)
𝑙 = panjang benda uji sebelum diberi lapisan untuk kaping (mm)
fcc’ = C0*C1*C2*fc’
Dimana :
fcc’ = Kuat tekan inti yang dikoreksi individual (kg/cm2)
fc’ = Kuat tekan beton inti (kg/cm2)
C0 = Faktor pengali akibat arah pengeboran
C1 = Faktor pengali berhubungan dengan rasio panjang sesudah diberi
lapisan untuk kaping (𝑙) dengan diameter (Ø) dari benda uji
C2 = Faktor pengali karena adanya kandungan tulangan besi dalam benda
uji beton inti yang letaknya tegak lurus terhadap sumbu benda uji.
V. LANGKAH KERJA
5. Setelah pengeboran selesai, Ambil benda uji yang telah di bor ukur diameter dan
tentukan panjang yang diinginkan (1,2 Diameter benda uji). Kemudian potong
menggunakan mesin potong. (Gambar 4) dan (Gambar 5)
(Gambar 4) (Gambar 5)
6. Ukur Panjang setelah dipotong lalu masukan oven selama 5-10 menit (Gambar 6)
dan (Gambar 7)
(Gambar 6) (Gambar 7)
7. Setelah kering timbang benda uji (plat beton), dan capping kedua ujung benda uji
(plat beton) menggunakan campuran belerang dan pasir kuarsa (perbandingan 1:1)
yang telah dipanaskan (Gambar 8) dan (Gambar 9)
(Gambar 8) (Gambar 9)
8. Setelah cappingan kering ukur Panjangbenda uji setelah dicaping (L’). (Gambar 10)
9. Lakukan uji tekan dengan menggunakan mesin tekan hingga benda uji mengalami
crack, catat hasil datanya (Gambar 11) dan (Gambar 12)
10. Hancurkan benda uji dan ambil agregat terbesarnya lalu ujur dimensi agregat
tersebut (Gambar 13) dan (Gambar 14)
Contoh : Plat Beton di depan lab uji bahan Dikerjakan : Kelompok 1/2B-KGE
Asal : Politeknik Negeri Bandung Diperiksa : Ahmad Zulpanani, ST.,MT
Tanggal Uji : 11.11.2019 Tanggal : 18.11.2019
D3 99,7
DRATA2 99,6
L1 119,2
PANJANG BENDA UJI
L2 119,0
SEBELUM DIBERI
L3 119,18
CAPPING (MM)
LRATA2 119,13
BERAT (GRAM) 2123
LC1 123
PANJANG BENDA UJI
LC2 126,5
SETELAH DIBERI
LC3 123,7
CAPPING (MM)
LRATA2 124,4
BEBAN TEKAN MAKS. (KN) 250,4
LUAS BIDANG TEKAN (MM2) 7791,28
BERAT ISI BENDA UJI (GRAM/CM3) 2,1904
C0 0,92
C1 0,93
C2 1,00
𝑓′𝑐 32,14
KUAT TEKAN (MPa)
𝑓′𝑐𝑐 27,50
TYPE KERETAKAN YANG TERJADI PADA BENDA
Shear
UJI
B. Perhitungan
Volume = ¼ π Ø2L
= ¼ π (99,6)2 (124,4)
= 969235,232 mm3
= 969,235 cm3
Berat di udara
Berat Volume =
Volume
2123
=
969,235
= 2,190 gr/cm3
p 250,4 𝐾𝑁
𝑓 ′ 𝑐 = A = 77,9128 𝑐𝑚2 = 3,214 𝐾𝑁⁄𝑐𝑚2 = 32,14 𝑀𝑃𝑎
Faktor Koreksi :
SNI 03-3403-1994
SNI 03-3403-1994
= 27,50 MPa
VII. KESIMPULAN