Anda di halaman 1dari 12

SELF Savira Amelia R (3116100108

Dizq Krismanadha (3116100009)


COMPACTING Safira Saudah R (3116100100)
CONCRETE Muhammad Yasin (3116100025)
Fajar Rizwandha P (31161000024)
(SCC) Saputra Cahya Y (3116100153)
APA ITU
SELF COMPACTING CONCRETE (SCC)?
beton segar yang sangat plastis dan mudah mengalir karena berat
sendirinya mengisi keseluruh cetakan yang dikarenakan beton
tersebut memiliki sifat-sifat untuk memadatkan sendiri, dengan
sedikit atau tanpa adanya bantuan alat penggetar untuk
pemadatan

SCC Yang Baik


Tetap Homogen
Kohesif
Tidak Segregasi
Tidak Terjadi Blocking
Tidak Bleeding
SYARAT BETON
DIKATEGORIKAN DALAM (SCC)
Pemilihan material yang sesuai Table 1.
1 Selected materials for reference concrete 2
Mix Design yang
mampu memenuhi
kriteria filling ability,
passing ability dan
ketahanan terhadap
segregasi.
KELEBIHAN
SCC
Sangat encer Susut lebih rendah.
Tidak memerlukan pemadatan Dalam jangka panjang struktur lebih
manual awet (durable).
Lebih homogen dan stabil. Tampilan permukaan beton lebih baik
Kuat tekan beton bisa dibuat untuk dan halus
mutu tinggi atau sangat tinggi. Karena tidak menggunakan
Lebih kedap, porositas lebih kecil penggetaran manual, lebih rendah
polusi suara saat pelaksanaan
pengecoran.
Tenaga kerja yang dibutuhkan juga
lebih sedikit
METODE
TEST

V-FUNNEL
SLUMP- TEST
L-SHAPE-
FLOW
BOX
SLUMP-FLOW
Slump-flow test dapat dipakai untuk menentukan ‘filling ability’ baik di
laboratorium maupun di lapangan. Dengan memakai alat ini dapat
diperoleh kondisi workability beton berdasarkan kemampuan penyebaran
beton segar yang dinyatakan dengan besaran diameter yaitu antara 60 cm–
75 cm.
Kebutuhan nilai slump flow untuk pengecoran konstruksi bidang
vertikal berbeda dengan bidang horisontal. Kriteria yang umum dipakai
untuk penentuan awal workability beton self compacting concrete
berdasarkan tipe konstruksi yaitu untuk konstruksi vertikal disarankan
menggunakan slump-flow antara 65 cm sampai 70 cm dan untuk konstruksi
horisontal disarankan menggunakan slump-flow antara 60 cm sampai 65
cm. Sementara itu, T50 digunakan untuk mengukur waktu yang diperlukan
beton mencapai diameter 500 selama 2-6 detik.
L-SHAPE-BOX
Dipakai untuk mengetahui kriteria ‘passing ability’ dari beton SCC. Dengan
menggunakan L-Shape Box, dapat diketahui kemungkinan adanya blocking
beton segar saat mengalir, dan juga dapat dilihat viskositas beton segar yang
bersangkutan. Selanjutnya dengan L-Shape-Box test akan didapat nilai
blocking ratio yaitu nilai yang didapat dari perbandingan antara H2 / H1.
Semakin besar nilai blocking ratio, semakin baik beton segar mengalir
dengan viskositas tertentu. Untuk test ini kriteria yang umum dipakai baik
untuk tipe konstruksi vertikal maupun untuk konstruksi horisontal disarankan
mencapai nilai blocking ratio antara 0.8 sampai 1.0.
V-Funnnel Test
Dipakai untuk mengukur viskositas beton SCC dan
sekaligus mengetahui ‘segregation resistance’.
Kemampuan beton segar untuk segera mengalir
melalui mulut di ujung bawah alat ukur V-funnel
diukur dengan besaran waktu antara 6 detik sampai
maksimal 12 detik.
HAL YANG DIPERHATIKAN
DALAM PENGECORAN (SCC)
Durasi waktu pengecoran disesuaikan dengan waktu ikat awal beton untuk
menghindari terjadinya cold joint.

Cara terbaik untuk pengecoran beton SCC adalah dari bawah


cetakan/formwork untuk menghindari udara terjebak (dengan eksternal
hose adalah sangat efektif).

Beton SCC dapat mengalir sampai jarak 10 meter tanpa hambatan.

Elemen tipis 5 – 7 cm dapat diisi oleh beton SCC tanpa hambatan.

Tidak memerlukan keahlian yang spesifik saat pelaksanaan pengecoran.

Anda mungkin juga menyukai