KELOMPOK I
FAJAR MUSAHIR / 1720121049
DWIYANA AFANDI BADDU / 1620121099
1.2 TUJUAN
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan SCC
2. Mengetahui kelebihan serta kekurangan penggunaan metode self
compacting concrete (SCC)
3. Mengetahui salah satu jenis beton self compacting concrete serta
aplikasinya
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
- Sangat encer, bahkan dengan bahan aditif tertentu bisa menahan slump
tinggi dalam jangka waktu lama ( slump keeping admixture )
- Tidak memerlukan pemadatan manual
- Lebih homogen dan stabil
- Kuat tekan beton bisa dibuat untuk mutu tinggi atau sangat tinggi –
lebih kedap, porositas lebih kecil
- Susut lebih rendah
- Dalam jangka waktu panjang struktur lebih awet (Durable)
- Tampilan permukaan beton lebih baik dan halus karena agregatnya
biasanya berukuran lebih kecil sehingga nilai estetis bangunan menjadi
lebih tinggi
- Karena tidak menggunakan penggetaran manual, lebih rendah polusi
suara saat melaksanakan pengecoran
- Tenaga kerja yang dibutuhkan juga lebih sedikit karena beton dapat
mengalir dengan sendirinya sehingga dapat menghemat biaya sekitar
50% dari upah buruh.
SCC cocok untuk struktur-struktur yang sangat sulit untuk
dilakukan pemadatan manual misalnya karena tulangan yang sangat rapat
ataupun karena bentuk bekisting tidak memungkinkan, sehingga
dikhawatirkan akan terjadi keropos apabila dipadatkan secara manual.
Selain itu bisa juga diaplikasikan untuk lantai, dinding, tunel, beton
precast dan lain-lain. Di Indonesia sendiri, saat ini relatif tidak
menemukan kesulitan untuk membuat SCC, namun untuk beton dengan
tujuan pencapaian kekuatan awal tinggi, SCC masih memerlukan bahan
tambahan lain sehingga menghasilkan SCC dengan kekuatan awal tinggi
yang biasa disebut High Early Strength Self Compacting Concrete
(HESSCC). Penggunaan Silica Fume sebesar 2 % dan Glenium Ace-80
sebesar 2.5 % sudah mampu mencapai kriteria self compactible sekaligus
kuat tekan awal (High Early Strength) yang baik pula, karena nilai water-
binder ratio tetap dijaga pada nilai yang rendah. Untuk mendapatkan
campuran beton SCC dengan tingkat workability yang tinggi perlu juga
diperhatikan hal-hal sebagai berikut : Aggregat kasar dibatasi jumlahnya
sampai kurang lebih 50% dari volume padatnya. Pembatasan jumlah
aggregat halus kurang lebih 40% dari volume mortar. Water Binder Ratio
dijaga pada level kurang lebih 0.3 Saat ini terdapat beberapa produsen
yang menyediakan aditif super plasticizer dan aditif lain untuk keperluan
SCC. Aditif mineral tertentu juga relatif mudah didapat dengan harga
yang ekonomis. Meskipun demikian, pemahaman memadai mengenai
material, perilaku dan metode pelaksanaannya tetap harus diperhatikan
sebelum menggunakan SCC. Beberapa pakar meramalkan SCC akan
merupakan salah satu beton masa depan karena keunggulannya, tentunya
dengan kinerja yang lebih baik lagi
2.4 KEKURANGAN DALAM PENGGUNAAN SCC
Kekurangan-kekurangan dalam penggunaan SCC antara lain :
WS = VS x WP
Dengan,
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
academia.edu/Beton-scc
B.Krishna Rao, A.V krishna and rajagopal (2010),effect of different sizes of coarse
aggregate on the properties of NCC and SCC, international journal of engineering
science and technology,Vol:2(10).
Hamka, A,Triwulan (2008) “Sifat Fisik dan Mekanik Self Compacting Concrete (fc’ 60
MPa) Campuran
https://id.scribd.com/doc/36010768/Self-Compacting-Concrete
Kukun Rusyandi, Jamul Mukodas, Yadi Gunawan. Jurnal Konstruksi Sekolah Tinggi
Teknologi Garut