Anda di halaman 1dari 72

Pelatihan dan Workshop Jaminan Mutu

Beton :

 Adalah campuran antara


semen portland atau semen
hidrolik yang lain, agregat
halus, agregat kasar dan air,
dengan atau tanpa bahan
tambahan yang
membentuk massa padat
Kekuatan beton bergantung terhadap beberapa
faktor,antara lain :

 Kekuatan semen
 Kekuatan agregat
 Kekuatan lekatan antara semen dan agregat
Semen
 merupakan bahan pengikat utama untuk
adukan beton dan pasangan batu yang
digunakan untuk menyatukan bahan menjadi
satu kesatuan yang kuat,
 Semen secara kimiawi akan aktif setelah
berhubungan dengan air (hidraulis)
tipe semen
 Dalam peraturan Beton 1989 membagi semen Portland
menjadi lima jenis (SK.SNI T-15-1990-03:2), yaitu :

 Type 1 : Ordinary Portland Cement (OPC), semen untuk


penggunaan umum, tidak memerlukan persyaratan
khusus

 Type 2 : Moderate Sulphate Cement, semen untuk beton


yang tahan terhadap sulfat sedang dan mempunyai
panas hidrasi sedang.

 Type 3 : High Early Strength Cement, semen untuk


beton dengan kekuatan awal tinggi (cepat mengeras).
 Type 4 : Low Heat of Hydration Cement, semen
untuk beton yang memerlukan panas hidrasi
rendah, dengan kekuatan awal rendah.

 Type 5 : High Sulphate Resistance Cement,


semen untuk beton yang tahan terhadap kadar
sulfat tinggi.
BAHAN BAKU SEMEN
 kapur  Ca  CaO(60–67%)
 Silika  Si  SiO2 ( 17 – 25% )
 Aluminia Al  Al203 (3 –8%)
 Besi  Fe  Fe203 (0.5-0.6%)

Dan unsur yang tidak dominan: MgO, Na2O, k2O

Bahan baku digiling dalam klin sampai 1400 derajat


Celcius menghasilkan terak. Selanjutnya dicampur
gypsum.
SENYAWA SEMEN
Setelah proses pembakaran dengan temperatur tinggi
akan terbentuk senyawa semen Protland, antara lain :

 C3S Tri Kalsium Silika ( 3 CaOSiO2 )

 C2S Di Kalsium Silika ( 2 CaOSiO2 )

 C3A Tri Kalsium Alumina ( 3 CaOSIO2O3 )

 C4AF Tetra Kalsium Alumino ferrite (4 CaOAI2O3


Fe2O3)
SIFAT – SIFAT SENYAWA
C3S |(Tri Kalsium Silika)
Penyumbang kekuatan awal pada beton yakni beberapa jam setelah
beton mengalami setting.
C2S (Di Kalsium Silika)
Memberi kekuatan pada beton setelah beton berusia lebih dari satu
minggu.
C3A (Tri Kalsium Alumina)
Memberi kekuatan pada beton pada saat usia beton antara 1 sampai 2
hari.
C4AF (Tetra Kalsium Alumino ferrite)
Memberi kekuatan awal pada beton sesaat setelah beton setting.
AGREGAT
 Agregat adalah sekumpulan butir- butir batu pecah,
kerikil, pasir, atau mineral lainnya baik berupa hasil alam
maupun buatan

 Agregat menempati 70-75% dari total volume beton


sehingga kualitas agregat sangat berpengaruh terhadap
kualitas beton

 Dari ukuran butir, agregat dapat dibedakan menjadi dua


golongan yaitu agregat kasar dan agregat halus
Pengaruh sifat agregat pada sifat beton

SIFAT AGREGAT PENGARUH PADA SIFAT BETON

Kelecakan,
Bentuk, tekstur dan
Beton cair pengikatan dan
gradasi
pengerasan

Kekuatan, kekerasan
Sifat fisik, sifat kimia
Beton keras dan ketahanan
dan mineral
(durability)
Agregat halus
 Agregat halus ialah agregat yang semua butirnya
menembus ayakan berlubang 4.8 mm (SII.0052,1980) atau
4.75 mm (ASTM C33,1982) atau 5,0 mm (BS.812,1976)
 Agregat halus yang baik harus tahan terhadap perubahan
cuaca, berbentuk baik dan tergradasi dengan baik sehingga
dapat mengisi ruang kosong secara menyeluruh dalam
beton
FUNGSI AGREGAT HALUS
 Dalam beton, fungsi utama agregat halus adalah sebagai
bahan pengisi rongga-rongga antara agregat kasar, Semakin
padat struktur beton maka semakin tinggi kuat tekan yang
dihasilkan
 Memberikan kelecakan (menambah mobilitas dan
mengurangi friksi antar butir agregat kasar)
Syarat Agregat Halus – PBI 71

 Agregat halus terdiri dari butir-butir tajam dan keras


 Tidak boleh mengandung lumpur lebih besar dari 5 % berat
kering
 Tidak boleh mengandung bahan organik terlalu banyak
 Butiran Agrega halus harus terdiri dari beraneka ragam, Jika
diuji dengan test ayakan ISO
- Sisa di atas ayakan 4 mm minimal 2 % berat total
- Sisa di ayakan 1 mm minimum 10 % berat total
- Sisa di ayakan 0.25 mm minimum 80 – 95 % berat
total
 Pasir laut tidak boleh digunakan sebagai agregat halus kecuali
dengan petunjuk lembaga pemeriksaan yang diakui
BEBERAPA JENIS PASIR YANG BIASA DIGUNAKAN
- Pasir Silika
Pasir yang berbentuk kristal heksagonal yang mempunyai
komposisi gabungan dari SiO2, Fe2O3, CaO, MgO dll.
biasanya berwarna bening.

- Pasir Vulkanik
Pasir yang berasal dari erupsi gunung berapi, biasanya
berwarna gelap.

- Abu Batu
Limbah dari pemecahan batu.
GRADASI PASIR
PROPERTIES MATERIAL
Agregat kasar
 Agregat kasar ialah agregat yang semua butirannya
tertinggal diatas ayakan 4.8 mm (SII.0052,1980) atau 4.75 mm
(ASTM C33,1982) atau 5,0 mm (BS.812,1976).
 Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil atau batu
pecah. Kerikil adalah bahan yang terjadi sebagai hasil
desintegrasi alami dari batuan-batuan dan berbentuk agak
bulat serta permukaannya licin. Sedangkan batu pecah
adalah bahan yang diperoleh dari batu yang digiling
(dipecah)
Fungsi agregat kasar
 Fungsi agregat kasar adalah sebagai komponen utama
yang paling banyak memberikan sumbangan kekuatan
kepada beton nantinya. Secara umum, kekuatan beton
tergantung pada kekuatan agregat kasarnya.
syarat Agregat kasar
– PBI 71

 Agregat kasar terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak


berpori
 Tidak boleh mengandung lumpur lebih besar dari 1 %
berat kering
 Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat
merusak beton
 Keausan dari butir-butir diperiksa dengan mesin los
angeles dengan syarat tertentu
 Agregat terdiri dari butir yang beraneka ragam besarnya
dan tidak melewati saringan 5 mm
UNDERSANDED DAN OVERSANDED???
 UNDERSANDED adalah keadaan dimana jumlah agregat halus dalam
campuran beton terlalu sedikit sehingga pastanya tidak cukup untuk
mengisi ruang kosong yang dapat mengakibatkan campuran mudah
terpisah (segregasi), susah dalam pengerjaan dan beton menjadi
keropos.

 OVERSANDED adalah kondisi dimana jumlah agregat halus terlalu


banyak yang dapat mengakibatkan kebutuhan air meningkat sehingga
kebutuhan semen juga bertambah untuk mencapai faktor air semen
yang sama.

 Kondisi yang sulit akan kita temui bila material pasir kita sangat halus
(zona 4) sedangkan kerikil kita berukuran besar (zona 1)
4 KONDISI AIR DI DALAM AGREGAT

 Kering Kerontang (oven dry)


Bagian dalam dan luar material tidak mengandung air sama sekali
 Kering udara (air dry)
Bagian luar kering, tetapi bagian dalam masih mengandung air.
 Saturated surface dry (SSD)
Kondisi dimana material tampak kering dari luar namun butiran
didalamnya telah jenuh air. (Kondisi teoritis ideal).
 Lembab (wet)
Bagian dalam dan luar material sama-sama basah.
air
 Air diperlukan pada pembuatan beton untuk memicu proses
kimiawi semen, membasahi agregat dan memberikan
kemudahan dalam pekerjaan beton.
 Pada umumnya air yang dapat diminum dapat digunakan
sebagai bahan campuran beton.
Berapakah kebutuhan air dalam beton???
Air yang diperlukan dipengaruhi faktor-faktor dibawah ini :
 Ukuran agregat maksimum
semakin besar diameter agregat maka kebutuhan air menurun
(kebutuhan mortar menurun)
 Bentuk butir
bentuk bulat membutuhkan air yang lebih sedikit daripada batu
pecah.
 Gradasi agregat
gradasi yang baik membutuhkan air yang sedikit untuk mencapai
kelecakan yang sama.
 Kotoran dalam agregat
semakin kotor agregat, kebutuhan air semakin meningkat
 Jumlah agregat halus
semakin sedikit persen agregat halus, kebutuhan air menurun.
Syarat air - pbi 71
 Tidak mengandung lumpur (benda melayang
lainnya) lebih dari 2 gram/liter
 Tidak mengandung garam –garam yang merusak
beton (asam, zat organik dll) lebih dari 15 gram/liter
 Tidak mengandung klorida (CI) lebih dari 0,5
gram/liter
 Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dar 1
gram/liter
PENGARUH KOTORAN DAN SENYAWA KIMIA YANG
TERKANDUNG DALAM AIR TERHADAP BETON
NO KANDUNGAN PENGARUH
1 Sodium & Potasium Mempengaruhi waktu pengikatan
2 Klorida & Sulfat Menyebabkan korosi
3 Air Laut Mengurangi kuat tekan, korosi
4 Magnesium & karbonat Mempengaruhi waktu pengikatan & kuat tekan
5 Garam Besi Mempengaruhi kekuatan mortar
Mangan, timbal, seng, Mengurangi kekuatan yang signifikan dan variasi
6
tembaga pada waktu pengikatan
7 Air Asam Mempersulit pengerjaan beton
8 Air Basa Mempercepat pengikatan, mengurangi kekuatan
9 Gula Memperlambat pengikatan
10 Minyak Mengurangi kekuatan hingga 20%
12 Ganggang Mengurangi lekatan, mengurangi kekuatan
13 Silt (Butiran tersuspensi) Mengurangi kekuatan beton
ADDITIVE
 Bahan-bahan selain air, semen dan agregat yang
ditambahkan ke dalam beton atau mortar sebelum atau
selama pengadukan.
 Fungsi dari bahan ini adalah untuk mengubah sifat-sifat
dari beton agar menjadi lebih cocok untuk pekerjaan
tertentu, atau untuk menghemat biaya.
 Secara umum bahan tambah dibagi menjadi dua yaitu
mineral additive dan chemical admixture
TUJUAN PENGGUNAAN ADMIXTURE PADA BETON SEGAR

 Memperbaiki workability beton


 Mengatur factor air semen pada beton segar
 Mengurangi penggunaan semen
 Mencegah segregasi dan bleeding
 Mengatur waktu pengikatan aduk beton
 Meningkatkan kekuatan tekan beton
 Meningkatkan sifat kedap air pada beton keras
 Meningkatkan kekebalan beton terhadap zat zat kimia
MINERAL ADDITIVE
FLY ASH
 Fly ash mempunyai kadar bahan semen
yang tinggi dan mempunyai sifat
pozzolanik.

 Pozzolan adalah bahan yang mengandung


silika dan alumina, tetapi tidak
mempunyai sifat seperti semen akan
tetapi dengan adanya air, maka senyawa-
senyawa tersebut akan bereaksi dengan
kalsium hidroksida dan akan membentuk
senyawa kalsium silikat hidrat dan
kalsium hidrat yang bersifat hidraulis.

 Sebagian besar kandungan fly ash terdiri


dari Silikat dioksida (SiO2), Aluminium
(Al2O3), Besi (Fe2O3), dan Kalsium
(CaO).
KLASIFIKASI FLY ASH
Berdasarkan tipe batu bara, fly ash dibagi menjadi 2 jenis
(ASTM C618-86) yaitu :
1. Kelas F – antrasit dan bituminous
2. Kelas C – Lignite dan subituminious

Berdasarkan kandungan kimia nya, fly ash dibedakan


menjadi 3 jenis (ACI 1992=3 Parts 1 226.3R-3) yaitu :

KANDUNGAN TYPE C TYPE F TYPE N


SiO2+Al2O3+Fe2O3 >50% >70% >70%
CaO 10% <5% -
Kadar dlm cmpuran 15-35% 15-25% 15-25%
beton
Loss in ignition 6% 12% 10%
KEUNTUNGAN PEMAKAIAN FLY ASH
Pada beton segar :
1. Mampu meningkatkan workability karena kehalusan
partikel nya.
2. Mengurangi resiko terjadinya bleeding dan segregasi

Pada beton keras :


1. Meningkatkan durabilitas beton.
2. Meningkatkan density (kepadatan) beton.
3. Mengurangi penyusutan
4. Meningkatkan kuat tekan beton setelah 52 hari.
BAHAN TAMBAH MINERAL LAINNYA:

Abu sekam
Abu sekam adalah limbah dari tanaman padi, yang pada
saat ini limbah padi kurang dimanfaatkan untuk hal-hal
yang penting. Padahal didalam sekam padi ini terdapat
unsur SiO2 yang dengan mengatur pembakaran tertentu
akan diperoleh silika yang reaktif

Silika fume (SF)


adalah material pozzolan yang halus, dimana
komposisi silika lebih banyak dihasilkan dari tanur
tinggi atau sisa produksi silikon atau alloy besi silikon
KONSEP PEMAKAIAN ADMIXTURE

Water/Cement < A Water/Cement < A


Slump < B Slump = B
Strength > C Strength > C

CEMENT - WATER

+
Water/Cement = A W/C = A
Slump = B + ADMIXTURE Slump > B
Strength = C
Strength = C

+
-CEMENT
WATER
-WATER

Water/Cement >A Water/Cement = A


Slump > B Slump = B
Strength < C Strength = C
MACAM-MACAM ADMIXTURE BERDASARKAN
ASTM C 494
Tipe Pengaruh

A mengurangi air (water reducing)

B memperlambat waktu pengikatan (retarding)

C mempercepat waktu pengikatan (accelerating)

mengurangi air dan memperlambat waktu pengikatan (water reducing and


D
retarding)

mengurangi air dan mempercepat waktu pengikatan (water reducing and


E
accelerating)

mengurangi air dalam jumlah banyak (high range water reducing,


F
superplasticizer)

mengurangi air dalam jumlah banyak dan memperlambat waktu pengikatan


G
(high range water reducing and retarding)
CARA KERJA WATER REDUCER PADA CAMPURAN BETON
1. Melapisi semen dengan ion negatif sehingga menyebabkan semen
yang awalnya membentuk kumpulan (floc) setelah bereaksi dengan
air menjadi telak menolak.
2. Partikel bahan kimia ini kemudian diserap oleh permukaan partikel
semen yang mengakibatkan partikel semen bermuatan negatif
sehingga akan terjadi tolak menolak diantara partikel smeen.
3. Akibat terjadinya gaya tolak-menolak tersebut, butir semen yang
mengumpul (floc) tadi menjadi tersebar sehingga air yang terjebak di
antara butiran smeen tersebut terlepas.
PENGARUH WAKTU PENAMBAHAN ADMIXTURE
PADA BETON

1 2 3

Slump awal (cm) 8 8 8

Slump + add (cm) 15 17,5 18

60 menit (cm) 9,5 11 12

Initial Set (jam) 7 jam 15 menit 7 jam 24 menit 7 jam 45 menit

Final Set (jam) 8 jam 20 menit 8 jam 35 menit 9 jam

Keterangan :
1. Ditambahkan pada saat air baru masuk 50%
2. Ditambahkan bersama dengan air
3. Ditambahkan setelah semua air masuk
Sumber : Sika
FLOW DIAGRAM OF READY MIXED CONCRETE
PROCESS

RAW MATERIAL DELIVERY/


RAW MATERIAL RAW MATERIAL
RECEIVING
STOCKING & HANDLING PRODUCTION PROCESS
INSPECTION & TEST DISPATCHING
2
CEMENT
1 5 CEMENT
ADMIXTURES
SILO
SILO

CONTROL WATER TANK


ROOM
BEAKER
GLASS

WATER
2 `
`
` FLOW
METER
COMPUTERIZED
WEIGHER

``
3 RESEARCH &
DEVELOPMENT

SAND
LABORATORY
WEIGHER
``

COARSE
AGGREGATE 4
COARSE AGREGATE

5
CONCRETE
3 SLUMP TEST SAMPLE

SAND
ADMIXTURES
RENCANA MUTU (QUALITY PLAN) BETON SIAP PAKAI
KONTROL PENERIMAAN
RENCANA MUTU (QUALITY PLAN) BETON SIAP PAKAI
KONTROL PROSES
RENCANA MUTU (QUALITY PLAN) BETON SIAP PAKAI
KONTROL PROSES
RENCANA MUTU (QUALITY PLAN) BETON SIAP PAKAI
KONTROL AKHIR PROSES
MATERIAL TEST METHOD
1. TES BERAT JENIS ( ASTM C 128 – 93 )

2. TES RESAPAN ( ASTM C 128 – 93 )

3. TES KADAR LUMPUR (ASTM C 142 – 97)

4. TES GRADASI (ASTM C 136 – 93)

5. TES KADAR AIR ( ASTM C 556 - 89 )

6. TES KADAR ORGANIK (ASTM C 40 – 92)

7. TES ABRASI ( ASTM C 535-96 )


BERAT JENIS / SPESIFIC GRAVITY
( ASTM C 128 – 93 ) / SNI 03-1970-1990
Pasir

Tujuan :
Menentukan berat jenis dalam kondisi SSD menurut
prosedur ASTM. Nilai ini diperlukan untuk menetapkan
besarnya komposisi volume agregat dalam adukan campuran
beton
BAHAN

ALAT

Labu ukur Timbangan Cawan Oven Kerucut SSD


Digital
Cara Kerja
 Rendam Pasir selama 24 jam, kemudian tiriskan
 Keringkan dengan hair dryer atau diangin – anginkan hingga
mencapai kondisi SSD (Saturated Surface Dry / Kering Permukaan)
 Timbang pasir SSD sebanyak ( W ) gram
 Timbang labu ukur dengan air kapasitas penuh ( W1 )
 Timbang labu ukur beserta air dan agregat (W2)

Hasil Perhitungan

Berat Jenis Pasir : W


( W + W1 ) – W2
Berat Jenis : …………….gr/cm³
BERAT JENIS / SPESIFIC GRAVITY
( ASTM C 127 – 88 )/SNI 03-1969-1990
Batu Pecah

Tujuan :
Menentukan berat jenis menurut prosedur ASTM.
Nilai ini diperlukan untuk menetapkan besarnya
komposisi volume agregat dalam adukan beton
BAHAN

ALAT

Keranjang Timbangan Kain Lap Oven


Kawat Ohauss
Cara Kerja
 Rendam batu pecah selama 24 jam, kemudian
tiriskan
 Dilap dengan kain satu per satu hingga SSD
(Kering permukaan )
 Timbang batu pecah SSD sebanyak ( W1 )
gram
 Masukkan batu pecah ke dalam keranjang
kawat didalam bak air, kemudian timbang
(W2) gram

Hasil Perhitungan

Berat Jenis Batu : W1


W1 – W2
Berat Jenis : …………….gr/cm³
RESAPAN / ABSORPTION
Pasir ( ASTM C 128 – 93 ) / SNI 03-1970-1990
Batu pecah ( ASTM C 127 – 88 ) / SNI 03-1969-1990

Tujuan :
Menentukan besarnya nilai resapan agregat untuk
menetapkan besarnya jumlah volume air dalam
campuran beton
BAHAN

ALAT

Timbangan Oven Cawan Scope


Digital
Cara Kerja
 Timbang pasir / batu pecah kondisi SSD sebanyak ( W ) gram
 Masukkan ke dalam oven atau pemanas selama 24 jam
 Kelurkan pasir dari dalam oven, dinginkan dan timbang beratnya
( W1 ) gram
Hasil Perhitungan

Resapan : W- W1
W1
Resapan :…………………..%

Hubungan antara berat jenis dan penyerapan :


Semakin tinggi nilai berat jenis agregat, semakin kecil daya serap
air tersebut
KADAR LUMPUR
( ASTM C 142 – 97)

Pasir : WI – JMR – 62
Kerikil : WI – JMR - 63

Tujuan :
Menentukan besarnya kadar lumpur yang terkandung dalam
agregat untuk menentukan apakah material tersebut layak
Atau tidak digunakan sebagai campuran beton.
Kadar Lumpur BAHAN
Agregat Halus
ASTM C 142 -78

ALAT

Gelas Ukur Penggaris Air


Cara Kerja
 Isi gelas ukur dengan pasir sebanyak 6 cm
 Isi gelas ukur tersebut dengan air 50% lebih tinggi dari pasir
 Kocok gelas air yang telah berisi pasir dan air tersebut, kemudian
 Diamkan selama 24 jam.
 Ukur tinggi pasir dan tinggi lumpur menggunakan mistar

Hasil Perhitungan

Kadar Lumpur : (H1 / H2) x 100 %


H1 : Tinggi endapan lumpur
H2 : Tinggi endapan pasir + lumpur
Kadar Lumpur Agregat Kasar
ASTM C 117 -90
BAHAN

ALAT

Timbangan Oven Pan Air Ayakan


Digital no 200
Cara Kerja
 Timbang agregat kasar (kering oven) sebanyak 100gr (W1)
 Masukkan agregat ke dalam pan dan cuci sampai bersih.
 Agregat yang tertahan dimasukkan kedalam oven dipanaskan hingga
suhu 110 ± 5 C

Hasil Perhitungan

Kadar lumpur : W1 – W2 x 100% = …..%


W1
Dengan,
W1 = Berat agregat sebelum dicuci (grm)
W2 = Berat agregat setelah dicuci (gram)
MENETAPKAN GRADING AGREGAT

Referensi :
ASTM C 136 - 93, vol 04.02 hal. 76 - 79
ASTM C 33 - 93, vol 04.02 hal. 10 - 16
ALAT dan BAHAN

Timbangan Oven Alat Pengayak Ayakan


Digital
 Agregat dikeringkan didalam oven selama ± 24 jam
kemudian didinginkan.
 Timbang minimal 1000 gr untuk agregat halus dan 2000 gr untuk
agregat kasar
 Ayak agregat tersebut dengan ayakan satu nomor di atas max. size
selama 15 menit diatas mesin penggetar
 Timbang berat aggregat yang tertahan diatas masing – masing ayakan
 Hitung % berat benda uji yang tertahan dengan rumus

a = A x 100 %
B
Dimana :
A = Berat benda uji yang tertahan diatas saringan
B = Berat benda uji total
Ayakan 5 - 10 10 – 20 20 - 30
Nominal
Size
1,18 X
2,36 X
4,75 X X
9,5 X X X
12,5 X X X
19 X X
25 X X
37,5 X
50
Data yang diperoleh :
 Jumlah prosentase diatas masing – masing ayakan
 Modulus kehalusan (FM)
 Prosentase kumulatif lolos ayakan.
 Gambar grafik dari hasil masing – masing ayakan.
KADAR AIR
Pasir ( ASTM C 556-89 )
Batu pecah ( ASTM C 556-89 )

Tujuan :
Menentukan kelembapan /Moisture content pasir
atau batu pecah, guna menentukan besarnya jumlah
air dalam campuran beton
BAHAN

ALAT

Timbangan Oven Cawan


Digital
Cara Kerja
 Timbang pasir / batu pecah kondisi asli sebanyak ( W ) gram
 Masukkan ke dalam oven atau pemanas selama 24 jam
 Kelurkan pasir dari dalam oven, dinginkan dan timbang beratnya
( W1 ) gram

Hasil Perhitungan

Kadar air : W- W1
W1
Kadar air :…………………..%
MENETAPKAN KADAR
ORGANIK DALAM AGREGAT
HALUS

ASTM C 40 – 92 Vol. 04.02 Hal. 22 - 23


Alat dan Bahan :

 Tabung kaca berskala


 Gelas Ukur
 Tintometer
 Larutan Sodium Hidroksida 3%
Langkah Kerja :
 Isikan agregat halus kedalam botol sampai 130 ml.
 Tambahkan larutan Sodium Hidroksida 3 % sampai
200 ml.
 Kocok Botol selama 10 menit.
 Diamkan selama 24 jam.
 Amati warna cairan diatas permukaan agregat halus
dalam botol dan bandingkan warnanya dengan
larutan pembanding. Maksimal warna no. 3
WARNING : Kadar organik dikatakan tinggi
jika warna cairan dalam botol lebih tua
dibandingkan larutan pembanding.
Pengaruh Kandungan Organik pada beton

1. Dapat menyebabkan variasi terhadap waktu


ikat beton
2. Dapat mengurangi kuat tekan beton
TES ABRASI
Batu pecah ( ASTM C 535-96 )

Tujuan :
Mengetahui angka keausan material, yang dinyatakan
dengan perbandingan antara berat bahan aus lolos saringan
No. 12 (1,7 mm) terhadap berat semula, dalam persen.
BAHAN

ALAT

Ayakan Timbangan Oven Cawan


Mesin Los
Angees Digital
Cara Kerja
 Cuci dan keringkan agregat pada temperatur 110 C ± 5 C sampai berat
tetap.
 Lakukan penyaringan kedalam fraksi-fraksi yang dikehendaki dengan
penyaringan dan lakukan penimbangan.
 Pengujian ketahanan agregat kasar dilakukan dengan salah satu cara
berikut :
 Benda uji dan bola baja dimasukkan kedalam mesin abrasi
 putar mesin dengan kecepatan 30 sampai dengan 33 rpm. Jumlah
putaran gradasi A, B, C, dan D 500 putaran dan untuk gradasi E, F, dan
G 1000 putaran;
 Setelah selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin kemudian
saring dengan saringan no. 12 (1,7 mm); butiran yang tertahan di
atasnya dicuci bersih. Selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu
(110 ± 5)°C sampai berat tetap.

Hasil Perhitungan

Keausan : a – b x 100% = ….
a
Dengan,
a = berat benda uji awal (gr)
W2 = Berat benda uji tertahan saringan no 12
(1,70)

Anda mungkin juga menyukai