Oleh
PT.PP (Persero) Tbk.
Belanja Modal Gedung Dan Bangunan Berupa
Pembangunan Gedung Rektorat Tahap II
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 UMUM
Gedung Rektorat Tahap II – Universitas Negeri Malang ini dibangun di
Komplek Universitas Negeri Malang - Jawa Timur. Gedung Rektorat Tahap II ini
merupakan gedung delapan lantai dengan konstruksi beton bertulang. Pembangunan
Gedung Rektorat Tahap II – Universitas Negeri Malang ini waktu pelaksanaannya
direncanakan 210 ( dua ratus sepuluh) hari kalender.
Waktu pekerjaan selama 210 hari kalender merupakan waktu yang cukup
untuk melaksanakan seluruh item pekerjaan. Untuk itu agar mampu memberikan hasil
yang sempurna, kondisi –kondisi tertentu yang mungkin terjadi di lapangan harus tetap
diperhatikan. Konsep pendekatan BMW (Biaya, Mutu dan Waktu) menjadi perhatian
kontraktor pelaksana agar kualitas dan kuantitas pekerjaan dapat dilaksanakan secara
tepat dan sesuai spesifikasi pekerjaan.
Dengan pengalaman PT. PP (Persero) Tbk melaksanakan pembangunan
Gedung sejenis Gedung Rektorat Tahap II – Universitas Negeri Malang ini, maka kami
yakin bisa menyelesaikan Proyek ini dengan tepat waktu dan kualitas yang baik. PT PP
(Persero) Tbk yang telah bersertifikat ISO 9001 untuk Quality Management, sertifikat
OHSAS untuk Safety Management dan Sertifikat ISO 14001 untuk Enviroment
Management, maka kami sangat peduli dan memperhatikan Mutu Pekerjaan,
Keamanan, Keselamatan dan Kenyamanan baik Pekerja Proyek maupun Lingkungan
Sekitar.
Setelah mempelajari kondisi medan kerja (0% pekerjaan) dan persyaratan
teknis dalam Dokumen Tender , dibuatlah metode pelaksanaan pekerjaan dengan
berpedoman pada jadwal waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan dan tahapan
pelaksanaan pekerjaan (sequence) yang logis dengan hari kerja berdasarkan hari efektif
dari hari kalender waktu pelaksanaan yang tersedia.
START
PEKERJAAN STRUKTUR
FINISH
ZONE 1 ZONE 2
ZONE 3 ZONE 4
ZONE 5 ZONE 6
Surveyor
Achmad Antono, ST
Thomas Arso Anggoro
Drafter
Sujono Murti, ST
Bujang Harpendi, ST
Administrasi
Subani
Logistik
Sudarmono
Gambar 1. 4 Struktur Organisasi
BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1 UMUM
Pekerjaan persiapan direncanakan sebelum masa pelaksanaan suatu proyek
konstruksi dan pada saat tender. Perencanaannya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
diperoleh suatu hasil perencanaan yang efisien, namun bisa mencakup segala pekerjaan
yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek tersebut.
Fasilitas-fasilitas yang dibangun harus mampu menyediakan seluruh keperluan
selama masa pembangunan, baik berkaitan dengan pembangunan secara langsung
ataupun fasilitas penunjang orang-orang yang terlibat pembangunan untuk dapat hidup
secara layak. Selain itu fasilitas sementara juga harus dalam kondisi yang senyaman
mungkin berkaitan dengan kelancaran dan kemudahan pekerja proyek.
Fasilitas yang akan dibangun pada proyek ini yaitu antara lain:
1. Pintu Masuk - Keluar
2. Pos jaga
3. Kantor Pengawas Kontraktor
4. Kantor MK / Konsultan Pengawas
5. Kamar Mandi dan WC
6. Gudang dan work shop material dan alat
7. Los kerja besi dan kayu
8. Pagar Proyek
3. Pembuatan Gudang
Gudang dan tempat penimbunan material juga dilengkapi dengan ukuran
sesuai kebutuhan dan terpelihara selama pelaksanaan berlangsung. Semua fasilitas
tersebut ditempatkan pada lokasi yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
1 8
1 8
Adanya aktifitas masuk dan keluar proyek berupa terutama material, memerlukan
pengaturan khusus. Pengaturan tersebut dapat berupa penentuan pintu masuk dan pintu
keluar, area manuver, area loading dan unloading material, area antrian, dan aturan-aturan
lain. Pengaturan lalu-lintas tersebut disebut traffic management.
Traffic management sangat terkait dengan lalu lintas yang ada di luar proyek dan lalu
lintas yang diperkirakan terjadi di dalam proyek. Jumlah dan kondisi akses serta rute jalan
kerja saling menentukan dalam perencanaan lalu-lintas di dalam proyek.
BAB III
METODE PEKERJAAN STRUKTUR
penyedia jasa memilih membuat saluran bawah pembuang, hal ini harus mendapat
persetujuan direksi terlebih dahulu.
Dewatering sistem cut off biasanya sudah dapat mengatasi air tanah sepenuhnya
tetapi terkadang galian terisi air dari luar, maka pengeringan air dari luar tersebut
menggunakan kombinasi dengan open pumping / sistem permukaan yaitu membuat
saluran tersier yang mengalir ke sumpit, lalu dipompa dengan submersible pump
ELEVASI BASEMENT
POMPA SUBMERSIBLE
DEWATERING
KOLOM LANTAI 2
KOLOM LANTAI 3
KOLOM LANTAI 4
KOLOM LANTAI 5
KOLOM LANTAI 6
KOLOM LANTAI 7
KOLOM LANTAI 8
METODE PELAKSANAAN
Dalam melaksanakan pekerjaan kolom ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan,
diantaranya sebagai berikut ;
1. Pemasangan steck besi kolom dengan panjang 3. Untuk menjamin ketepatan kolom pada as-nya,
penjangkaran minimum 40D. dibuat sepatu kolom.
2. Penyambungan besi stek dengan tulangan kolom 4. Pemasangan bekisting kolom. Harus diperiksa
yang telah dipabrikasi. kelurusan dan vertikalitasnya.
Bekesting Kolom
diangkat
Besi Kolom diangkat menggunakan mobil Twin Channel
menggunakan mobil Waler
crane Form Tie
crane
Tie Bar
Besi
LVL
Kolom
Plywood
Right Angle
Connector
Kolom Kolom
Sebelum Pengecoran :
Bekisting dipasang sesuai dengan gambar Shop Drawing, dengan urutan pemasangan
bekisting seperti ketentuan :
1. Cek Jarak sabuk sesuai standar bekisting kolom.
2. Cek Pertemuan panel pada sudut bekisting.
3. Permukaan Plywood dibersihkan dan diberi pelumas.
4. Penyetelan pipa support setelah bekisting kolom telah terpasang,dan memastikan
posisi bekisting kolom sudah benar.
5. Pemberian adukan mortar pada dudukan bekisting kolom dilakukan setelah posisi
bekisting sudah benar dan kokoh serta pastikan mortar yang ditabung mengering
Saat Pengecoran :
1.Lakukan Vibrasi yang cukup pada saat pengecoran.
2.Lakukan pengetokan dengan palu kayu pada keliling bagian luar eksisting kolom.
Saat Pembongkaran :
1. Panel dikendorkan secukupnya agar tidak merusak beton waktu pengangkatan
dilakukan
2. Sebelum pengangkatan, dipastikan pen atas push pull prop terkunci (terikat). Push
pull prop diikat dengan sempurna pada waller.
3. Setelah pembongkaran panel harus diservis. Pembersihan, repair champer/lis
4. Stocking panel kolom harus tegak, tidak boleh menyandar pada material lain.
Stocking sesuai site plan yang ditentukan
METODE PELAKSANAAN
Pada Pekerjaan Balok dan Pelat Lantai ini juga dipergunakan Metode Zoning Area
dimana setiap Zoning Area diperhitungkan terhadap volumenya, yaitu produktivitas
terhadap :
1. Bekisting
2. Pembesian / Penulangan
3. Pengecoran Beton
Selain itu untuk menentukan besarnya Produktivitas setiap Zone Area juga harus
memperhitungkan luasan setiap lantai yang akan dibangun.
TAHAPAN PENGECORAN:
1. Persiapan concrete pump
2. Masukkan adukan mortar ke dalam bak truk pompa sebagai tahap awal proses
pemompaan
3. Pompa mortar dan masukkan output mortar dari pompa ke dalam tempat khusus yang
kemudian dituang
Komponen Shearwall:
1. HAND
RAILING
2. ADDITIONAL
LVL WALLER
3. HOP UP
BRACKET
4. WALLER
5. PUSH PULL
6. CLIMBING SYSTEM
1 2
Dudukan
climbing
Jarak sesuai posisi
angkur pada kolom
3 4
6
7
Keterangan :
1. Pemasangan mounting ring / angkur pada dinding corewall.
2. Perakitan lantai / platform climbing, jarak antar climbing bracket sesuai posisi
angkur pada dinding corewall.
3. Pemasangan tali climbing untuk mengangkat platform, posisi tali harus
seimbang.
4. Pengangkatan platform climbing,dengan bantuan tower crane dan dilakukan
adjustment agar perletakan sesuai posisi angkur pd dinding corewall.
5. Penempatan platform climbing.
6. Angkat bekisting corewall dengan bantuan tower crane.
7. Menempatkan bekisting dinding corewall pada sisi dalam/luar dan mengatur
kelurusannya dengan push pull.
8. Setelah bekisting siap kemudian dilakukan pengecoran corewall.
9. Jika usia beton telah cukup, bongkar bekisting dan lakukan kembali climbing
untuk bekisting corewall diatasnya.
PENGENDALIAN RESIKO K3 :
o Membuat Safety Line Area
o Membuat Pagar atau rambu pelindung
o Memakai alat pelindung diri lengkap
o Penempatan Traffic Officer
o Pengawasan Rutin
o Memperkuat Platform Kerja
PELAKSANAAN :
1. Pasang perancah sebagai tumpuan bekisting dengan ketinggian sesuai elevasi tangga,
kemudian pasang bekisting
2. Pasang tulangan
3. Pasang bekisting panel trap tangga dengan perkuatan kaso / pipa.
4. Cor Tangga secara hati-hati, jangan menumpuk beton di satu lokasi. Ratakan beton
dan finish permukaan sesuai shop drawing ( Floor Hardener / finish struktur yang
nantinya akan dipasang keramik )
2. Memasang bekisting dari kayu atau papan ( plywood ) dan memasang besi tulangan
pelat ramp.
4. Setelah umur dan kekuatan beton sudah cukup umur maka semua bekisting dan
scaffolding dilepas dan ramp difinishing atau dihaluskan ( diprofil ) sesuai dengan
perencanaan.