Anda di halaman 1dari 15

PENERAPAN

STRUKTUR BETON BERTULANG

DISUSUN OLEH

STEVE IMANUEL PAMONA

92111410141027

UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK SIPL
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang masih sangat banyak dipakai dalam
pembangunan fisik. Harganya yang relatif murah dan kemudahan dalam pelaksanaannya
membuat beton semakin tak tergantikan dalam dunia konstruksi. Namun selain keuntungan
yang dimilikinya beton juga memiliki beberapa kekurangan seperti tegangan tarik yang
rendah, daktibilitas rendah, dan keseragaman mutu yang bervariatif. Karena kekurangan yang
dimiliknya maka diperluakan pengetahuan yang cukup luas,antara lain mengenai sifat bahan
dasarnya, cara pembuatannya, cara evaluasi, dan variasi bahan tambahnya agar dapat
meningkatkan fungsi beton itu sendiri menjadi lebih maksimal.

Dalam pembuatannya, keseragaman kualitas beton sangat dipengaruhi oleh keseragaman


bahan dasar dan metode pelaksanaan. Pada prakteknya dilapangan, umumnya beton yang
disuplai oleh perusahaan pembuatan beton (ready mix) telah terjamin keseragaman bahan
dasarnya. Untuk mendapatkan kualitas dan keseragaman beton sesuai seperti yang
disyaratkan maka pelaksanakan pembuatan beton harus dilakukan dengan baik dan sesuai
dengan prosedur. Yang dimaksud dengan kualitas beton seperti yang disyaratkan disini
adalah kuat tekan beton pada umur ke-28 hari. Oleh karena sebab-sebab diatas maka
diperlukan adanya kontrol kualitas yang dapat mengetahui kemungkinan terjadinya output
yang tidak sesuai dengan yang disyaratkan sedini mungkin.

1.2 RUMUSAN MASALAH


 Apa saja bahan dasar penyusun beton?
 Apa keuntungan dan kerugian beton kontruksi?
 Bagaimana aplikasi beton pada kontruksi bangunan gedung?
 Apa saja jenis-jenis tulangan pada aplikasi beton pada kontruksi bangunan gedung?

1.3 TUJUAN PENULISAN


 Mengetahui apa saja bahan dasar penyusun beton
Page 2 of 15
 Mengetahui apa keuntungan dan kerugian beton kontruksi
 Memahami bagaimana aplikasi beton pada kontruksi bangunan gedung
 Dan juga mengetahui apa saja jenis-jenis tulangan pada aplikasi beton pada kontruksi
bangunan gedung

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 BAHAN DASAR PENYUSUN BETON

Sebelum mengenal tentang bahan dasar penyusun beton, kita harus mengetahui bahwa
beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi aggregat dan
pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang
terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air. Berikut penjelasan
tentang bahan dasar penyusun beton :

 SEMEN PORTLAND

Semen adalah bahan pengikat hidrolis yang terbuat dari penggilingan halus (klingker)
dan gips, bila dicampur air didiamkan akan mengikat, mengeras, membatu dan
direndam dalam air tidak larut.

 Ada 4 unsur yang paling penting dalam susunan semen yaitu :

1. Trikalsium silikat (C3S ) atau 3CaO.SiO2


2. Dikalsium silikat (C2S ) atau 2CaO.SiO2
3. Trikalsium aluminat (C2A) atau 3CaO.AlO3
4. Tetrakalsium aluminoferit (C2AF ) atau 4Cao.Al2O3.Fe2O

 Keempat bahan tersebut digiling halus dengan perbandinngan tertentu, setelah


digiling dibakar dengan suhu 1350° dengan proses bertahap

1. Pada suhu 100°C (dalam keadaan kering oven kandungan H2O masih ada)
2. Pada suhu 250°-300°C(warnanya kemerahan, H2O sudah hilang)
3. Pada suhu 800° C(proses kalsinasi) CO 2 hilang peruraian dari Batu kapur ke kapur
toho (kapur hidup)
4. Pada suhu 1350°C terjadi proses sintering (pelelahan)

 Setelah melalui proses pemansan tersebut kemudian dialirkan ke tungku putar


pendingin suhunya menjadi 60° berbentuk klingker. Kemudian klingker-klingker
tersebut digiling halus dengan gips dan menjadi semen.

Page 3 of 15
 Senyawa C3S dan C2S memiliki sifat mengikat, senyawa C 3A dan C4AF memiliki sifat
mengeras dan mengeluarkan panas hidrasi. Sifat Gypsum (CH 4) memperlambat
pengerasan semen dan pengikatannya yang digunakan untuk member kesempatan
pada proses pengerjaan.

 AGREGAT (Pasir & Kerikil)

Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran mortar atau beton. Kira-kira 70 % volume mortar atau beton diisi oleh
agregat. Agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat mortar atau beton,
sehingga pemilihan agregat merupakan suatu bagian penting dalam pembuatan
mortar atau beton. Dari segi ekonomis lebih menguntungkan jika digunakan
campuran beton dengan sebanyak mungkin bahan pengisi dan sedikit mungkin
jumlah semen. Namun keuntungan dari segi ekonomis harus diseimbangkan
dengan kinerja beton baik dalam keadaan segar maupun setelah mengeras.

Pengaruh kekuatan agregat terhadap beton begitu besar, karena umumnya


kekuatan agregat lebih besar dari kekuatan pasta semennya. Namun kekasaran
permukaan agregat berpengaruh terhadap kekuatan beton. Agregat dapat
dibedakan berdasarkan ukuran butiran. Agregat yang mempunyai ukuran butiran
besar disebut agregat kasar, sedangkan agregat yang berbutir kecil disebut agregat
halus.

Dalam bidang teknologi beton nilai batas daerah agregat kasar dan agregat halus
adalah 4,75 mm atau 4,80 mm. Agregat yang butirannya lebih kecil dari 4,8 mm
disebut agregat halus. Secara umum agregat kasar sering disebut kerikil, kericak,
batu pecah atau split. Adapun agregat halus disebut pasir, baik berupa pasir alami
yang diperoleh langsung dari sungai, tanah galian atau dari hasil pemecahan
batu. Agregat yang butiranya lebih kecil dari 1,2 mm disebut pasir halus, sedangkan
butiran yang lebih kecil dari 0,075 mm disebut lanau, dan yang lebih kecil dari 0,002
mm disebut lempung.

Agregat umumnya digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu:

 Batu, umumnya besar butiran lebih dari 40 mm

 Kerikil, untuk butiran antara 5 sampai 40 mm

 Pasir, untuk butiran antara 0,15 sampai 5 mm

Agregat harus mempunyai bentuk yang baik (bulat dan mendekati kubus), bersih,
keras, kuat dan gradasinya baik. Bila butiran agregat mempunyai ukuran yang
sama (seragam) volume pori akan besar. Sebaliknya bila ukuran butiranya
bervariasi maka volume pori menjadi kecil. Hal ini karena butiran yang kecil

Page 4 of 15
dapat mengisi pori diantara butiran yang lebih besar sehingga pori-pori menjadi
sedikit, dengan kata lain agregat tersebut mempunyai kemampatan tinggi.

Agregat harus pula mempunyai kestabilan kimiawi dan dalam hal-hal tertentu
harus tahan aus dan tahan cuaca.

 AIR

Air diperlukan pada pembentukan semen yang berpengaruh terhadap sifat kemudahan
pengerjaan adukan beton (workability), kekuatan, susut dan keawetan beton. Air yang
diperlukan untuk bereaksi dengan semen hanya sekitar 25 % dari berat semen saja,
namun dalam kenyataannya nilai faktor air semen yang dipakai sulit jika kurang dari
0,35. Kelebihan air dari jumlah yang dibutuhkan dipakai sebagai pelumas,
tambahan air ini tidak boleh terlalu banyak karena kekuatan beton menjadi rendah
dan beton menjadi keropos. Kelebihan air ini dituang (bleeding) yang kemudian
menjadi buih dan terbentuk suatu selaput tipis (laitance). Selaput tipis ini akan
mengurangi lekatan antara lapis-lapis beton dan merupakan bidang sambung yang
lemah

 ADMIXTURE

Bahan campuran tambahan (admixtures) adalah bahan yang bukan air, agregat
maupun semen yang ditambahkan ke dalam campuran sesaat atau selama
pencampuran. Fungsi dari bahan ini adalah untuk mengubah sifat-sifat beton atau
pasta semen agar menjadi cocok untuk pekerjaan tertentu, atau ekonomis untuk tujuan
lain seperti menghemat energi (Nawy,1996).

Suatu bahan tambah pada umumnya dimasukkan ke dalam campuran beton dengan
jumlah sedikit, sehingga tingkat kontrolnya harus lebih besar daripada pekerjaan
beton biasa. Oleh sebab itu, kontrol terhadap bahan tambah perlu dilakukan dengan
tujuan untuk menunjukkan bahwa pemberian bahan tambah pada beton tidak
menimbulkan efek samping seperti kenaikan penyusutan kering, pengurangan
elastisitas (L.J. Murdock dan K.M. Brook, 1991)

 Puzolan

Pozolan adalah bahan alam atau buatan yang sebagian besar terdiri dari unsur-
unsur silikat atau aluminat yang reaktif (Persyaratan Umum Bahan Bangunan di
Indonesia , PUBI 1982). Pozolan sendiri tidak mempunyai sifat semen, tetapi
dalam keadaan halus (lolos ayakan 0,21 mm) bereaksi dengan air dan kapur
padam pada suhu normal (24 – 270 C) menjadi suatu massa padat yang tidak larut
dalam air.

Page 5 of 15
Unsur silikat dan aluminat yang reaktif akan bereaksi dengan kapur bebas
yang merupakan hasil sampingan proses hidrasi antara semen dan air menjadi
kalsium silikat hidrat (“tobermorite”). Secara sederhana proses kimianya dapat
dituis sebagai berikut:

CH + S + H → C – S – H

Dan

CH + A + H → C – A – H

Keterangan:

CH = kalsium hidroksida (Ca(OH)2)

S = silikon dioksida (SiO2)

A = aluminium oksida (Al2O3)

C-S-H = kalsium silikat hidrat (C3S2H3)

Pozolan dapat dipakai sebagai bahan tambahan atau sebagai pengganti


sebagian semen portland. Bila dipakai sebagai pengganti sebagian semen portland,
umumnya berkisar antara 10 sampai 35 persen berat semen. Bahan tambahan ini dapat
membuat beton lebih tahan terhadap garam, sulfat, dan air asam. Laju kenaikan
kekuatannya lebih lambat daripada beton normal. Pada umur 28 hari kuat tekannya
lebih rendah daripada beton normal, namun sesudah 3 bulan (90 hari) kuat tekannya
dapat sedikit lebih tinggi.

2.2 KEUNTUNGAN & KERUGIAN BETON KONTRUKSI

Beton adalah hasil pencampuran semen portland, air, dan agregat (terkadang bahan tambah,
yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia tambahan, serat, sampai bahan buangan non
kimia). Dan bias dilihat perbandingan antara keuntungan dan kerugian dibawah ini:

 KEUNTUNGAN
Mudah dicetak sehingga bentuk bervariasi
Awet dan tahan lama
Tahan api
Ekonomis
Dapat dicor di tempat
Harganya relatif murah karena menggunakan bahan-bahan dasar dari bahan
lokal, kecuali semen Portland.
Beton termasuk tahan aus dan tahan kebakaran, sehingga biaya perawatan
termasuk rendah
Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi, serta mempunyai sifat
tahan terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi lingkungan.

Page 6 of 15
Ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan beton tak bertulang atau
pasangan batu.
Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk
apapun dan ukuran seberapapun tergantung keinginan

 KERUGIAN
Tegangan tarik rendah
Duktilitas rendah
Berat sendiri sangat besar
Volume tidak stabil
Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak. Oleh karena
itu perlu diberi baja tulangan, atau tulangan kasa.
Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika
basah sehingga dilatasi (constraction joint) perlu diadakan pada beton yang
panjang/lebar untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan
pengembangan beton.
Beton keras mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu
sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah terjadinya
retak-retak akibat perubahan suhu.
Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat
dimasuki air, dan air yang membawa kandungan garam dapat merusakkan
beton.
Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan didetail
secara seksama agar setelah dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi
bersifat daktail, terutama pada struktur tahan gempa.

2.3 APLIKASI BETON PADA KONTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

Dalam konstruksi bangunan gedung penggunaan beton umumnya dilengkapi dengan


besi tulangan, sehingga beton yang memiliki kuat tekan yang baik dilengkapi dengan besi
tulangan yang memiliki kuat tarik yang baik. Beton bertulang hampir dapat di jumpai pada
semua elemen struktur bangunan, dari pondasi, tie beam/sloof, kolom, balok, dan pelat lantai.
Adapun penjelasannya sebagai berikut

A. Pondasi

Pengertian pondasi yang dimaksud disini adalah suatu jenis konstruksi yang menjadi dasar
dan pondasi ini berfungsi sebagai penopang bangunan yang ada di atasnya dan ini bertujuan
untuk diteruskan secara bertahap dan merata ke lapisan tanah. Namun terdapat juga
pengertian pondasi yang lain yang mengatakan bahwa pondasi adalah konstruksi yang telah
diperhitungkan sebaik mungkin sehingga hal ini dapat menjamin keseimbangan dan
kestabilan bangunan terhadap berat yang akan dibebankan pada pondasi tersebut.

Setelah mengetahui pengertian dari pondasi tersebut, selanjutnya akan kita lihat jenis-jenis
pondasi di antaranya:

Page 7 of 15
 Pondasi telapak (untuk Rumah Panggung)

Gambar pondasi telapak

Pondasi telapak merupakan jenis pondasi sederhana yang telah digunakan oleh
masyarakat indonesia sejak zaman dulu. Pondasi ini terbuat dari beton tanpa tulang
yang dicetak membentuk limas segi empat seperti pada gambar disamping. Sistem
kerja pondasi ini menerapkan sistem tanam. Jadi pondasi telapak ini menahan kolom
yang tertanam di dalamnya sehingga tidak masuk dalam tanah. Seperti halnya ketika
kita menggunakan sebuah ganjalan yang pipih atau ganjalan yang lebih lebar untuk
standar motor ketika di tempatkan pada tanah yang lembek.

 Pondasi Rollag Bata (untuk Penahan lantai)

Gambar pondasi rollag bata

Rollag bata merupakan pondasi sederhana yang fungsinya bukan menyalurkan beban
bangunan, melainkan untuk menyeimbangkan posisi lantai agar tidak terjadi amblas
pada ujung lantai. Pondasi ini biasanya digunakan untuk membuat teras rumah,
fungsinya hampir sama dengan sloof gantung namun rollag bata tidak sekuat sloof
gantung dan tidak semahal sloof gantung.

 Pondasi Batu Kali (untuk Bangunan Sederhana 1-2 lantai)

Page 8 of 15
Gambar pondasi batu kali

Pondasi batu kali merupakan pondasi penahan dinding yang digunakan pada
bangunan sederhana. Pondasi ini terdiri dari batu kali dan perekat yang berupa
campuran pasir dan semen. Biasanya campuran agregat untuk merekatkan batu kali
ini menggunakan perbangingan 1 : 3 karena batu kali akan selalu menerima rembesan
air yang berasal dari tanah. Sehingga membutuhkan campuran yang lebih kuat
menahan rembesan.

 Pondasi Batu Bata (untuk Bangunan Sederhana)

Gambar pondasi batu bata

Seperti halnya pondasi Batu Kali, pondasi batu bata memiliki fungsi sama. Namun
yang membedakan keduanya hanyalah bahan yang digunakan serta kondisi alam di
daerah sekitarnya. Dikarenakan batu-bata merupakan bahan yang rentan terhadap air,
maka pemasangan harus lebih maksimal artinya bata yang dipasang harus dapat
terselimuti dengan baik.

 Pondasi Tapak atau Ceker Ayam (untuk Bangunan bertingkat 2-3 Lantai)

Page 9 of 15
Gambar pondasi tapak

Pondasi tapak merupakan pondasi yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia
ketika mendirikan sebuah bangunan. Terutama bangunan bertingkat serta bangunan
yang berdiri di atas tanah lembek. Pondasi tapak di temukan oleh Alm Prof Ir
Sediyatmo tsb, dan dikembangkan oleh Prof Ir Bambang Suhendro, Dr harry
Christady dan Ir Maryadi Darmokumoro, yang dikenal dengan Sistim Cakar Ayam
Modifikasi (CAM). Modifikasi yang dilakukan adalah : penggantian pipa beton
menjadi pipa baja tipis tebal 1.4 mm, perhitungan dalam 3 Dimensi dan penambahan
"koperan" pada tepi slab. Sistim CAM tsb telah di uji skala penuh oleh Puslitbang
Jalan dan Jembatan di ruas jalan Pantura Indramyu-Pemanukan (2007) dan digunakan
di Jalan Tol seksi 4 Makasar (2008).

 Pondasi Sumuran (untuk Bangunan Bertingkat)

Gambar pondasi sumuran

Pondasi sumuran memiliki fungsi sama dengan pondasi footplat. Pondasi sumuran
merupakan pondasi yang berupa campuran agregat kasar yang dimasukan kedalam
lubang yang berbentuk seperti sumur dengan besi-besi di dalamnya. Pondasi ini
biasanya digunakan pada tanah yang labil dan memiliki sigma 1,50 kg/cm2. Pondasi

Page 10 of 15
sumuran juga dapat digunakan untuk bangunan beralantai banyak seperti medium rise
yang terdiri dari 3-4 lantai dengan syarat keadaan tanah relatif keras.

 Pondasi Bored Pile atau Strauss pile (untuk Bangunan Bertingkat)

Gambar pondasi bored pile

Pondasi Bored pile digunakan untuk banguna berlantai banyak seperti rumah susun
yang memiliki lantai 4-8 lantai. Pondasi ini berbentuk seperti paku yang kemudian di
tancapkan kedalam tanah dengan menggunakan alat berat seperti kren.

 Pondasi Tiang Pancang atau Paku Bumi (untuk bangunan bertingkat)

Gambar pondasi tiang pancang

Pondasi tiang pancang ini merupakan pondasi yang banyak digunakan untuk
pembangunan gedung berlantai banyak seperti Apartment, Kondominium, Rent
Office dan sebagainya. Pondasi ini hampir sama dengan pondasi bored pile. Namun
pondasi tiang pancang memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan
pondasi bored pil

B. Tie Beam/ Sloof

Page 11 of 15
Sloof adalah struktur bangunan yang terletak di atas pondasi bangunan. Jenis
Konstruksi Beton Bertulang ini biasanya dibuat pada bangunan Rumah atau Gedung, dan
posisinya biasanya pada Lantai 1 atau Orang-orang biasa menyebutnya Lantai Dasar. Inilah
sebab nya mengapa kita jarang melihat bentuk sloof saat bangunan sudah “Berdiri” tegak.
walau bentuk sloof tidak terlihat tapi fungsi sloof sangat dibutuhkan dalam suatu
bangunan.Seperti dapat kita lihat pada Gambar dibawah

Gambar sloof pada konstruksi bangunan

Namun berdasarkan konstruksinya, ada beberapa macam sloof sebagai berikut :

 Konstruksi Sloof dari Beton Bertulang. Konstruksi sloof ini bisa digunakan di atas
pondasi batu kali apabila pondasi tersebut dimaksudkan untuk rumah atau
gedung(bangunan) tidak bertingkat dengan perlengkapan kolom praktis pada jarak
dinding kurang lebih 3 m. Untuk ukuran lebar / tinggi sloof beton bertulang adalah
>15 / 20 cm. Konstruksi sloof dari beton bertulang juga bisa dimanfaatkan sebagai
balok pengikat pada pondasi tiang.
 Konstruksi Sloof dari Batu Bata. Rolag dibuat dari susunan batu bata yang
dipasang dengan cara melintang dan yang diikat dengan adukan pasangan (1

Page 12 of 15
bagian portland semen : 4 bagian pasir). Konstruksi rolag ini tidak memenuhi
syarat untuk membagi beban.
 Konstruksi Sloof dari Kayu. konstruksi rumah panggung dengan pondasi tiang
kayu (misalnya di atas pondasi setempat), sloof dapat dibentuk sebagai balok
pengapit. Jika sloof dari kayu ini terletak di atas pondasi lajur dari batu atau beton,
maka dipilih balok tunggal.

Sloof adalah jenis Konstruksi Beton Bertulang yang sengaja didisain khusus Luas
Penampang dan Jumlah Pembesiannya, disesuaikan dengan kebutuhan Beban yang akan
dipikul oleh Sloof tersebut nantinya.

Untuk menetukan Luas Penampang (ukuran Sloof ini), dibutuhkan Perhitungan


Teknis yang Tepat agar Sloof tersebut nanti “benar-benar Mampu” untuk memikul Beban
Dinding Bata diatasnya nanti. Untuk itu ada baiknya kita menggunakan jasa Konsultan untuk
menghitung dan mendisain dimensi Sloof ini

Sloof ini berfungsi untuk memikul Beban dinding, sehingga dinding tersebut
“BERDIRI” pada beton yang kuat, sehingga tidak terjadi penurunan dan pergerakan yang
bisa mengakibatkan dinding rumah menjadi Retak atau Pecah.

Adapun fungsi sloof lainnya adalah sebagai berikut :


1. Sebagai pengikat kolom.
2. Meratakan gaya beban dinding ke pondasi.
3. Menahan gaya beban dinding.
4. Sebagai balok penahan gaya reaksi tanah yang disalurkan dari pondasi lajur.

Gambar sloof

Jadi bisa dikatakan Sloof juga merupakan salah satu Pondasi bagi rumah. Spesifiknya
adalah mendukung beban dinding rumah tersebut. Bila dikategorikan Sloof adalah termasuk
Pondasi Menerus.

Page 13 of 15
BAB III

PENUTUPAN

3.1 KESIMPULAN

Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan
atau tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat. Bahan penyusun beton
tersebut pun memiliki banyak banyak klasifikasi yang berdasarkan kegunaan, bentuk, dan
ukuran yang mana telah diuraikan pada bagian pembahasan.

Beton sebagai bahan bangunan juga telah lama dikenal di Indonesia. Disamping
mempunyai kelebihan dalam mendukung tegangan tekan, beton mudah dibentuk sesuai
dengan kebutuhan, dapat digunakan pada berbagai struktur teknik sipil serta mudah di rawat.
Dalam pembuatan beton pun dapat dimanfaatkan bahan-bahan lokal oleh sebab itu beton
sangat populer dipakai.

3.2 SARAN

1. Perlu di perhatikan ketika menggunakan beton sebagai bahan struktur, pekerjaan


penulangan beton harus di perhitungkan dengan matang, karena jika tidak kualitas
beton menurun.
2. Seorang perencana struktur hendaklah selalu mangikuti perkembangan peraturan dan
pedoman – pedoman standar dalam perencanaan struktur, sehingga bangunan yang
dihasilkan nantinya selalu memenuh persyaratan yang terbaru yang ada ( up to date )
seperti dalam hal peraturan perencanaan struktur tahan gempa, standar perencanaan
struktur beton, harga matrial terbaru dan sebagainya.
3. Pemilihan metode pelaksanaan maupun penggunaan bahan dan peralatan berpedoman
pada faktor kamudahan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, pengalaman tenaga
kerja serta segi ekonomisnya.

Page 14 of 15
Page 15 of 15

Anda mungkin juga menyukai