Anda di halaman 1dari 23

UNIVERSITAS SULAWESI TENGGARA

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN PRODI SIPIL

STRUKTUR BETON BERTULANG I

OLEH :
HUJIYANTO,ST.,MPWK
Pokok bahasan 2 :
MATERIAL PENYUSUN BETON BERTULANG

1. Semen Portland (PC)


Semen portland merupakan bubuk halus yang diperoleh dengan menggiling
klinker (yang didapat dari pembakaran suatu campuran yang baik dan merata
antara kapur dan bahan-bahan yang mengandung silika, aluminia, dan oxid
besi), dengan batu gips sebagai bahan tambah dalam jumlah yang cukup.

Komponen semen portland terdiri dari :


-Trikalsium Silikat(C3S)
- Dikalsium Silikat(C2S)
- Trikalsium Aluminat (C, A)
-Tetrakalsium Aluminoferit (C4AF)

Pada umumnya semen berfungsi untuk:

1. Bercampur dengan untuk mengikat pasir dan


kerikil agar terbentuk beton.
2. 2. Mengisi rongga-rongga diantara butir-butir
agregat.
Indonesia (SNI) mengenal 5 jenis semen, yaitu :
a. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang
tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus.
b. b. Jenis II, yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan
ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang.
c. c. Jenis III, yaitu semen portland yang dalam penggunaannnya menuntut
persyaratan Kekuatan awal yang tinggi setelah pengikatan terjadi.
d. d. Jenis IV, yaitu semen portland yang dalam penggunaannya menuntut
panas hidrasi yang rendah.
e. e. Jenis V, yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan
ketahanan terhadap sulfat yang sangat baik.
2.Air

Air merupakan bahan penyusun beton yang diperlukan untuk bereaksi


dengan semen, yang juga berfungsi sebagai pelumas antara butiran-butiran
agregat agar dapat dikerjakan dan dipadatkan.

Penggunaan air untuk beton sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut


ini, :
1. Tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih dari 2 gr/ltr.
2. Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat
organik) lebih dari 15 gr/ltr.
3. Tidak mengandung Klorida (Cl) lebih dari 0,5 gr/ltr.
4. Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gr/ltr.
Air untuk pembuatan beton minimal memenuhi syarat sebagai air
minum yaitu tawar, tidak berbau, bila dihembuskan dengan udara tidak
keruh dan lain-lain, tetapi tidak berarti air yang digunakan untuk
pembuatan beton harus memenuhi syarat sebagai air minum.
Air pada campuran beton berpengaruh terhadap :
1. Sifat workability adukan beton.
2. Besar kecilnya nilai susut beton.
3. Kelangsungan reaksi dengan semen portland, sehingga dihasilkan
kekuatan selang beberapa waktu. (timing set).
4. Perawatan terhadap adukan beton guna menjamin pengerasan yang
baik.
3. Agregat

Agregat adalah butiran mineral yang merupakan hasil disintegrasi alami


batubatuan atau juga berupa hasil mesin pemecah batu dengan memecah
batu alami. Agregat merupakan salah satu bahan pengisi pada beton, namun
demikian peranan agregat pada beton sangatlah penting. Kandungan
agregat dalam beton kira-kira mencapai 70%-75% dari volume beton.

Mesin pemecah batu


(stone crusher)
Agregat dibedakan menjadi dua macam yaitu agregat halus dan
agregat kasar yang didapat secara alami atau buatan.
Untuk menghasilkan beton dengan kekompakan yang baik, diperlukan
gradasi agregat yang baik
Gradasi agregat adalah distribusi ukuran kekasaran butiran
agregat. Gradasi diambil dari hasil pengayakan/saringan.
Agregat halus adalah pasir alam sebagai disintegrasi alami dari batuan
atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai
ukuran terbesar 4,8 mm (saringan n0.#4).

Agregat halus buatan


Agregat kasar buatan
Menurut peraturan SK-SNI-T-15-1990-03 kekasaran pasir dibagi menjadi
empat kelompok menurut gradasinya, yaitu pasir halus, agak halus,
agak kasar dan kasar.

Tabel Gradasi pasir/agregat halus


Tabel Gradasi agregat kasar

Ukuran Persentase berat yang lolos


saringan saringan
5 mm sampai 38 5 mm sampai
mm 18mm
38,0mm 90m – 100 100
19,0mm 35 – 78 90 – 100
9,60mm 10 – 40 50 – 85
4,80mm 0–5 0m- 10

Agregat kasar dapat berupa pecahan batu, pecahan kerikil atau kerikil alami
dengan ukuran butiran minimal 5 mm dan ukuran butiran maksimal 40 mm.
Ukuran maksimum dari agregat kasar dalam beton bertulang diatur
berdasarkan kebutuhan bahwa agregat tersebut harus dengan mudah
dapat mengisi cetakan dan lolos dari celah-celah yang terdapat di antara
batang-batang baja tulangan.
4 bahan tambahan

Bahan tambah yaitu bahan selain unsur pokok pada beton (air, semen dan
agregat) yang ditambahkan pada adukan beton, baik sebelum, segera atau
selama pengadukan beton dengan tujuan mengubah satu atau lebih sifat-sifat
beton sewaktu masih dalam keadaaan segar atau setelah mengeras

Fungsi bahan tambah antara lain:


- mempercepat pengerasan,
- menambah kelecakan (workability) beton segar,
- menambah kuat tekan beton,
- meningkatkan daktilitas atau mengurangi sifat getas beton,
- mengurangi retak-retak pengerasan dan sebagainya
Menurut Tjokrodimuljo (1996), bahan tambah
dapat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu :

a. Chemical Admixtures merupakan bahan tambah bersifat kimiawi yang


dicampurkan pada adukan beton dengan maksud agar diperoleh sifat-sifat yang
berbeda pada beton dalam keadaan segar maupun setelah mengeras, misalnya
sifat pengerjaannya yang lebih mudah dan waktu pengikatan yang lebih lambat
atau lebih cepat. Zat additive (Superplasticizer)

b. Pozolan (pozzolan) merupakan bahan tambah yang berasal dari alam


atau buatan yang sebagian besar terdiri dari unsur-unsur silikat dan
aluminat yang reaktif. Pozolan sendiri tidak mempunyai sifat semen,
tetapi dalam keadaan halus bereaksi dengan kapur bebas dan air menjadi
suatu massa padat yang tidak larut dalam air. untuk memperbaiki
kelecakan (workability), membuat beton menjadi lebih kedap air dan
menambah ketahanan beton atau mortar terhadap serangan bahan kimia
yang bersifat agresifPozolan (pozzolan) merupakan bahan tambah yang
berasal dari alam atau buatan yang sebagian besar terdiri dari unsur-unsur
silikat dan aluminat yang reaktif
c. Serat (fibre) merupakan bahan tambah yang berupa asbestos, gelas
/kaca, plastik, baja atau serat tumbuh-tumbuhan (rami, ijuk).
Penambahan serat ini dimaksudkan untuk meningkatkan kuat tarik,
menambah ketahanan terhadap retak, meningkatkan daktilitas dan
ketahanan beton terhadap beban kejut (impact load) sehingga dapat
meningkatkan keawetan/durabilitas beton,
Fly ash atau yang biasa disebut
abu terbang merupakan sisa
hasil pembakaran batubara
dalam industri.
5. Baja tulangan
SNI 07-2052-2002
baja tulangan beton
baja berbentuk batang berpenampung bundar yang digunakan untuk
penulangan beton, yang diproduksi dan bahan baku billet dengan cara canai
panas (hot rolling)
Berdasarkan bentuknya, baja tulangan beton dibedakan menjadi 2 (dua)
jenis yaitu :

1. baja tulangan beton polos


2. baja tulangan beton sirip.
Jenis-jenis Baja Tulangan
Baja Tulangan Beton Polos (BjTP)
Merupakan baja tulangan beton dengan penampang bundar dan
permukaan rata tanpa sirip. Tulangan jenis ini biasa digunakan untuk
tulangan geser/begel/Sengkang dan mempunyai tegangan leleh 240 MPa.

Baja Tulangan Beton Sirip/Ulir/Deform (BjTS)


Merupakan baja tulangan beton dengan bentuk khusus dan permukaan
bersirip untuk meningkatkan daya lekat batang terhadap beton. Sirip yang
digunakan haruslah teatur, dapat sejajar maupun melintang arah sumbu
batang. Biasa digunakan untuk tulangan longitudinal atau tulangan
memanjang.

Baja tulangan beton sirip sendiri mempunyai bentuk serta


kemiringan sirip yang beragam dengan standar kemiringan
tertentu. Sirip melintang membentuk sudut dengan rentangan
45 – 75 derajat.
Baja tulangan beton polos
Baja tulangan beton polos adalah baja tulangan beton berpenampang
bundar dengan permukaan rata tapi tidak bersirip, disingkat BjTP.
Baja tulangan beton sirip
Baja tulangan beton sirip adalah baja tulangan beton dengan bentuk khusus
yang permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang yang
dimaksudkan untuk menigkatkan daya lekat dan guna menahan gerakan
membujur dari batang secara relatif terhadap beton, disingkat BjTS.

Anda mungkin juga menyukai