http://bahan-tekniksipil.blogspot.co.id/2012/06/teknologi-beton.html
bahan-bahan
Beranda
1. Agregat merupakan bahan pembentuk beton yang mempunyai komposisi yang paling besar dalam
struktur beton yang telah mengeras. Jelaskan sifat dan karakteristik agregat yang baik untuk bisa
menghasilkan beton dengan kekuatan optimal.
Jawab:
Mengenai Saya
Agregat merupakan bahan pembentuk beton yang mempunyai komposisi yang paling besar dalam struktur beton
yang telah mengeras.Untuk agregat kasar ukuran butirnya diatas 4,75 mm sedangkan agregat halus dibawah nilai
tersebut
Try Agus
Be The Best On Your Road, Make All
People Proudy With your Life
2. Untuk campuran beton, agregat terdiri atas agregat halus dan agregat kasar. Apa pengaruh aggregat
terhadap sifat-sifat beton, baik untuk beton segar maupun untuk beton yang telah mengeras apabila kita
tidak melakukan distribusi gradasi butiran yang baik?
Jawab:
Distribusi ukuran butiran didefinisikan sebagai proporsi agregat dalam suatu campuran beton (Mindess et al.,
1996). Distribusi ukuran agregat diperoleh melalui prosedur analisis saringan sesuai dengan ASTM C 136-06
"Standard Test Method for Sieve Analysis of Fine dan Coarse Agregat". Standar ini memberikan batas-batas
tertentu baik untuk agregat halus maupun agregat kasar yang digunakan dalam campuran beton ini. Studi
eksperimental ini meliputi pengaruh proporsi agregat pada karakteristik mekanis suatu beton. Terdapat lima jenis
variasi distribusi ukuran yang diselidiki, yaitu mulai dari luar batasan atas dan bawah, tepat pada batas-batas
standar, hingga pada distribusi yang ideal. Rancangan campuran beton berdasarkan metode DOE (Departement
of Environtment). Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa untuk proporsi campuran yang sama, ukuran
partikel yang halus akan menghasilkan kuat tekan yang relatif lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh peningkatan
kepadatan dari campuran mortar, sementara luasan agregat pada mortar berkurang. Studi ini membuktikan
bahwa kuat tekan optimal pada silinder beton diperoleh bukan sebagai fungsi modulus kehalusan agregat, tetapi
sebagai hubungan langsung terhadap distribusi ukuran agregatnya. Distribusi yang ideal sesuai dengan standar,
memberikan hasil terbaik.
3. Untuk mengetahui mutu dari agregat, pemeriksaan apa saja yang diperlukan terhadap sifat-sifat
fisisnya?
Jawab:
4. Untuk apakah dilakukan pemeriksaan analisa saringan (sieve analysis) dari agregat pembentuk
beton?
Jawab:
Analisa saringan adalah suatu kegiatan untuk mengetahui distribusi ukuran agregat dengan menggunakan
saringan standar tertentu apakah agregat cocok digunakan sebagai bahan pembuat beton.pemeriksaan dilakukan
untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan.
1 of 22
1/26/2016 10:50 AM
http://bahan-tekniksipil.blogspot.co.id/2012/06/teknologi-beton.html
untuk memperoleh distribusi besaran atau jumlah persentase butiran baik agregat halus maupun agregat kasar.
Distribusi yang diperoleh dapat ditunjukan dalam table atau grafik.
5. Karena agregat mempunyai komposisi terbesar dalam beton, maka agregat secara langsung juga akan
mempengaruhi sifat-sifat beton. Sebutkan sifat-sifat beton segar dan beton yang telah mengeras yang
dipengaruhi oleh agregat!
Jawab:
Karena agregat mempunyai komposisi terbesar dalam beton, maka agregat secara langsung juga akan
mempengaruhi sifat-sifat beton.
Sebutkan sifat-sifat beton segar dan beton yang telah mengeras yang dipengaruhi oleh agregat!
a) Perbandingan agregat dan semen campuran,
b) Kekuatan agregat,
c) Bentuk dan ukuran,
d) Tekstur permukaan,
e) Gradasi,
f) Reaksi kimia, dan
g) Ketahanan terhadap panas.
2 of 22
1/26/2016 10:50 AM
http://bahan-tekniksipil.blogspot.co.id/2012/06/teknologi-beton.html
sumur minyak di bawah permukaan laut dan bumi. OWC yang telah diproduksi adalah Class G, High Sulfat
Resistance (HSR) disebut juga sebagai (Basic OWC". Aditif dapat ditambahkan untuk pemakaian pada berbagai
kedalaman dan temperatur tertentu.
8. Sebutkan dan jelaskan bahan pengikat lainnya yang saudara ketahui selain semen!
Jawab:
Bahan pengikat lainnya yang dapat digunakan sebagai pengganti semen adalah tanah liat. Bahkan ada
kemungkinan bahwa api ditemukan untuk tujuan mengubah batu kapur menjadi gamping, yang memanas waktu
dicampur dengan air, dan secara lambat menjadi kaku. Selain itu, pemakaian abu terbang sebagai bahan subtitusi
didasarkan atas beberapa alasan. Abu terbang merupakan limbah industri dari Pembangkit Listrik TenagaUap
(PLTU) dan limbah bahan bakar mesin-mesin pabrik. Indonesia memiliki dua PLTU dengan bahan bakar batu
bara yang setiap tahun nya menghasilkan banyak sekali limbah abu terbang. Pertama, PLTU di Suralaya
menghasilkan limbah abu terbang sebanyak 700.000 ton/tahun dan kedua, adalah PLTU di Paiton Jawa Timur
dengan produksi abu terbang mencapai 1.000.000 ton/tahun. Selain dua PLTU di atas, masih ada beberapa
industri yang menggunakan bahan bakar batu bara yang menghasilkan limbah abu terbang, contohnya PT. Tjiwi
Kimia Putra (Sudjatmiko Nugroho; 2005). Melihat begitu banyaknya limbah yang dihasilkan, maka masalah
yang timbul adalah bagaimana memanfaatkan limbah tersebut agar tidak mencemari lingkungan dan bila perlu
limbah tersebut menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis.
10. Bagaimanakah hubungan antara faktor air semen (water cement ratio) dengan kuat tekan beton?
Jawab:
Faktor Air Semen adalah perbandingan antara berat air dan berat semen dalam campuran adukan beton. Secara
umum diketahui bahwa semakin tinggi nilai FAS, maka semakin rendah mutu/kekuatan beton. Nilai FAS yang
rendah ditambah dengan kekuatan agregat yang baik dipercaya dapat meningkatkan mutu beton. Tapi nilai FAS
yang terlalu rendah dapat mengurangi kemudahan pekerjaan pada beton itu sendiri.
3 of 22
1/26/2016 10:50 AM
http://bahan-tekniksipil.blogspot.co.id/2012/06/teknologi-beton.html
Umur
Komposisi
Kehalusan
Perbandingan air dan semen
Temperatur
Bahan tambah (admixture)
4. Sebutkan jenis-jenis additive yang anda ketahui beserta kegunaannya dan jelaskan cara kerjanya di dalam
campuran beton!
Jawab:
Jenis-jenis bahan tambah mineral (Additive)
Jenis bahan tambah mineral (additive) yang ditambahkan pada beton dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja
kuat tekan beton dan lebih bersifat penyemenan. Beton yang kekuarangan butiran halus dalam agregat menjadi
tidak kohesif dan mudah bleeding. Untuk mengatasi kondisi ini biasanya ditambahkan bahan tambah additive
yang berbentuk butiran padat yang halus. Penambahan additive biasanya dilakukan pada beton kurus, dimana
betonnya kekurangan agregat halus dan beton dengan kadar semen yang biasa tetapi perlu dipompa pada jarak
yang jauh. Yang termasuk jenis additive adalah : puzzollan, fly ash, slag dan silica fume.
Adapun keuntungan penggunaan additive adalah:
o Memperbaiki workability beton
o Mengurangi panas hidrasi
o Mengurangi biaya pekerjaan beton
o Mempertinggi daya tahan terhadap serangan sulfat
o Mempertinggi daya tahan terhadap serangan reaksi alkali-silika
o Menambah keawetan (durabilitas) beton
o Meningkatkan kuat tekan beton
o Meningkatkan usia pakai beton
o Mengurangi
o Membuat beton lebih kedap air (porositas dan daya serap air pada beton rendah)
Jenis bahan tambah lain yang biasa digunakan adalah bahan pembentuk gelembung udara (Air Entraining
Agent/AEA). Ada dua jenis AEA, yaitu jenis detergent dan bukan detergent.
a) Jenis detergent
AEA pada umumnya adalah dari jenis deterjent, yaitu zat aktif terhadap permukaan. Zat ini biasanya berupa zat
organik sebagai bahan baku sabun, sehingga bila diaduk dengan air akan menjadi busa dan busa ini akan tersebar
di dalam adukan beton. Gelembung-gelembung ini berada diantara butiran semen dan agregat yang berfungsi
sebagai bola pelincir sehingga adukan beton menjadi lebih mudah diaduk. Penambahan AEA membuat beton
mempunyai sifat penyusutan yang kecil dan membuat beton lebih kedap air.
Bahan yang biasa digunakan untuk membuat AEA adalah damar vinsol yang merupakan senyawa asam abiet
(abietic acid) atau biasa disebut dengan soda api.
b) Jenis bukan detergent
Jenis ini biasanya berupa bubuk aluminium halus. Bubuk ini apabila bercampur dengan air pada beton akan
bereaksi membentuk gelembung udara gas hidrogen. Biasanya digunakan juga bahan stabilisator (Natrium
Stearat) agar gelembungnya dapat tersebar merata dan stabil.
5. Sebutkan jenis-jenis admixture yang anda ketahui beserta kegunaannya dan jelaskan cara kerjanya di dalam
campuran beton!
Jawab:
4 of 22
1/26/2016 10:50 AM
http://bahan-tekniksipil.blogspot.co.id/2012/06/teknologi-beton.html
5 of 22
1/26/2016 10:50 AM
http://bahan-tekniksipil.blogspot.co.id/2012/06/teknologi-beton.html
Digunakan apabila pekerjaan sempit karena keterbatasan sumberdaya dan ruang kerja.
6. Sebutkan jenis-jenis beton berdasarkan kelas kuatnya dan jelaskan karakteristiknya! \
Jawab:
a. Beton kelas I
Beton untuk pekerjaan-pekerjaan non strukturil. Untuk pelaksanaannya tidak diperlukan keahlian khusus.
Pengawasan mutu hanya dibatasi pada pengawasan ringan terhadap mutu bahan-bahan, sedangkan terhadap
kekuatan tekan tidak disyaratkan pemeriksaan. Mutu kelas I dinyatakan dengan Bo.
b. Beton kelas II
Beton untuk pekerjaan-pekerjaan strukturil secara umum. Pelaksanaannya memerlukan keahlian yang cukup
dan harus dilakukan di bawah pimpinan tenaga-tenaga ahli. Beton kelas II dibagi dalam mutu-mutu standar B1,
K 125, K175, dan K225. Pada mutu B1, pengawasan mutu hanya dibatasi pada pengawasan terhadap mutu
bahan-bahan sedangkan terhadap kekuatan tekan tidak disyaratkan pemeriksaan. Pada mutu-mutu K125, K175
dengan keharusan untuk memeriksa kekuatan tekan beton secara kontinu dari hasil-hasil pemeriksaan benda uji.
c. Beton kelas III
Beton untuk pekerjaan-pekerjaan strukturil yang lebih tinggi dari K225. Pelaksanaannya memerlukan keahlian
khusus dan harus dilakukan dibawah pimpinan tenaga-tenaga ahli. Disyaratkan adanya laboratorium beton
dengan peralatan yang lengkap yang dilayani oleh tenaga-tenaga ahli yang dapat melakukan pengawasan mutu
beton secara kontinu.
7. Apakah yang dimaksud dengan beton mutu struktural dan non-struktural? Jelaskan!
Jawab:
Beton untuk pekerjaan-pekerjaan non strukturil.
Untuk pelaksanaannya tidak diperlukan keahlian khusus. Pengawasan mutu hanya dibatasi pada pengawasan
ringan terhadap mutu bahan-bahan, sedangkan terhadap kekuatan tekan tidak disyaratkan pemeriksaan
Beton untuk pekerjaan-pekerjaan strukturil
Pelaksanaannya memerlukan keahlian yang cukup dan harus dilakukan di bawah pimpinan tenaga-tenaga ahli.
Beton kelas II dibagi dalam mutu-mutu standar B1, K 125, K175, dan K225. Pada mutu B1, pengawasan mutu
hanya dibatasi pada pengawasan terhadap mutu bahanbahan sedangkan terhadap kekuatan tekan tidak
disyaratkan pemeriksaan. Pada mutu-mutu K125, K175 dengan keharusan untuk memeriksa kekuatan tekan
beton secarakontinu dari hasil-hasil pemeriksaan benda
b.Beton normal/biasa
Dipakai untuk konstruksi tempat tinggal biasa dengan berat volume1,8 - 2,8 ton/m3. Jenis aggregatnya antara
lain : pasir, batu pecah, atau batu pecah.
c.Beton ringan
Berat volume nya antara 0,6-1,8 ton/m3 ,dipakai untuk bangunan pemikul beban ringan. Aggregat yang
digunakan ialah batu lempung expended clay,verum culie dan lain-lain.
9. Jelaskan langkah-langkah dalam perhitungan mix design untuk beton berdasarkan Metode ACI 211.1-91.
Jawab:
Tahap 1 : Diperlukan informasi material
Tahap 2 : Pemilihan slump
Tahap 3 : Ukuran agregat maksirnum
6 of 22
1/26/2016 10:50 AM
http://bahan-tekniksipil.blogspot.co.id/2012/06/teknologi-beton.html
10. Jelaskan langkah-langkah dalam perhitungan mix design untuk beton berdasarkan Metode DOE (Department
of Environment / British Standard).
Jawab:
Perhitungan mix design untuk beton berdasarkan Metode DOE (Department of Environment/British Standard)
adalah sebagai berikut:
1. Kekuatan Tekan Karakteristik Ialah suatu nilai kekuatan beton umur 28 hari dimana jumlah yang cacat tidak
lebih dari 5%, artinya kekuatan yang ada hanya 5% yang diperbolehkan dari jumlah yang dites.
2. Standar deviasi.
3. Nilai tambah (Margin) Adalah hasil faktor dari deviasi standar dimana faktor K tergantung pada banyaknya
yang cacat dan jumlah benda uji.
4. Kekuatan rata-rata (cr) yang akan dicapai. Adalah kuat tekan karakteristik ditambah nilai tambah.
5. Jenis semen.
6. Jenis agregat kasar dan halus.
7. Faktor air semen (FA S).
8. Faktor air semen maksimum : faktor air semen yang dipakai adalah faktor air semen yang terendan.
9. Slump.
10. Ukuran agregat maksimum
11. Kadar air bebas: kebutuhan air yang dibutuhkan untuk proses hidrasi semen, bukan untuk peresapan air.
12. Kadar semen : didapat dari membagi kadar air bebas dibagi dengan FAS.
13. Kadar semen maksimum: bila tidak dituangkan dapat diabaikan.
14. Kadar semen ditetapkan untuk persyaratan kondisi tertentu. Mungkin ditetapkan persyaratan kondisi
tertentu.
15. Faktor air semen yang disesuaikan : bila kadar semen berubah karena lebih kecil dari kadar semen minimum
yang ditetapkan, maka faktor air semen harus diperhitungkin kembali.
16. Susunan besar batu agregat halus.
17. Persentase fraksi pasir : makin halus pasir, persentase pasir makin kecil. Untuk pasir zone 2 persentasenya
antara 31 % - 40 % sedangkan untuk zone 1 persentasenya antara 40%-55%.
18. Berat jenis relative agregat gabungan : terdiri dari persentase pasir dikalikan berat jenis agregat kasar. Bila
tidak ada data maka digunakan berat jenis pasir ( agregat halus ) 2,5 t/m3 dan untuk agregat kasar 2,6 t/m3.
7 of 22
1/26/2016 10:50 AM
http://bahan-tekniksipil.blogspot.co.id/2012/06/teknologi-beton.html
11. Adakah perbedaaan antara kuat tekan karakteristik (fck) dengan fc? Tolong anda jelaskan!
Jawab:
Kekuatan tekan karakteristik beton (fck) ialah kekuatan tekan, dimana dari sejumlah besar hasil-hasil
pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya kekuatan tekan yang kurang dari itu terbatas sampai 5% saja. Yang
diartikan dengan kekuatan tekan beton senantiasa ialah kekuatan tekan yang diperoleh dari pemeriksaan benda
uji kubus yang bersisi 15 (+0,06) cm pada umur 28 hari.
Kuat tekan beton(fc) adalah kuat tekan beton yang disyaratkan (dalam Mpa), didapat berdasarkan pada hasil
pengujian benda uji silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Penentuan nilai fc boleh juga didasarkan pada
hasil pengujian pada nilai fck yang didapat dari hasil uji tekan benda uji kubus bersisi 150 mm. Dalam hal ini fc
didapat dari perhitungan konversi berikut ini. Fc=(0,76+0,2 log fck/15) fck, dimana fck adalah kuat tekan beton
(dalam MPa), didapat dari benda uji kubus bersisi 150 mm. Atau perbandingan kedua benda uji ini, untuk
kebutuhan praktis bisa diambil berkisar 0,83.
12. Jelaskan urutan pencampuran bahan-bahan pembentuk beton yang menghasilkan kekuatan optimal!
Jawab:
1. Persiapan bahan campuran sesuai dengan rencana berat pada wadah yang terpisah.
2. Persiapkan wadah yang cukup menampung volume beton basah rencana.
3. Masukkan agregat kasar dan agregat halus ke dalam wadah.
4. Dengan menggunakan skop atau alat pengaduk, lakukan pencampuran agregat.
5. Tambahkan semen pada agregat campuran dan ulangi proses pencampuran, sehingga diperoleh adukan kering
agregat dan semen yang merata.
6. Tuangkan 1/3 jumlah air total kedalam wadah, dan lakukan pencampuran sampai terlihat konsistensi adukan
yang merata.
7. Tambahkan lagi 1/3 jumlah air kedalam wadah dan ulangi proses untuk mendapatkan konsistensi adukan.
8. Lakukan pemeriksaan SLUMP.
9. Apabila nilai SLUMP telah mencapai nilai rencana, lakukan pembuatan benda uji silinder dan kubus beton.
Jika belum tercapai nilai SLUMP yang diinginkan, tambahkan sisa air dan lakukan pengadukan kembali.
10. Lakukan perhitungan berat jenis beton basah.
11. Buatlah benda uji silinder dan kubus sesuai dengan petunjuk. Jumlah benda uji ditetapkan berdasarkan
volume adukan.
12. Lakukan pencatatan hal-hal yang menyimpang dari perencanaan,terutama pemakaian jumlah air dan nilai
SLUMP.
8 of 22
1/26/2016 10:50 AM
http://bahan-tekniksipil.blogspot.co.id/2012/06/teknologi-beton.html
14. Apakah yang anda ketahui tentang susut dan rangkak beton?
Jawab :
Susut
Menurut Edward G. Nawi susut beton pada dasarnya dibedakan menjadi dua jenis yaitu: susut plastis dan susut
pengeringan. Susut plastis terjadi beberapa jam setelah beton segar dicor ke dalam acuan. Permukaan yang
diekspos seperti pelat lantai akan lebih mudah dipengaruhi oleh udara kering karena adanya bidang kontak yang
luas. Dalam hal demikian terjadi penguapan yang lebih cepat melalui permukaan beton dibandingkan dengan
pergantian oleh air dari lapisan beton yang lebih bawah. Sebaliknya susut pengeringan terjadi setelah beton
mencapai bentuk akhirnya dan proses hidrasi pasta semen telah selesai. Susut pengeringan adalah berkurangnya
volume elemen beton jika terjadi kehilangan uap air karena penguapan. Fenomena sebaliknya, yaitu
pertambahan volume karena penyerapan air, disebut swelling. Dengan perkataan lain, susut dan swelling
menunjukkan adanya perpindahan air ke luar dan ke dalam struktur gel pada beton akibat adanya perbedaan
kelembaban atau perbedaan kejenuhan di antara elemen-elemen yang berdekatan. Fenomena ini tidak
bergantung pada beban luar. Susut adalah proses yang tidak reversibel. Jika beton yang sudah benar-benar susut
kemudian dijenuhkan dengan air, maka tidak akan tercapai volume asalnya. Gambar 2.2 menunjukkan
pertambahan regangan susut sh terhadap waktu. Laju perubahannya berkurang terhadap waktu karena beton
yang semakin berumur akan semakin tahan tegangan dan semakin sedikit mengalami susut. Dengan demikian
kurva ini asimtotis untuk t yang semakin besar.
Rangkak
Rangkak adalah regangan yg meningkat akibat pengaruh waktu terjadi pada beton yang dibebani secara tetap
dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu pada balok beton dikenal istilah short-term (immediate)
deflection dan long-term deflection.
9 of 22
1/26/2016 10:50 AM
http://bahan-tekniksipil.blogspot.co.id/2012/06/teknologi-beton.html
b. Ketahanan Beton
Dikatakan mempunyai ketahanan yang baik apabila bertahan lama dalam kondisi tertentu tanpa mengalami
kerusakan selama bertahun-tahun. Kondisi yang dapat mengurangi daya tahan beton dapat disebabkan faktor
dari luar dan dari dalam beton itu sendiri. Faktor luar antara lain cuaca, suhu yang ekstrem, erosi,kembang dan
susut akibat basah atau kering yang silih berganti dan pengaruh bahan kimia. Faktor dari dalam yaitu reaksi
agregat dengan senyawa alkali.
10 of 22
1/26/2016 10:50 AM
http://bahan-tekniksipil.blogspot.co.id/2012/06/teknologi-beton.html
Jawab:
Kemudahan pengerjaan (wokability) adalah merupakan tingkat kemudahan adukan beton untuk diaduk,
diangkut, dituang, dan dipadatkan tanpa mengurangi homogenitas beton, dan beton tidak terurai (bleeding) yang
berlebihan untuk mencapai kekuatan yang direncanakan
21. Jelaskan pengertian durability!
Jawab:
Durabilitas (ketahanan) adalah ketahanan beton menghadapi segala kondisi dimana dia direncanakan, tanpa
mengalami kerusakan (deteriorate) selama jangka waktu layannya (service ability). Beton yang demikian disebut
mempunyai ketahanan yang tinggi (durable).
22. Jelaskan pengertian flowability pada beton segar!
Jawab:
Flowability adalah salah satu bagian dari pengujian beton segar yang dihasilkan berdasarkan tes slump untuk
mengetahui kemampuan mengalir campuran dari beton segar.
23. Jelaskan pengertian compactability pada beton!
Jawab:
Compactability adalah salah satu bagian dari pengujian beton segar yang dihasilkan berdasarkan tes slump untuk
mengetahui tingkat kemampuan campuran beton untuk memadat.
24. Jelaskan pengertian bleeding dan segregation pada beton!
Jawab:
Bleeding adalah pengeluaran air dari adukan beton yang disebabkan oleh pelepasan air dari pasta semen. Sesaat
setelah dicetak, air yang terkandung di dalam beton segar cenderung untuk naik ke permukaan.
Segregasi adalah kecenderungan pemisahan bahan-bahan pembentuk beton. Segregasi sangat besar pengaruhnya
terhadap sifat beton keras. Jika tingkat segregasi beton sangat tinggi, maka ketidaksempurnaan konstruksi beton
juga tinggi. hal ini dapat berupa keropos, terdapat lapisan yang lemah dan berpori, permukaan nampak bersisik
dan tidak merata.
25. Jelaskan hal-hal yang dapat mempengaruhi durabilitas beton, serta jelaskan jenis beton apa yang dapat
menghasilkan durabilitas yang baik dan mengapa?
Jawab:
Hal hal yang dapat mempengaruhi durabilitas beton :
a) Pengaruh fisik (physical attack) : pelapukan oleh cuaca membeku dan mencair (freezing and thawing), terjadi
pada pasta semen dan aggregate basah dan kering bergantian, terjadi pada pasta semen perubahan temperatur
yang drastis, terjadi pada pasta semen dan aggregate.
b) Pengaruh kimia (chemical attack) : penetras larutan / unsur kimia kedalam beton serangan sulfat, terjadi pada
pasta semen reaksi alkali-aggregate, terjadi pada aggregat serangan asam dan alkalis, terjadi pada pasta semen
korosi baja tulangan, terjadi pada tulangan.
c) Pengaruh mekanis : perubahan volume akibat perbedaan sifat thermal dari aggregat thd pasta semen, terjadi
pada pasta semen dan aggregat abrasi (pengikisan), terjadi pada pasta semen dan aggregat aksi elektrolisis,
terjadi pada pasta semen.
11 of 22
1/26/2016 10:50 AM
http://bahan-tekniksipil.blogspot.co.id/2012/06/teknologi-beton.html
dicurigai tidak memenuhi persyaratan tingkat keamanan berdasarkan data-data hasil pengujian material dan hasil
pengamatan.
12 of 22
1/26/2016 10:50 AM
http://bahan-tekniksipil.blogspot.co.id/2012/06/teknologi-beton.html
32. Jelaskan mengapa jenis pembebanan, kecepatan dan besar pembebanan, metode pengujian dapat
mempengaruhi kekuatan beton?
Jawab:
Karena setiap pembebanan, uji kecepatan dan besar pembebanan memiliki kalibrasi yang berbeda-beda sehingga
mempengaruhi kekuatan beton pada setiap metode yang digunakan dalam pengujian beton.
33. Apakah yang anda ketahui tentang non-destructive test pada beton keras?
Jawab:
Adalah pengujian beton yang dilakukan dengan tidak merisak beton yang akan diuji. Uji tak rusak (NDT) adalah
grup macam teknik analisis yang digunakan dalam ilmu pengetahuan dan industri untuk mengevaluasi sifat dari
komponen, material atau sistem tanpa menyebabkan kerusakan. Karena NDT tidak permanen mengubah
anggaran yang diperiksa, itu adalah sangat -berharga teknik yang dapat menghemat uang dan waktu dalam
evaluasi produk, pemecahan masalah, dan penelitian. NDT umum metode ini termasuk ultrasonik, magnetikpartikel, penetran cair, radiografi, dan pengujian eddy-saat ini.
NDT adalah alat yang sering digunakan dalam rekayasa forensik, teknik mesin, teknik elektro, teknik sipil,
rekayasa sistem, teknik penerbangan, obat-obatan, dan seni.
Non-destructive tests
hammer test
core drill
ultra sonic velocity pulse (bisa untuk beton umur muda)
acoustic emission testing
leak testing
liquid penetrant testing
infrared and thermaltesting
35. Apakah yang anda ketahui tentang beton mutu tinggi (high-strength concrete) dan beton mutu ultra tinggi
(ultra high-strength concrete)?
Jawab:
Sesuai dengan perkembangan teknologi beton, kriteria beton mutu tinggi juga selalu berubah sesuai dengan
kemajuan tingkat mutu yang berhasil dicapai. Pada tahun 1950an, beton dengan kuat tekan 30 MPa sudah
dikategorikan sebagai beton mutu tinggi. Pada tahun 1960an hingga awal 1970an, kriterianya lebih lazim menjadi
40 MPa. Saat ini, disebut mutu tinggi untuk kuat tekan diatas 50 MPa, dan 80 MPa sebagai beton mutu sangat
tinggi, sedangkan 120 MPa bisa dikategorikan sebagai beton bermutu ultra tinggi.
13 of 22
1/26/2016 10:50 AM
http://bahan-tekniksipil.blogspot.co.id/2012/06/teknologi-beton.html
36. Apakah yang anda ketahui tentang beton yang bisa memadat sendiri (self-compacting concrete)?
Jawab:
Beton memadat mandiri (self compacting concrete, SCC) adalah beton yang mampu mengalir sendiri yang dapat
dicetak pada bekisting dengan tingkat penggunaan alat pemadat yang sangat sedikit atau bahkan tidak dipadatkan
sama sekali.Beton ini dicampur memanfaatkan pengaturan ukuran agregat, porsi agregat dan van admixture
superplastiziser untuk mencapai kekentalan khusus yang memungkinkannya mengalir sendiri tanpa bantuan alat
pemadat.Sekali dituang ke dalam cetakan, beton ini akan mengalir sendiri mengisi semua ruang mengikuti prinsip
grafitasi,termasuk pada pengecoran beton dengan tulangan pembesian yang Sangat rapat.Beton ini aka mengalir
ke semua celah di tempat pengecoran dengan memanfaatkan berat sendiri campuran beton Ladwing, II
M.,Woise,F.,Hemrich, W . and Ehrlich, N . (2001).Beton memadat mandiri pertama kali dikembangkan di
jepang pada tahun 1990-an sebagai upaya untuk mengatasi persoalan pengecoran komponen gedung artistik
dengan bentuk geometri tergolong rumit bila dilakukan pengecoran beton normal.Riset temtang beton memadat
mandiri masih terus dilakukan hingga sekarang dengan banyak aspek kajian, misalnya ketahanan
(durability),permeabilitas dan kuat tekan (compressive strength).Kekuatan tekan beton kering 102 Mpa sudah
dapat dicapai karena penggunaan admixture superplastiziser yang memungkinkan npenuruna rasio air-semen
(w/c) hingga nilai w/c = 0,3 atau lebih kecil.
Mekanisme Pengaliran Beton Memadat Mandiri
Menurut Hela dan Hubertova (2006) kemampuan mengalir dengan tingkat ketahanan terhadap segregasi yang
tinggi pada beton memadat mandiri disebabkan oleh dua resep kunci sebagai berikut :
a. Penggunaan superplastiziser yang memadai dengan sangat ketat mengatur komposisi agregat pada campuran.
b. Rasio air-semen (w/c-ratio) yang rendah dengan mengendalikan volume agregat yang dikombinasikan denhan
agregat pengisi 0,125 mm menyebabkan campuran beton ini tidak mudah mengalami segregasi.
Pada komposisi campuran beton, perbedaan utama beton memadat mandiridenganbeton konvensional adalah
penggunaan porsi bahan pengisi yang cukup besar, sekitar 40 % dari volume total campuran beton.Bahan pengisi
ini adalah pasir butiran halus dengan ukuran butiran maksimum (dmax ) 0,125 mm.Porsibesar bahan pengisi
ini menyebabkan campuran beton cenderung berprilaku sebagai pasta.Penggunaan superplastiziser yang
memadai, biasanya berbahan polycarboxylate, memungkinkan penggunaan air pada campuran dapat dikurangi,
namun pengurangan pengerjaan (workability) dan kemampuan pengaliran (flowability) campuran beton dapat
dijaga.
Bahan pengisi tambahan lain yang digunakan dalam penbuatan beton memadat mandiri adalah abu terbang ,
silica fume, terak (blastfurnace slag), metakaolin dan lain-lain.Hela dan Hubertova (2006).
Beton Memadat Mandiri untuk Pembuatan Komponen Bangunan Pracetak
Kemudahan dalam hal pencetakan tidak memerlukan penggetar menjadikan beton memadat mandiri banyak
dimanfaatkan dalam industri komponen pracetak.Rise, G.and Skarendahl, A. (1999).Beberapa artikel tentang
penggunaan beton memadat mandiri untuk bahan beton pracetak panel dinding dan lantai bangunan ditulis oleh
Tegar, Rudolf (2001),perancangan dan penbangunan gedung The Phaeno Science Center di Wolfsburg,Meyer
dan Bahrie (2004),pengalaman produsen beton pracetak Consolis di Eropa menggunakan bahan beton
memadatmandiri, Juvas (2004).
Menurut Rise,Grand Skarendahl, A. (1999),pada pekerjaan pembetonan struktur beton pracetak, Penggunaan
beton memadat mandiri sangat berkontribusi pada penggunaan item pekerjaan dan peningkatan kecepatan
kerja.Penggunaan beton memadat mandiri akan memperpendek siklus waktu pencetakan.Hal ini berarti bahwa
dengan waktu kerja tertentu, tingkat produktifits dalam bentuk jumlah hasil produk akan lebih tinggi
dibandingkan capaian pada sistem pembetonan normal.Keuntungan lain adalah penghematan energi yang
digunakan untuk penggetar dan penghilangan suara bising yang memungkinkan perbaikan suasana lingkungan
pekerjaan proyek.
37. Apakah yang anda ketahui tentang beton ringan (light-weight concrete)?
Jawab:
Dibuat dengan menggunakan agregat ringan atau dikombinasikan dengan agregat normal sedemikian rupa
sehingga dihasilkan beton dengan berat isi yang lebih kecil (lebih ringan) daripada beton normal. Berat isi beton
ringan mencapai 2/3 dari beton normal. Tujuan penggunaan beton ringan adalah untuk mengurangi berat sendiri
dari struktur sehingga komponen struktur pendukungnya seperti pondasinya akan menjadi lebih hemat.
Agregat yang digunakan untuk memproduksi beton ringan merupakan agregat ringan juga. Agregat yang
digunakan umumnya merupakan hasil pembakaran shale, lempung, slates, residu slag, residu batu bara dan
banyak lagi hasil pembakaran vulkanik. Berat jenis agregat ringan sekitar 1900kg/m3 atau berdasarkan
kepentingan penggunaan strukturnya berkisar antara 1440-1850kg/m3 , dengan kekuatan tekan umur 28 hari
lebih besar dari 17,2 MPa.
14 of 22
1/26/2016 10:50 AM
http://bahan-tekniksipil.blogspot.co.id/2012/06/teknologi-beton.html
38. Apakah yang anda ketahui tentang beton serat (fibre reinforced concrete)?
Jawab:
Beton berserat adalah beton yang dicampur dengan serat (fiber) yang berfungsi meningkatkan property si beton
itu. Di masa kini, beton berserat lebih berfungsi meningkatkan kekuatan tarik atau juga meningkatkan daktilitas
si beton.
Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunannya yang terdiri dari bahan semen, agregat kasar,agregat halus,
air dan bahan tambah (Tri Mulyono, 2003). Kelebihan beton yaitu memilki kuat desak yang tinggi, tahan api dan
mudah dibentuk. Namun disamping mempunyai kelebihan tersebut, beton juga mempunyai kelemahan yaitu,
kuat tarik yang rendah.Usaha untuk menambah kuat tarik beton, dilakukan dengan cara menambah serat (fiber)
dalam campuran beton, penambahan serat ( fiber ) dilakukan dengan cara memberikan semacam
penulanganyang disebarkan merata dengan orientasi sebaran yang acak dengan tujuan meningkatkan kuat tarik
beton.Ada berbagai macam bahan fiber yang dapat digunakan untuk memperbaiki sifat-sifat betonseperti yang
telah dilaporkan oleh ACI Committee 544 (1982) dan Soroushian & Bayasi (1987).Bahan bahan fiber tersebut
antara lain berupa serat baja ( steel fiber ), kaca ( glass fiber ),plastic( polypropylene ) dan karbon (carbon) serta
serat alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan sepertiijuk, serat bambu dan lainnya.Pada penelitian ini
digunakan serat berupa serat anyaman kawat (kasa) aluminium pada kadar optimum yaitu sebesar 0,2% dengan
variasi panjang serat dengan tujuan untuk mendapatkan nilaikapasitas lentur yang paling maksimum.
15 of 22
1/26/2016 10:50 AM
http://bahan-tekniksipil.blogspot.co.id/2012/06/teknologi-beton.html
Jawab:
Metode dan material perbaikan
Penentuan metode dan material perbaikan umumnya tergantung pada jenis kerusakan yang ada, disamping besar
dan luasnya kerusakan yang terjadi, lingkungan dimana struktur berada, peralatan yang tersedia, kemampuan
tenaga pelaksana serta batasan-batasan dari pemilik seperti keterbatasan ruang kerja, kemudahan pelaksanaan,
waktu pelaksanaan dan biaya perbaikan. Jenis kerusakan yang sering terjadi adalah kerusakan berupa keretakan
dan spalling (terlepasnya bagian beton).
A. Keretakan
Keretakan dibedakan retak struktur dan non-struktur. Retak struktur umumnya terjadi pada elemen struktur
beton bertulang, sedang retak non-struktur terjadi dinding bata atau dinding non-beton lainnya. Untuk retak
non-struktur, dapat digunakan metode injeksi dengan material pasta semen yang dicampur dengan expanding
agent serta latex atau hanya melakukan sealing saja dengan material polymer mortar atau polyurethane sealant.
Sedang pada retak struktur, digunakan metode injeksi dengan material epoxy yang mempunyai viskositas yang
rendah, sehingga dapat mengisi dan sekaligus melekatkan kembali bagian beton yang terpisah. Proses injeksi
dapat dilakukan secara manual maupun dengan mesin yang bertekanan, tergantung pada lebar dan dalamnya
keretakan.
B. Spalling
Metode perbaikan pada kerusakan spalling, tergantung pada besar dan dalamnya spalling yang terjadi.
C. Patching
Untuk spalling yang tidak terlalu dalam (kurang dari selimut beton) dan area yang tidak luas, dapat digunakan
metode patching. Metode perbaikan ini adalah metode perbaikan manual, dengan melakukan penempelan mortar
secara manual. Pada saat pelaksanaan yang harus diperhatikan adalah penekanan pada saat mortar ditempelkan;
sehingga benar-benar didapatkan hasil yang padat.
Material yang digunakan harus memiliki sifat mudah dikerjakan, tidak susut dan tidak jatuh setelah terpasang
(lihat maksimum ketebalan yang dapat dipasang tiap lapis), terutama untuk pekerjaan perbaikan overhead.
Umumnya yang dipakai adalah monomer mortar, polymer mortar dan epoxy mortar.
D. Grouting
Sedang pada spalling yang melebihi selimut beton, dapat digunakan metode grouting, yaitu metode perbaikan
dengan melakukan pengecoran memakai bahan non-shrink mortar. Metode ini dapat dilakukan secara manual
(gravitasi) atau menggunakan pompa. Pada metode perbaikan ini yang perlu diperhatikan adalah bekisting yang
terpasang harus benar-benar kedap, agar tidak ada kebocoran spesi yang mengakibatkan terjadinya keropos dan
harus kuat agar mampu menahan tekanan dari bahan grouting. Material yang digunakan harus memiliki sifat
mengalir dan tidak susut. Umumnya digunakan bahan dasar semen atau epoxy.
Apabila spalling yang terjadi pada area yang sangat luas, maka sebaiknya digunakan metode Shot-crete. Pada
metode ini tidak diperlukan bekisting lagi seperti halnya pengecoran pada umumnya.
Metode shotcrete ada dua sistim yaitu dry-mix dan wet-mix.Pada sistim dry-mix, campuran yang dimasukkan
dalam mesin berupa campuran kering, dan akan tercampur dengan air di ujung selang. Sehingga mutu dari beton
yang ditembakkan sangat tergantung pada keahlian tenaga yang memegang selang, yang mengatur jumlah air.
16 of 22
1/26/2016 10:50 AM
http://bahan-tekniksipil.blogspot.co.id/2012/06/teknologi-beton.html
Tapi sistim ini sangat mudah dalam perawatan mesin shotcretenya, karena tidak pernah terjadi blocking. Pada
sistim wet-mix, campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa campuran basah, sehingga mutu beton yang
ditembakkan lebih seragam. Tapi sistim ini memerlukan perawatan mesin yang tinggi, apalagi bila sampai terjadi
blocking. Pada metode shotcrete, umumnya digunakan additive untuk mempercepat pengeringan (accelerator),
dengan tujuan mempercepat pengerasan dan mengurangi terjadinya banyaknya bahan yang terpantul dan jatuh
(rebound).
Metode perbaikan lainnya untuk memperbaiki kerusakan berupa spalling yang cukup dalam adalah dengan
metode Grout Preplaced Aggregat. Pada metode ini beton yang dihasilkan adalah dengan cara menempatkan
sejumlah agregat (umumnya 40% dari volume kerusakan) kedalam bekisting, setelah itu dilakukan pemompaan
bahan grout, kedalam bekisting. Material grout yang umumnya digunakan adalah polymer grout, yang memiliki
flow cukup tinggi dan tidak susut.
Metode dan material pengkuatan
Dalam pemilihan metode pengkuatan, harus diperhatikan beberapa hal yaitu kapasitas struktur, lingkungan
dimana struktur berada, peralatan yang tersedia, kemampuan tenaga pelaksana serta batasan-batasan dari
pemilik seperti keterbatasan ruang kerja, kemudahan pelaksanaan, waktu pelaksanaan dan biaya perkuatan.
Metode perkuatan yang umumnya dilakukan adalah : - Memperpendek bentang dari struktur dengan konstruksi
beton ataupun dengan konstruksi baja.
Tujuannya adalah memperkecil gaya-gaya dalam yang terjadi, tetapi harus dianalisa ulang akibat dari
perpendekan bentang ini yang menyebabkan perubahan dari gaya-gaya dalam tersebut. Umumnya dilakukan
dengan menambah balok atau kolom baik dari beton maupun dari baja.
Umumnya digunakan beton sebagai material untuk memperbesar dimensi struktur; dengan adanya admixture
beton generasi baru, dimungkinkan untuk menghasilkan beton yang dapat memadat sendiri (self compacting
concrete), dibahas di bagian 4 Self Compacting Concrete. Akibat dari penambahan dimensi tersebut, maka
harus diperhatikan bahwa secara keseluruhan beban dari Bangunan tersebut bertambah, sehingga harus
dilakukan analisa secara menyeluruh dari struktur atas sampai pondasi.
Tujuan dari penambahan ini adalah untuk menambah kekuatan pada bagian tarik dari struktur Bangunan.
Didalam penambahan plat baja tersebut, harus dijamin bahwa plat baja menjadi satu kesatuan dengan struktur
yang ada, umumnya untuk menjamin lekatan antara plat baja dengan struktur beton digunakan epoxy adhesive.
Dengan metode ini, kapasitas struktur ditingkatkan dengan melakukan prestress di luar struktur, bukan didalam
seperti pada struktur baru. Yang perlu diperhatikan adalah penempatan anchor head, sehingga tidak
menyebabkan perlemahan pada struktur yang ada. Material yang umumnya digunakan adalah baja prestress,
tetapi pada saat ini sudah mulai digunakan bahan dari FRP (Fibre Reinforced Polymer).
17 of 22
1/26/2016 10:50 AM
http://bahan-tekniksipil.blogspot.co.id/2012/06/teknologi-beton.html
Prinsip daripada penambahan FRP sama seperti penambahan plat baja, yaitu menambah kekuatan di bagian
tarik dari struktur. Tipe FRP yang sering dipakai pada perkuatan struktur adalah dari bahan carbon, aramid dan
glass. Bentuk FRP yang sering digunakan pada perkuatan struktur adalah Plate / Composite dan Fabric / Wrap.
Bentuk plate lebih efektif dan efisien untuk perkuatan lentur baik pada balok maupun plat serta pada dinding;
sedang bentuk wrap lebih efektif dan efisien untuk perkuatan geser pada balok serta untuk meningkatkan
kapasitas beban axial dan geser pada kolom.
Self Compacting Concrete atau yang umum disingkat dengan istilah SCC adalah beton segar yang sangat plastis
dan mudah mengalir karena berat sendirinya mengisi keseluruh cetakan yang dikarenakan beton tersebut
memiliki sifat-sifat untuk memadatkan sendiri, tanpa adanya bantuan alat penggetar. Beton SCC yang baik harus
tetap homogen, kohesif, tidak segregasi, tidak terjadi blocking, dan tidak bleeding. Pemakaian beton SCC
sebagai material repair dapat meningkatkan kualitas beton repair oleh karena dapat menghindari sebagian dari
potensi kesalahan manusia akibat manual compaction. Pemadatan yang kurang sempurna pada saat proses
pengecoran dapat mengakibatkan berkurangnya durabilitas beton. Sebaliknya dengan beton SCC struktur beton
repair menjadi lebih padat terutama pada daerah pembesian yang sangat rapat, dan waktu pelaksanaan
pengecoran juga lebih cepat.
-Workability
Berdasarkan spesifikasi SCC dari EFNARC, workabilitas atau kelecakan campuran beton segar dapat dikatakan
sebagai beton SCC apabila memenuhi kriteria sebagai berikut yaitu:
-Filling ability
-Passing ability
-Segregation resistance
Filling ability adalah kemampuan beton SCC untuk mengalir dan mengisi keseluruh bagian cetakan melalui berat
sendirinya.
Passing ability adalah kemampuan beton SCC untuk mengalir melalui celah-celah antar besi tulangan atau bagian
celah yang sempit dari cetakan tanpa terjadi adanya segregasi atau blocking.
Segregation resistance adalah kemampuan beton SCC untuk menjaga tetap dalam keadaan komposisi yang
homogen selama waktu transportasi sampai pada saat pengecoran.
-Metoda Test
Metoda test pengukuran workability telah dikembangkan untuk menentukan karakteristik beton SCC dan sampai
saat ini belum ada satu jenis metoda test yang bisa mewakili ketiga syarat karakteristik beton SCC seperti
tersebut di atas. Dari beberapa metoda test yang telah dikembangkan akan dibahas hanya tiga macam metoda
yang dianggap dapat mewakili ketiga kriteria workability tersebut di atas.
-Slump-Flow
Slump-flow test dapat dipakai untuk menentukan filling ability baik di laboratorium maupun di lapangan; dan
dengan memakai alat ini dapat diperoleh kondisi workabilitas beton berdasarkan kemampuan penyebaran beton
18 of 22
1/26/2016 10:50 AM
http://bahan-tekniksipil.blogspot.co.id/2012/06/teknologi-beton.html
segar yang dinyatakan dengan besaran diameter yaitu antara 60 cm 75 cm. Kebutuhan nilai slump flow untuk
pengecoran konstruksi bidang vertikal berbeda dengan bidang horisontal. Kriteria yang umum dipakai untuk
penentuan awal workabilitas beton SCC berdasarkan tipe konstruksi adalah sebagai berikut :
Untuk konstruksi vertikal, disarankan menggunakan slump-flow antara 65 cm sampai 70 cm. Untuk konstruksi
horisontal disarankan menggunakan slump-flow antara 60 cm sampai 65 cm.
-Slump-Flow test
Sebelum dilakukan pelaksanaan perbaikan atau perkuatan, perlu dilakukan pengecekan terakhir apakah metode
dan material yang sudah ditentukan
sesuai dengan kondisi lapangan dan dapat dilaksanakan.
Pada saat pelaksanaan yang perlu mendapat perhatian adalah :
- Persiapan permukaan.
Permukaan beton yang akan diperbaiki atau diperkuat perlu dipersiapkan, dengan tujuan agar terjadi ikatan yang
baik; sehingga material perbaikan atau perkuatan dengan beton lama menjadi satu kesatuan. Permukaan beton
yang akan diperbaiki atau diperkuat, harus merupakan permukaan yang kuat dan padat, tidak ada keropos
ataupun bagian lemah lainnya (kecuali bila menggunakan metode injeksi untuk mengisi celah keropos); serta
harus bersih dari debu dan kotoran lainnya. Apabila ada tulangan yang sudah berkarat, maka perlu dilakukan
pemotongan beton hingga + 20 mm dibawah tulangan yang berkarat. Dan karat tersebut harus dibersihkan, serta
diberi lapisan anti karat. Permukaan yang sudah dipersiapkan, apakah harus dalam keadaan kering atau harus
dijenuhkan terlebih dahulu sebelum dilakukan pelapisan berikutnya. Hal ini sangat tergantung pada material yang
digunakan. Untuk material berbahan dasar semen atau polymer, permukaan beton harus dijenuhkan terlebih
dahulu; tetapi bila material yang digunakan berbahan dasar epoxy, maka permukaan beton harus dalam keadaan
kering.
- Perbandingan campuran.
Untuk menghasilkan mutu dari material perbaikan atau material bonding yang digunakan dalam perkuatan sesuai
dengan yang direkomendasikan dari pabrik, maka perbandingan campuran dari material harus diikuti dengan
tepat, apalagi bila menggunakan material berbahan dasar epoxy. Bila menggunakan beton yang dapat memadat
sendiri, perlu diperhatikan jumlah air, flow dari beton serta dipastikan tidak adanya bleeding dan segregasi.
- Pot life.
Adalah waktu yang dibutuhkan dari pengadukan hingga material tersebut terpasang. Apabila waktu telah
melebihi pot life-nya, maka material yang sudah tercampur jangan digunakan.
- Kekuatan tekan.
Seperti pada pelaksanaan kontruksi baru, dimana dilakukan kontrol kualitas pada mutu beton yang ada; maka
19 of 22
1/26/2016 10:50 AM
http://bahan-tekniksipil.blogspot.co.id/2012/06/teknologi-beton.html
saat pelaksanaan dari perbaikan dan perkuatan, juga harus dilakukan hal yang sama, dengan melakukan
pengambilan sample sesuai standard yang ada. (ASTM C39 beton, ASTM C109 mortar semen dan ASTM
D495 epoxy). Setelah pelaksanaan juga perlu dilakukan kontrol kualitas, untuk melihat apakah pelaksanaan
perbaikan dan perkuatan sudah sesuai dengan standard yang ada.
- Injeksi.
Tujuan dari kontrol kualitas setelah pekerjaan injeksi dilakukan adalah untuk melihat apakah bahan injeksi sudah
mengisi celah keretakan yang ada, dan juga melihat kualitas lekatan dari bahan injeksi dalam mengikatkan celah
keretakan. Dilakukan dengan melakukan coring f 50 mm (ASTM C42) untuk melihat penetrasi bahan injeksi,
kemudian hasil core tersebut ditest tekan (ASTM C39) atau splitting (ASTM C496) untuk mengetahui kualitas
lekatan yang terjadi. Atau dapat juga dilakukan kontrol kualitas dengan non-destruktif test yaitu UPV (Ultra
Pulse Velocity) ASTM C597 atau Impact Echo.
Tujuan dari kontrol kualitas pada pekerjaan ini adalah untuk melihat lekatan yang terjadi antara beton lama
dengan material perbaikan. Dilakukan dengan Direct tensile bond test -ACI 503R Appendix A atau Pull-Off Test
- ICRI Technical Guideline 03739.
Tujuan dari kontrol kualitas pada pekerjaan ini adalah untuk melihat lekatan antara epoxy adhesive yang
digunakan untuk melekatkan FRP. Dilakukan dengan Direct tensile bond test -ACI 503R Appendix A atau
Pull-Off Test - ICRI Technical Guideline 03739
8 komentar:
20 of 22
1/26/2016 10:50 AM
http://bahan-tekniksipil.blogspot.co.id/2012/06/teknologi-beton.html
Publikasikan
Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
21 of 22
1/26/2016 10:50 AM
http://bahan-tekniksipil.blogspot.co.id/2012/06/teknologi-beton.html
22 of 22
1/26/2016 10:50 AM