Beton adalah bahan yang didapat dengan mencampurkan semen, agregat halus dan
kasar, air dan kadang kadang ditambah bahan tambahan lain. Bila bahan beton tersebut
dituangkan dalam acuan yang didalamnya dipasang baja tulangan maka akhirnya
menjadi beton bertulang yang telah mengeras.
Selama ini, pemakaian beton bertulang sebagai struktur bangunan semakin pesat
perkembangannya demikian pula di Indonesia, dari sekian banyak jembatan, gedung
bertingkat dan bangunan dermaga ternyata beton bertulang berupakan bahan struktur
bangunan yang paling disukai oleh para ahli struktur.
Namun persaingan yang makin ketat dimasa-masa mendatang, akan makin menuntut
digunakannya bahan konstruksi beton bertulang yang kuat, awet dan ekonomis serta
memungkinkan kecepatan kerja yang tinggi.
Dengan mengikuti session I pada kursus kali ini, para peserta diharapkan dapat
menghayati / mampu menjelaskan tentang berbagai hal seperti :
- Siapa penanggung jawab mutu beton
- Jenis PC yang boleh dipakai
- Ukuran maksimum nominal agregat kasar yang dipakai.
- Persyaratan air untuk campuran beton dan
- Persyaratan tulangan untuk konstruksi beton bertulang.
3. BAHAN SEMEN
Bahan semen yang dipakai untuk membuat campuran beton adalah Semen Portland yaitu
semen hidrolis yang dibuat dengan menggiling terak semen portland dan gypsum.
3.1 Pemilihan pemakaian bahan semen.
a. Semen untuk membuat campuran beton harus memenuhi salah satu dari ketentuan
berikut :
(1). SNI 15-2049 – 1994 Semen Portland ASTM C150
(2). “ Spesifikasi semen Blended Hidrolis ” ( ASTM C 595 ), kecuali type S dan
SA yang tidak diperuntukkan sebagai unsur pengikat utama struktur
beton.
(3). “ Spesifikasi semen Hidrolis Ekspansif “ ( ASTM C 845 ).
b. Semen yang yang digunakan pada pekerjaan konstruksi harus sesuai dengan
semen yang digunakan pada perhitungan porporsi campuran beton, yang berkaitan
dengan kekuatan dan karakteristik yang harus diperhatikan
Hal ini berarti bahwa semen yang dipakai untuk satu jenis pekerjaan harus berasal
dari sebuah produsen semen yang telah menetapkan standar pengujian terhadap
bahan semen yang diproduksi.
Bila dipakai semen dari produsen yang berbeda maka akan berpengaruh pada :
- perhitungan proporsi campuran beton
- berat jenis dan berat volume beton
- waktu pengikatan dan waktu pengerasan beton,
dengan demikian akan berpengaruh dalam pelaksanaan pekerjaan pembetonan.
3.2 Jenis Semen Portland
a. Semen Portland Type I
Adalah semen Portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan
persyaratan khusus.
C3S = 48-52 %
C3A = 10-15 %
Semen portland Type I dipergunakan untuk bangunan umum
b. Semen Portland Type II
Adalah semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan
terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang.
C3S = Sedang
C3A max = 8 %
Alkali rendah
Semen Portland Type II dipergunakan untuk bangunan di tepi laut, bendungan,
irigasi atau beton massa yang membutuhkan panas hidrasi rendah.
c. Semen Portland Type III
Adalah semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan awal
tinggi setelah pengecoran dilakukan.
C3S tinggi dan butiran sangat halus nilai pengembangan kekuatannya cepat.
Semen Portland Type III dipergunakan untuk bangunan yang memerlukan kekuatan
awal tinggi seperti : Jembatan, Pondasi berat dan bangunan tinggi.
d. Semen Portland Type IV.
Adalah semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan panas hidrasi
rendah.
C2S rendah
C3A rendah.
Semen Portland Type III dipergunakan untuk kebutuhan pengecoran yang tidak
menimbulkan panas, pengecoran dengan penyemprotan (Concrete pump) dan
Setting Time lama.
e. Semen Portland Type V.
4.2 Ukuran maksimum nominal agregat kasar harus tidak melebihi : ( ACI 3.3.2 )
1). 1/5 Jarak terkecil antara sisi-sisi cetakan ataupun
2). 1/3 Ketebalan pelat lantai
3). ¾ Jarak bersih minimum antara tulangan-tulangan, kawat-kawat bundel tulangan
atau tendon-tendon pratekan atau selongsong-selongsong.
Pembatasan ukuran nominal agregat adalah untuk melengkapi jaminan terbungkusnya
tulangan dan mengurangi adanya kekeroposan. Catatan pembatasan ukuran maksimum
nominal agregat keputusan sarjana dilapangan menetapkan bahwa pada saat
pengecoran, beton mudah dikerjakan dan dipadatkan tanpa terjadi adanya kekeroposan
atau rongga-rongga udara.
5.4 Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton, kecuali ketentuan
berikut terpenuhi :
a. Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran beton yang
menggunakan air dari sumber yang sama.
b. Hasil Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus 15 x 15 x 15 cm 2 yang
dibuat dari adukan dengan air yang tidak dapat diminum harus mempunyai kekuatan
sekurang-kurangnya sama dengan 90 % dari kekuatan benda benda uji yang dibuat
dengan air yang dapat diminum atau air suling. Perbandingan uji kekuatan tersebut
harus dilakukan pada adukan serupa, kecuali pada air pencampur yang dibuat dan
diuji sesuai dengan “Metode Uji kuat tekan untuk mortar semen hidrolis”
(menggunakan spesimen kubus dengan ukuran sisi 50 mm – ASTM C 109).
Bahan tambahan dari Kalsium klorida tidak boleh digunakan pada beton yang
dipengaruhi oleh lingkungan sulfat dari bersifat berat sampai sangat berat.
Rasio air semen yang disyaratkan pada table 1 dan 2 harus dihitung
menggunakan berat semen sesuai dengan ASTM C150, C595 M, C845. Bila
digunakan Fly Ash atau Pozolan, Slag , Silica Fume harus sesuai berturut-turut
ASTM C618, C989, C1240
3.1 PENDAHULUAN
Setelah mengikuti session 3 ini peselta mampu :
1. Menentukan Deviasi Standar
2. Menentukan KuatTeican Rata2
3. Melakukan seleksi perancangan campuran beton perdasarkan data uji lapangan
4. Melakukan seleksi pecancangan campuiran beton bedasarkan campuan percabaan
3.2 KUAT TEKAN RATA·RATA PERLU f CR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . AC15,3,2.1
Kuat tekan rata2 perlu f’cr yang digunakan sebagaidasar pemilihan proporsi campuran
beton harus diambil nilai terbesar dari Pers,(5-1) dan (5-2) yang menggunakan nilai
Deviasi Standar yang dihitung sesuai menurut Ch.5.3.1.1 atau Ch.5.3.1.2
f’cr = f’c + 1,34 S. (5-1)
f’cr = f’c + 2.33 S – 3,45 (5-2)
3.3 MENENTUKAN STANDAR DEVIASI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ACI 5.3.1
Dalam menetukan Standar Deviasi ada 3 kemungkinan
1. Jika ada catatan data uji sebanyak 30 pasang
2. Jika data uji antara 15 sampai 29 pasang
3. Kalau tidak ada catatan data uji
3.3.1 Nilai deviasi stander mempunyai catatan 30 hasil UJI (ACI 5.3.1.1)
Nilai deviasi standar dapat diadakan jika fasilitas produksi beton mempunyai
catatan hasil uji. Data hasil uji yang dipakai untuk perhitungan deviasi standar
harus:
a) Mewakili jenis material , prosedure pengendailan mutu dan kondisi yang seru-
pa dengan yang diharapkan, dan perubahan2 pada material dan proporsi
campuran dalam data pengujian tidak perlu lebih ketat dari yang digunakan
pada pekerjaan yang akan dilakukan.
b) Mewakili beton yang diproduksi untuk memenuhi kekuatan yang disyaratkan
atau kuat tekan fc pada kisaran 7 Mpa dari yang ditentukan untuk pekerjaan
yang akan diiakukan.
c) Terdiri sekutang-kurangnya 30 pengujian berturut turut atau dua kelompok
pengujian berturut turut yang jumlahnya sekurang kurngnya 30 pengujian
seperti yang ditetapkan di ch. 5.6.2.4, kecuali sebagaimana yang ditentukan
pada butir 5.3.1.2.
Standard deviasi dapat dihitung rnenurut formula berikut ini:
1/ 2
X X 2
S i
. . . . . . . . (R5A)
n 1
dimana:
s : Deviasi Standar, Mpa
X, : individual strength test seperti didefinisikan dalam 5.6.2.4
X : rata-rata dari n strength results
n : Jumlah dari consequtive strength tests
Jika tersedia dua kelompok pengujian berturut tunrt yang jumlahnya sekurang
kurangnya 30 contoh pengujian, maka standard deviasi dihitung dengan formula
sebagai berikut:
n1 1S 1 2 n 2 1S 2 2
1/ 2
S
n1 n 2 2
dimana:
S = Standar devimi rata rata, dimana dua test record dipakai untuk menghitung
standard deviasi
S1 , S 2 = standard deviasi yang dihitung dari two test records, 1 dan 2 berturut
turut
n1 , n 2 = jumlah test untuk masing masing record, berturut-turut
CONCRETE PRODUCTION FACILITY HAS FIELD STRENGTH TEST
RECORDS FOR THE SPECIFIED CLASS OR WITHIN 7 MPa OF THE
SPECIFIED CLASS OF CONCRETE
NO
YES
> CONSECTIVE TWO GROUPS OF CONSECUTIVE 15 TO 29 CONSECUTIVE
TEST TESTS TOTAL > 30) TESTS
(NO DATA
CALCULATE S CALCULATE S AVERAGE S FOR S)
CALCULATE S AND STRENGTH
USING TABLE 5.3.1.2
RESULT REPRESENT
PLOT AVERAGE STRENGTH VERSUS
ONE MIXTURE
PROPORTIONS AND INTERPOLATE FOR
REQUIRED AVERAGE STRENGTH
NO RESULT REPRESENT
TWO OR MORE
MIXTURE DETERMINE MIXTURE PROPORTIONS
YES
ACCORDING TO 5.4
(REQUIRES SPESIAL PERMISSIONS)
AVERAGE PLOT AVERAGE STRENGTH
REQUIRED VERSUS PROPORTIONS AND
AVERAGE INTERPOLATE FOR REQUIRED
AVERAGE STRENGTH
NO
YES
Tabel :5.3.2.2 : Kuat tekan rata-rata perlu jika tidak tersedia untuk menetapkan
Deviasi Standar
Perstarayan Kuat tekan, f’c MPa Kuat tekan rata-rata perlu f’cr (MPa)
Kurang dari 21 f’c + 7
21 s/d 35 f’c + 8.5
Lebih dari 35 f’c + 10.0
CONTOH 1.
Strength Tests Data Report
Evaluasi Mote Beton sesuai 5.6.2.3
Spesifikasi Projek : Untuk Kolom beton , Normal Weight
Specified Strength = 27.56 MPa
Silinder 1 Silinder 2 Rata-rata Rata-rata 3
No Tes Tanggal Tes
(MPa) (MPa) (MPa) consequtive test
1 05 Maret 93 31.97 32.87 32.42
2 06 Maret 93 33.83 35.14 34.48
3 10 Maret 93 31.49 32.80 32.14 33.01
4 12 Maret 93 33.07 34.45 33.76 33.46
5 13 Maret 93 34.45 33.76 34.11 33.34
6 17 Maret 93 30.18 31.49 30.83 32.90
7 19 Maret 93 31.90 33.21 32.56 32.50
8 21 Maret 93 33.07 32.18 32.62 32.00
9 25 Maret 93 34.59 34.04 34.31 33.16
10 28 Maret 93 32.66 33.76 33.21 33.38
11 30 Maret 93 29.63 28.32 28.97 32.16
12 02 April 93 29.49 24.94 27.22 29.80
13 05 April 93 32.66 33.62 33.14 29.78
14 08 April 93 33.55 34.73 34.14 31.50
15 09 April 93 31.63 32.18 31.90 33.06
16 15 April 93 30.45 32.31 31.38 32.47
17 16 April 93 34.31 34.93 34.62 32.64
18 19 April 93 33.76 33.49 33.62 33.21
19 20 April 93 39.20 38.38 38.79 35.68
20 22 April 93 36.59 36.59 36.59 36.33
21 24 April 93 35.00 34.24 34.62 36.67
22 28 April 93 31.97 30.59 31.28 34.16
23 01 Mei 93 35.07 35.00 35.04 33.65
24 03 Mei 93 37.41 37.96 37.69 34.67
25 07 Mei 93 36.45 36.93 36.69 36.47
26 10 Mei 93 32.38 32.87 32.62 35.67
27 11 Mei 93 33.62 34.73 34.17 34.50
28 15 Mei 93 34.45 33.69 34.07 33.62
29 16 Mei 93 33.14 32.18 32.66 33.63
30 18 Mei 93 29.28 30.32 29.80 32.18
Rata-rata = 33.32
Maximum strength = 38.79 Tgl:20 April 93
Minimum strength = 27.22 Tgl:02 April 93
Number uji = 30
Jumlah = 999.46
Jumlah :
Rata-rata = 33.32
Stdev = 2.43 353 psi
Pembahasan:
AC15.6.2.3.(a) Average two sylinder> fc'-3.5=27.56-3.5=24.15 MPa
dari data nilai paling kecil 27.22 MPa >24.15 mpa maka okay
ACI 5.6.2.3.(b) Three consecutive strength > fc' =27.56 MPa
Ternyata semua hasil rata rata > 27.56 MPa maka -> okay
Keterangan:
Perbedaan harga dari tes silinder ini dlsebabkan karena:
(1) Bervariasinya material. (2) Metode mixing. (3) Tranportasi. (4) Placing. (5) Making.
(6) Curing. (7) Testing.
CONTOH 2
Menentukan fcr sesuai 5.3.2.1
Spesifikasi Projek: Untuk Kolom beton. Nocmd Weight
Specified Strength= 27.56 MPa
Silinder 1 Silinder 2 Rata-rata
No Tes Tanggal Tes
(MPa) (MPa) (MPa)
1 05 Maret 93 31.97 32.87 32.42 -0.90 0.815
2 06 Maret 93 33.83 35.14 34.48 1.16 1.356
3 10 Maret 93 31.49 32.80 32.14 -1.18 1.388
4 12 Maret 93 33.07 34.45 33.76 0.44 0.194
5 13 Maret 93 34.45 33.76 34.11 0.79 0.617
6 17 Maret 93 30.18 31.49 30.83 -2.49 6.186
7 19 Maret 93 31.90 33.21 32.56 -0.76 0.585
8 21 Maret 93 33.07 32.18 32.62 -0.70 0.484
9 25 Maret 93 34.59 34.04 34.31 0.99 0.984
10 28 Maret 93 32.66 33.76 33.21 -0.11 0.012
11 30 Maret 93 29.63 28.32 28.97 -4.35 18.901
12 02 April 93 29.49 24.94 27.22 -6.10 37.265
13 05 April 93 32.66 33.62 33.14 -0.18 0.032
14 08 April 93 33.55 34.73 34.14 0.82 0.672
15 09 April 93 31.63 32.18 31.90 -1.42 2.014
16 15 April 93 30.45 32.31 31.38 -1.94 3.748
17 16 April 93 34.31 34.93 34.62 1.30 1.696
18 19 April 93 33.76 33.49 33.62 0.30 0.092
19 20 April 93 39.20 38.38 38.79 5.47 29.929
20 22 April 93 36.59 36.59 36.59 3.27 10.666
21 24 April 93 35.00 34.24 34.62 1.30 1.696
22 28 April 93 31.97 30.59 31.28 -2.04 4.159
23 01 Mei 93 35.07 35.00 35.04 1.72 2.943
24 03 Mei 93 37.41 37.96 37.69 4.37 19.082
25 07 Mei 93 36.45 36.93 36.69 3.37 11.352
26 10 Mei 93 32.38 32.87 32.62 -0.70 0.484
27 11 Mei 93 33.62 34.73 34.17 0.85 0.730
28 15 Mei 93 34.45 33.69 34.07 0.75 0.564
29 16 Mei 93 33.14 32.18 32.66 -0.66 0.437
30 18 Mei 93 29.28 30.32 29.80 -3.52 12.396
Rata-rata = 33.32
Maximum strength = 38.79
Minimum strength = 27.22
Number uji = 30
Jumlah = 999.46
Jumlah :
Rata-rata = 33.32
Stdev = 2.43
Pembahasan:
Dari tes No.12 didapatkan strength rata rata yang rendah = 27.22 MPa
yang diakibatkan karena silinder 2 nilainya = 24.94 MPa
adanya perbedaan yang cukup besar abtara silinder 2 dan silinder 1 =29.49 MPa
yang keduanya dari batch yang sama
kemungkinan besar disebabkan oleh handling dan prosedore tes dari silinder 2
Dari data statistik sebanyak 30 ini dapat dipakai untuk membuat Mix design
Target Strength untuk Mix Design dapat memakai Standars Deviasi = 2.43 MPa
CONTOH 3
Jika tidak tersedia catatan hasil uji yang memenuhi kriteria, maka proporsi campuran
beton yang diperoleh dari campuran percobaan.
Rencanakan hubungan antara Faktor Air I cement dan Compressive Strength untuk
suatu campuran beton dengan specified compressive yang memenuhi syarat dengan
Spesifikasi Proyek: fc' = psi
MPa (normal weight) pada umur 28 hari
Maximum size aggregate: 1.905
Total air content =
Maximum Slump = 10.16
Pasir dan Kerikil dari :
Semen:
Faktor Air/Semen ditentukan berdasarkan Campuran Percobaan . Lihat 5.3.3.2
Perthitungan :
l. Dengan tidak tersedianya catatan hasil benda uji lapangan maka untuk perhitugan
deviasi standart untuk mencapai Target Strength f’cr, menggunakan Table 5.3.2.2
Untuk f’c = 20.67 mpa maka Kuat Tekan rata rata perlu f’cr = f’c + 27.67 mpa
2. Prosedure Campuran Pereobaan
a. Kombinasi bahan yang digunakan harus sama dengan yang digunakan pada
pekerjaan yang akan dilakukan
b. Tiga jenis campuran percobaan dengan tiga jenis rasio Air - Semen yang
berbeda beda untuk menghasilkan suatu kisaran kuat tekan beton yang
mencakup kuat rata rata perlu f’cr
c. Campuran uji harus direncanakan untuk menghasilkan slump dengan kisaran
+/-20 mm dari nilai max yang diijinkan ( 12.065
d. Untuk setiap ratio air-semen atau kadar semen sekurang kurangnya harus
dibuat tiga buah silinder uji dan diuji pada umur 28 hari
e. Dari hasil uji silinder tersebut harus diplot kurva yang memperlihatkan hubungan
antara kuat silinder dan ratio air-semen untuk dipakai menentukan perkiraan
ratio A/C dari kuat f’cr yang ditargetkan
Untuk menggambarkan prosedure campuran percobaan ,dicontohkan campuran
percobaan dan hasil tes data seperti ditunjukkan dalam Tabel 7.1
Berdasakan atas hasil tes seperti yang digambarkan dalam Gambar 7.1 Yang diperoleh
dari campuran percobaan ,maka maksimum air-semen rasio yang akan dipakai sebagai
campuran beton dengan melakukan interpolasi didapatkan = 0.49
Dengan menggunakan ratio air-semen 0.49 untuk mendapatkan beton dengan f’c =
20.67 MPa hasil ini menunjukkan sangat overdesign
Referring to Fig. 2-2 ,Example 2.l, for wlc rafio 0.49, a strength level approximating 3800
ps 1 can be expected for air-entrained concrete.
The required extent of mix overdesign, when sufficient strength data are not avaliable to
establish a standart deviation, should be appaent
Tabel : Data Campuran Percobaan
Campuran Percobaan Batch No. 1 Batch No. 2 Batch No. 3
Seleksi rasio air-semen 0.45 0.55 0.65
Pengukuran Slump, in (mm) 95.25 107.95 114.30
Pengukuran Kadar Udara (%) 4.40 5.30 4.80
Hasil Tes, psi (mpa) mpa mpa mpa
Silinder 1 32.04 26.87 18.95
Silinder 2 29.97 25.84 19.98
Silinder 3 31.14 25.15 19.64
Rata-rata 31.05 25.95 19.52
Penjelasan:
Dari Lengkung rata-rata “Lengkung Kuat Campuran Percobaan’”
Dengan fcr = 27.67 mpa, didapatkan Ratio Air-Semen = 0.49
(Lihat Grafik Hubungan Kuat Tekan fcr dan Ratio Air-Semen campuran)
Gambar : No
35
Compressive Strength
32.04
31.14
31.05
30 29.97
(mpa)
26.87
25.95
25.84
25 25.15
19.98
20 19.64
19.52
18.95
15
0.45 0.55 0.65
Ratio Air-Semen
SILINDER 1 SILINDER 2
SILINDER 3 RATA-RATA
Berdasarkan atas lengkung rata-rata dari hasil 3 macam campuran maka maksimum
air-semen yang akan dipakai untuk campuran proporsi , dengan interpolasi didapat
= 0,49.
Penjelasan Target f’ci
ACI - R.5.3.2
1.282 S 2.326 S
Menentukan 3 syarat :
N[f’cu, S/3]
Distribusi rata2 3 f’cu
N [ f’cu3, S/3 ]
Pf = 9 %
f’cr f’c + 2.326 (S/3)
f’cr f’c + 1.343 S
f’cr
Karena Syarat 3 > syarat 1 dipakai Pf = 1 % f’c N[f’cu, S]
atau
f’cr f’c + 1.343 S f’cu3
Berlaku yang lebih besar f’cu
f’cr (f’c – 3.5)+2.326 S
Penjelasan Taget f’cr
PB 89
1.64 S
Menentukan 2 Syarat
1. P [ f’cu f’c ] 5 %
f’cr f’c + 1.64 S Pf = 5 %
f’cr
f’c
f’cr
(f’c – 4)
IV KONTROL KUALITAS DAN PEMBUATAN BENDA UJI BETON
4.1 PENDAHULUAH
Pada pertemuan 2 jam mendatang akan dibahas aplikasi dari ACI Chapter 5, khususnya
Sub chapter 5.5 ; 5.6.2; 5.6.3 dan cara pembuatan benda uji percobaan.
Setelah mengikuti kursus ini para peserta diharapkan rnampu :
a. Melakukan reduksi kuat tekan beton rata rata (fcr)
b. Melakukan pengambilan contoh beton segar, pembuatan benda-benda uji beton
dan perawatan benda-benda uji di laboratorium, maupun di lapangan.
c. Mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan manakala syarat yang dituntut untuk
keperluannya tidak dipenuhi.
d. Mampu mempersiapkan dan membuat benda uji silinder beton sesuai dengan
standard
4.2 REDUKSI KUAT TEKAN RATA-RATA (f’cr) ................................. Reference ACI; 5.5
Kuat tekan rata-rata (f’cr) harus dapat diijinkan direduksi, bila selama pelaksanaan
konstruksi tersedia data, asalkan :
a. Bila tersedia 30 atau lebih hasil percobaan dan rata-rata hasil percobaan
melampaui syarat 5.3.2.1, memakai standard deviasi dihitung sesuai 5.3.1.1 atau,
b. Bila tersedia 15 sampai 29 hasil percobaan dan rata - rata hasil percobaan me-
lampaui syarat 5.3.2.1 dengan memakai standard deviasl yang dihitung sesuai
5.3.1.2 dan,
c. Memenuhi persyaratan pengaruh lingkungan (Chapter 4)
Penjelasan ;
Reduksi f’cr dapat dilakukan bila,
a. Hasil f’cr > fc' + 1,34.s atau
f’cr > fc' + 2,33.s - 3,45
Dimana ;
f ' ci f ' cr 2
1/ 2
S 1 ................................... R 5B
n1 n 2 2
bila 2 catatan percobaan dipakai untuk memperoleh sedikitnya 30 percobaan.
c. Bila jumlah benda uji 15 < n < 29, harga s yang diperoleh dari R 5A harus dikalikan
dengan factor modifikasi (tabel 5.3.1.2)
f. Pengujian lain yang diperlukan untuk cetakan benda uji silinder adalah;
penyerapan perpanjangan dan kebocoan air.
Pembahasan :
998.90
Kuat tekan rata rata, f ' cr 33.30 MPa 32.20 MPa ; sehingga f’cr boleh
30
direduksi
164.1750
Standard deviasi, S 2.379 MPa
30 1
Sesuai ACI 5.3.2 ;
f’cr = 27,5 + 1,34. 2,379 = 30.690 MPa
f’cr = 27,5 + 2,33. 2,379 – 3.45 = 29.59 MPa
Reduksi f’cr dapatdilakukan sebesar 33,20 – 30,69 = 2,51 MPa.
1.02
Faktor Korelasi Kekuatan
1
0.98
0.96
0.94
0.92
0.9
0.88
0.86
1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2
BILA HASIL TEST CORE DRILL GAGAL MEMENUHI SYARAT PENERIMAAN ….. ACI
5.6.5.5
Jika kreteria 5.6.5.4 tidak dipenuhi dan jika kelayakan struktur tetap meragukan, petugas
yang berwenang diijinkan untuk meminta dilakukannya evaluasi kekuatan sesuai dengan
chapter 20 pada bagian dari struktur yang dipertanyakan, atau mengambil langkah-
langkah lain yang tepat.
Dengan kata lain, sebagai usaha terakhir, tes beban mungkin diperlukan untuk
mengecek kelayakan dari elemen struktur, yang sangat diragukan. Pada umumnya test
ini cocok hanya untuk elemen-elemen lentur seperti lantai, balok dan yang semacamnya
tapi kadang juga untuk elemen yang lainnya. Pada banyak pelaksanaan, tes beban
merupakan usaha yang sangat khusus sehingga biasanya dilakukan dan
diinterpretasikan hanya oleh engineer yang terkualifikasi. Prosedur dan prasyarat
mengenai pelaksanaan tes beban dibahas pada Chapter 20 ACI 99.
Dengan hasil seperti itu didapat informasi bahwa syarat tes individual tidak dipenuhi
sedang syarat tes ke tiga benda uji berturut turut dipenuhi. Setelah meninjau
permasalahan lebih detail maka diputuskan untuk melakukan core drill pada daerah
yang dicurigai.
Diambil tiga buah core dan didapat data sebagai berikut :
No. fc’ test Duameter (mm) Kedalaman core rata (mm)
1 36.9 100 150
2 38.2 100 190
3 39.4 100 200
Hasil core drill di atas dapat dianalisa dan didapat perhitungan :
No. fc’ test Rasio Faktor
Depth/Dia Strength Correction fc’ Koreksi
(dari Grafik 1)
1 36.9 1.5 0.96 35.42
2 38.2 1.9 0.99 37.97
3 39.4 2.0 1.00 39.40
fc’ rata-rata 37.60
Beton dianggap layak dalam hal kekuatan apabila :
fc’ rata-rata > 0.85 fc’
Bila fc’ = 40 Mpa, 0.85 fc’ = 34 Mpa sehingga :
fc’ rata-rata > 0.85 fc’
37.60 > 34 Mpa ( OK ! )
Atas dasar tes core drill dapat dikatakan beton memiliki kekuatan yang memadahi.
VI EVALUASI KEKUATAN PADA STRUKTUR EXSISTING
6.1 PENDAHULUAN
Evaluasi kekuatan dari suatu struktur eksisting membutuhkan pengalaman dan kebijakan
teknik yang baik. Session ini menyediakan petunjuk untuk investigasi keamanan dari
suatu strukturyang diatur oleh ACI Chapter 20, yaitu apabila :
1. Terdapat pertimbangan bahwa material bangunan memiliki kualitas yang kurang baik.
2. Terdapat bukti yang menunjukkan kesalahan konstruksi
3. Bangunan telah menunjukkan deteroriasi
4. Bangunan akan memiliki fungsi yang baru
5. Bangunan atau bagiannya tidak menunjukkan memenuhi persyaratan peraturan yang
untuk penerimaan dari bangunan yang bersangkutan harus didasarkan pada tes
beban.
Karena itu setelah mengikuti materi session ini peserta diharapkan memahami :
1. Prosedur test pembebanan
2. Persyaratan pembebanan dan
3. Persyaratan penerimaan / approval
Peraturan pada Chapter 20 ini mencakup percobaan pembebanan tidak untuk
penerimaan disain dan konstruksi sistem yang spesial sebagaimana dimaksud oleh
Chapter 1.4