Anda di halaman 1dari 39

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Bahan bangunan dan Peralatan

4.1.1 Bahan Bangunan

Bahan bangunan merupakan bahan/material yang digunakan dalam


pelaksanaan proyek. Mutu dari bahan bangunan akan mempengaruhi
kualitas dari bangunan tersebut, Oleh karena itu diperlukan suatu
pengawasan yang ketat terhadap bahan bangunan yang digunakan.

Bahan bangunan yang digunakan harus sesuai dengan Rencana


Kerja dan Syarat-syarat (RKS) yang telah ditentukan. Pengadaan bahan
bangunan dilakukan oleh kontraktor dan harus melalui persetujuan
konsultan pengawas/manajemen kontruksi. Material juga harus mudah
diperoleh sehingga menghemat waktu dan biaya serta menjaga kelancaran
pekerjaan Pengiriman barang disesuaikan dengan keperluan dan jadwal
pelaksanaan proyek sehingga bahan tidak di simpan terlalu lama.

Berikut bahan bangunan yang digunakan di dalam Proyek


Pembangunan Gedung Rektorat Golden Sriwijaya sebagai berikut:

1. Semen/ Semen Portland (Portland Cement)

Semen merupakan bahan campuran yang secara kimiawi aktif


setelah berhubungan dengan air serta bahan bangunan yang berfungsi
sebagai pengikat dalam campuran adukan beton. Penggunaannya antara
lain Meliputi beton , adukan, plesteran, bahan penambal, adukan encer,
dan sebagainya. Semen porland dipergunakan dalam semua jenis beton
structural seperti pondasi, pile cup, sloof, kolom, balok, plat, tembok,
lantai, jembatan, terowongan, dam, tembok penahan, perkerasan jalan, dan
sebagainya yang diperkuat dengan tulangan atau tanpa tulangan.

42
43

Semen yang digunakan pada proyek ini dalam semen Holcim type
I Untuk menjaga mutu dan kulitas semen harus di simpan di tempat yang
kering dan bagian bawahnya diberi alas seperti papan kayu atatu triplek
Gambar 4.3 yaitu penyimpanan semen di gudang.

Gambar 4.1 Semen Portland

2. Agregat

Agregat yang digunakan adalah agregat halus yaitu pasir yang


digunakan untuk pembuatan lantai kerja, urugan pasir. pasangan batubata
dan lain-lain. Pasir yang digunakan harus bersih sehingga akan
menghasilkan campuran mortar yang berkualitas baik. Pada proyek ini
agregat halus yang digunakan adalah pasir pasang yang bergradasi agak
halus.

Sistem perawatan pasir yaitu dengan cara bagian dasar tumpukan


pasir yang pertama kali dijadikan sebagai alas sehingga untuk pasir
selanjutnya akan diletakan di tumpukkan pasir yang sudah ada sehingga
pasir yang diatasnya agar bias tetap terjaga dari pengaruh air tanah yang
dapat mempengarui kualitas pasir.

Persyaratan pasir yang baik adalah :

a) Bersih, boleh mengandung 5% lumpur terhadap berat keringnya.


b) Kekal bentuk (keras dan tajam)
c) Tidak mengandung zat-zat organik atau zat kimia
44

d) Bergradasi baik, diameternya bervariasi atau beragam.

Gambar 4.4 merupakan pasir yang digunakan pada proyek ini.

Gambar 4.2 Pasir

3. Besi Tulangan

Baja tulangan umk kontak beton bertulang ada bermacam macam jenis dan
mune tergantung dari pabrik yang memproduksinya Ada dua jenis bia tulangn
yaitu tulangan polos (plain bar) dan ulir (deformed bar). Sebagian besar baja
unga yang ada d henu tulangan polos nik baja lunak dan langan ulir untuk beja
keras.

Beton tidak dapat menahan gaya tarik melebihi nilai tertentu taps mengalami
kerusakan. Oleh karna it apar beton dapat bekerja dengan haik dalam system
struktur. beton perlu dibuat dengan perikatan penulangan yang berfungsi
menahan gaya tarik. Penulangan beton menggunakan bahan baja yang
memiliki sifat teknis yang kuat menahan ya tarik. Baja beton yang digunakan
dapat berupa batang baja lonjy atau kawat rangkai las (wire mesh yang berupa
bang bang baja yang disnyam dengan teknik pengelasan Baja beton
menggunakan kode berurutan dengan huruf BI, TP dan TD.

- BJ berarti Baje
45

- TP berarti Tulangan Polos

- berarti Tulangan Deformasi (Ulir)

Angka yang terdapat pada kode tulangan menyatakan batas leleh


karakteristik yang dijamin Baja beton BJTP 24 di pasak sebagai baja beton
polos, dan bentuk dari baja beton BJTD 40 adalah deform atau ulir. Baja beton
yang dipakai dalam bangunan harus memenuhi norma persyaratan terhadap
metode pengujian dan pemeriksaan untuk bermacam macam-mutu baja beton.

SNI menggunakan simbol BJTP (Baja Tulangan Polos) dan BAD (Baja
Tulangan Ulir). Baja tulangan polos yang tersedia mulai dari mutu BJTP 24
hingga BJTP 30, dan baja tulangan ulir umumnya dari BJTD 30 hingga BJTD
40. Angka yang mengikuti simbol ini menyatakan tegangan leich karakteristik
materialnya. Sebagai contoh BJTP 24 menyatakan baja tulangan polos dengan
tegangan leleh material 2400 kolam (240 MPa).

Berdasarkan SNI, baja tulangan ulir lebih diutamakanan pemakainnnya


untuk batang tulangan struktur beton. Hal ini dimaksudkan agar struktur beton
bertulang lebih baik antara beton dan tulangannya. Pada proyek ini tulangan
yang digunakan ada 2 macam yaitu tulangan ulir dan tulangas polos. Pada
pekerja pile cap dipakai tulangan ulir berukuran D13 mm dan D19 mm serta
pada pekerja sloof menggunakan tulangan ulir dengan diameter D13, D16 dan
D19. Pada proyek in polos digunakan sebagai sengkang. Berikut ini gambar
4.5a dan 4.5b merupakan tulungan yang digunakan pada proyek pembangunan
ini.

Gambar 4.3a Tulangan Polos


46

Gambar 4.3b Tulangan ulir

4. Kayu

Untuk semua pekerjaan menggunakan kayu kering dengan mutu baik.


Kayu digunakan sebagai bahan untuk membuat kantor sementara, gudang
serta membuat bowplank, bekisting dan titik patok (jalon) pada titik-titik yang
akun dipancang. Kayu yang digunakan pada proyek ini adalah kayu 4/6, cm, 5/7
, cm, dan 6/12 cm. Seperti pada gambar 4.6

Gambar 4.4 Kayu Kasau

5. Multiplek

Multiplek digunakan untuk pembuatan bekisiting sloof. Ketebalan


multiplek yang digunakan pada proyek ini yaitu 12 mm. Bekisting
menggunakan multiplek harus dibuat mengikuti dimensi sesuai dengan
47

gambar kerja. Seperti gambar 4.8 yaitu multiplek yang digunakan pada proyek
ini.

Gambar 4.5 Multiplek

6. Beton deking

Beton deking biasa disebut beton tahu, yang merupakan suatu beton
pengganjal berbentuk tabung pipih yang terbuat dari campuran semen dan
pasir dengan perbandingan 1:3 yang disisipkan pada acuan beton dengan tebal
sesuai kebutuhan. Pada proyek ini digunakan beton deking berbentuk persegi
dan lingkaran dengan ketebalan 3-5 cm yang digunakan pada pile cap dan
sloof Beton deking berguna untuk mendapatkan selimut beton agar
mengurangi korosi terhadap tulangan Contoh gambar beton deking dapat
dilihat pada gambar 4.9
48

Gambar 4.6 Beton Deking

7. Bahan Tambah

Beton mutu tinggi umumnya, ditambahkan bahan tambahan atan additive


dan adminre, yaitu bahan selain semen, agregat, dan air yang ditambahkan
pada adukan beton. sebelum atau selama pengadukan beton untuk mengubah
sifat beton sesuai dengan keinginan perencana Penambahan additive atau
admixture tersebut ke dalam campuran beton ternyata telah terbukti
meningkatkan kinerja hewan hampir di semua aspeknya yaitu kekuatan.
kemudahan pengerjaan keawetan, dan kinerja-kinerja lainnya dalam
memenuhi tuntutan teknologi konstruksi modern: Bahan additive dan
admixture dapat dibedakan dalam 3 (tiga) jenis, yaitu

1. Air Entralning Agent (ASTM C260), yaitu bahan tambahan untuk


meningkatkan kadar udara, agar beton tahan terhadap pembekuan dan
pencucian, terutama untuk daerah salju:

2. Chemical admixture (ASTM C49 dan BS 5075), yaitu bahan kimia yang
ditambahkan untuk mengendalikan waktu pengerasan (mempercepat atau
memperlambat) mereduksi kebutuhan air, dan memudahkan pengerjaan beton:

3. Mineral Admixture, yaitu bahan mineral yang dihaluskan dan


ditambahkan untuk memperbaiki sifat beton agar mudah dikerjakan dan
meningkatkan kekuatan dan keawetan beton.

Jenis bahan tambah yang digunakan pada proyek Pembangunan Gedung


Laboratorium Struktur Sriwijaya ini adalah retarder yang terlebih dahulu harus
disetujui oleh pengawas.

8. Air

Air yang digunakan untuk keperluan adukan pekerjaan pasangan atau


beton dan lain-lain harus bersih dan tidak mengandung garam garaman yang
49

dapat merusak. Air yang digunakan dalam proyek harus sesuai dengan SNI
03-2847-2002 tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung. Persyaratan mengenai air kerja tercantum di halaman 15 yaitu:

a. Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari
bahan-bahan merusak yang mengandung oli, ahm, alkali, garam, bahan
organik. atau bahan-bahan lainya yang merugikan terhadap beton atau
tulangan
b. Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton
yang di dalamnya tertanam logam aluminium termasuk air bebas yang
terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam
jumlah yang membahayakan;
c. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton,
kecuali ketentuan berikut terpenuhi:
- Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada
campuran beton yang menggunakan air dari sumber yang sama.
- Hasil pengujian pada umur 7-dan 28 hari pada kubus uji mortar
yang dibuat dari adukan dengan air yang tidak dapat diminum
harus mempunyai kekuatan sekurang-kurungnya sama dengan
90% dari kekuatan benda uji yang dibuat dengan adukan air
yang dapat diminum. Perbandingan uji kekuatan tersebut harus
dilakukan pada adukan serupa, terkecuali pada air pencampur,
yang dibuat dan diuji sesuai dengan Metode uji tekan untuk
mortar semen hidrolis (menggunakan spesimen kubus dengan
ukuran sisi 50 mm).
9. Beton Ready Mix

Beton merupakan campuran antara semen, pasir, batu pecah, air


dan atau bahan tambah jika diperlukan. Berdasarkan proses pembuatannya
beton terbagi menjadi dua, yaitu beton site mix dan beton ready mix.
Beton site mix di produksi di lokasi proyek menggunakan molen atau
concrete mixer dengan komposisi tertentu. Sedangkan beton ready mix di
50

produksi di batching plant dan sudah siap untuk digunakan tanpa


pengolahan di lapangan.

Dalam proyek pembangunan Gedung Rektorat Golden Sriwijaya


ini menggunakan beton ready mix yang di produksi oleh batching plant
Inti Beton Sukses Pratama (IBSP) yang sebelumnya telah disepakati
bersama antara pemilik, konsultan dan kontraktor.

Penggunaan beton ready mix dalam proyek ini bertujuan untuk


mengefisiensikan waktu, biaya. dan tenaga kerja serta pengendalian mutu
beton lebih optimal. Pekerjaan beton ready mix pada proyek ini.
menggunakan mutu beton K-300.

Keuntungan penggunaan beton ready mix yaitu untuk menghindari


kotornya proyek karena penimbunan material, mempercepat pekerjaan
serta mengurungi jumlah pekerja Apabila terjadi penurunan mutu beton,
maka kontraktor berhak meminta supplier untuk bertanggung jawab dan
harus memperbaikinya serta menjamin mutu hasil pengecoran sesuai
dengan persyaratan yang telah disepakati.

Kekurangan pemakaian sistem beton ready mix yaitu apabila


terjadi kelebihan beton akibat pemesanan, terjadi pembatalan saat
pengecoran akibat cuaca maka menjadi tanggung jawab pihak kontraktor
sebagai pemesan. Pada proyek ini kelebihan beton digunakan untuk
pengecoran jalan disekitar lahan proyek untuk mempermudah mobilisasi.
Berikut ini gambar 4.1 menunjukkan beton ready mix.
51

Gambar 4.7 Beton ready mix

10. Tiang Pancang

Tiang pancang yang digunakan pada proyek ini adalah tiang


pancang beton pracetak yang di produksi oleh PT Waskita Lampung
dengan penampung persegi berdimensi 250 mm x 250 mm. Panjang tiang
pancang yang digunakan yaitu 6 meter dan di puncang sedalam ± 18 m.
Tiang pancang tersebut berbahan dari beton bertulang dengan mutu beton
K-450, dengan mutu buja tulangan 140.

Syarat kualitas tiang pancang diantaranya yaitu seluruh permukaan


tiang tidak diperbolehkan adanya kerusakan atau retak, umur dan kekuatan
tiang pancang telah memenuhi persyaratan, kepala tiang pancang tidak
boleh mengalami keretakan selama pemancangan. Gambar 4.2
menunjukkan tiang puncung yang digunakan pada proyek ini.

Gambar 4.8 Tiang pancang

Pada proyek ini, air yang digunakan yaitu air yang berasal dari PAM yang
ada di Proyek Pembangunan gedung Laboratorium Struktur Universias
Sriwijaya.
52

11. Bahan Pelengkap

Bahan-bahan pelengkap yang digunakan dalam teknis pelaksanaan di


lapangan antara lain:

- Kawat Pengikat

Berfungsi untuk mengikat tulangan-tulangan yang akan di cor dan berfungsi


untuk mengikat sambungan antar skur dengan tiang penyangga, tiang
penyangga dengan sloof dan steel proof dengan balok lantai Kawat beton juga
dipakai pada uat pembuatan beton deking.

- Plastik

Digunakan agar coran tidak lengket dengan bekisting pada saat pembongkaran
acuan.

- Paku

Digunakan untuk pengaku papan bekisting, penguat dan penyambung. Bentuk


penampung paku yang digunakan dalam acuandan perancah

- Benang

Digunakan untuk pemasangan bowplank dan titik-titik pancang. Serta


mengecek ketepatan dan bangunan.

4.1.2 Peralatan Pekerjaan

Peralatan dalam suatu pekerjaan merupakan hal yang sangat penting,


terutama alat-alat berat yang dapat membantu pekerjaan menjadi lebih mudah
dan cepat. Peralatan yang digunakan terdiri dari peralatan manual dan
peralatan secara mekanik. Penggunaan alat-alat buntu di proyek ini dapat
meningkatkan produktifitas waktu, biaya dan tenaga pekerja Peralatan
53

peralatan yang digunakan dalam pekerjaan pondasi pada proyek Pembangunan


Gedung Laboratorium Univesitas Sriwijaya ini antara lain:

1. Concrete Pump

Concrete pump adalah sebuah mesin/alat yang digunakan untuk


menyalurkan adonan beton segar dari bawah ke tempat pengecoran atau
tempat pengecoran yang letaknya sulit di jangkau oleh truck mixer. Struktur
beton bertulang banyak dipilih untuk bangunan tingkat tinggi, maka
diperlukan alat-alat konstruksi yang dapat menunjang proses pembangunan
tersebut.

Concrete pump jenis mobile berupa alat pompa beton yang menjadi satu
kesatuan dengan truk sehingga lebih mudah untuk berpindah tempat.

Gambar 4.9 Concrete pump

2. Sondir

Pengujian sondir merupakan salah satu pengujian penetrasi yang bertujuan


untuk mengetahui daya dukung tanah pada setiap lapisan serta mengetahui
kedalaman lapisan pendukung yaitu lapisan tanah keras. Hal ini dimaksudkan
agar dalam mendesain pondasi yang akan digunakan sebagai penyokong
kolom bangunan diatasnya memiliki faktor keamanan (Safety factor) yang
54

tinggi sehingga bangunan. diatasnya tetap kuat dan tidak mengalami


penurunan atau settlement yang dapat membahayakan dari sisi keselamatan
akan bangunan dan penghuni didalamnya.

Banyak terjadi kegagalan struktur (bangunan roboh/runtuh) akibat tidak


diperhatian pentingnya pengujian ini, untuk itu sangat di sarankan untuk
melakukan pengujian tanah (sondir) ini, schingga dapat didesain jenis pondasi
yang artian dan efektif sesual dengan karakteristik tanah dari bangunan yang
akun dibangun.

Sondir adalah alat berbentuk silindris dengan ujungnya berupa konus.


Diakariya dipakai adalah bi-conus type Begemann yang dilengkapi dengan
selimut untuk mengukur hambatan pelekat lokal (side friction) dengan
dimensi yaitu:

- Sudut kerucut conus 60o


- Luas penampang conus: 10.00 cm2
- Luas selimut : 150 cm2
Dalam uji sondir, stang alat ini di tekan ke dalam tanah dan kemudian
perlawanan tanah terhadap ujung sondir (tahanan ujung) dan gesekan pada
selimut silinder di ukur Alat ini telah lama di Indonesia dan telah digunakan
hampir pada setiap penyelidikan tanah pada pekerjaan teknik sipil karena
relatif mudah pemakaiannya, cepat dan ekonomis.

3. Excavator

Excavator adalah alat berat yang terdiri dari beberapa bagian yang masing-
masing memiliki fungsi tersendiri. Alat berat yang biasanya di dominasi
warna kuning ini tardiri dari batu boot lengan farm keranjang atau alat keruk
(bucket), kabin dan tracker.

Pada umumnya alat berat excavator digerakkan dengan tenaga hidrolis


mesin diesel dan berjalan di atas kaki roda rantai. Excavator termasuk alat
berat yang multifungsi kurena dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam
55

pekerja berat. Oleh karena itu, alat excavator tidak hanya digunakan untuk
pekerjaan berat di darat tetapi juga di atas air.

Fungsi utama alat berat excavator yakni untuk memudahkan pekerjaan


penggalian. Akan tetapi. seperti yang sudah disebutkan sebelumnya alat berat
excavator termauk alat multifungsi. Berikut ini termasuk fungsi atau manfaat
penggunaan dari alat berat excavator

a. Prosek pengerukan sungai,


b. Pembuatan shopping atau kemiringan
c. Pembuatan loading atau dumptruck
d. Pemecahan batu
e. Pertambangan khusunya pertambanpm pir terbuka
f. Penghacuran bangunan
g. Pekerjaan Kehutanan
h. Perataan Tanah
i. Penggalian lubang, parit, atau pondasi bangunan
j. Penanganan material
k. Pemasanagan batang pondasi
Gambar 4. 11 merupakan excavator yang digunakan pada proyek
pembangunan Gedung Laboratorium Struktur Universitas Sriwijaya

Gambar 4. 10 Excavator
56

4. Pesawat Theodolit

Theodolit adalah intrusmen yang di rancang untuk


menentukan tinggi tanah pengukuran sudut yaitu sudut mendatar
yang dinamakan dengan sudut horizontal dan sudut tegak yang
dinamakan dengan sudut vertikal. Dimana sudut-sudut sersebut
berperan dalam jaruk mendatar dan jarak tegak di antara dua buah
titik Lapangan Theodolit merupakan salah satu alat ukur tanah
yang digunakan untuk menentukan sudut mendatar dan sudut
tegak. Sudut yang dibaca bisa sampai pada satuan sekon (detik)
Theodolit merupakan alat yang paling canggih di antara
peralatan yang digunakan dalam survel Pada daunya alist ini
berups sekolah teleskop yang ditempatkan pada suatu das
berbentuk membolat (piringan) yang dapat diputar-protu
mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut
horizontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada
piringan kedua dan dapat diputar-putar mengelilingi sumbu
horizontal sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca.
Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat
tinggi. Gambar 4.12 merupakan pesawat theodolit

Gambar 4.11 Theodolit


57

5. Truck Mixer
Truck mixer adalah mesin pengaduk beton. Truck mixer
atau bisa juga disebut dengan truk molen memiliki beragam jenis
dengan fungsi sama, yaitu mengangkut beton dari pabrik semen ke
lokasi kontruksi dengan menjaga komintensi beton apar tetap cair
dan tidak mengeras dalam perjalanan Trik jenis ini adalah alat
transportasi khusus untuk beton cor curah siap pakai (ready mix
concrete) yang di rancang untuk pengangkut campuran beton curah
siap pakai (ready mix concrete) dari batching plant (pahrik olahan
beton) ke lokasi pengeboran. Biasanya truk ini digunakan dalam
sebuah proyek besar. Truck Mixer dibagi menjadi 2 jenis yaitu
a. Truck Mixer Mini (Truck Minimix Concrete)
Truck Mixer mini memiliki volume muat cor hbton
per satu kali jalan 3 m3. Tipe truk ini lebih fleksibel untuk
semua medan jalan yang sempit ataupun menanjak.
b. Truck Mixer Standar (Ready Mix Concrete)
Truck Mixer Standar digunakan untuk mengangkut beton
cor dari pabrik beton (Barching Plant) ke lokasi pengecoran
dengan daya angkut per trukya untuk satu kali jalan yaitu 7 m.
Memuat lebih banyak 4 m dari tipe truk mini. Kekurangan dari truk
ini tidak bisa mengakses jalan sempit dan menanjak. Pada gambar
4.13 Menunjukan mobil truck mixer yang digunakan
58

Gambar 4.12 Truck Mixer

6. Jack in pile
Jack in Pile merupakan alat pemacangan pondasi tiang
yang pelaksanaannya di tekan masuk ke dalam tanah dengan
menggunakan dongkrak. hidrolis yarig diberi beban counterweight
sehingga idak menimbulkan getaran dan daya tekann dongkrak
langsung dan dapat di baca melalui manometer sehingga gaya
tekan tiang dapat diketahui tiap mencapai kedalaman tertentu.
Sebelum dilakukan pemancangan dengan jack in pile terlebih
dahulu dilakukan tes sondir dan boring. Dari hasil tes sondir
tersebut. rata-rata kedalaman tanah kerasnya akan diketahui yang
kemudian dibandingkan dengan perencanaan panjang dan
kedalaman tiang.
Alat lain yang digunakan untuk mendukung kinerja alat ini
adalah mobile crane yang berfungsi untuk mengangkat tiang
pancang ke dekat atat pancang Mobile crane sering digunakan
dalam proyek proyek berskala menengah naman proyek tersebut
membutuhkan alat untuk mengangkut bahan-bahan konstruksi
dengan area yang cukup luas karena mobile crane mampu bergerak
bebas mengelilingi area proyek. Seperti terlihat pada gambar 4.14

Gambar 4.13 Jack in pile

7. Mesin molen
59

Mesin molen digunakan untuk mencampur semen, pasir, kerikil, dan air
untuk membentuk beton. Mesin molen menggunakan drum berputar untuk
mencampur komponen-komponen tersebut. Pada umumnya mesin molen dapat
dibedakan menjadi 2 tipe yaitu kontinu dan tidak kontinu. Mesin molen kontinu
bekerja terus-menerus, Pemuatan isi, pencampuran material merupakan proses
yang berkesinambungan dan berlangsung untuk waktu yang tidak tebatas.
Sedangkan mesin molen tidak kontinu, pemuatan, Pencampuran muat dapat
dilakaukan hanya untuk jumlah tertentu untuk jangka waktu tertentu.

8. Virbrator beton

Adonan beton yang baru dituang perlu dipadatkan untuk meminimalkan


gelembung udara dan menjaga kuantitas beton. Pemadatan adukan beton dapat
dilakukan secara manual atau dengan mesin. Pemadatan dengan bantuan mesin
dilakukan dengan vibrator beton. Beton arus langsung dipadatkan segera setelah
pencampuran (dalam waktu 30 sampai 40 Menit) untuk mencegah kerusakan,
ukuran lapsan beton dianjurkan mempunyai ketebalan 15 sampai 30 cm sebelum
meletakkan lapisan berikunya. Seperti pada gambar 4.15

Gambar 4.14 Vibrator beton

9. Pesawat Waterpass

Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau menentukan


sebuah benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secan vertikal maupun
horizontal. Pada gambar 4.16.
60

Gambar 4.15 Pesawat Waterpass

10. Alat Pamadatan Tanah

Alat pemadat tanah ini digunakan untuk pemadatan tanah di daerah yang
kecil dengan memberikan beban dampak ke tanah Peralatan ini ringan dan dapat
dioperasian dengan mudah. Pada proyek ini alat pemadat tanah yang digunakan
yaitu jenis rammers dengan ukuran penumpang 20 x 20 cm Pada proyek ini alat
ini digunakan untuk memadatkan tanah galian sloof dan galian tanah plat lantai.

11. Pemotong besi (bar cutter)

Bar cutter yaitu alat pemotong baja tulangan sesuai dengan ukuran yang
diinginkan. Pada proyek ini digunakan bar cutter listrik. Keuntungan dari bar
cutter listrik yaitu dapat memotong besi dengan diameter yang besar dan
mempercepat waktu pengeerjaan.

12. Bending

Bending digunakan pada saat pabrikasi untuk membengkokkan besi/baja


tulangan sesuai dengan shop drawing dan bar bending Schedule (BBS) yang
susah dibuat (sesuai dengan kebutuhan), yang penggunaannya dengan tenaga dari
tukang itu sendiri.

13. Mesin Las

Mesin las pada proyek ini digunakan untuk mengelas kepala tiang pancang
pada saat penyambungan tiang.
61

14. Meteran dikenal sebagai pita ukur, tape atau bias disebut juga sebagai
roll meter. Alat ini merupakan alat ukur panjang yang biasanya dapat digulung,
dengan panjang 25-50 meter. Meteran digunakan untuk mengukur jarak dan
panjang. Meteran juga berguna untuk mengukur sudu, membuat sudut siku-siku
dan juga dipakai untuk membuat lingkaran.

4.2 Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


62

Pekerjaan struktur dibawah meliputi beberapa kegiatan pekerjaan sepeti


pada bagan berikut ini

START

Pengujian Tanah

Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan Pemancangan
- Penentuan titik tiang pancang (Setting point)
- Proses Pemasangan
- Pengujian PDA (Pile Driving Analyzer)

Pekerjaan Pile Cap


- Penggalian Tanah
- Pembobokan Beton Tiang Pancang
- Pembuatan Lantai Kerja
- Penulangan Pile Cap
- Pembuatan Berkisting
- Pengecoran
-

Pekerjaan Sloof
- Penimbunan Tanah
- Pembuatan Lantai Kerja
- Penulangan Sloof
- Pemasangan Berkiisting
- Pengecoran

Dilanjutkan Pekerjaan Struktur A


4.2.1 Pengujian Tanah
63

Dalam desain struktur tanah pondasi sering dilakukan analisis stabilitas


dan perhitungan desain pondasi suatu bangunan dengan menggunakan parameter
tanah baik tegangan total maupun tegangan efektif. Parameter perlawanan
penetrasi dapat diperoleh dengan berbagai cara. Dalam melakukan uji penetrasi
lapangan ini digunakan metode pengujian lapangan dengan alat sondir (SNI 03-
2827-1992) yang berlaku baik untuk alat penetrasi konus tunggal maupun ganda
yang ditekan secara mekanik (hidraulik). Peralatan uji penetrasi ini antara lain
terdiri atas peralatan penetrasi konus, bidang geser, bahan baja, pipa dorong,
batang dalam mesin pembeban hidraulik dan perlengkapan lainnya.

Cara uji ini dimaksudkan sebagai pegangan dan acuan dalam uji
laboratorium geser dengan cara uji langsung terkonsolidasi dengan drainase pada
benda uji tanah. Tujuannya adalah untuk memperoleh parameter parameter
perlawanan penetrasi lapisan tanah di lapangan, dengan alat sondir (penetrasi
quasi statik). Parameter tersebut berupa perlawanan konus (qe), perlawanan geser
(fs), angka banding geser (Rf).dan geseran total tanah (T), yang dapat
dipergunakan untuk interpretasi perlapisan tanah dan bagian dari desain pondasi.

Pada proyek pembangunan Gedung Laboratorium Struktur Univesitas Sriwijaya


ini menggunakan 5 titik untuk pengujian sondir.

Berikut ini adalah grafik data pengujian sondir pada titik 1.Seperti pada gambar
4.18 berikut ini
64

Gambar 4.16 Kurva sondir 1

Berikut ini adalah grafik data pengujian sondir pada titik 2 Seperti terlihat pada
gambar 4.19 berikut ini

Gambar 4.17 Kurva sondir 2

Berikut ini adalah grafik data pengujian sondir pada titik 3. Seperti pada gambar
4.20.
65

Gambar 4.20 Kurva sondir 3

Berikut ini adalah grafik data pengujian sondir pada titik 4. Seperti pada gambar
4.21.

Gambar 4.21 Kurva sondir 4

Berikut ini adalah grafik data pengujian sondir pada titik 5. Seperti pada gambar
4.22.
66

Gambar 4.22 Kurva sondir 5

4.2.2 Pekerjaan Persiapan


67

Pekerjaan persiapan merupakan tahahapan awal dalam pelaksanaan


pembangunan. Tahapan pelaksanaan pekerjaan persiapan meliputi pekerjaan
pembersihan lokasi, pekerjaan pengukuran dan pekerjaan pemasangan bowplank.

1. Pekerjaan Pembersihan lokasi

Pekerjan ini merupakan hal penting dari pekerjaan pendahuluan agar


dalam proses pelaksanaan pembangunan tidak terganggu. Lahan pembangunan
proyek ini sebelumnya merupakan tanah kosong yang akan dibangun menjadi
Gedung laboratorium struktur Universitas Sriwijaya. Pembersihan dilakukan
mulai dari pembersihan rumput liar, penebangan pohon dan akar pohon senta
permertat lahan tanah di lokasi proyek.

2. Pekerjaan Pengukuran

Pekerjaan Pengukuran Merupakan Pekerjaan pemetaan/survey terhadap


lokasi proyek yang akan dikerjakan. Pekerjaan ini meliputi :

a. Pembacaan gambar kerja untuk diaplikasikan di lapangan


b. Penentuan titik-titik batas area proyek untuk pembuatan pagar proyek
c. Menentukan as bangunan sebagai acuan lokasi titik tiang pancang

3. Pekerjaan Pemasangan Bowplank

Bowplank/papan duga merupakan acuan yang digunakan untuk pedoman


sementera dari as bangunan, ketinggian bangunan, dan letak bangunan agar sesuai
dengan perencanaan. Bentuk dari bowplank itu sendirt ialah lembar papan yang
diratakan salah satu sisinya yang kemudian dipaku ke tiang-tiang yang telah
ditancapkan pula tempatnya dengan ketinggian yang telah ditentukan. Dalam
perkerjaan konstruksi bouwplank harus di jaga keamanannya, jangan sampai
berubah posisi sedikitpun. Penempatan bowplank ditempatkan sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu dalam proses pelaksanaan pembangunan. Pada
pelaksanaan pekerjaan Gedung Lab Struktur Universitas Sriwijaya ini.

4.2.3 Pekerjaan Pemancangan


68

Pada proyek pembangunan Gedung Laborotium Struktur Universitas


Sriwijaya ini menggunakan jenis tiang pancang berbentuk persegi (square)
dengan diameter 250 mm x 250 mm. Tahapan pelaksanuan pekerjaan pondasi
tiang pancang pada proyek ini meliputi pekerjaan persiapan pemancangan dan
pelaksanaan pemanta.

A. Persiapan Pemancangan
Pekerjaan persiapan pemancangan meliputi :
1. Mobilisasi Peralatan, bahan dan tenaga kerja

Persiapan lahan untuk penempatan peralatan pemancangan (Jack


in-pile) dan material tiang pancang harus diperhatikan guna
mempermudah proses pengerjaan pondasi tiang pancang. Seperti pada
gambar 4.17.

Gambar 4.17 Proses mobilisasi tiang pancang

2. Penentuan titik tiang pancang (setting point)


69

Dalam proyek ini menggunakan meteran untuk menentukan titik-titik tiang


pancang. Adapun tahap-tahap dalam penentuan titik tiang pancang yang
dilakukan dilapangan adalah sebagai berikut :

a. Tarik benang dari as ke as dengan bantuan bowplunk.


b. Menetukan titik as yang ukan ditentukan titik tiung patncang
(misal N-2)
c. As N-2 mempunyai 5 titik tiang pancung, maka tarik garis dari as
ke kiri 37,5 cm ke kanan 37,5 em dengan lurus;
d. d. Lalu tarik meteran ke diagonal titik dengan jarak sesuai dengan
gambar rencana;
e. Apabila jarak-jaraknya telah selesai di ukur maka jarak-jarak tadi
di beri patok penanda yang diikatkan dengan tali rapiah agar
mempermudah operator dalam pengenalan tanda saat akan
memancangkan tiang pancang.

B. Pelaksanaan Pemancangan

Setelah titik-titik tiang pancang ditetapkan, pekerjaan pemancangan dapat


segera dilakukan. Akan tetapi ada beberapa proses yang harus dilakukan terlebih
dahulu diantaranya pemeriksaan alat, pemberian pelumas pada alat yang
betujuanagar alat pancang dapat bekerja dengan lancar sehingga kinerja dari alat
pancang menjadi maksimal, dan pengaturan alat pancang (jack in-pile) serta
penyusunan tiang di sekitar titik lokasi pemancangan agar pekerjaan menjadi lebih
efektif. Pekerjaan pelaksanaan pemancangan meliputi:

1. Pengaturan Posisi Alat Pancang.


70

Gambar 4.22 Pengaturan alat pancang

2. Pengakatan Tiang Pancang

Tiang pancang diangkat dan dimasukkan perlahan ke dalam lubang


pengikat yang disebut grip.

3. Pengaturan posisi Tiang Pancang

Posisi tiang pancang harus tegak lurus dan sesuai dengan gambar rencana
karena apabila tiang pancang tidak tegak lurus akan mengurangi daya dukung
kekuatan tiang pancang serta apabila posoisi tiang pancang tidak sesuai dengan
gambar rencana maka akan menyebakan perubahan dimensi pondasi.

Gambar 4.23 Pengaturan posisi Tiang Pancang

4. Ketika tiang sudah dipegang erat oleh grip, maka tiang mulai ditekan seperti
pada gambar 4.24.
71

Gambar 2.24 Penekanan Tiang pancang

5. Penyambungan tiang pancang

Apabila dalam proses pemancangan tiang pancang belum mencapai tanah.


Keras maka harus dilakukan penyambungan tiang pancang dengan cara
pengelasan. Namun sebelum penyambungan tiang pancang dengan cara
pengelasan. Namun sebelum dilakukan pengelasan penampang tiang pancang
harus dibersihan terlebih dahulu dari tanah, debu dan material lainnya dan diolesi
dengan cairan zinkromat hal ini bertujuan untuk menghindari korosi.

6. Pembacaan tekanan pada tiang pancang

Apabila tiang pancang telah memasuki tanah keras dan pembacaan


tekanan pada tiang pancang telah memenuhi syarat yang telah ditentukan, maka
proses pemacangan dihentikan. Pada tahapan ini pelaksana harus mencatat
lamanya waktu pemancangan dihentikan. Pada tahapan ini pelaksana harus
mencatat lamanya waktu pemacangan dan besarnya tekanan yang terjadi pada saa
pemancangan. Kemudian penekan hidrolik diangkat kembali dan grip dibuka.

C. Pengujian Kekuatan Tiang Pancang

Setelah proses pemancangan dilakukan maka tahap selanjutnya yaitu


pengujian kekuatan tiang pancang. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
alat pile driving analyzer (PDA). Adapun tahapan pelaksanaan pengujian PDA
yaitu:
72

1. Penentuan titik Pengujian PDA

Langkah pertama yang harus dilakukan pada pengujian kekuatan tiang


pancang yaitu menentukan titik tiang pancang. Pada proyek ini titik tiang
pancang yang akan di uji menggunakan 2 titik. Titik-titik ini yang akan menjadi
acuan untuk kekuatan tiang pancang secara keseluruhan.

2. Penyetelan Alat

Penyetelan alat dilakukan sesuai dengan titik yang telah ditentukan. Alat
PDA diatur atau disetel sebisa mungkin agar beba jatuh tepat pada tiik tiang
pancang. Pada proyek ini test PDA dilakukan pada 2 titik dan penyetelan alat
dilakukan sebanyak 2 kali pada tempat yang berbeda.

3. Pengeboran Tiang Pancang

Tiang pancang di bor pada dua itik yang berfungsi untuk menghubungkan
kabel alat PDA..

4. Pemukulan Tiang Pancang

Setelah pengeboran tiang pancang dilakukan. Maka langkah selanjutnya


yaitu pemukulan tiang pancang dengan ala PDA. Kua tekan standar PDA
minimum yaitu 90ton.

5. Pembacaan Alat

Setelah proses pemukulan tiang pancang telah selesai maka dilkukan


pembacaan kekuatan tiang pancang pada computer. Dalam pembacaan ini
didapatkan kekuatan iang pancang sebesar 113 ton. Sedangkan kuat standar
minimum tiang pancang sebesar 60 ton. Sehingga pengujian tes PDA pada proyek
ini dinyatakan aman karena kekuatan yang diperoleh melebihi kekuatan standar
minimum ditentukan (113 > 60 ton ) Aman.
73

4.2.4 Pekerjaan Pile Cap

Pile cap berfungsi untuk menerima beban dari kolom yang kemudian akan
diteruskan ke tiang pancang dan penghubung antar sloof serta pengikat antara
pancang dengan struktur.
Setelah tiang-tiang pancang selesai dipancangkan, maka dapat dilanjutkan
dengan pekerjaan pile cap. Ada 4 tipe pile cap pada pada proyek Pembangunan
Gedung Laboratorium Struktur Universitas Sriwijaya. Berikut ini adalah dimensi
masing-masing pile cap;
1. Pile cap type P1 ukuran 190 cm x 145 cm x 70 cm jumlah 5 tiang pancang
2. Pile cap type P1’ ukuran 190 cm x 220 cm x 70 cm jumlah 7 tiang pancang
3. Pile cap type P2 ukuran 220 cm x 200 cm x 80 cm jumlah 7 tiang pancang
4. Pile cap type P2’ ukuran 295 cm x 200 cm x 80 cm jumlah 11 tiang pancang

Pekerjaan pile cap meliputi beberapa tahapan berikut, yaitu:

1. Penggalian Tanah

Proses penggalian tanah dilakukan tanah dilakukan setelah pemancangan


selesai. Proses penggalian ini dilakukan dengan kedalaman ±2 M dari permukaan
tanah. Pada proyek ini penggalian tanah dilakukan secara manual dan
menggunakan excavator.

2. Pembobokan Beton Tiang Pancang

Apabila setelah proses pemancangan pemancangan terjadi kelebihan


badan tiang pancang maka harus dilakukan pembobokan. Dalam melakukan
pembobokan alat yang digunakan yaitu palu. Saat pembobokann, tulangan tiang
pancang tidak di potong teapi hanya bagian beton yang dihancurkan karena
tulangan tiang pancang mengikat tulangan pile cap.

3. Pembuatan Lantai Kerja

Setelah dilakukan proses pemotongan/pembobokan beton tiang pacang.


tahap selanjutnya yaitu pekerjaan pembuatan lantai kerja Pembuatan lantai kerja
ini bertujuan agar air semen pada saat pengecoran tidak diserap oleh tanah dan
74

mendapatkan permukaan tanah yang ada agar mempermudah perakitan umpan


pile cap apabila perakitan pile cap dilakukan secara langsung Pesenam lantai
kerja ini dilakukan dengan menghamparkan pasi urug setebal 10 cm dan membuat
lantai kerja dengan tebal 5 cm dengan aduan 1:4.

4. Penulangan Pile cap


Ada beberapa tahapan dalam proses penulagan pile cap yaitu sebagai berikut :
a. Pabrikasi Besi

Proses pabrikasi besi meliputi proses pemotongan dan pembengkokan


tulangan. Pemotongan besi dilakukan dengan menggunkan alat bar cutter
sedangkan untuk pembengkokan besi dilakukan dengan menggunakan alat
bending, hal ini dilakukan untuk mendapatkan tulangan yang sesuai dengan
gambar rencana.

b. Perakitan Tulangan

Pada proyek ini perakitan tulangan dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu:

1) Perakitan di Luar

Adapun, tahap perakitan tulangan yang dilakukan di luar berkisting


pile cap yaitu :

a) Pemotongan besi dilakukan sesuai dengan ukuran yang digunakan


serta dibutuhkan.
b) Perakitan besi dan sengkang dilakukan sesui dengan dimensi pada
gambar rencana. Pada proyek ini terdapat 4 tipe pile cap dengan
dimensi yang berbeda-beda. Tulangan yang digunakan D13-150,
D16-150 dan D19-150.
c) Tulangan pile cap yang telah dirangkai selanjutnya di angkat dan
di pasang di lapangan. Pemasangan pile cap disesuaikan dengan
gambar rencana.
75

d) Tulangan pile cap selanjutnya dilekatkan dengan menggunakan


kawat terhadap tulangan dari tiang pancang yang telah di
hancurkan.

2) Perakitan di Tempat

Perakitan ini sebenarnya sama dengan perakitan diluar, tetapi


Perakitan tulangan pile cap ini langsung dilakukan di atas lantai kerja
pile cap.

c. Pemasangan Tulangan

Tulangan yang telah di rangkai kemudian di bawa ke lapangan


untuk di pasang sesuai dengan posisi denah daerah gambar
pelaksanaan. Proses perangkaian tulangan tulangan ini harus
memperhatikan soft drawing dari mulai ukuran diameter tulangan,
panjang tulangan, jarak sengkang hingga pemasangan beton deking
yang berguna sebagai acuan selimut beton yang akan di cor.

5. Pembuatan Berkisting

Beisting untuk pile cap pada proyek ini menggunakan papan.

6. Pengecoran pile cap

Setelah pemasangan bekisting selesai maka langkah selanjutnya


yaitu pengecoran. Pengecoran pile cap menggunakan beton ready mix.
Sebelum proses pengecoran dilakukan terlebih dahulu dilakukan uji tes
slump beton. Apabila beton dalam keadaan cair atau nilai yang
didapatkan besar maka beton ditambah dengan semen dan jika beton
dalam keadaan kental atau nilai slump yang didapatkan kecil maka beton
harus ditambah dengan air sesuai dengan kebutuhan beton yang disetujui
oleh konsultan pengawas
76

Beton yang digunakan untuk pile cap pada proyek ini


menggunakan beton dengan mutu K-300 Dalam proses pengecoran
digunakan talang untuk memudahkan pengecoran. Campuran beton
dimasukkan ke dalam bekisting sesuai dengan dimensi pada gambar
rencana. Biasanya pembongkaran bekisting dilakukan setelah mencapai
umur beton yaitu 28 hari.

4.2.5 Pekerjaan Sloof

Sloof adalah jenis konstruksi beton bertulang yang biasanya dibuat pada
bangunan rumah atau gedung dan posisinya biasanya pada lanntai dasar. Sloof
biasanya di gunakan untuk menghubungkan antara pile cap yang satu dengan pile
cap yang lainnya, sloof juga berfungsi untuk menopang plat lantai yang
berhubungan langsung dengan permukaan tanah dan juga berfungsi untuk
memikul beban dinding sehingga dinding tersebut duduk pada beton yang kuat
sehingga tidak terjadi penurunan dan pergerakan yang bisa mengakibatkan
dinding dan bangunan menjadi retak atau pecah. Adapun langkah-langkah
pembuatan sloof adalah sebagai berikut :

1. Penggalian Tanah
Proses penggalian tanah dilakukan setelah pengecoran pile cap
selesai. Pada proyek ini penggalian tanah dilakukan secara manual dan
menggunakan excavator.
2. Pemadatan Tanah

Pemadatan tanah pada sloof menggunakan alat pemadat tanah yaitu


rammers yang dioperasikan oleh operator. Tujuan adalah meratakan tanah
untuk kerja

3. Pembuatan Lantai Kerja

Pekerjaan lantai kerja pada sloof dalam proyek ini menggunakan


papan.

4. Penulangan Sloof
77

Penulangan sloof langsung di rakit di atas lantai kerja dan


berhubungan langsung dengan tulangan pada kolom. Dimensi yang
digunakan sesuai dengan gambar rencana. Penulangan sloof pada proyek
ini menggunakan D13, D16, dan D19.

5. Pemasangan Berkisting

Berkisting yang digunakan pada proyek ini yaitu papan tripick dengan
tebal 12 mm. Berkisting yang dibuat sesuai dengan dimensi yang
direncanakan. Pada berkisting ini dipasang papan sekor/penyokong supaya
berkisting lebih kuat.

6. Pengecoran

Sebelum di mulai pengecoran, terlebih dahulu diadakan pengecekan


ulang pada bekisting, pembesian, pengujian slump dan kondisi lokasi
pengcoran. Apabila masih terdapat sisa-sisa kotoran maka harus
dibersihkan. Pada proyek ini pengecoran sloof tidak penuh dan di kurangi
sekitar 5 cm sampai 10 cm. Hal ini dilakukan agar proses penulangan plat
lantai mengikat secara langsung dengan penulangan sloof sehingga
konstruksi lebih kuat.

4.3 Mix Design Beton

Mix Design adalah kebutuhan bahan yang diperlukan per m3. Mutu beton
pada pembangunan Gedung Laboratorium Struktur Universitas Sriwijaya ini yaitu
beton dengan mutu K-300. Berikut adalah mix design mutu beton yang digunakan
pada proyek pembangunan Gedung Laboratorium Struktur Univesitas Sriwijaya.

4.4 Pengujian Mutu Beton

Pada pengujian mutu beton akan dilakukan pengecekan terhadap mutu


beton di lapangan. Setiap pekerjaan pengecoran di lapangan harus disiapkan beton
78

yang akan di cetakan kubus dengan dimensi 15 x 15 m yang akan dilakukan


pengujian mutu beton pada umur 7 dan 14 hari.

4.4.1 Pengujian tes slump

Pengujian tes slump dilakukan sebelum proses pengecoran, berikut


langkah-langkah pengujian tes slump beton:

1
a. Isi kerucut abrams dengan beton /3 dari tingginya dengan
menggunakan sendok spesi;
b. Tumbuk beton di dalam kerucut abrams sebanyak 25kali;
c. Isi Kembali Kerucut abrams sampai 2/3 dari tinggi kerucut;
d. Tumbuk kembali beton sebanyak 25 kali
e. Isi keruccut abrams dengan beton sampai penuh dan setinggi kerucut
abrams lalu tumbuk sebanyak 25 kali dan ratakan;
f. Angkat kerucut abrams tegak lurus vertical keatas secara hati-hati lalu
letakan kerucut disamping benda uji dengan posisi terbalik;
g. Letakan tongkat besi diatas kerucut abrams;
h. Ukur ketinggian slump dari tongkat penumbuk ke posisi benda uji
yang terendah, tengah dan tertinggi;
i. Hitung rata-rata tinggi slump

Pada proyek ini pengujian test slump selalu memenuhi kriteria dari
yang direncanakan yaitu (10±2) cm.

4.4.2 Pembuatan Benda Uji

Setelah dilakukan pengetesan uji slump dan beton yang dites memenuhi
standar tinggi yang ditentukan. Langkah selanjutnya adalah pembuatan benda
uji yang nantinya akan digunakan sebagai pengujian kuat tekan;

a. Siapkan cetakan silinder;


b. Oleskan oli didalam cetakan tersebut;
c. Memasukan beton yang telah diuji slump ke dalam cetakan
sebanyak 3 lapis;
79

d. Lapisan pertama, 1/3 dan tinggi cetakan lalu tumbuk sebanyak


25 kali;
e. Lapisan kedua, isi cetakan dengan beton setinggi 2/3 dari tinggi
cetakan lalu tumbuk sebanyak 25;
f. Lapisan ketiga, isi kembali cetakan dengan beton sampai penuh
dan setinggi cetakan lalu tumbuk sebanyak 25 kali dan
ratakan .

4.4.3 Perendaman Benda Uji

Benda uji yang telaah dibuat dalam cetakan silinder didiamkan 24 jam
kemudian benda uji dilepas dari cetakan lalu di basahi secara rutin dilakukan
selama 28 hari.

4.4.4 Pengujian Kuat Tekan Beton

Pengujian kuat tekan beton dilakukan dengan menekan benda uji


menggunakan alat tekan beton. Pengujian mutu beton pada proyek ini
dilakukan di Laboratorium Universitas Sriwijaya. Adapun langkah-langkah
pengujian kuat tekan beton;

a. Keringkan benda uji sehari sebelum dilakukan pengujian kuat tekan


beton;
b. Timbang benda uji;
c. Atur alat kuat tekan beton;
d. Letakan bedan uji pada alat kuat tekan, atur posisi benda uji sampai
permukaan benda uji mendekati alat penekan;
e. Apabila posisi permukaan benda uji jauh dari alat penekan, letakan
plat besi dibawah benda uji
f. Jalankan mesin dan tekan beda uji sampai kekuatannya maksimal;
g. Baca kekuatan beton di alat pembaca kuat tekan pada alat.
80

4.5 Perawatan Beton

Setelah proses pengecoran beton sselesai, proses selanjutnya yaitu


perawayan beton dengan cara menyiram air (curring) yang bertujuan untuk
mengurangi penguapan yang dapat menyebabkan besarnya angka susut dan
rangkak pada beton.

4.6 Pembongkaran Berkisting

Setelah beton mengeras, maka berkisting di bongkar, Pembongkaran


dilakukan secara bertahap dan hati-hati agar beton tidak rusak setelah
pembongkaran berkisting selesai, maka alat-alat yang digunakan harus
dibersihakan dari kotoran dan sampah dibuang untuk menjaga kebersihan.

Anda mungkin juga menyukai