Anda di halaman 1dari 21

27

BAB IV
TINJAUAN PELAKSANAAN STRUKTUR PELAT LANTAI DAN TANGGA
4.1

Tahapan Persiapan Pelaksanaan Pelat Lantai

4.1.1 Jadwal pelaksanaan proyek


Dalam pengerjaan suatu proyek diperlukan jadwal pelaksanaan proyek (time schedule)
untuk memudahkan pelaksanaan proyek ini dari awal sampai akhir proyek. Jadwal ini dibuat
oleh kontraktor dan harus mendapatkan persetujuan dari pemilik proyek. Jadwal inilah yang
mengatur semua kegiatan selama pelaksanaan proyek berlangsung. Sehingga untuk pelaksanaan
pelat lantai bisa diketahui jadwal pelaksanaanya.
Adapun data data yang diperlukan untuk menyusun time schedule ini antara lain:
1. Data proyek dan situasi yang akan dikerjakan
2. Alat alat yang tersedia dan akan digunakan
3. Waktu yang tersedia
4. Gambar gambar struktur
5. Jumlah dari tenaga kerja dan tenaga ahli yang dibutuhkan
6. Bahan bahan yang diperlukan
7. Peraturan-peraturan

4.1.2 Pekerjaan Persiapan


a. Persiapan Bahan Bangunan
1.

Persiapkan bahan bangunan yang akan digunakan.

2.

Mengelompokkan tulangan sesuai dengan diameter dan panjangnya agar tidak


terjadi kesalahan dalam penulangan
b. Persiapan Pekerja
Pekerja juga merupakan hal penting dalam pelaksanaan proyek ini yang harus diorganisasi
secara teratur berdasarkan tingkat keahlian yang dibutuhkan.

28

c. Persiapan Material dan Peralatan


Mempersiapkan semua alat yang bermanfaat untuk proyek pada tempat yangterlindung
dalam lingkungan proyek.
4.1.3 Material Bangunan
Dalam pelaksanaan pekerjaan suatu proyek pembangunan, material menjadi suatu hal
yang tidak dapat dipisahkan. Kualitas material sangat berpengaruh terhadap mutu pekerjaan yang
diharapkan karena mutu yang sesuai dengan perencanaan akan membuat bangunan tahan
mencapai umur rencana. Adapun material-material yang digunakan dalam pelaksanaan strukrur
ini sama seperti pekerjaan struktur beton lainnya adalah sebagai berikut :
a. Semen
Semen merupakan bahan yang berfungsi untuk proses pengikatan agregat, jika ditambah
dengan air akan membentuk satu kesatuan massa beton berdasarkan standar beton ASTM.
Adapun semen yang digunakan dalam proyek ini adalah Semen Portland merkHolcim yang
dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar IV.1. Semen Portland yang digunakan adalah semen padang

29

b. Air
Pada proses hidrasi, air sangat diperlukan untuk berlangsungnya reaksi kimiawi bersama
semen. Air yang digunakan tidak boleh mengandung asam, minyak, alkali, garam-garam,
bahan organik dan bahan-bahan lain yang dapat merusak beton dan tulangan baja.
c. Agregat halus
Agregat halus atau pasir yang digunakan untuk pekerjaan beton pada dasarnya harus diuji
terlebih dahulu kadar lumpur dan kadar organic yang terkandung didalamnya dan tidak
boleh lebih dari 0,5%, tetapi pada proyek ini pengujian tidak dilakukan dan menggunakan
pasir berbutir kasar agar lebih mengikat pada campuran beton. Adapun agregat halus yang
digunakan dapat dilihat pada gambar 4.2. berikut :

Gambar IV.2 Agregat halus


d. Agregat kasar
Agregat kasar yang digunakan dalam proyek ini adalah agregat kasar berupa split atau
pecahan batu pecah dengan gradasi 1-2 cm dan 3-5 cm yang digunakan sesuai dengan
kebutuhan. Adapun agregat kasar yang digunakan dapat dilihat pada gambar IV.3 dibawah
ini.

30

Gambar IV.3 Agregat kasar yang digunakan


e. Besi Tulangan
Besi tulangan dipakai untuk memikul tegangan tarik yang terjadi, bekerja sama dengan
beton untuk memikul gaya gaya luar. Besi tulangan yang dipakai biasanya ulir untuk
tulangan utama dan polos untuk sengkangnya. Pada Pelat lantai tulangan yang dipakai ialah
besi polos dengan diameter 10 cm.

31

Gambar IV.4 Besi Tulangan

f.

Beton Ready mixed


Pada umumnya pengecoran struktur bangunan pada pembangunan gedung kuliah ini
menggunakan beton ready mixed.
Keuntungan menggunakan beton ready mixed :
1. Keseragaman mutu beton pada struktur lebih terjamin karena keseragaman bahan baku
pada batching plant, demikian pula perbandingan campuran tetap seragam
2. Volume cor lebih banyak dalam jangka waktu yang sama bila dibandingkan dengan site
mixing, karena dalam batching plant menggunakan saran produksi yang otomatis dan
modern.
3. Konsumen tinggal memilih mutu beton yang diinginkan tanpa harus memperhitungkan
perbandingan campurannya.
4. Jaminan yang diberikan perusahaan ready mixed terhadap mutu beton. Pengiriman
beton ready mixed diangkut dengan menggunakan concrete mixer.

4.1.4 Peralatan
1. Concrete Pump
Adalah sebuah truk yang berfungsi untuk menyalurkan bahan Beton cor ready mix. pada
proyek ini digunakan Concrate Pump. Concrete pump ini memiliki lengan yang bisa memanjang
yang bisa untuk menjangkau pengecoran untuk lantai 2 dan juga 3. Lengan nya pun juga bisa
ditambah apabila lengan awal nya sudah tidak bisa lagi menjangkau lantai yang akan dicor.

32

Gambar IV.5 Concrete Pump


2. Vibrator
Alat getar atau vibrator digunakan menggetarkan beton pada saat pengecoran agar beton
dapat mengisi seluruh ruangan dan tidak terdapat rongga-rongga udara diantara beton yang dapat
menyebabkan beton keroposdapat dilihat pada gambar 4.5

Gambar IV.6 Vibrator


3. Truck Mixer
Truck mixer berfungsi sebagai alat transportasi beton cair yang berputar 20 kali semenit dan
mengangkut beton cair dari batching plant ke lokasi proyek kemudian menuangkan beton cair
tersebut ke hopper concrete pump. Masuknya beton cair ke hopper langsung dipompa oleh
concrete pump yang berfungsi sebagai alat perantara truck mixer ke pekerja. Ditempat yang akan
di cor, beton cair diterima para pekerja dan akan di ratakan dengan manual menggunakan kayu
perata. Truck mixer dibuat dengan berbagai macam ukuran dengan kapasita 3 m3 dan 6 m3

33

Gambar IV.7 Truck Mixer


4. Molen (Mesin Pengaduk Beton)
Mesin ini digunakan untuk mencampur adukan material (Agregat, semen, air ) yang telah
disiapkan untuk menjadi beton. Pada proyek ini molen digunakan untuk membut adukan
beton untuk pengecoran tangga.

Gambar IV.8 Mesin Molen


5. Alat Pemotong Besi (Cutting Bar)
Alat ini digunakan untuk memotong besi yang biasanya dilakukan di area pabrikasi yang
mempunyai tempat khusus disekitar tak jauh dari wilayah proyek, yaitu berupa pengukuran
panjang yang diperlukan, pemotongan dengan menggunakan bar cutter dan pembengkokan
dengan menggunakan bar bender dan dikerjakan saat suhu dingin.

34

Gambar IV.9 Alat pemotong besi (Cutting Bar)


6. Alat Pemotong Kayu
Alat ini digunakan untuk memotong kayu agar lebih memudahkan dalam membuat
papan kayu dan bekisting sesuai ukuran yang diinginkan.

Gambar IV.10 Alat pemotong kayu


4.2.

Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pelat Lantai

4.2.1. Pemasangan Steger/Scaffolding


Steger merupakan konstruksi yang mendukung bekisting dan beton yang belum
mengeras. Steger harus kuat, kokoh dan terhindar dari bahaya kemiringan. Pada proyek
pembangunan gedung ini, konstruksi yang mendukung bekisting dan beton tersebut terbuat dari
kayu gelam yang disusun sedemikian rupa sesuai dengan dimensi, bentuk dan kelurusannya.

35

Gambar IV.11 Pemasangan Steger


4.2.2.Pemasangan Bekisting
Bekisting dapat dipasang setelah pemasangan steger/scaffolding. Bekisting yang
digunakan yaitu berupa papan kayu dan triplek dengan rangka kayu yang tidak mudah berubah
bentuk. Semua bekisting harus diberi penguat datar dan silangan sehingga kemungkinan
bergeraknya selama dalam pelaksanaan dapat dihindarkan, juga harus cukup rapat untuk
menghindari keluarnya adukan (mortarleakage). Papan-papan diletakkan diatas steger, kemudian
diatur sehingga terbentuk suatu cetakan untuk plat. Susunan bekisting dengan penunjangpenunjang harus teratur sehingga pengawasan dapat dilakukan dengan mudah. Penyusunan
bekisting dilakukan sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkarannya tidak merusak
dinding,balok,kolom serta material bekisting agar nantinya dapat digunakan kembali.Papan kayu
ini dibuat lebih panjang agar dapat digunakan sebagai pegangan pada saat melepaskan bekisting
yang beresiko tinggi merusak beton maupun material bekisting.

36

Gambar IV.12 Pemasangan Bekisting Untuk Pelat Lantai

4.2.3.Pekerjaan Penulangan Besi


Penulangan dalam beton berfungsi sebagai penahan gaya tarik untuk mencapai tujuan
yang diharapkan. Batang tulangan tidak boleh sembarangan dipasang melainkan harus dibentuk
menjadi suatu jaringan tulangan yang masing-masing tulangan harus disesuaikan dengan gambar
kerja.
Penulangan besi untuk plat lantai dilakukan setelah bekisting selesai dipasang. Pada
tulangan lantai, awal mulanya penganyaman dilakukan pengukuran. Jarak sumbu ke sumbu
tulangan ditandai pada bekisting dengan menggunakan kapur tulis. Lalu lapisan pertama
dipasang sejajar dengan bentang terpanjang. Lalu dibuat lapisan kedua. Kedua lapisan ini
kemudian diikat dengan kawat pengikat dengan diameter 1 mm yang pada akhirnya merapat
bertemu di tengah-tengah. Saat Pengecoran, pada dasar tulangan diberi batu atau coran beton
seperti tahu agar posisi tulangan atas dan bawah berada sesuai dengan rencana.

37

Gambar IV.13 Penganyaman Tulangan Pelat Lantai

4.2.4. Pemasangan Beton decking


Sebelum dicor anyaman penulangan pelat lantai diberi batu tahu agar tinggi anyaman
kebekisting dapat sesuai dengan perencanaan dan pelat tidak menempel pada bekisting pelat
lantai. Hal ini dilakukan agar tulangan pelat lantai tidak keluar selimut beton ketika bakisting
dilepas setelah beton mengeras.

38

Gambar IV.14 Pemasangan Beton Decking


4.2.5. Pekerjaan Pengecoran Beton Bertulang
Sebelum dilakukan pengecoran, terlebih dahulu dilakukan persipan pengecoran, yaitu
pemasangan lampu untuk penerangan karena pengecoran dilakukan pada malam hari. Selain itu
sebelum pengecoran dilakukan, bekisting harus bersih dan dibasahi air terlebih dahulu. Air
pembasahan tersebut diusahakan mengalir sedemikian rupa agar tidak menggenangi sisi bawah
dari bekisting

Gambar IV.15 Persiapan Sebelum Pengecoran


Saat akan dicor plat lantai diberi bantalan dari coran beton seperti tahu atau batu di
tulangan bawah agar posisi tulangan berada pada posisi sesuai rencana. Pekerjaan pengecoran
beton bertulang dilakukan dengan cara Concrete Pump dan bucket.Pengecoran balok dan pelat
pada satu lantai dilakukan sekaligus. Beton yang ditembakkan dari pipa diratakan keseluruh
bekisting dengan bantuan vibrator, garukan dan sendok semen untuk mendapatkan kepadatan
yang baik.
Pengecoran dilakukan pada malam hari hal ini dilakukan agar tidak mengganggu
aktivitas lalu lintas di kampus bukit Universitas Sriwijaya.

39

Gambar IV.16 Pengecoran Pelat yang Dilakukan Dengan Menggunakan Concrete Pump
Adukan beton yang akan dicor dibawa mobil pengangkut beton dari truck Mixer dan
mesin pengangkut ( concrete Pump ) dan bucket. Sebelum beton dicor semua ruangan yang akan
diisi harus dibersihkan dari kotoran dan sisa-sisa kawat pengikat. Pengecoran pelat dimulai dan
salah satu ujung tepinya hingga selesai apabila pengecoran dihentikan, maka harus pada tempat
yang momennya sama dengan nol yaitu diatas balok anak atau pada jarak 1 dari jarak bentang.
Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin untuk menjamin beton itu padat dan harus dihindari
terjadinya cacat seperti keropos..
Selain dicor ada tahapan selanjutnya, yaitu dengan perataan Permukaan Beton. Perataan
permukaan beton dimaksudkan adalah perataan bidang beton yang tidak tertutup oleh bekisting
dengan laskram dan pipa. Tujuannya adalah untuk mendapatkan permukaan beton yang baik
dengan ketebalan sesuai dengan yang direncanakan. Pelaksanaan perataan ini dikerjakan pada
saat beton masih basah.
Persyaratan perataan beton adalah :
1) Perataan bidang beton harus segera, apabila dalam satu bagian bekisting telah diisi penuh
adukan.
2) Penonjolan agregat harus tidak ada pada permukaan beton.

40

Gambar IV.17 Pemerataan dilakukan dengan vibrator

4.2.6

Gambar IV.18 Perataan Beton Menggunakan Alat Manual


Pelepasan Bekisting Dan Steger
Setelah 28 hari, bekisting dan steger dapat dilepas. Alur bongkaran dilakukan dari

samping ke tengah untuk meminimumkan beban yang dipikul sewaktu pembongkaran. Besar
momen terbesar berada di tengah bentangan, sehingga area ini dibongkar terakhir. Pelepasan
bekisting dan steger ini harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak dapat merusak konstruksi
beton itu sendiri dan bahan bahan bekisting tersebut dapat digunakan lagi.

41

Gambar IV.19 Pelepasan Bekisting


4.2.7

Pekerjaan Finishing
Setelah semua steger gelam dan bekisting dibongkar maka dilanjutkan dengan pekerjaan

finishing berupa pembersihan. Pelat dibersihkan dari sisa-sisa kayu, besi, dan lain-lain.
4.2.8

Pekerjaan Perawatan
Setelah dicor beton harus dirawat dengan baik agar dapat mencapai mutu yang

diinginkan. Pelaksanaan perawatan beton dilakukan selama satu minggu dengan membasahi
permukaan beton secara terus-menerus dengan air.

Teknis Pelaksanan Pekerjaan Struktur Tangga


Adapun teknis pelaksanaan pekerjaan struktur tangga di lapangan pada proyek Gedung
Pendidikan dan Latihan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya Kampus Palembang yaitu
4.3.1

Pemasangan Steger/Scaffolding

42

Steger merupakan konstruksi yang mendukung bekisting dan beton yang belum
mengeras. Steger harus kuat, kokoh dan terhindar dari bahaya kemiringan. Pada proyek
pembangunan gedung ini, konstruksi yang mendukung bekisting dan beton tersebut terbuat dari
kayu gelam yang disusun sedemikian rupa sesuai dengan dimensi, bentuk dan kelurusannya.
Susunan steger diletakkan dengan kemiringan sesuai perencanaan struktur tangga.

Gambar IV.20 Pemasangan Steger untuk Struktur Tangga


4.3.2

Pemasangan Bekisting Pelat Tangga


Sebelum memulai pekerjaan bekisting bordes tangga, perlu diperhatikan elevasi/

ketinggian dari lantai dibawahnya sehingga diketahui kombinasi alat yang diperlukan, apakah
menggunakan perancah kayu saja atau dengan scaffolding. Bekisting dapat dipasang setelah
pemasangan steger/scaffolding. Bekisting yang digunakan yaitu berupa papan kayu dengan
rangka kayu yang tidak mudah berubah bentuk. Semua bekisting harus diberi penguat datar dan
silangan sehingga kemungkinan bergeraknya selama dalam pelaksanaan dapat dihindarkan, juga
harus cukup rapat untuk menghindari keluarnya adukan (mortarleakage).
Untuk tangga, bekisting tidak perlu dipabrikasi secara khusus, karena bisa dipabrikasi
pada saat penyetelan langsung, yang perlu dipersiapkan adalah posisi kemiringan badan tangga.
Pada bagian bawah bekisting ini

didukung oleh perancah untuk menahan beban serta

mempertahankan posisi kemiringan tangga.

43

Gambar IV.21 Pemasangan Bekisting untuk Struktur Tangga


4.3.3

Penulangan Pelat Lantai Tangga


Pekerjaan pemasangan tulangan tangga dilakukan setelah bekisting terpasang, Tulangan

utama dipasang terlebih dahulu, kemudian dirangkai dengan tulangan sengkang. Bagian bawah
tulangan tangga diberi beton tahu / beton decking, Pemasangan beton decking pada bagian bawah
tulangan dengan ketebalan 2 cm.
Pada tulangan lantai tangga, awal mulanya penganyaman dilakukan pengukuran. Jarak
sumbu ke sumbu tulangan ditandai pada bekisting dengan menggunakan kapur tulis. Pada pelat
lantai 2 dilebihkan tulangan pokok untuk disambungkan ke tulangan pelat lantai tangga. Pada
pelat lantai tangga dipasang tulangan 2 arah dan tebal pelat 18 cm Kedua lapisan ini kemudian
diikat dengan kawat pengikat dengan diameter 1 mm yang pada akhirnya. Saat Pengecoran, pada
dasar tulangan diberi batu atau coran beton seperti tahu agar posisi tulangan atas dan bawah
berada sesuai dengan rencana. Untuk tulangan anak tangga, besi dibengkokkan sedemikian rupa
sehingga membentuk sudut 90 derajat dan diikat dengan kawat pengikat ke tulangan utama

44

Gambar IV.22 Pemasangan Tulangan untuk Struktur Tangga

4.3.4

Finishing PenulanganTangga
Sebelum dilakukan Pengecoran Pelat lantai bordes dan tangga dipasang beton deking

atau batu tahu agar jarak spasi antar pelat sesuai dengan ukuran. Dan diberi bekisting agar saat
dicor dapat menghasilkan cetakan beton sesuai dengan ukuran pijakan anak tangga yang
direncanakan.

Gambar IV.23 Finishing Pemasangan Tulangan untuk Struktur Tangga

45

4.3.5

Pengecoran Pelat Lantai Tangga


Saat akan dicor plat lantai Tangga diberi bantalan dari coran beton seperti tahu atau batu

di tulangan bawah agar posisi tulangan berada pada posisi sesuai rencana. Pekerjaan pengecoran
beton bertulang dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan melakukan pengadukan campuran
beton dengan mesin molen dan pengangkutan adukan beton dengan ember. Beton diratakan dan
dipadatkan dengan sekop dan centong semen.

Gambar IV.24 Pengecoran Pelat Lantai Tangga


4.3.6

Pelepasan Bekisting Dan Steger


Setelah 28 hari, bekisting dan steger dapat dilepas. Alur bongkaran dilakukan dari

samping ke tengah untuk meminimumkan beban yang dipikul sewaktu pembongkaran. Besar
momen terbesar berada di tengah bentangan, sehingga area ini dibongkar terakhir. Pelepasan
bekisting dan steger ini harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak dapat merusak konstruksi
beton itu sendiri dan bahan bahan bekisting tersebut dapat digunakan lagi.

Gambar IV.25 Pelepasan Bekisting Tangga

46

4.3.7

Pekerjaan Finishing
Setelah semua steger gelam dan bekisting dibongkar maka dilanjutkan dengan pekerjaan

finishing berupa pembersihan. Plat dibersihkan dari sisa-sisa kayu, besi, dan lain-lain.
4.3.8

Pekerjaan Perawatan
Setelah dicor beton harus dirawat dengan baik agar dapat mencapai mutu yang

diinginkan. Pelaksanaan perawatan beton dilakukan selama satu minggu dengan membasahi
permukaan beton secara terus-menerus dengan air.
4.4

Permasalahan di Lapangan
Pada pelaksanaan proyek terdapat banyak permsalahan dan kendala dilapangan seperti ;
1. Cuaca yang tidak mendukung, karena proyek dilaksanakan pada musim hujan sehingga
menghambat pekerja melakukan pekerjaan sesuai time schadule.
2. Keterlambatan datangnya pasokaan material.
3. Hasil pengecoran yang keropos. Jenis kerusakan ini timbul karena pengerjaan beton yang
kurang baik, agregat terlalu kasar,kurangnya butiran halus yang termasuk semen, faktor
air semen tidak tepat, pemadatan yang tidak sempurna karena rapatnya tulangan, pasta
semen keluar dari cetakan yang tidak rapat dan lain-lainnya, yang mengakibatkan beton
keropos dapat dilihat pada gambar IV.26

Gambar IV.26 Hasil Pengecoran


4. Pekerjaan bekisting yang kurang baik yang mengakibatkan adukan beton tumpah ke
bawah pada saat dilakukan pengecoran

47

Gambar IV.27 Bekisting yang Kurang Rapat

Gambar IV.28 Adukan Beton yang Tumpah pada Saat Pengecoran


5. Kurang dilakukannya pekerjaan perawatan. Curing Beton yang kurang Optimal. Menurut
RSNI Perencanaan struktur beton, beton harus dirawat pada suhu diatas 10 o C dan dalam
kondisi lembab sekurang-kurangnya 7 hari. Namun pada pelaksanaannya proses curing
pada proyek ini hanya dilakukan selama 1 hari selebihnya hanya dilakukan dengan
mengandalkan kondisi cuaca (hujan).

Anda mungkin juga menyukai