Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

KAJIAN METODA PELAKSANAAN KONSTRUKSI


DI LAPANGAN

Pada suatu pekerjaan dilapangan diperlukan metode pelaksanaan


konstruksi. Metode pelaksanaan konstruksi ini menjadi acuan untuk dapat
mewujudkan seluruh perencanaan menjadi bangunan fisik. Metode pelaksanaan
dipilih sesuai dengan kondisi dilapangan, jenis pekerjaan, waktu yang tersedia,
volume pekerjaan dan besarnya biaya yang sudah direncanakan sehingga
pekerjaan konstruksi dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaan.

4.1 Material yang Digunakan


Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum digunakan
untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lain-lain. Beton ini didapatkan
dengan cara mencampur agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), atau jenis
agregat lain dan air. Sedangkan beton bertulang adalah beton yang ditulangi
dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum yang di
syaratkan dengan atau tanpa prategang. Adapun bahan-bahan yang digunakan
untuk membuat beton bertulang pada proyek ini antara lain:
1. Air
Air cukup digunakan untuk melarutkan semen. Air juga yang membuat
adukan menjadi kohesif, dan mudah dikerjakan (Workable) air harus bebas
dari lumpur, minyak, asam, bahan organis dan bahan-bahan yang dapat
menyebabkan kerusakan pada adukan beton.
2. Semen
Semen digunakan sebagai perekat yang dicampurkan dengan air, agregat
halus dan agregat kasar pada campuran beton bertulang. Pada proyek ini
semen yang digunakan adalah semen tiga roda dan holcim.
3. Agregat Halus
Agregat yang memiliki besar butir maksimum 4,75 mm ini digunakan
sebagai bahan pengisi diantara agregat kasar yang akan menguragi

IV - 1
bahakan menutupi rongga-rongga udara atau rongga kosong diantara
argegat kasar dan mortar.
4. Agregat Kasar
Agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan,
memiliki ukuran berkisar antara 5-40 mm. Agregat kasar sebagai
komponen utama yang paling banyak memberikan sumbangan kekuatan
pada campuran beton.
5. Besi Tulangan
Besi tulangan digunakan pada beton bertulang untuk menahan gaya tarik
yang ditimbulkan oleh prilaku elemen struktur akibat memikul beban
bangunan. Terdapat dua jenis besi tulangan yaitu tulangn polos dan
tulangan berulir. Pada proyek ini digunakan besi tulangan berulir sebagai
material beton bertulang dengan diameter D8, D10, D13, D16.

Gambar 4.1 Besi Tulangan


6. Kawat Pengikat
Kawat pengikat terbuat dari baja lunak dengan syarat berdiameter ≥ 1,0
mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.

Gambar 4.2 Kawat Pengikat


7. Beton ready mix
Pada proyek ini beton yang digunakan adalah beton ready mix, beton
tersebut didatangkan dari holcim dan pioneer, dengan rencana campuran

IV - 2
yang diberikan oleh proyek. Nilai mutu beton untuk setiap bagian struktur
berbeda-beda, nilai mutu beton untuk pondasi, balok dan pelat K-250, dan
nilai mutu beton untuk kolom K-300. Beton ready mix dikirimkan ke
lokasi proyek setelah bagian struktur sudah siap dicor.

Gambar 4.3 Campuran Beton Ready mix


8. Kayu dan multiplek
Kayu dan multiplek pada proyek ini digunakan untuk membuat bekisting
balok dan pelat beton.

Gambar 4.4 Kayu dan multiplek

4.2 Peralatan Konstruksi yang Digunakan


4.2.1 Alat Pengukuran
1. Theodolite
Theodolite adalah alat yang digunakan untuk mengukur/memeriksa
elevasi/ketinggian tanah dan lantai agar sesuai dengan yang
direncanakan.

IV - 3
Gambar 4.5 Theodlite
2. Waterpass
Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau
menentukan sebuah benda atau garis dalam posisi rata baik
pengukuran secara vertical maupun horizontal.

Gambar 4.6 Waterpass


3. Meteran
Meteran digunakan untuk pengukuran tulangan, papan, dan kayu.

IV - 4
Gambar 4.7 Meteran

4.2.2 Alat Penyangga Bekisting


Perancah atau scafolding adalah alat penyangga untuk bekisting balok dan
pelat lantai pada saat pekerjaan penulangan hingga pekerjaan pengecoran selesai.
Scafolding ini terdiri dari beberapa bagian, berikut adalah bagian-bagian
dengan fungsinya
a. Frame berfungsi sebagai penyangga

Gambar 4.8 Frame


b. Cross brace berfungsi sebagai pengunci atau meyeimbangkan frame

Gambar 4.9 Cross brace

IV - 5
c. Base jack berfungsi sebagai penyangga frame apabila scafolding
dibuat pada permukaan tanah yang tidak rata

Gambar 4.10 Base jack


d. U head atau Head jack berfungsi sebagai penyangga budeman

Gambar 4.11 Uhead/Head jack


e. Join pin berfungsi sebagai kedudukan penyambung frame
f. Stronger berfungsi sebagai pengunci
g. Cat walk berfungs sebagai pijakan dan tempat meletakkan alat dan
bahan pada saat pekerjaan bekisting

Gambar 4.12 Cat walk

IV - 6
Gambar 4.13 Scafolding

4.2.3 Alat Penulangan


1. Tang Kakak Tua
Tang kakak tua digunakan untuk mengikat kawat pada sengkang
dengan tulangan horizontal maupun vertical, atau antar tulangan
seperti pada tulangan pelat.

Gambar 4.14 Tang Kakak Tua


2. Kunci Pembengkok
Kunci pembengkok digunakan untuk membengkokkan tulangan, agar
mendapatkan bentuk yang dibutuhkan sesuai dengan perencanaan.

IV - 7
Gambar 4.15 Kunci pembengkok

4.2.4 Alat yang Digunakan Pada Pengecoran Beton


1. Mixer truck adalah alat angkut campuran beton yang telah dipesan dari
pabrik ke lokasi proyek dalam jumlah yang banyak. Campuran beton
yang sudah diolah di pabrik disebut campuran ready mix. Pada proyek
ini yang digunakan adalah beton ready mix holcim dan tiga roda.

Gambar 4.16 Mixer Truck


2. Bucket adalah wadah campuran beton yang akan dipindahkan dari truk
mixer ke tempat yang akan di cor. Pada proyek ini digunakan pada
pengecoran kolom.

Gambar 4.17 Bucket

IV - 8
3. Concrete pump digunakan untuk mentransfer cairan beton dengan cara
dipompa. Biasanya digunakan pada saat pekerjaan pengecoran di
gedung bertingkat tinggi.

Gambar 4.18 Concrete Pump


4. Concrete vibrator berfungsi untuk menggetarkan beton pada saat
pengecoran agar beton dapat mengisi seluruh ruangan dan tidak
terdapat rongga-rongga udara diantara beton yang dapat
mengakibatkan beton tersebut keropos. Alat ini digunakan sebagai
pemadat saat pekerjaan pengecoran berlangsung, baik pada kolom,
balok ataupun pelat lantai.

Gambar 4.19 Vibrator Concrete


5. Diesel genset sebagai sumber listrik yang diperlukan pada saat proses
pekerjaan, seperti pada saat penggunaan vibrator.

IV - 9
4.20 Diesel Genset

4.2.5 Alat yang Digunakan Sebagai Pengangkat


Pada proyek ini alat pengangkat yang digunakan adalah mobile crane
(Truck Crane). Fungsinya sama dengan tower crane yaitu sebagai alat untuk
memindahkan atau mengangkat bahan dan alat-alat ke tempat yang sulit dijangkau
oleh manusia.

4.21 Mobile Crane

4.3 Metoda Pelaksanaan Konstruksi


4.3.1 Pengukuran
Pada setiap pekerjaan akan dilakukannya penambahan elemen struktur
baru pada setiap lantai yang meliputi pelat latai, balok dan kolom harus dilakukan
pengukuran dengan tujuan untuk mengontrol agar elemen struktur yang akan
dibangun sesuai dengan apa yang sudah direncanakan pada gambar, bekisting

IV - 10
pelat lantai diletakkan benar-benar horizontal (datar), dan cetakan kolom benar-
benar vertikal (tegak).

4.3.2 Pemasangan Bekisting Kolom

Bekisting adalah sarana struktur beton sebagai cetakan beton agar ukuran
dan bentuknya dapat sesuai dengan yang direncanakan, sehingga bekisting
digunakan juga sebagai struktur sementara yang dapat memikul berat sendiri,
beton basah, beban hidup dan peralatan kerja. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam pekerjaan pemasangan bekisting antara lain :
a. Bekisting yang digunakan harus kuat agar dapat menerima beban yang
bekerja.
b. Bekisting tidak boleh mengalami perubahan bentuk/deformasi yang
berarti pada saat pekerjaan pengecoran.
c. Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa agar pada saat bekisting
dilepas tidak akan menyebabkan kerusakan pada beton.

Gambar 4.22 Pekerjaan Bekisting Kolom

4.3.3 Pekerjaan Penulangan/Pembesian


Sebelum melakukan pekerjaan penulangan untuk kolom, balok dan plat
lantai, perlu diyakinkan bahwa besi yang akan digunakan sudah sesuai dengan

IV - 11
yang direncanakan dan telah memenuhi syarat. Maka terlebih dahulu dilakukan
pekerjaan pembesian yang berupa pemotongan dan pembengkokan tulangan.
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
a. Pembesian atau perakitan tulangan adalah
Untuk menghindari terjadinya penempelan diantara tulangan dengan
cetakan, maka tulangan dibuat menumpu pada beton decking yang dipasang di
bawah, di samping kanan dan di samping kiri tulangan untuk balok, sedangkan
untuk pelat lantai beton decking di simpan di bawah tulangan saja. Beton decking
adalah beton atau spesi yang dibentuk sesuai ukuran selimut beton yang
diinginkan dalam pekerjaan balok dan pelat. Bentuknya terdiri dari kubus dan
silinder. Pada proyek ini bentuk beton decking adalah silinder.

Gambar 4.23 Beton Decking

4.3.4 Pengecoran Kolom, Pelat Cantilever dan Balok


Pada proyek ini, beton yang digunakan adalah ready mix mutu K-300
untuk kolom, dan K-250 untuk pondasi, balok, dan pelat lantai. Pada saat
pekerjaan harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
a. Pekerjaan pengecoran dilakukan secara menerus hingga pekerjan
pengecoran selesai.
b. Pekerjaan pengecoran tidak boleh dilakukan pada saat hujan, kecuali
sudah ada persiapannya terlebih dahulu.
Tahapan pekerjaan pengecoran pada gedung laboratorium kampus
Universitas Padjadjaran, yaitu:

IV - 12
a. Pengecoran dilakukan setelah beton ready mix telah siap, kemudian
beton dituangkan kedalam penampungan sederhana.
b. Setelah dituangkan, beton tersebut dituangkan ke bucket, lalu bucket di
arahkan menuju kolom yang akan di cor dengan truck crane. Untuk
pengecoran balok dan pelat lantaidigunakan bantuan truk concrete
pump untuk efisiensi pekerjaan.
c. Setelah itu beton dituangkan dengan tinggi jatuh tidak lebih dari 2 m
untuk menghindari terjadinya segregasi, lalu dilakukan pemadatan
dengan menggunakan vibrator secara merata. Pada proses pemadatan,
vibrator tidak boleh menyentuk bekisting dan tiap area tidak boleh
terlalu lama.
d. Setelah selesai dipadatkan beton tersebut diratakan dan diamkan
selama 7 hari atau hingga mencapai kekuatan pada umur rencana.

Gambar 4.24 Pengecoran Kolom, Pelat lantai dan Balok

IV - 13
4.3.5 Curing Beton
Perawatan beton dilakukan untuk mengatasi kehilangan air akibat
penguapan pada beton, yang dapat mengakibatkan hidrasi selanjutnya terganggu.
Perawatan pada beton terdiri dari berbagai macam cara, diantaranya:
a. Meredam beton dalam genangan air
b. Menyelimuti permukaan beton dengan karung basah
c. Menyirami beton secara berlanjut
Pada proyek ini perawatan beton yang dilakukan adalah dengan cara
menyirami beton secara berlanjut, untuk tetap menjaga kekuatan beton dan agar
air pada beton tidak menyusut yang dapat mengakibatkan keretakan pada beton.

4.3.6 Pekerjaan Struktur Bawah Pondasi


Pada proyek ini pondasi yang digunakan adalah pondasi Tie beam dengan
mutu beton K-250. Berikut tahapan-tahapan pondasi:
a. Menentukan lokasi pilecap menggunakan theodolit dan waterpass
berdasarakan dengan perencanaan.
b. Pemasangan tulangan pilecap dan tie beam.
c. Setelah pembesian pile cap dan tie beam selesai, lalu memasang
bekisting untuk pile cap dengan diikuti oleh bekisting tie beam.
Karena bekisting pondasi ini akan ditanam, maka bekisting terbuat dari
dinding bata.
d. Setelah bekisting sudah selesai dipasang, maka pile cap dan tie beam
siap di cor.
e. Setelah dicor, lakukan perawatan pada beton pondasi agar kekuatannya
tetap terjaga.

IV - 14

Anda mungkin juga menyukai