Anda di halaman 1dari 3

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Pembahasan terhadap Aspek Perencanaan


Dari hasil analisis pada BAB II, dapat kami simpulkan bahwa hasil
perhitungan balok dengan cara manual berbeda dengan kondisi di lapangan. Hasil
perhitungan manual terhadap balok didapat bahwa pada perhitungan tulangan
momen positif balok, jumlah tulangan yang diperlukan jika menggunakan D16
adalah 16 buah. Sedangkan di lapangan kami juga mendapati sekitar 9 buah
dengan D16 untuk momen positif. Begitu juga dengan momen negatif,
perhitungan kami adalah 13 untuk tulangan lentur. Sedangkan di lapangan kami
menemukan sekitar 12 tulangan. Perhitungan ini bisa jadi berbeda karena
pembebanan yang dilakukan berbeda dengan kami. Dan untuk perhitungan kolom,
digunakan program Pca Column dan mendapatkan hasil yang sesuai dengan
lapangan, yaitu menggunakan kolom dengan dimensi 300x700 mm, dan
didapatkan jumlah tulangan yaitu 8 buah tulangan dengan diameter #6 atau 19
mm.

6.2 Pembahasan terhadap Proses Pengadaan

Proses pengadaan pada proyek pembangunan gedung baru Universitas


Padjadjaran untuk konsultan dan kontraktor menggunakan sistem yang berbeda.
Proses pengadaan konsultan dilakukan dengan cara seleksi langsung dan peserta
dipilih melalui proses prakualifikasi. Seleksi langsung adalah suatu pengadaan
yang pesertanya dipilih secara langsung dengan cara membandingkan penawaran
yang diberikan oleh beberapa penyedia jasa yang memenuhi syarat.Proses
prakualifikasi sebagai proses seleksi bagi calon peserta yang akan mengikuti
proses pelelangan.

Sedangkan untuk kontraktor proses pengadaan dilakukan dengan cara


pelelangan terbatas. Kontraktor mengetahui adanya pengadaan melalui website

VI - 1
LPSE, kemudian dari kantor cabang menyiapkan tim tenaga ahli yang akan diikut
sertakan pada pengadaan ini, kemudian tim tersebut membuat dokumen-dokumen
pengadaan dan akhirnya kontraktor terpilih adalah PT. Pembangunan Perumahan
pada proses pengadaan ini.

Pelelangan Terbatas dilaksanakan dengan syarat :


a. Diumumkan secara luas melalui media massa.
b. Sekurang – kurangnya terdiri dari 5 peserta.
c. Kemampuan finansial yang besar
Dapat melaksanakan pekerjaan yang kompleks.

6.3 Pembahasan terhadap Kontrak

Pada pembangunan gedung baru Universitas Padjadajran ini, jenis kontrak


yang digunakan antara owner dan kontraktor adalah kontrak lumpsum dan unit
price. Pemilihan jenis kontrak ini didasarkan dengan kebutuhan pada proyek, dan
dipilih atas persetujuan owner dan kontraktor.

Pada proyek pembangunan gedung baru Universitas Padjadjaran ini


menggunakan sistem pembayaran berdasarkan hasil kemajuan pekerjaan yang
telah dilaksanakan per bulan dan dibuat dengan laporan bulanan.

6.4 Pembahasan terhadap Mutu Pelaksanaan

Untuk memperoleh hasil pekerjaan struktur yang sesuai dengan standart


dan dapat dipertanggungjawabkan, maka mutu material dan pelaksanaan harus
sesuai dengan standart, untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan kegiatan
pengawasan dan pengendalian mutu.

Untuk pengujian mutu material beton, pada pekerjaan struktur beton


bertulang mutu beton dikendalikan dengan melakukan uji slump test pada
campuran beton yang akan digunakan. Pada proyek pembangunan gedung baru
Universitas Padjadjaran slump test dilakukan di laboratorium Institut Teknologi
Bandung (ITB) dan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman yang
berada di Cileunyi. Mutu pekerjaan beton yang direncanakan sesuai dengan hasil

VI - 2
pekerjaan dilapangan yang artinya campuran beton telah memenuhi syarat hasil
uji slump test.

6.5 Pembahasan terhadap Waktu Pelaksanaan Konstruksi

Untuk mencapai target sesuai dengan yang direncanakan waktu


konstruksi, suatu proyek harus melakukan pengawasan dan pengendalian waktu
konstruksi. Pada proyek pembangunan gedung baru Universitas Padjadjaran
digunakan kurva-S. Kurva-S ini merupakan sebuah jadwal pelaksaaan pekerjaan
secara keseluruhan sehingga diharapkan proyek ini berlangsung menurut rencana
yang sudah ditetapkan dan dapat mengurangi adanya penyimpangan dalam tahap
pelaksanaan.

Dari data kurva-S real, proyek ini tidak mengalami keterlambatan, namun
tetap ada beberapa hambatan yang dihadapi pada saat pelaksaaan pekerjaan
dilapangan, diantaranya cuaca yang menghambat pada saat pekerjaan pengecoran,
biaya yang menjadi pertimbangan sendiri dalam memilih bahan atau material
bangunan, ketersedian alat yang masih kurang dengan melihat jumlah gedung
yang dibangun cukup banyak, dan manusia (human error).

Untuk melakukan pengawasan dan pengendalian waktu konstruksi pihak


PP membuat suatu pekerjaan mandor saat dilapangan. Dari form ini kita bisa
mengetahui secara langsung progress dari lapangan dan dapat membandingkan
denga kurva-S rencana.

VI - 3

Anda mungkin juga menyukai