PEMBAHASAN
31
32
Persiapan
Setting alat
Pengecoran
Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan Pengecoran
Backfill
E. Pengecoran
Pengecoran beton pada pile cap bangunan struktur ini menggunakan beton
dengan mutu fc = 30 Mpadan K-350 yang disiapkan dan dibawa dari
Batching Plant menuju lokasi pengecoran menggunakan truck mixer dengan
volume 5m3 per unit. Letak pabrik Batching Plant lumayan jauh dari lokasi
proyek yakni oleh PT. USI (Unggul Sejati Indonesia) Cikamurang.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemadatan, antara lain:
1) Penggunaan alat getar harus dibatasi waktunya, sehingga menghasilkan
pemadatan yang diinginkan tanpa harus merusak tulangan dan
menghindari terjadinya segregasi pada agregat.
2) Setiap alat penggetar mekanis dimasukkan ke dalam beton basah secara
vertikal hingga dapat melakukan penetrasi sampai dasar beton yang beri
dicor, sehingga menghasilkan kepadatan yang menyeluruh.
3) Jumlah vibrator haruslah memadai dengan jumlah volume beton yang
dituang dan disediakan 1 unit untuk cadangan.
NO BAHAN KOMPOSISI
F. Bongkar Bekisting
Paling cepat bekisting dapat dilepas setelah beton berumur satu atau dua
hari. Proses pelepasan bekisting harus hati-hati agar dapat menjaga
keutuhan dimensi dari beton, serta bekisting yang telah dipakai akan
dipakai kembali untuk pekerjaan selanjutnya.
Tulangan badan abutment dilekatkan dengan tulangan pile cap yang telah
disiapkan dengan menggunakan kawat bendrat sehingga tulangan tampak
benar–benar kuat dan kokoh. Sengkang dipasang secara manual.
Penyambungan sengkang pada tulangan utama dengan menggunakan kawat
bendrat.
Tulangan badan abutment dilekatkan dengan tulangan pile cap yang telah
disiapkan dengan menggunakan kawat bendrat sehingga tulangan tampak
benar–benar kuat dan kokoh. Sengkang dipasang secara manual.
Penyambungan sengkang pada tulangan utama dengan menggunakan kawat
bendrat.
B. Pemasangan tulangan dinding sayap dan back wall abutment
Penulangan dinding sayap abutment dapat dilakukan setelah penulangan
badan abutment selesai agar mempermudah saat pemasangan bekisting.
Karena beban yang dipikul dinding sayap relatif kecil yaitu berupa tanah
timbunan jalan pendekat sehingga tulangan yang dipakai hanya satu jenis
yaitu 13-250.
C. Pemasangan bekisting badan abutment
Pemasangan bekisting baru bisa dilakukan setelah pile cap sudah cukup
keras. Dimensi bekisting disesuaikan dengan dimensi abutment yang akan
dibentuk. Pemasangan bekisting badan abutment menggunakan kayu ukuran
5/7 sebagai penopang papan multiplex agar bentuk coran beton tidak
berubah dan dolken sebagai perancah yang menjadikan bekisting abutmen
kuat dan kaku.
D. Pemasangan bekisting dinding sayap abutment
Pemasangan bekisting dinding sayap abutment bisa dilakukan bersamaan
dengan pemasangan bekisting badan abutment. Karena bagian ujung
dinding sayap abutment menggantung, pembuatan bekisting di bagian
tersebut harus diperhitungkan kekuatannya dan dipasang kayu dolken
sebagai penopang bekisting.
43
Gambar 4.23 hasil badan, dinding abutment, dan back wall yang telah dilepas dari
bekisting
4.4 Peralatan
Adapun beberapa peralatan yang dipakai dalam pekerjaan pelaksanaan
pengecoran pile cap dan abutment antara lain sebagai berikut :
1) Truck mixer
Truck mixer merupakan kendaraan yang digunakan untuk mengangkut adukan
beton ready mix dari tempat pencampuran beton ke lokasi proyek dimana
selama dalam pengangkutan mixer terus berputar dengan kecepatan 8-12
putaran permenit agar beton tetap homogen serta tidak mengeras.
f. Storage Bin
Untuk batching plant yang tidak dilengkapi dengan staple material model
bintang (radial) dipakai storage bin. Storage bin ini biasanya dibagi
menjadi 4 fraksi, yaitu butir kasar (split), butir menengah (screening) butir
halus (abu batu/dust) dan pasir.
51
3) Bekisting
Bekisting adalah konstruksi bersifat sementara yang merupakan cetakan
untuk menentukan bentuk dari konstruksi beton pada saat beton masih
segar. Formwork atau bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan
untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan
bentuk yang diinginkan. Dikarenakan berfungsi sebagai cetakan sementara,
bekisting akan dilepas atau dibongkar apabila beton yang dituang telah
mencapai kekuatan yang cukup (Stephen,1985).
Pada dasarnya konstruksi bekisting memiliki tiga hal fungsi:
a. Menentukan bentuk dari konstruksi beton yang dibuat.
b. Memikul dengan aman beban yang ditimbulkan oleh spesi beton serta
beban luar lainya yang menyebabkan perubahan bentuk pada beton.
c. Bekisting harus dapat dengan mudah dipasang, dilepas dan dipindahkan.
Mempermudah proses produksi beton masal dalam ukuran yang sama.
4.5 Bahan
Adapun beberapa bahan yang dipakai dalam pekerjaan pelaksanaan
pengecoran pile cap dan pekerjaan abutment antara lain sebagai berikut :
1) Semen
Semen merupakan bahan yang berfungsi untuk mengikat agregat jika
ditambah air dapat membentuk satu kesatuan massa beton. Semen
mempunyai beberapa macam jenis tetapi yang umum dipakai untuk beton
adalah semen Portland. Semen di Indonesia yang sekarang ini berdasarkan
standard mutu Indonesia (SII-8) ada 2, yaitu : type S 475 dan S 500.
Sedangkan type semen berdasarkan mutu ASTM ialah :
a. Tipe I, semen portland normal.
b. Tipe II, semen portland untuk ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang.
c. Tipe III, semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan
kekuatan awal yang tinggi dalam fase permulaan setelah pengikatan
terjadi.
d. Tipe IV, semen portland untuk panas hidrasi rendah.
52
2) Agregat
Agregat adalah butiran batuan yang mempunyai susunan butir halus dan
kasar. Agregat berfungsi sebagai bahan pengisi pada beton. Agregat
menempati 60%-80% dari volume beton. Berdasarkan besar butirnya, agregat
dibagi dalam dua jenis, yaitu agregat halus dan agregat kasar.
a. Agregat Halus
Agregat halus adalah agregat yang mempunyai besar butir tidak
melebihi 5 mm. Adapun yang termasuk jenis agregat halus, yaitu :
a) Pasir alam
b) Pasir buatan (artificial light weight aggregate)
c) Pasir laut, setelah melalui pemeriksaan.
b. Agregat Kasar
Agregat kasar adalah agregat yang mempunyai besar butirnya lebih dari
5 mm. Adapun yang termasuk jenis agregat kasar, yaitu :
a) Kerikil
b) Batu pecah
c) Batu apung alam
3) Air
Dalam adukan, air berfungsi sebagai perantara untuk terjadinya persenyawaan
antara semen dengan agregat dan akan mengeras menjadi massa yang kuat
bagaikan batu.
Air yang dipergunakan untuk pembuatan beton tidak boleh mengandung
lumpur atau zat-zat yang dapat merusak/mengurangi mutu beton, seperti
garam, asam/sulfat, minyak, dan lain-lain. Jadi, sebaiknya air yang digunakan
bersih dan tawar serta dapat diminum. Kemurnian air merupakan penujang
kerapatan dan kepadatan beton. Untuk mendapatkan air seperti itu didapatkan
dari :
a) Air ledeng
53
b) Air pompa/sumur
c) Air sungai atau danau yang bersih
d) Air laut, apabila terpaksa dengan ketentuan bahwa sebelumnya telah ada
persetujuan dari tim pemeriksa, melalui pemeriksaan di laboratorium
(desilinasi).
e) Air hujan
4) Baja Tulangan
Baja tulangan berfungsi untuk menahan gaya tarik. Sesuai dengan
kegunaannya baja tulangan mempunyai berbagai macam bentuk :
a. Baja Polos
Yaitu batang prismatis berpenampang bulat, persegi lonjong dan
mempunyai permukaan yang licin. Pada umumnya baja tulangan polos
yang dipakai di Indonesia berbentuk bulat.
b. Baja Batang Berprofil
Yaitu batang prismatis dipuntir, permukaannya diberi rusuk-rusuk
terpasang tegak lurus atau miring terhadap sumbu batang dengan jarak
antara rusuk tidak boleh lebih dari 0,7 garis tengah pengenalan tulangan.
5) Admixture (Bahan Tambah Kimia)
Tujuan dari pemakaian admixture adalah untuk memodifikasi atau
memperbaiki sifat dari beton. Admixture dibagi menjadi beberapa golongan
antara lain sebagia berikut :
a. Water Reducer (Plasticer)
Bahan ini dirancang untuk :
a) Memperbaiki workability
b) Mempertingi kuat tekan (sebagai water reducer)
c) Menstabilisasi keawetan
b. Accelarator
Bahan ini dirancang untuk mempercepat proses hidrasi semen. Dosis
maksimum adalah 2% dari berat semen yang digunakan.
c. Reterder
54
b) Hasil pengujian kuat tekan beton pekerjaan badan dan dinding sayap abutment:
Standar tegangan mutu beton yang digunakan:
30 MPA (kg/cm²)
58
Tabel 4.3 Hasil pengujian kuat tekan beton pekerjaan badan dan dinding sayap
abutment
AGE
TANGGAL MUTU SAMPLE SECTION LOAD STRENGTH
NO AT
PLACED TESTED TEST WEIGHT AREA CILINDER MPA
DAY KG CM² KN
JULI AGUSTUS
1 FC 30 28 12.92 176,71 518.5 33.4
2019 2019
JULI AGUSTUS
2 FC 30 28 12.78 176,71 473.4 30.7
2019 2019
JULI AGUSTUS
3 FC 30 28 12.74 176,71 500.8 31.4
2019 2019
RATA –
31.833
RATA
(sumber : PT Unggul Sejati Indonesia 2019)
Data yang diperoleh:
1. Jumlah benda uji : 3 bh
Syarat Aman = Tegangan Karakteristik > Tegangan Mutu Beton
= 31,833 MPA > 30 MPA
Berdasarkan kuat tekan beton rata-rata, maka kuat tekan beton memenuhi
standar.
c) Hasil pengujian kuat tekan beton pekerjaan back wall abutmen:
Standar tegangan mutu beton yang digunakan:
30 MPA (kg/cm²)
Tabel 4.3 Hasil pengujian kuat tekan beton pekerjaan back wall abutment
AGE
TANGGAL MUTU SAMPLE SECTION LOAD STRENGTH
NO AT
PLACED TESTED TEST WEIGHT AREA CILINDER MPA
DAY KG CM² KN
JULI AGUSTUS
1 FC 30 28 12.57 176,71 506.3 32.8
2019 2019
JULI AGUSTUS
2 FC 30 28 12.68 176,71 487.2 30.4
2019 2019
JULI AGUSTUS
3 FC 30 28 12.87 176,71 497.7 30.9
2019 2019
RATA –
31,36
RATA
(sumber : PT Unggul Sejati Indonesia 2019)
Data yang diperoleh:
1. Jumlah benda uji : 3 bh
Syarat Aman = Tegangan Karakteristik > Tegangan Mutu Beton
= 31,36 MPA > 30 MPA
Berdasarkan kuat tekan beton rata-rata, maka kuat tekan beton memenuhi
59
standar.
4.9 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pekerjaan proyek pembangunan jalan tidak hanya jalan tol merupakan jenis
pekerjaan yang memiliki resiko tinggi terutama bagi pekerja dan lingkungan. Oleh
karena itu jaminan terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja pun harus selalu
diperhatikan agar pekerja dapat melaksanakan tugasnya dengan aman dan selamat
dengan memahami potensi bahaya yang mungkin terjadi. Sehingga, setiap elemen
yang ada pada sistem K3 diharapkan dapat selalu berperan aktif dalam
penerapannya. Hal ini dikarenakan keselamatan dan kesehatan pekerja sangatlah
penting bagi individunya sendiri, keluarga pekerja, dan perusahaan pekerja.
Penerapan K3 yang dapat dilaksanakan seperti yang dilakukan pada proyek
pembangunan Jembatan musi adalah dengan melakukan safety morning yang
dipimpin oleh ahli atau petugas K3 untuk melakukan upacara keselamatan bagi
pekerja yang hendak melanjutkan pekerjaanya di lapangan. Upacara keselamatan
ini berfungsi sebagai media komunikasi antara petugas K3 dengan pekerja untuk
mengingatkan akan pentingnya keselamatan dalam bekerja dan menjelaskan
potensi bahaya yang mungkin terjadi jika pekerja tidak berhati-hati. Dalam safety
morning, petugas K3 memastikan bahwa pekerja telah melengkapi dirinya dengan
APD (Alat Pelindung Diri) minimal berupa sepatu safety, rompi proyek, dan helm
proyek. Kemudian dalam penerapan selanjutnya, petugas K3 juga melakukan
patroli ke seluruh lapangan proyek untuk selalu menjamin keselamatan semua
pihak dalam pekerjaan.
4.10 Kendala
Selayaknya suatu pekerjaan pembangunan, kendala adalah suatu hal yang
tidak bisa dipungkiri akan terjadi. Penulis telah melakukan wawancara dengan
beberapa pihak, antara lain pihak kontraktor, konsultan, dan pekerja.
Adapun permasalahan yang dihadapi ketika pelaksanaan pengecoran pile
cap dan pekerjaan abutmen pada proyek Jembatan Cacaban Jalan Lingkar Timur
Waduk Jatigede antara lain:
4) Mobilisasi alat yang tidak tepat waktu sehingga menyebabkan progress
60