Anda di halaman 1dari 15

BAB III

TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK


3.1 Pelaksanaan Pondasi
Jenis pondasi yang dipakai pada proyek Pembangunan Gedung ini
adalah pondasi dalam ( deep foundation ) yaitu pondasi tapak. Pondasi ini
memiliki kedalaman antara 2 m, dengan diameter lubang sebesar 100 cm
dan memiliki mutu beton K 250.

Gambar 3.1 Pengerjaan pembersihan lapangan


Sumber : Dokumentasi lapangan (2021)

Langkah - langkah pengerjaannya adalah :

1. Persiapan lahan kerja


Menentukan titik As sebelum melakukan galian
2. Pekerjaan galian tanah
Tanah digali dengan kedalaman 2 m sesuai ukuran pondasi tapak yang
telah direncanakan
3. Pekerjaan Penulangan
Untuk pondasi telapak ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat
pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang
dan proses  pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat. 

Cara perakitan tulangan :


1) Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat
diketahui dari ukuran pondasi telapak.
2) Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat,
dengan memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada
pondasi setempat tersebut.
3) Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat
pengikat agar kokoh dan tulangan tidak terlepas.
4) Pekerjaan Pemasangan tulangan
Setelah merakit tulangan pondasi telapak maka untuk pemasangan
tulangan dilakukan dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi
setempat ini tidak terlalu berat dan kedalaman pondasi ini juga tidak
terlalu dalam.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:


1). Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan
tegak turun permukaan tanah dengan bantuan waterpass.
2). Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar
tanah, jarak antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan
menggunakan pengganjal yang di buat dari batu kali disetiap ujung
sisi/tepi tulangan bawah agar ada jarak antara tulangan dan permukaan
dasar tanah untuk melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut
beton) dan tulangan tidak menjadi karat.
3). Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat
langsung melakukan Pengecoran.

Gambar 3.2 Pengerjaan galian lobang pondasi


Sumber : Dokumentasi lapangan (2021)
3.2 Pelaksanaan Struktur Lainnya Yang di Amati di Lapangan
3.2.1 Pekerjaan sloof
Balok Sloof merupakan bagian dari struktur bangunan yang
diletakan secara horizontal diatas pondasi bangunan. Balok sloof
berfungsi sebagai perata beban yang diterima oleh pondasi. Selain
itu balok sloof juga berfungsi memikul beban dan sebagai pengunci
dinding agar tidak roboh apabila terjadi pergerakan tanah seperti
gempa dan penyebab lainnya.

Adapun langkah – langkah dalam pekerjaan sloof adalah :


1. Pemasangan penulangan ini di rangkai langsung di tempat.

Gambar 3.2.1 Penulangan sloof


Sumber : Dokumentasi lapangan (2021)

2. Setelah semua penulangan selesai, dilanjutkan dengan


pemasangan beton tahu baru papan bekisting sesuai dengan
ukuran sloof.
3. Antara papan bekisting dan baja tulangan diganjal dengan beton
tahu sehingga baja tulangan tidak melekat pada papan bekisting
dan ketebalan selimut beton terjaga.
4. Setelah bekisting terpasang, dilakukan dengan pengecoran balok
sloof dengan menggunakan readymix concrete. Sebelum dicor
dilakukan slump test, lalu dilakukan pengecoran dimasukkan
kedalam bak penampungan untuk selanjutnya dimasukkan
kedalam bekisting.

Gambar 3.2.2 Pengecoran Sloof


Sumber : Dokumentasi lapangan (2021)

3.2.2 Pekerjaan Kolom


Kolom merupakan struktur utama dari sebuah konstruksi.
Fungsinya untuk menyangga gaya normal yang berasal dari beban-
beban diatasnya. Disamping itu kolom juga menyangga gaya
horizontal yang berasal dari gaya angin dan gaya gempa.
Adapun langkah – langkah dalam pekerjaan kolom adalah sebagai
berikut ini :

1. Pekerjaan penulangan
Pada proyek Pembangunan Laboratorium SMP 1 Ampek
Angkek ini perakitan kolom dilakukan langsung di tempat dengan
kolom yang telah disambungkan atau dikaitkan ke pile cap baru
kemudian pada balok sloof, setelah itu baru dilakukan
pemasangan beton tahu agar besi kolom tidak menempel pada
bekisting baru kemudian dipasang papan bekisting.
Gambar 3.2.3 Pemasangan tulangan kolom
Sumber : Dokumentasi lapangan (2021)

2. Pemasangan bekisting kolom


Pemasangan bekisting kolom dibuat sesuai ukuran kolom dan
menyesuaikan dengan gambar kerja. Setelah bekisting selesai
dibuat kemudian di pasangkan ke pembesian kolom yang telah
siap. tidak lupa juga di pasang besi stek untuk nanti berguna
sebagai pengikat ke dinding batu bata.

Gambar 3.2.4 Pemasangan papan bekisting pada kolom


Sumber : Dokumentasi lapangan (2021)

3. Pengecoran
Pengecoran dilakukan setelah pemasangan papan bekisting
selesai. pengecoran dilakukan dengan beton ready mix yang
kemudian di tampung pada tempat penampungan baru kemudian
dimasukkan kedalam bekisting sedikit demi sedikit, dan
digetarkan dengan vibrator agar beton padat di dalam kolom.

Gambar 3.2.5 Pengecoran kolom


Sumber : Dokumentasi lapangan(2021)

3.2.3 Pekerjaan Balok dan Plat Lantai


Berikut langkah – langkah pengerjaan balok dan plat lantai :

a. Pekerja mempersiapkan bahan dan alat yang


diperlukan untuk melakukan pekerjaan penulangan balok
b. Perakitan penulangan dilakukan langsung di atas kolom hingga
selesai.
c. Setelah penulangan balok selesai lanjut dengan pemasangan
bekisting balok hingga selesai.
d. Pekerjaan selanjutnya disambung dengan pemasangan bekisting
untuk plat lantai dengan memakai scaffolding sebagai
perancahnya.
e. Setelah pemasangan bekisting pelat lantai selesai dilanjutkan
dengan penulangann plat lantai.
f. Setelah penulangan plat lantai selesai di pasang beton tahu agar
tulangan balok dan plat lantai tidak menempel ke papan bekisting.
Gambar 3.2.6 Pembesian plat lantai
Sumber : Dokumentasi lapangan (2021)

g. Setelah itu dilakukan pengecoran plat lantai dan kolom


menggunakan readymix concrete dan concrete pump.

Gambar 3.2.7 Pengecoran plat lantai


Sumber : Dokumentasi lapangan (2021)

h. Saat pengecoran pekerja memadatkan coran dengan vibrator.


i. Pekerjaan ini dilakukan hingga selesai
3.3 Pengendalian Proyek
Merupakan suatu kegiatan pengawasan/monitoring suatu proyek bisa
berjalan dengan lancar dan mendapatkan mutu yang baik, penggunaan biaya
dan waktu serta evaluasi atau pengambilan langkah-langkah yang
diperlukan pada saat pelaksanaan, agar proyek dapat selesai sesuai dengan
yang direncanakan.
Dalam rangka pengendalian dan pengawasan pekerjaan di lapangan
atau lazim disebut monitoring (Pengendalian Mutu, Waktu dan Biaya) suatu
media atau alat yang mampu merangkum informasi-informasi secara tepat
dan cepat dapat diketahui. Umumnya pengendalian tersebut dipakai media
jaringan kerja, curve S, formulir disamping kontrak (spesifikasi teknis,
gambar dll). Media komunikasi tersebut bermanfaat untuk memastikan
tentang kondisi kemajuan proyek, masalah yang terjadi, serta keputusan dan
tindakan yang diambil oleh yang berwenang.
Pengendalian proyek dilaksanakan secara umum dapat dikelompokkan
sebagai berikut.
3.3.1. Pengendalian Mutu
Mengendalikan jalannya pelaksanaan proyek agar
mendapatkan mutu yang baik dan sesuai dengan syarat yang
ditentukan dalam MoU/Kontrak.

3.3.2. Pengendalian Waktu


Suatu rangkaian kegiatan pekerjaan yang saling berkaitan
yang menuju sasaran tertentu, membutuhkan sarana dan waktu
yang terbatas.
3.3.3. Pengendalian Biaya
Pengendalian agar biaya proyek tidak melebihi anggaran
yang sudah ditentukan juga penyimpangan dalam membelajakan
dana proyek.
Dari pengantar singkat diatas jelas bahwasanya pengendalian proyek
merupakan sistem yang sangat penting untuk mendapatkan hasil kerja yang
maksimal dan efisien.
Pembahasan dari pengendalian proyek dilokasi Kerja Praktek penulis
adalah :
1) Pengendalian dari segi mutu
Berdasarkan aturan umum yang kita ketahui pengendalian mutu
adalah memastikan bahwa produk dan jasa dirancang dan diproduksi
untuk memenuhi atau melampaui persyaratan yang disepakati. Dan
sebagai peninjau kualitas dari semua faktor yang terlibat dalam kegiatan
produksi.
Antara lain adalah :
a. Spesifikasi teknis ( Pabrikan,RKS)
b. Metode pelaksanaan (Pabrikan,RKS)
c. Gambar kerja
d. Hasil Tes bahan dari Laboratorium
e. Juga Penggunaan Slump test Beton yang tidak tepat (tidak sesuai
dengan aturan dalam SNI)
Dari faktor pengendalian mutu pengerjaan proyek, pekerjaan Tinjauan
Pekerjaan Balok Pada Pembangunan Laboratorium SMP 1 Ampek
Angkek Kab. Agam. Penulis akan membahas masing-masing faktor
sesuai pengaplikasian di lapangan.
Pembahasan pengerjaan proyek dari pengendalian mutu :
a) Peninjauan berdasarkan spesifikasi teknisnya, pekerjaan bisa
dikatakan sudah memenuhi semua spesifikasi teknis yang
disyaratkan. Walaupun masih ada beberapa material yang tidak
terpenuhi secara keseluruhan dikarenakan pengadaan barang di
daerah setempat tidak memadai tetapi bisa digunakan material yang
setara sesuai dengan izin dari PPTK dan Konsultan Pengawas yang
tertuang dalam didalam Spesifikasi teknik.
b) Dari metode pelaksanaan, pengerjaan proyek ini menggunakan
sitemix dan readymix. Dilihat dari Rencana Kerja Pembangunan
Laboratorium SMP N 1 Ampek Angkek Kab. Agam ini akan di
bangun 2 lantai, Gambar Kerja Pada proyek Tinjauan Pekerjaan
Balok Lantai 1 Pada Pembangunan Laboratorium SMP N 1 Ampek
Angkek ini memiliki desain gambar kerja yang detail dan ini
merupakan faktor pengendalian mutu yang terpenuhi dari kegiatan
proyek.
c) Hasil Tes Bahan dan Laboratorium
Berdasarkan peninjauan kegiatan Kerja Praktek ini, penulis tidak
menemukan kejanggalan yang sangat esensial dari sebuah
pelaksanan pekerjaan proyek, dimana dalam pekerjaan Tinjauan
Pekerjaan Balok Pada Pembangunan Laboratorium SMP N 1 Ampek
Angkek Kab. Agam ini adanya pengujian pemakaian bahan secara
detail dari Laboratorium dan pengetesan bahan di lokasi proyek
seperti uji Slump test dan pengujian kuat tekan beton dari
laboratorium.
Tetapi ada pengendalian mutu yang secara detail dilakukan oleh
pihak pengawasan adalah dari segi pengendalian dimensi pekerjaan.
Dimana pengendalian mutu dari dimensi pembangunan diamati
sangat teratur oleh pihak pengawasan proyek dan owner atau pemilik
proyek.
Terlihat bagai mana setiap item struktur pekerjaan disesuaikan
dengan ukuran gambar rencana. Dari pengendalian dimensi galian
untuk pondasi Tapak sampai pengandalian tahap pekerjaan Balok
yang telah rampung. Sehingga penulis mandapatkan pengamatan
bahwa pekerjaan proyek Tinjauan Pekerjaan Balok Lantai 1 Pada
Pembangunan Laboratorium SMP N 1 Ampek Angkek ini lebih
terkonsentrasi dari pengendalian mutu dimensi strukturnya.
2) Pengendalian Waktu
Pengendalian waktu merupakan suatu pengendalian dari waktu
yang dibutuhkan untuk pengerjaan proyek hingga selesai atau biasa kita
ketahui dengan Time schedule.
3) Pengendalian Biaya
Untuk pengendalian biaya kegiatan pekerjaan Tinjauan Pekerjaan
Balok Lantai 1 Pada Pembangunan Laboratorium SMP N 1 Ampek
Angkek ini dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab.
Agam

3.4 Bahan Yang Digunakan


Bahan atau material adalah elemen penyusun dari struktur bangunan
yang telah dilakukan pengujian untuk mencapai kekuatan suatu sruktur yang
direncanakan/kuat memikul beban terfaktorkan.
Material atau bahan yang digunakan dalam pembangunan adalah :
a. Semen
Semen adalah bahan perekat untuk menyatukan material-material
pembentuk struktur dan konstruksi bangunan. Semen yang digunakan
adalah semen yang memenuhi syarat SNI yaitu semen porland.
b. Agregat
Agregat yang digunakan dalam pelaksanaan proyek adalah agregat
kasar dan agregat halus yang bersumber dari alam daerah setempat.
c. Air
d. Baja Tulangan Ulir
Dari keempat komponen utama material diatas akan membentuk beton
bertulang yang akan menjadi struktur pokok dari konstruksi.
a. Beton
1. Lantai kerja Beton : K-100 fc’ = 8.3 MPa
2. Struktur Pondasi Sumuran : K-250 fc’ = 20,75 MPa
3. Pekerjaan struktur kolom : K-250 fc’ = 20,75 MPa
4. Pekerjaan struktur balok : K-250 fc’ = 20,75 MPa
5. Pekerjaan slof : K-250 fc’ = 20,75 MPa
K- (karakteristik) merupakan kuat tekan karakteristik beton pada
umur 28 hari dalam satuan kg/cm2, dengan menggunakan kubus beton
berukuran 15 x 15 x 15 cm, yang mengacu pada PBI 1971 yang merujuk
pada standar eropa lama, tetapi saat ini satuan kuat tekan beton adalah fc’
merupakan kuat tekan beton yang diisyaratkan (dalam MPa), didapat
berdasarkan pada hasil benda uji silinder berdiameter 15 cm dan tinggi
30 cm. Yang mengacu pada standar SNI 03-2847-2002 yang merujuk
pada ACI (American concrete institute).
Berdasarkan desain perencanaan penggunaan kuat tekan beton masih
menggunakan K- (karakteristik), jadi berdasarkan peraturan SNI yang
terbaru kita saat ini menggunakan fc’ dalam penggunaan mutu kuat tekan
beton sehingga dilakukannya konfersi kuat tekan karakteristik menjadi
fc’ sesuai dengan SNI.
b. Baja tulangan
Menurut SNI 03-2847-2002, tulangan yang dapat dipakai pada
elemen beton bertulang dibatasi hanya pada baja tulangan dan kawat baja
saja. Belum ada peraturan untuk menggunakan tulangan lain, selain
tulangan baja dan kawat tulangan tersebut.
Baja tulangan yang tersedia di pasaran ada 2 jenis, yaitu :
a. Baja tulangan ulir atau deform (BJTD)
b. Baja tulanga polos (BJTP)
Tulangan ulir/deform biasa digunakan untuk tulangan longitudinal
atau tulangan memanjang dan mempunyai tegangan leleh minimal 300
MPa disebut (BJTD-30), dengan ukuran dan simbol D10,
D13,D16,19,D22,D25,D29,D32,D36
Tulangan polos digunakan untuk tulangan geser/begel/sengkang, dan
mempunyai tegangan leleh minimal sebesar 240 MPa disebut (BJTP-24)
dengan ukuran dan simbol Ø6,Ø8,Ø10,Ø12,Ø14,Ø16
Meskipun tulangan baja memiliki sifat kuat terhadap tekan, tetapi
karena harganya yang mahal maka baja tulangan ini diutamakan untuk
menahan beban tarik pada struktur beton bertulang, sedangkan beban
tekan dikonsentrasikan pada beton.
Dimensi dan kemampuan dari baja tulangan yang digunakan oleh
perencana Tinjauan Pekerjaan Balok Pada Pembangunan
Laboratorium SMP N 1 Ampek Angkek adalah :
1. BJTD-16, fy = 400 MPa
2. BJTD -13, fy = 400 MPa
Fy merupakan tegangan/kuat leleh pada baja tulangan.
3.5 Peralatan
Yang perlu mendapatkan perhatian adalah dalam penggunaan alat-alat
bantu perlu ditinjau dari segi ekonomis, apakah dalam pemakaiannya alat-
alat kerja tersebut cukup menguntungkan jika dibandingkan dengan
mengunakan tenaga manusia secara keseluruhan, dan yang tak kalah penting
adalah jumlah alat dan jenis alat. Peralatan konstruksi berfungsi dalam
tercapainya efisiensi waktu, biaya dan tenaga kerja.
Adapun peralatan yang digunakan pada Pekerjaan Tinjauan Pekerjaan
Balok Pada Pembangunan Laboratorium SMP N 1 Ampek Angkek yaitu :
1. Bar Cutter Machine
Bar Cutter Machine adalah alat pemotong baja tulangan sesuai
ukuran yang diinginkan. Cara kerja dari alat ini yaitu baja yang akan
dipotong dimasukkan kedalam gigi bar cutter, kemudian pedal
pengendali dipijak atau ditekan dan dalam hitungan detik baja akan
terpotong.
Pemotongan baja yang memiliki diameter besar dilaksanakan satu
persatu. Sedangkan untuk baja yang diameternya lebih kecil
pemotongan dapat dilaksanakan beberapa buah sekaligus sesuai dengan
kapasitas dari alat. Apabila operator tidak memperhatikan penggunaan
bar cutter dengan hati-hati maka dapat membahayakan keselamatan
kerja. Pada Proyek Tinjauan Pekerjaan Balok Lantai Pada
Pembangunan Laboratorium SMP N 1 Ampek Angkek alat ini
diletakkan disekitar bangunan dan ditempatkan pada kawasan yang
terlindung agar alat dan material baja tidak berkarat dan terjangkau
dalam pengambilan material baja tersebut.

Gambar 3.5.1. Bar Cutter Machine


Sumber: Dokumen lapangan (2021)
\

2. Bar Bending
Bar bending adalah alat yang berfungsi untuk membengkokkan
baja tulangan sesuai dengan kebutuhan. Cara kerja dari alat ini yaitu
baja yang akan dibengkokan dimasukkan kedalam bar bender,
kemudian dibengkokkan dengan bantuan pipa besi baja. Dimana
pembengkokan baja tulangan tersebut menagacu pada BSS (Bar
Bending Standard).

Gambar 3.5.2. Bar bending


Sumber: Dokumentasi lapangan (2021)

3. Peralatan Penunjang
Peralatan penunjang adalah peralatan yang membantu
pelaksanaan proyek sehingga dapat menghasilkan pekerjaan yang baik.
Ada beberapa peralatan penunjang yang dipergunakan pada
Pelaksanaan Tinjauan Pekerjaan Balok Pada Pembangunan
Laboratorium SMP N 1 Ampek Angkek ini diantaranya :
a. Mesin Molen.
Perlatan yang digunakan untuk pekerjaan konstruksi yang
berfungsi untuk mengaduk bahan yang akan di jadikan beton.

Gambar 3.5.3 mesin Molen


Sumber : Dokumentasi lapangan (2021)
4. Alat-Alat Pertukangan

Alat-alat ini meliputi semua peralatan yang biasa digunakan


oleh tukang sehari-hari dalam melaksanakan pekerjaan pembangunan.

Alat-alat ini antara lain :

a. Cangkul
b. Skop
c. Bor tangan
d. Mesin gerinda
e. Gergaji.
f. Waterpass.
g. Palu
h. Gerobak
i. Dan lain sebagainya

Anda mungkin juga menyukai