Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Magang / Praktik Kerja


Program Magang/Praktik Kerja selama satu semester memberikan pengalaman yang
cukup kepada mahasiswa melalui pembelajaran langsung di tempat kerja (experiential
learning). Selama magang, mahasiswa akan mendapatkan hard skills (keterampilan,
complex problem solving, analytical skills, dsb.), maupun soft skills (etika profesi/kerja,
komunikasi, kerjasama, dsb.). Sementara industri mendapatkan talenta yang bila cocok
nantinya bisa langsung direkrut sehingga mengurangi biaya recruitment dan training
awal / induksi. Mahasiswa yang sudah mengenal tempat kerja tersebut akan lebih paham
dalam memasuki dunia kerja dan kariernya. Melalui kegiatan ini, permasalahan industri
akan tersampaikan ke perguruan tinggi sehingga memberikan kesempatan meng-update
bahan ajar dan pembelajaran dosen serta topik-topik riset di perguruan tinggi akan makin
relevan.

2.2 Ketentuan Program Magang


2.2.1 Ketentuan Umum
1. Tempat magang merupakan perusahaan / industri / pemerintah / BUMN yang
sudah memiliki kontrak kerjasama dengan Prodi S1 Teknik Sipil.
2. Aktifitas magang wajib sesuai dengan kompetensi bidang Teknik Sipil.

2.2.2 Ketentuan Khusus


Mahasiswa Program Studi S1 Teknik Sipil pada semester 7 diperbolehkan
mengikuti kegiatan magang MBKM dengan ketentuan sebagai berikut
1. Mahasiswa aktif Program Studi S1 Teknik Sipil Universitas Tadulako
2. Mahasiswa sudah menyelesaikan minimal 85 SKS
3. Mahasiswa telah menyelesaikan semester 5 dan 6
4. Bersedia melakukan magang pada DUDI yang telah memiliki kontrak
kerjasama dengan Program Studi S1 Teknik Sipil
5. Mahasiswa telah dinyatakan lulus di tempat magang MBKM
6. Tidak ada mata kuliah tatap muka yang diikuti
7. Mahasiswa bersedia mengikuti magang selama 6 bulan

1
8. Mahasiswa bersedia mengikuti aturan yang berlaku

2.3 Struktur Bangunan


2.3.1 Struktur Bawah
1. Pondasi Bored Pile
Pondasi bored pile adalah pondasi tiang yang pemasangannya dilakukan
dengan mengebor tanah lebih dahulu. Jenis pondasi bored pile banyak
digunakan pada proyek konstruksi. Pelaksanaan pondasi bored pile yang dipilih
disesuaikan dengan jenis tanah, kondisi medan serta metode konstruksi yang
terpilih. Metode konstruksi merupakan penjabaran tata cara dan teknik-teknik
pelaksanaan pekerjaan yang merupakan inti dari seluruh kegiatan dalam sistem
manajemen konstruksi.

Gambar 2.1 rencana penulangan pondasi Bored Pile

Pemilihan jenis pondasi bergantung pada beban yang harus didukung, kondisi
tanah pondasi dan biaya pembuatan pondasi yang dibandingan terhadap biaya
struktur atasnya (Hardiyatmo, 2011). Pemasangan pondasi bored pile ke dalam
tanah dilakukan dengan cara mengebor tanah terlebih dahulu, yang kemudian
diisi tulangan yang telah dirangkai dan dicor beton. Apabila tanah mengandung
air, maka dibutuhkan pipa besi atau yang biasa disebut dengan temporary casing
untuk menahan dinding lubang agar tidak terjadi kelongsoran, dan pipa ini akan
dikeluarkan pada waktu pengecoran beton

2
Ada beberapa keuntungan dalam pemakaian pondasi bored pile jika
dibandingkan dengan tiang pancang, yaitu:
1. Pemasangan tidak menimbulkan gangguan suara dan getaran yang
membahayakan bangunan sekitarnya.
2. Mengurangi kebutuhan beton dan tulangan dowel pada pelat penutup tiang
(pile cap). Kolom dapat secara langsung diletakkan di puncak bored pile.
3. Kedalaman tiang dapat divariasikan.
4. Tanah dapat diperiksa dan dicocokkan dengan data laboratorium.

Kerugian menggunakan pondasi bored pile, yaitu:


1. Pengecoran bored pile dipengaruhi kondisi cuaca.
2. Pengecoran beton agak sulit bila dipengaruhi air tanah karena mutu beton
tidak dapat dikontrol dengan baik.
3. Mutu beton hasil pengecoran bila tidak terjamin keseragamannya di
sepanjang badan bored pile mengurangi kapasitas dukung bored pile,
terutama bila bored pile cukup dalam.
4. Pengeboran dapat mengakibatkan gangguan kepadatan, bila tanah berupa
pasir atau tanah yang berkerikil.

2. Tie Beam
Tie beam/balok pengikat adalah konstruksi pengaku yang mengikat atau
menghubungkan pondasi satu dengan pondasi yang lainnya. Fungsi dari tie
beam adalah untuk mengurangi penurunan akibat pembebenan pada struktur,
khususnya beban lateral akibat gempa bumi dan apabila terjadi
penurunan/settlement, maka penurunan yang terjadi akan seimbang/bersamaan.
Oleh karena itu, tie beam harus memenuhi syarat kekakuan yang seperti struktur
portal sehingga membentuk satu kesamaan kontruksi dalam memikul beban.

Gambar 2.2 rencana penulangan Tie Beam

3
3. Pile Cap
Pile cap berfungsi menyalurkan beban gaya dari struktur kolom atas ke
struktur pondasi dalam. Pile cap juga berfungsi mengikat pondasi kelompok,
sehingga gaya-gaya dari kolom tersebar rata kepada pondasi. Secara analitis,
pile cap akan menerima gaya aksial dari kolom, tekanan tanah, dan daya dukung
dari pondasi. Selain itu pile cap juga akan menerima gaya lateral yang
diakibatkan oleh gempa bumi. Bila pile cap menerima gaya dari beban-beban
tersebut, maka akan timbul momen lentur, gaya geser, dan tegangan dalam pile
cap. Gaya-gaya yang di terima oleh pondasi harus dapat ditahan oleh beton dan
tulangan yang direncanakan.

Gambar 2.3 rencana penulangan Pile Cap

2.3.2 Struktur Atas


1. Kolom
Kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya
menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang
paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. fungsi kolom adalah sebagai
penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Beban sebuah bangunan yang
dimulai dari atap akan diterima oleh kolom. Seluruh beban yang diterima oleh
kolom kemudian didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya. Ada
beberapa jenis kolom diantaranya kolom segiempat, kolom bundar dan kolom
komposit. Kolom utama biasanya terpasang dalam jarak 3,5 meter agar dimensi

4
balok untuk menopang lantai tidak begitu besar. Kolom jenis ini memiliki peran
yang cukup penting dalam menopang seluruh bagian bangunan secara vertikal.
Ukuran kolom utama umumnya lebih besar, panjang, serta tersembunyi dalam
dinding dan tidak terlihat dari luar.

Gambar 2.4 rencana penulangan kolom

2. Balok
Balok merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai
dan pengikat kolom lantai atas. Fungsi utama dari balok adalah menahan momen
lentur dan gaya geser dengan atau tanpa gaya aksial maupun torsi. Selain itu
balok juga berfungsi sebagai pengikat kolom- kolom agar apabila terjadi
pergerakan kolom-kolom tersebut tetap bersatu padu mempertahankan bentuk
dan posisinya semula.

Gambar 2.5 rencana tampak balok

3. Shear Wall
Shear wall atau lebih dikenal dengan istilah dinding geser adalah element
struktur berbentuk dinding beton bertulang yang berfungsi untuk menahan gaya
geser, gaya lateral akibat gempa bumi atau gaya lainnya pada edung bertingkat

5
dan bangunan tinggi. Dua fungsi utama dari shear wall adalah sebagai kekuatan
dan sebagai pengaku. Shear wall diharapkan mampu menahan segala beban
seperti beban geser, lateral, dan sebagainya. Sedangkan fungsi shear wall
sebagai pengaku adalah menahan goyangan-goyangan yang terjadi pada
bangunan akibat gempa bumi sehingga semua element struktur mempunyai
tingkat kekakuan yang sama.

2.4 Metode Pengujian dilapangan


2.4.1 Pengujian Sandcone
Sand Cone sendiri merupakan alat yang dipakai untuk tes uji penentuan
kepadatan lapisan tanah pada lapangan dengan memakai pasir, baik lapisan tanah
maupun perkerasan lapisan tanah yang akan dipadatkan.
Uji kepadatan dengan alat Sand Cone hanya berlaku untuk material berukuran
maksimum 50 mm (2"). Pasir pengujian yang digunakan adalah pasir yang lolos
saringan No. 10 dan tertahan pada saringan No. 200, dalam kondisi bersih, kering,
dapat mengalir bebas, dan tidak menggumpal, lazimnya menggunakan pasir
Ottawa. F 1.3.

Gambar 2.6 pengujian Sand Cone

2.4.2 Pengujian Slump


Uji slump adalah proses pengujian nilai runtuhturn sampel adukan beton dari
ketinggian kecurut terpancung. Nilai slump sangat berkaitan dengan Mix Design
beton yang menunjukkan tingkat workbility. Pada saat perhitungan mix design
sudah ditentukan dari awal nilai slumpnya sehingga saat pengecoran diproyek pun
harus diuji.

6
Gambar 2.7 pengujian Slump beton Ready Mix

2.4.3 Pengujian Test Kuat Beton


Uji kuat tekan beton (Compression Test) uji kuat tekan beton adalah pengujian
yang dilakukan untuk mengetahui seberapa kuat menahan sebuah tekanan.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui dengan memberikan tekanan pada beton
hingga hancur dan dapat juga mengetahui mutu beton ketika mencapai usia beton
optimal yaitu 28 hari.

Gambar 2.8 pengujian tes kuat tekan beton

2.4.4 Pengujian Kuat Tekan Baja


Baja diuji melalui pengujian menggunakan mesin uji tarik. Untuk iuji tarik itu
sendiri merupakan pengujian untuk menguji kekuatan suatu bahan dengan cara
memberi beban gaya yang bersumbu, setelah diuji akan mendapatkan data yang
dapat menjadi acuan untuk kepentingan pada konstruksi bangunan atau pada
industri pabrik.

Gambar 2.8 pengujian tes tekan baja tulangan

7
2.4.5 Pengujian Test Pile Driving Analyzer (PDA)
PDA (Pile Driving Analyzer) Test adalah jenis pengujian tiang pancang yang
digunakan pondasi bangunan menggunakan alat khusus berupa monitor tablet yang
terintegrasi dengan sensor Stain Transducer dan Accelerometer serta terhubung
dengan palu atau hammer menggunakn kapasitas tertentu.
Pengujian PDA dilaksanakan berdasarkan prosedur yang tercantum dalam
ASTMD-4945-1996. Pengujian PDA dapat dilakukan selama pemancangan untuk
memonitori perkembangan daya dukung tiang sejalan dengan tiang masuk makin
dalam, kinerja dari sistem pemancangan atau memonitor tegangan pada saat
pemancangan yang ekstrim.

Gambar 2.9 pengujian PD test pada pondasi Bored Pile

2.4.6 Pengujian Test Pile Integrity Test (PIT)


PIT (Pile Integrity Test) merupakan metode NDT (Non-Destructive Test),
metode ini menggunakan persamaan gelombang yang dikenal sebagai beban kejut
atau tes pantulan gelombnag sonic, dan juga renggangan rendah dinamik tes.
Pengujian PIT ini menggunakan Instrument Accelometers pada tiang pondasi dan
juga menggunakan palu kecil untuk memukulnya.
Tujuan pengujian tiang dengan PIT adalah untuk mengetahui kondisi tiang
pancang terutama apabila dicurigai tiang tersebut mengalami kegagalan, sedangkan
pada tiang Bored Pile untuk mengetahui apakah didalam lapisan tanah pondasi
mengalami pengecilan atau pembesaran dimensi.

Gambar 2.10 pengujian PIT pada pondasi Bored Pile

8
9

Anda mungkin juga menyukai