Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI – 1 KAYU

1. KADAR AIR DAN SUSUT KAYU


(SNI 03-6850-2002 & SNI 03-6843-2002)

1. Maksud dan Tujuan Percobaan

Maksud
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air penyusutan kayu pada kondisi
kayu tertentu.
Tujuan
Pengujian bertujuan untuk mendapatkan nilai kadar air serta parameter lain seperti nilai
penyusutan kayu pada kondisi tertentu.

2. Acuan
Tata cara ini mengacu pada beberapa standar :
a. ASTM D 4442-92 (2003) Standard test methods for direct moisture content
measurement of wood and wood base materials.
b. SNI 03-6850-2002 Metode pengujian pengukuran kadar air kayu dan bahan berkayu.
c. SNI ISO 16979:2008 Panel kayu – Penentuan kadar air.
d. SNI 03-6843-2002 Metode pengujian susut radial dan tangensial kayu di
labolatorium.

3. Istilah dan Definisi

Kadar air kayu (Moisture Content) adalah kandungan air yang terdapat dalam kayu,
yang dinyatakan dalam persen. Kadar air dapat ditentukan pada kondisi kayu kering
mutlak (oven), kering udara, basah dan jenuh air.

Susut kayu (Shrinkage) adalah perubahan dimensi kayu pada arah longitudinal, radial,
dan tangensial akibat perubahan kadar air. Penyusutan atau pengembangan kayu
dipengaruhi oleh tinggi rendahnya nilai kadar air, karena kayu bersifat higroskopik, yaitu
dapat menyerap atau melepaskan air bergantung kondisi kelembaban.

Muh Adhitya Rahmat Azis / F 111 18 061


TBK - IC.02.2019
K.1 - 1
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI – 1 KAYU
Arah susut kayu yakni diukur dalam 3 (tiga) arah yaitu :
 Arah radial adalah arah yang tegak lurus dengan lingkaran tahunan kayu dan
memotong sumbu longitudinal.
 Arah tangensial adalah arah yang menyinggung lingkaran tahunan kayu.
 Arah longitudinal adalah arah yang memanjang atau arah yang sejajar serat kayu.

Kayu basah ( kondisi awal ) adalah kayu dengan kondisi kadar air > 30%, atau kayu
yang belum dilakukan proses pengeringan.

Kayu kering oven adalah kayu dengan kondisi kadar air 0%, dicapai melalui
pengeringan dalam oven pada suhu (103 ± 2) 0C.

Kayu kering udara adalah kayu dengan kondisi kadar air 12-18% di mana kadar air
telah mencapai keseimbangan (bergantung pada suhu dan kelembaban udara), dicapai
melalui pengeringan alami hingga beratnya relative konstan.

Kayu jenuh air adalah kayu dengan kondisi kadar air berkisar 25-30%, yaitu rongga
dan dinding sel jenuh air.

4. Peralatan
Untuk pengujian kadar air dan susut kayu diperlukan peralatan sebagai berikut :
a. Neraca Ohaus
Neraca ohaus digunakan untuk mengetahui berat kayu,

Gambar K-01.1. Neraca Ohaus

Muh Adhitya Rahmat Azis / F 111 18 061


TBK - IC.02.2019
K.1 - 2
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI – 1 KAYU
b. Jangka sorong.
Jangka sorong digunakan untuk mengetahui dimensi dari kayu.

Gambar K-01.2. Jangka sorong ( ketelitian 0,02 mm )

Muh Adhitya Rahmat Azis / F 111 18 061


TBK - IC.02.2019
K.1 - 3
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI – 1 KAYU
c. Oven.
Oven digunakan untuk mengetahui kondisi kering oven kayu

Gambar K-01.3. Oven (Memmert) ELE Internasional, Kap. 200 º C

d. Desikator.
Desikator digunakan untuk menghilangkan kadar air kayu.

Gambar K-01.4. Desikator

Muh Adhitya Rahmat Azis / F 111 18 061


TBK - IC.02.2019
K.1 - 4
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI – 1 KAYU
e. Tempat perendaman kayu.
Ember perendam digunakan untuk merendam kayu agar kayu dapat berada pada
kondisi jenuh air

Gambar K-01.5. Bak perendam

5. Benda Uji ( Kayu Sengkila)

a. Batang contoh diambil secara acak dari beberapa tempat tumpukan kayu yang sejenis,
sebanyak 5 buah.

b. Benda uji dipotong melintang setebal 2 cm, dengan jarak minimum 60 cm dari salah
satu ujung pada setiap batang contoh, sehingga dihasilkan 5 benda uji.

c. Benda uji berukuran: R x T x L (50 mm x 50 mm x 20 mm).

Gambar K-01.6. Benda Uji

Muh Adhitya Rahmat Azis / F 111 18 061


TBK - IC.02.2019
K.1 - 5
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI – 1 KAYU
6. Prosedur Praktikum

a. Benda uji (kondisi sampel) diukur (dimensi: Rs, Ts, Ls) dan ditimbang (berat: Ws).

b. Benda uji dikeringkan di dalam oven pada suhu (103 ± 2)°C sampai berat contoh
tetap, kemudian diukur (dimensi: Rko, Tko, Lko) dan ditimbang (berat: Wko).

c. Benda uji diletakkan di udara terbuka sampai berat contoh relatif tetap atau beratnya
naik-turun, kemudian diukur (dimensi: Rku, Tku, Lku) dan ditimbang (berat: Wku).

d. Benda uji direndam dalam air (beberapa jam) hingga jenuh air (rongga antar sel dan
dinding sel penuh air), keringkan permukaan dan kemudian diukur (dimensi: Rja, Tja,
Lja) dan ditimbang (berat : Wja).

7. Prosedur Perhitungan

a. Perhitungan nilai kadar air ( M )


Rumus Umum :
Ws − Wko
x 100 %
Kadar Air Sampel, Ms = Wko
Wku − Wko
x 100 %
Kadar Air Kering Udara, Mku = Wko
Wja − Wko
x 100 %
Kadar Air Jenuh Air, Mja = Wko
Dimana :
Ms = kadar air sampel (%)
Mku = kadar air kering udara (%)
Mja = kadar air jenuh air (%)
Ws = berat sampel (gr)
Wko = berat kering oven (gr)
Wku = berat kering udara (gr)
Wja = berat jenuh air (gr)

Muh Adhitya Rahmat Azis / F 111 18 061


TBK - IC.02.2019
K.1 - 6
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI – 1 KAYU
b. Perhitungan penyusutan kayu ( S )
 Susut Arah Radial
Rumus Umum :
Rs − Rko
x 100 %
Susut Sampel, Ss = Rko
Rku − Rko
x 100 %
Susut Kering Udara, Sku = Rko
Rja − Rko
x 100 %
Susut jenuh air, Sja = Rko
Dimana :
Ss = susut sampel (%)
Sku= susut kering udara (%)
Sja = susut jenuh air (%)
Rs = ukuran sampel (mm)
Rko = ukuran kering oven (mm)
Rku = ukuran kering udara (mm)
Rja = ukuran jenuh air (mm)

 Susut Arah Tangensial


Rumus Umum :
Ts − Tko
x 100 %
Susut Sampel, Ss = Tko
Tku − Tko
x 100 %
Susut Kering Udara, Sku = Tko
Tja − Tko
x 100 %
Susut jenuh air, Sja = Tko
Dimana :
Ss = susut sampel (%)
Sku = susut kering udara (%)
Sja = susut jenuh air (%)
Ts = ukuran sampel (mm)
Tko = ukuran kering oven (mm)
Tku = ukuran kering udara (mm)

Muh Adhitya Rahmat Azis / F 111 18 061


TBK - IC.02.2019
K.1 - 7
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI – 1 KAYU
Tja = ukuran jenuh air (mm)

 Susut Arah Longitudinal


Rumus Umum :
Ls − Lko
x 100 %
Susut Sampel, Ss = Lko
Lku − Lko
x 100 %
Susut Kering Udara, Sku = Lko
Lja − Lko
x 100 %
Susut jenuh air, Sja = Lko
Dimana :
Ss = susut sampel (%)
Sku = susut kering udara (%)
Sja = susut jenuh air (%)
Rs = ukuran sampel (mm)
Rko = ukuran kering oven (mm)
Rku = ukuran kering udara (mm)
Rja = ukuran jenuh air (mm)

8. Perhitungan

a. Contoh perhitungan nilai kadar air (M)


Contoh perhitungan benda uji 1
Diketahui:
Berat Sampel, Ws = 27,65 gr
Berat Kering Oven, Wko = 26,37gr
Berat Kering Udara, Wku = 27,56 gr
Berat Jenuh Air, Wja = 41,17 gr

 Kadar Air Sampel,


Ws−Wko
Ms = x 100 %
Wko
27,65−26,37
= x 100 %
26,37
= 4,85 %

Muh Adhitya Rahmat Azis / F 111 18 061


TBK - IC.02.2019
K.1 - 8
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI – 1 KAYU

 Kadar Air Kering Udara,


Wku−Wko
Mku = x 100 %
Wko
27,56−26,37
= x 100 %
26,37
= 4,51%
 Kadar Air Jenuh Air,
Wja−Wko
Mja = x 100 %
Wko
41,17−26,37
= x 100 %
26,37
= 56,12%
b. Contoh Perhitungan Penyusutan Kayu (S)
Contoh Perhitungan Benda Uji 1
1. Susut Arah Radial
Ukuran Sampel, Rs = 48,61 mm
Ukuran Kering Oven, Rko = 47,30 mm
Ukuran Kering Udara, Rku = 47,69 mm
Ukuran jenuh Air, Rja = 49,50 mm

 Susut Sampel,
Rs−Rko
Ss = x 100 %
Rko
48,61−47,30
= x 100 %
47,30
= 2,77 %

 Susut Kering Udara,


Rku – Rko
Sku = x 100 %
Rko
47,69−47,30
= x 100 %
47,30

Muh Adhitya Rahmat Azis / F 111 18 061


TBK - IC.02.2019
K.1 - 9
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI – 1 KAYU
= 0,82 %

 Susut Jenuh Air,


Rja−Rko
Sja = x 100 %
Rko
49,50−47,30
= x 100 %
47,30
= 4,65 %

2. Susut Arah Tangensial


Ukuran Sampel, Ts = 47,51 mm
Ukuran Kering Oven, Tko = 45,54 mm
Ukuran Kering Udara, Tku = 46,10 mm
Ukuran Jenuh Air, Tja = 49,65 mm

 Susut Sampel,
Ts−Tko
Ss = x 100 %
Tko
47,51−45,54
= x 100 %
45,54
= 4,31 %

 Susut Kering Udara,


Tku−Tko
Sku = x 100 %
Tko
46,10−45,54
= x 100 %
45,54
= 1,23 %

 Susut Jenuh Air,


Tja−Tko
Sja = x 100 %
Tko

Muh Adhitya Rahmat Azis / F 111 18 061


TBK - IC.02.2019
K.1 - 10
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI – 1 KAYU
49,65−45,54
= x 100 %
45,54
= 9,03 %

3. Susut Arah Longitudinal


Ukuran sampel, Ls = 18,50 mm
Ukuran Kering Oven, Lko = 18,16 mm
Ukuran Kering Udara, Lku = 18,22 mm
Ukuran Jenuh Air, Lja = 18,63 mm

 Susut Sampel,
Ls−Lko
Ss = x 100 %
Lko
18,50−18,16
= x 100 %
18,16
= 1,87 %

 Susut Kering Udara,


Lku−Lko
Sku = x 100 %
Lko
18,22−18,16
= x 100 %
18,16
= 0,30 %

 Susut Jenuh Air,


Lja−Lko
Sja = x 100 %
Lko
18,63−18,16
= x 100 %
18,16
= 2,59 %

Muh Adhitya Rahmat Azis / F 111 18 061


TBK - IC.02.2019
K.1 - 11
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI – 1 KAYU

9. Kesimpulan

a. Dari hasil percobaan 5 benda uji, diperoleh nilai kadar air kayu (rata-rata), sebagai
berikut:

 Kadar air kayu kondisi sampel = 9,26 %


 Kadar air kayu kondisi kering udara = 4,99 %
 Kadar air kayu kondisi jenuh air = 52,08 %

b. Nilai susut kayu awal pada arah radial, arah tangensial, dan arah longitudinal adalah
:

 Susut kayu arah radial = 3,48 %


 Susut kayu arah tangensial = 3,91 %
 Susut kayu arah longitudinal = 1,14 %

Nilai susut kayu diperoleh susut terkecil pada arah longitudinal dan susut terbesar
pada arah tangensial.

c. Nilai susut kayu kering udara pada arah radial, arah tangensial, dan arah
longitudinal adalah:

 Susut kayu arah radial = 1,54 %


 Susut kayu arah tangensial = 1,63 %
 Susut kayu arah longitudinal = 0,29 %

Nilai susut kayu diperoleh susut terkecil pada arah longitudinal dan susut terbesar
pada arah tangensial.

d. Nilai susut kayu jenuh air pada arah radial, arah tangensial, dan arah longitudinal
adalah:

 Susut kayu arah radial = 6,01 %


 Susut kayu arah tangensial = 8,68 %
 Susut kayu arah longitudinal = 2,61 %

Nilai susut kayu diperoleh susut terkecil pada arah longitudinal dan susut terbesar
pada arah tangensial.

Muh Adhitya Rahmat Azis / F 111 18 061


TBK - IC.02.2019
K.1 - 12
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI – 1 KAYU

Muh Adhitya Rahmat Azis / F 111 18 061


TBK - IC.02.2019
K.1 - 13
2. KERAPATAN DAN BERAT JENIS KAYU
(SNI ISO 9427:2008 & SNI 03-6844-2002)

1. Maksud dan Tujuan Percobaan

Maksud

Pengujian ini dimaksudkan sebagai salah satu acuan untuk menentukan kerapatan
dan berat jenis kayu pada kondisi kayu tertentu.

Tujuan
Pengujian bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan kualitas dari kayu
berdasarkan kerapatan dan berat jenisnya.

2. Acuan

Tata cara ini mangacu pada beberapa standar:


a. SNI ISO 9427:2008 Panel kayu – Penentuan kerapatan
b. ASTM D 2395-02 Standard test methods for specific grafity of wood and wood
based materials.
c. SNI 03-6844-2002 Metode pengujian berat jenis kayu dan bahan dari kayu dengan
cara pengukuran.
d. SNI 03-6845-2002 Metode pengujian berat jenis kayu dan bahan dari kayu dengan
pencelupan dalam air raksa.
e. SNI 03-6846-2002 Metode pengujian berat jenis kayu dan bahan dari kayu dengan
tabung pengambang.
f. SNI 03-6847-2002 Metode pengujian berat jenis kayu dan bahan dari kayu dengan
pencelupan dalam air.
g. SNI 03-6848-2002 Metode pengujian berat jenis batang kayu dan kayu struktur
bangunan.

3. Istilah dan Definisi

Muh Adhitya Rahmat Azis / F 111 18 061


TBK - IC.02.2019
K.2 - 1
Kerapatan kayu adalah perbandingan antara berat kayu dengan volume kayu pada
kondisi kelengasan kayu kering udara. Pemeriksaan kerapatan kayu adalah inti dari
jawaban atas pertanyaan mengenai kuat kelas kayu, terutama mengenai tegangan yang
diperkenankan pada suatu jenis kayu. Dari hasil pemeriksaan kerapatan kayu pada kondisi
kering udara dapat ditentukan ”Kelas Kuat” suatu jenis kayu.
Berat jenis kayu (Specific Gravity) adalah berat per volume kayu dibagi dengan berat
air pada volume yang sama. Kerapatan (Density) adalah perbandingan antara berat dengan
volume contoh kayu, diukur pada kondisi kadar air yang sama (tertentu). Kerapatan kayu
secara umum dinyatakan dalam satuan gram/cm3 atau kg/cm3. SNI 03-6844-2002 Metode
pengujian berat jenis kayu dan bahan dari kayu dengan cara pengukuran. SNI 03-6845-
2002 Metode pengujian berat jenis kayu dan bahan dari kayu dengan pencelupan dalam
air raksa.

Tabel K-02.1. Penggolongan kayu berdasarkan kelas kekutan


Kerapatan Kering Kokoh Lentur Kokoh Tekan
Kelas
Udara Mutlak Mutlak
Kuat
(gr/cm3) (Kg/cm²) (Kg/cm²)
I 0,90 1100 650
II 0,90 – 0,60 1100 – 725 650 – 425
III 0,60 – 0,40 725 – 500 425 – 300
IV 0,40 – 0,20 500 – 360 300 – 215
(Sumber : Buku Teknik Sipil)

Tabel K-02.2. Penggolongan jenis kayu berdasarkan kelas kayu

No Jenis Berat Kelas Kela Kuat Lentur Kuat Desak

Muh Adhitya Rahmat Azis / F 111 18 061


TBK - IC.02.2019
K.2 - 2
Jenis s
. Kayu Awet Kg/cm² Kg/cm²
Rata2 Kuat
1 Agathis 0,49 IV III 725-500 425-300
1100-725,
2 Anpupu 0,89 III,I II,I 650-425, ≥650
≥1100
≥1100, 1100-
3 Bakau 0,94 III I,II ≥650, 650-425
725
≥1100, 1100-
4 Balau 0,98 I I,II ≥650, 650-425
725
5 Balsa 0,10 V V ≤ 360 ≤ 215
≥1100, 1100-
6 Bangkirai 0,91 1,II,III I,II ≥650, 650-425
725
7 Bedaru 1,84 I I ≥ 1100 ≥ 659
Belangera ≥1100, 1100-
8 0,86 II,I,III I,II ≥650, 650-425
n 725
9 Benuang 0,33 V IV,V 500-360, ≤360 300-215, ≤215
10 Nantu 0.59 IV II,III 725-1100 425-650

(Sumber: Kayu perdagangan Indonesia (LPHH)-1973-Bogor)

4. Peralatan
Untuk pengujian kerapatan dan berat jenis kayu diperlukan peralatan sebagai berikut :
a. Neraca Ohaus digunakan untuk menimbang massa benda uji.

Gambar K-02.1. Neraca Ohaus

b. Jangka sorong/micrometer alat untuk mengukur benda uji

Muh Adhitya Rahmat Azis / F 111 18 061


TBK - IC.02.2019
K.2 - 3
Gambar K-02.2. Jangka sorong ( ketelitian 0,02 mm )
c. Oven berfungsi mengeringkan benda uji ,dengan pengatur suhu (100+5) oC

Gambar K-02.3. Oven


d) Desikator.
Desikator digunakan untuk menghilangkan kadar air kayu.

Gambar K-02.4. Desikator


e) Tempat perendaman kayu.
Ember perendam digunakan untuk merendam kayu agar kayu dapat berada pada
kondisi jenuh air

Muh Adhitya Rahmat Azis / F 111 18 061


TBK - IC.02.2019
K.2 - 4
Gambar K-02.5. Bak perendam

5. Benda Uji (Kayu Sengkila)

a. Batang contoh diambil secara acak dari beberapa tempat tumpukan kayu yang sejenis,
sebanyak 5 buah.

b. Benda uji dipotong melintang setebal 2 cm, dengan jarak minimum 60 cm dari salah
satu ujung pada setiap batang contoh, sehingga dihasilkan 5 benda uji.

c. Benda uji berukuran: R x T x L (50 mm x 50 mm x 20 mm).

Gambar K-02.6. Benda Uji

6. Prosedur Praktikum
a. Benda uji (kondisi sampel) diukur (dimensi: Rs, Ts, Ls) dan ditimbang (berat: Ws).

Muh Adhitya Rahmat Azis / F 111 18 061


TBK - IC.02.2019
K.2 - 5
b. Benda uji dikeringkan di dalam oven pada suhu (103 ± 2)°C sampai berat contoh
tetap, kemudian diukur (dimensi: Rko, Tko, Lko) dan ditimbang (berat: Wko).
c. Benda uji diletakkan di udara terbuka sampai berat contoh relatif tetap atau beratnya
naik-turun, kemudian diukur (dimensi: Rku, Tku, Lku) dan ditimbang (berat: Wku).
d. Benda uji direndam dalam air (beberapa jam) hingga jenuh air (rongga antar sel dan
dinding sel penuh air), keringkan permukaan dan kemudian diukur (dimensi: Rja, Tja,
Lja) dan ditimbang (berat: Wja).

7. Prosedur Perhitungan

a. Perhitungan kerapatan kayu( )


Rumus Umum :
W
ρ=
V

Dimana :
ρ = kerapatan kayu
W = berat kayu
V = volume kayu

b. Berat jenis kayu (Gs)


Rumus Umum:

W
Gs= x 103
M
V (1+ )
100

Dimana:
Gs = Berat Jenis kayu
W = Berat kayu
V = Volume kayu
M = Kadar air

8. Perhitungan
a.Contoh perhitungan kerapatan kayu (ρ)
Contoh perhitungan benda uji 1:
Muh Adhitya Rahmat Azis / F 111 18 061
TBK - IC.02.2019
K.2 - 6
1. Kondisi awal

Diketahui :

Berat Sampel Ws = 27,65 mm


Panjang Sampel Rs = 48,61 mm
Lebar Sampel Ts = 47,51 mm
Tebal Sampel Ls = 18,50 mm

Ws
Kerapatan awal, ρs = x 103
Vs

27,65
= x 103
48,61 x 47,51 x 18,50

= 0,647 gr/mm3

2. Kondisi kering oven


Diketahui :
Berat Sampel Wko = 26,37 mm
Panjang Sampel Rko = 47,30 mm
Lebar Sampel Tko = 45,54 mm
Tebal Sampel Lko = 18,16 mm

Wko
Kerapatan awal, ρs = x 103
Vko

26,37
= x 103
47,30 x 45,54 x 18,16

= 0,674 gr/mm3

3. Kondisi kering udara


Diketahui :
Berat Sampel Wku = 27,56 mm

Muh Adhitya Rahmat Azis / F 111 18 061


TBK - IC.02.2019
K.2 - 7
Panjang Sampel Rku = 47,69 mm
Lebar Sampel Tku = 46,10 mm
Tebal Sampel Lku = 18,22 mm

Wku
Kerapatan awal, ρs = x 103
Vku

27,56
= x 103
47,69 x 46,10 x 18,22

= 0,688 gr/mm3

4. Kondisi jenuh air


Diketahui :

Berat Sampel Wja = 41,17 mm

Panjang Sampel Rja = 49,50 mm

Lebar Sampel Tja = 49,65 mm

Tebal Sampel Lja = 18,63 mm

Wja
Kerapatan awal, ρs = x 103
Vja

41,17
= x 103
49,50 x 49,65 x 18,63

= 0,899 gr/mm3

b. Contoh perhitungan berat jenis kayu (G)


Contoh perhitungan benda uji 1 :

Muh Adhitya Rahmat Azis / F 111 18 061


TBK - IC.02.2019
K.2 - 8
1. Kondisi awal
Diketahui :
Berat sampel, Ws = 27,65 gr
Panjang sampel, Rs = 48,61 mm
Lebar sampel, Ts = 47,51 mm
Tebal sampel, Ls = 18,50 mm

Ws
x 1000
Berat jenis awal, Gs = Vs (1+Ms /100 )

27 , 65
x 1000
= 42720 , 5(1+4 , 85/100)
= 0,617 gr/mm3

2. Kondisi kering oven


Diketahui :
Berat sampel, Wko = 26,37 gr
Panjang sampel, Rko = 47,30 mm
Lebar sampel, Tko = 45,54 mm
Tebal sampel, Lko = 18,16 mm

Wko
x 1000
Berat jenis kering oven, Gko = Vko (1+Mko/100 )

26 , 37
x 1000
= 39117, 4 (1+0/100 )
= 0,674 gr/mm3

3. Kondisi kering udara


Diketahui :
Berat sampel, Wku = 27,56 gr
Panjang sampel, Rku = 47,69 mm
Lebar sampel, Tku = 46,10 mm
Tebal sampel, Lku = 18,22 mm

Muh Adhitya Rahmat Azis / F 111 18 061


TBK - IC.02.2019
K.2 - 9
Wku
x1000
Berat jenis kering udara, Gku = Vku(1+Mku/100)

27, 56
x1000
= 40045 , 8(1+4 , 51/100 )
= 0,658 gr/mm3
4. Kondisi jenuh air
Diketahui :
Berat sampel, Wja = 41,17 gr
Panjang sampel, Rja = 49,50 mm
Lebar sampel, Tja = 49,65 mm
Tebal sampel, Lja = 18,63 mm

Wja
x 1000
Berat jenis jenuh air, Gja = Vja (1+ Mja/100 )
41 , 17
x 1000
= 45786 , 5(1+56 , 12/100)
= 0,576 gr/mm3

9. Kesimpulan

a. Dari hasil percobaan 5 benda uji diperoleh Kerapatan kayu (rata-rata), sebagai
berikut:

 Kerapatan kayu pada saat kondisi awal sampel = 0,687 %


 Kerapatan kayu pada saat kondisi kering oven = 0,685 %
 Kerapatan kayu pada saat kondisi kering udara = 0,694 %
 Kerapatan kayu pada saat kondisi jenuh air = 0,872 %

Muh Adhitya Rahmat Azis / F 111 18 061


TBK - IC.02.2019
K.2 - 10
b. Dari hasil percobaan 5 benda uji diperoleh berat jenis kayu (rata-rata), sebagai
berikut:

 Berat jenis kayu pada saat kondisi awal sampel = 0.630 %


 Berat jenis kayu pada saat kondisi kering oven = 0.685 %
 Berat jenis kayu pada saat kondisi kering udara = 0,662 %
 Berat jenis kayu pada saat kondisi jenuh air = 0,580 %

Muh Adhitya Rahmat Azis / F 111 18 061


TBK - IC.02.2019
K.2 - 11
Kelompok
TBK - IC.02.2019
K.5 - 1

Anda mungkin juga menyukai