Anda di halaman 1dari 12

BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Pekerjaan Struktur


Struktur adalah bagian-bagian yang membentuk bangunan seperti
pondasi, sloof, tie beam, kolom, dan lain sebagainya. Elemen struktur berfungsi
untuk mendukung keberadaan elemen non struktur yang meliputi elemen tampak
sehinga membentuk satu kesatuan. Fungsi lain struktur yaitu meneruskan beban
bangunan dari bagian atas menuju bagian bangunan bawah, lalu disebarkan ke
tanah. Terdapat tiga bagian dari struktur bangunan antara lain :
1. Struktur bawah adalah bagian-bagian bangunan yang terletak di
bawah permukaan tanah. Struktur bawah ini meliputi pondasi dan Tie
beam/sloof.
2. Struktur tengah merupakan bagian-bagian bangunan yang terletak
diatas permukaan tanah dan di bawah atap, seperti dinding, kolom.
3. Struktur atas yaitu bagian-bagian bangunan yang terbentuk
memanjang ke atas untuk menopang atap. Struktur atas bangunan
antara lain rangka dan kuda-kuda.
Selama 2 bulan kami Kerja Praktek di proyek ini hanya mendapatkan
pekerjaan struktur bawah dan tengah saja.

5.2. Pekerjaan Struktur Bawah (Lower Structure)


Struktur bawah adalah seluruh bagian struktur gedung atau bangunan
yang berada di bawah permukaan tanah. Jadi apapun itu jika letaknya di bawah
permukaan tanah maka dinamakan struktur bawah. Apakah itu besmen, pondasi,
sloof, kolom, dan sebagainya. (Desain pondasi tahan gempa, ITS Press).
Struktur bawah mempunyai peranan yang sangat penting bagi sebuah
sistem struktur. Struktur bawah memikul beban-beban dari struktur di atasnya
sehingga struktur bawah tidak boleh runtuh terlebih dahulu dari struktur atas.

127
128

Perencanaan struktur bawah mutlak diperlukan sangat hati-hati


mengingat pentingnya bagian tersebut. Jika struktur bawah runtuh makan
bangunan yang kokoh diatasnya juga akan runtuh (sia-sia).
Lingkup pekerjaan : Pekerjaan pondasi tiang pancang, Pile cap, tie beam
dan sloof

5.2.1. Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang


Tiang pancang merupakan bagian konstruksi yang dapat dibuat dari
kayu, beton, dan baja. Pondasi tiang pancang merupakan pondasi yang digunakan
untuk pondasi dari proyek ini.
Pada proyek ini pondasi tiang pancang yang digunakan berasal dari
pabrik precast (beton pracetak) square dimensi 25 cm x 25 cm yang sudah diuji
dengan mutu beton K-500. Dengan menggunakan kawat las yang dipergunakan
untuk penyambungan adalah kawat las di 3,2mm, Low Hydrogen mutu AWS
E7018. Pondasi tersebut dipasang di 452 titik pada kedalaman 18 meter. Untuk
pemasangannya menggunakan sistem pemasangan hidrolik (hydraulick jack in).

Gambar 5.1. Pekerjaan Tiang Pancang

5.2.2. Pekerjaan Pile cap


Pile cap sendiri berfungsi sebagai penompang beban dari kolom yang akan
disebarkan lebih lanjut ketiang pancang. Pengerjaan pile cap juga memiliki peran
penting dalam menentukan lokasi kolom pada titik pusat pondasi. Bahkan pile cap
memiliki fungsi seperti untuk menahan pergeseran dari beban.
129

Besi beton yang digunakan harus memenuhi persyaratan dan gambar.


Hubungan antara besi beton satu dengan lainnya harus mengunakan kawat beton,
diikat dengan teguh, tidak menggeser selama pengecoran beton dan bebas dari
tanah atau papan acuan. Kekuatan atau mutu beton untuk pile cap adalah K-300.
Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi
beton/tulangan selesai diperiksa dan mendapat persetujuan dari pengawas. Ada 3
jenis tipe pile cap dalam pekerjaan ini :
1. Pile Cap Tipe P4 190x190 cm
2. Pile Cap Tipe P6 190x310 cm
3. Pile Cap Tipe P9 310x310 cm
Untuk bekisting menggukan bahan plywood dan kayu balok lokal. Bekisting
bisa dugunakan kembali semala 3 kali penggunaan. Jadi setelah beton sudah keras
maka bekisting masih bisa dugunakan kembali selagi masih bagus dan tidak
mempengaruhi hasil pekerjaan selanjutnya menjadi turun.

Gambar 5.2. Pekerjaan Pile Cap

5.2.3. Pekerjaan Tie Beam dan Sloof


Tie Beam berfungsi untuk menopang slab atau plat lantai yang berhubungan
langsung dengan permukaan tanah dan untuk meratakan gaya beban bangunan.
Selain itu berfungsi sebagai balok penahan gaya reaksi tanah. Sedangan sloof
adalah suatu elemen struktural dari bangunan terletak diatas pondasi yang mampu
menahan beban dari struktur lain yang berada di atasnya. Dalam proyek ini lebih
banyak mengunkan tie beam.
130

Untuk tie beam terdapat dua tipe dalam pekerjaan ini yaitu
1. Tie Beam Tipe TB 1 30x50 cm
2. Tie Beam Tipe TB 2 20x40 cm
Sedangakan untuk slof hanya ada satu saja yaitu Sloof SP 15x20 cm
Pekerjaan tie beam dan sloof berlangsung selama 9 minggu atau 63 hari kerja
yaitu dari munggu ke-4 sampai minggu ke-12.
Kekuatan atau mutu beton yang digunakan adalah mutu K-300 dan harus
memenuhi spesifikasi teknis yang telah di sepakati. Pengecoran memakai beton
ready mix yang harus mendapat persetujuan direksi, pengawas baik mengenai
nama perusahaan alamat maupun kemampuan alat-alatnya.

Gambar 5.3. Pekerjaan Tie Beam

5.3. Pekerjaan Struktur Tengah (Middle Structure)


Struktur tengah suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang
berada di atas muka tanah (SNI 2002). Struktur tengah ini terdiri dari kolom,
pelat, dan balok. Setiap komponen tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda di
dalam sebuah struktur.
Lingkup pekerjaanya hanya pekerjaan kolom.

5.3.1. Pekerjaan Kolom


Fungsi kolom adalah sebagi penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila
diumpamakan kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah
bangunan berdiri. Kolom merupakan struktur utama untuk meneruskan berat
bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang).
Kolom sangatlah penting agar bangunan tidak mudah roboh.
131

Lingkup pekerjaan perakitan besi, pemasangan bekisting dan pengecoran


beton.
Untuk ukuran dimensi kolom sesuai dengan yang telah direncanakan yaitu 70x70
cm. Mutu beton yang digunakan adalah K-300.
Lama pekerjaan adalah selama 5 minggu atau 35 hari kerja. Pekerjaan
dimulai dari minggu ke-9 sampai minggu ke-13.

Gambar 5.4. Pekerjaan Kolom

5.4. Pekerjaan Dinding Penahan Tanah


Dinding penahan tanah (retaining wall) adalah suatu konstruksi bangunan
yang berfungsi untuk menstabilkan kondisi tanah tertentu yang pada umumnya
dipasang pada daerah tebing yang labil. Jenis konstruksi antara lain pasangan batu
dengan mortar, pasangan batu kosong, beton, kayu dan sebagainya. Fungsi utama
dari konstruksi penahan tanah adalah menahan tanah yang berada dibelakangnya
dari bahaya longsor akibat benda-benda yang ada diatas tanah (perkerasan &
konstruksi jalan, jembatan, kendaraan, dll), berat tanah, dan berat air dalam tanah.
Dinding penahan tanah merupakan komponen struktur bangunan penting
utama untuk jalan raya dan bangunan lingkungan lainnya yang berhubungan tanah
berkontur atau tanah yang memiliki elevasi berbeda. Secara singkat dinding
penahan merupakan dinding yang dibangun untuk menahan massa tanah di atas
struktur atau bangunan yang dibuat. Jenis konstruksi dapat dikonstribusikan jenis
klasik yang merupakan konstruksi dengan mengandalkan berat konstruksi untuk
melawan gaya-gaya yang bekerja.
132

Lingkup pekerjaan pekerjaan dinding penahan tanah pasangan batu


kawasan jogging track.

5.4.1. Pekerjaan dinding penahan tanah pasangan batu


Pekerjaan ini sebagai penahan tanah urugan untuk kawasan jogging track.
Dan menjadi pembatas area Gor (gedung olahraga)
Untuk pasangan batu ini dengan tinggi 80cm jadi 40cm ketanam dan 40cm
yang di permukaan dengan lebar bawah 50cm dan lebar atas 30cm.
Lingkup Pekerjaan : Pekerjaan Galian,Pekerjaan pasangan batu, teknis.
Gambar 5.5. Pekerjaan DPT Pasangan Batu

5.4.2. Pekerjaan dinding penahan tanah pasangan batu 2m


Pekerjaan ini sebagai penahan tanah urugan untuk bagian dalam lokasi
lapangan Gedung Olahraga Indoor (GOR Indoor) Kabupaten Batang. Untuk
pasangan batu ini dengan tinggi 2 meter dengan lebar 80 cm bawah dan 30 cm
bagian atas.

Gambar 5.6. Pekerjaan DPT Pasangan Batu


5.5. Pekerjaan Penulangan
133

Pekerjaan penulangan harus dikerjakan sesuai spesifikasi teknis dan


sesuai perencanan yang telah ada di gambar. Sebelum pekerjan penulangan,
dilakukan pekerjaan fabrikasi tulangan yang meliputi pemotongan dan
pembengkokan baja tulangan sesuai dengan gambar kerja dan sesuai spesifikasi
teknis.

5.5.1. Pekerjaan Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan


Pekerjaan ini harus dilakukan dengan teliti dan sesuai dengan gambar
yang akan dibutuhkan dari diameter, panjang yang harus dipotong, bentuk
tulangan, jumlah kebutuhan harus disesuaikan dengan perencanaan. Pekerjaan
pemotongan besi menggunakan alat pemotong besi (bar cutter) sedangkan untuk
proses pembengkokan menggunakan alat baja (bar bender) atau dengan alat
bengkok manual. Baja tulangan yang telah selesai dipotong dan telah
dibengkokkan dikelompokkan sesuai dengan jenis pemakaian, bentuk dan ukuran,
sehingga memudahkan pekerjaan pemasangan.

Gambar 5.7. Pekerjaan Pemotogan dan Pembengkokan Tulangan

5.5.2. Pemasangan Tulangan


Yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan pemasangan tulangan yaitu :
a. Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling dan karat lepas serta
bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat.
b. Tulangan harus dipasang dengan sedemikian rupa hingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempatnya.
c. Perhatian khusus dicurahkan terhadap ketebalan terhadap penutup beton.
Untuk itu, tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari
134

beton yang biasa disebut beton decking dengan mutu paling sedikit sama
dengan mutu beton yang akan dicor. Beton decking biasanya berbentuk kotak
atau silinder yang harus dipasang sebanyak minimum empat buah setiap
cetakan atau lantai kerja.
Pekerjaan yang harus menggunakan tulangan adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan Pile Cap
2. Pekerjaan Tie Beam
3. Pekerjaan Kolom
Dari tiga pekerjaan itu di setiap pekerjaan memiliki ukuran dimensi dan
kebutuhan tulangan yang berbeda – beda dimana sudah tercantum di gambar
perencaan dan telah disetujui direksi.

Gambar 5.8. Pekerjaan Penulangan Pile Cap

Gambar 5.9. Pekerjaan Penulangan Tie Beam


135

Gambar 5.10. Pekerjaan Penulangan Kolom

5.6. Pekerjaan Acuan atau Bekisting


Acuan sering disebut bekisting adalah suatu konstruksi
pembantu/sementara, merupakan mal atau cetakan untuk menghasilkan mutu dan
bentuk beton yang sesuai dengan rencana, maka pekerjaan acuan harus dikerjakan
sebaik mungkin karena mutu dan bentuk beton sangat dipengaruhi oleh pekerjaan
acuan.
Pada proyek kebanyakan pekerjaan memerlukan pekerjaan acuan
seperti pekerjaan pilecap, tie beam, kolom dll. Bahan yang digunakan adalah
plywood/multiplek dan kayu yang kuat tidak berubah bentuk. Acuan harus dibuat
sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk yang nyata dan harus
menampung bahan-bahan sementara sesuai dengan caranya kecepatan
pembetonan. Semua acuan harus diberi penguat datar dan silangan sehingga
kemungkinan begerakanya acuan selama dalam pelaksanaan dapat dihindarkan
juga cukup rapat untuk menghindarkan keluarnya adukan. Susunan acuan harus
sesuai gambar dan persetujuan direksi sehingga pada saat pembongkaran acuan
tidak merusak beton.

Gambar 5.11. Pekerjaan Acuan atau Bekisting


5.7. Pekerjaan Penuangan Adukan Beton
136

Beton sebagai bahan yang berasal dari pengadukan bahan-bahan susun


agregat kasar dan halus kemudian diikat dengan semen yang bereaksi dengan air
sebagai bahan perekat, harus dicampur dan diaduk dengan benar dan merata agar
dapat dicapai mutu beton baik. Pada umumnya pengadukan bahan beton
dilakukan dengan menggunakan concrete mixer truck, kecuali jika hanya untuk
mendapatkan beton mutu rendah pengadukan dapat dilakukan tanpa menggunakan
concrete mixer.
Kekentalan adukan beton harus diawasi dan dikendalikan dengan cara
memeriksa slump pada setiap adukan beton baru. Nilai slump digunakan sebagai
petunjuk ketetapan jumlah pemakaian air dalam hubungan dengan faktor air
semen yang ingin dicapai. Waktu pengadukan yang lama tergantung pada
kapasitas isi concrete mixer truck, jumlah adukan jenis serta susunan butir bahan
susun dan slump beton. Pada umumnya tidak kurang dari 1,50 menit semenjak
dimulainya pengadukan dan hasil adukannya menunjukkan susunan dan warna
yang merata.
Sesuai dengan tingkat mutu beton yang hendak dicapai, perbandingan
pencampuran bahan susun harus ditentukan agar beton yang dihasilkan
memberikan :
a. Kelecakan konsistensi yang memungkinkan pekerjaan beton (penulangan,
perataan, pemadatan) dengan mudah kedalam acuan dan sekitar tulangan baja
tanpa menimbulkan kemungkinan terjadinya segregrasi atau pemisahan
agregat dan bleeding air.
b. Ketahanan terhadap kondisi lingkungan khusus (kedap air, krosif dan lainya).
c. Memenuhi uji kuat tekan yang dicapai.

5.8. Pekerjaan Pengecoran


Sebelum pengecoran dilakukan, bekisting dibersihkan terlebih dahulu
dari kotoran-kotoran yang dapat menyebabkan tidak melekatnya adukan beton
dengan tulangan.
137

Cara pengecoran untuk bagian-bagian struktur seperti kolom, balok, plat


dan lain-lain yaitu dengan memenuhi syarat-syarat tertentu, seperti tinggi adukan
jatuh maksimum 1,5 m agar tidak terjadi segregasi, Pengecoran beton tidak
dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi beton dan bekisting selesai
diperiksa oleh direksi. Pengecoran harus dilakukan secara kontinyu tanpa berhenti
untuk keseluruhan dan di beri tanda maupun tanggal pengecoran. Pengecoran
dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangakan adukan dengan
menjauhkan dari suatu ketinggian yang akan menyebabkan pengendapan agregat.
Gambar 5.12. Pekerjaan Pengecoran

5.9. Pekerjaan Pemadatan


Beton dipadatkan dengan menggunakan vibrator selama pengecoran
berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan
maupun posisi tulangan. Pemadatan beton secara berlebihan sehingga
menyebabkan pengendapan agregat, kebocoran memalui acuan dan lain-lain,
harus dihindarkan. Beton harus dilindungi selama berlangsunya proses pengerasan
terhadap matahari untuk menghindari perusakan secara mekanis atau pengeringan
sebelum waktunya.
138

Gambar 5.13. Pekerjaan Pemadatan

Anda mungkin juga menyukai