Anda di halaman 1dari 61

etode Pelaksanaan Pekerjaan Kolom

Struktur kolom adalah batang vertikal dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok (E.G Nawy.,1998). Sedangkan Menurut SK SNI T-15-199103 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang
tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian
tinggi yang ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan
penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom

merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai


yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur.

Fungsi kolom
Kolom berfungsi meneruskan beban dari elevasi atas ke elevasi bawahnya
hingga sampai tanah melalui Pondasi. Kolom merupakan struktur tekan
sehingga keruntuhan kolom tidak memberikan peringatan awal yang cukup
jelas.

Oleh

karena

itu,

dalam

merencanakan

kolom

perlu

adanya

perencanaan kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan elemen beton


bertulang lainnya.
Apabila beban yang bekerja pada kolom semakin besar, maka retak akan
terjadi diseluruh tinggi kolom pada daerah sengkang. Pada batas keruntuhan
biasanya ditandai dengan selimut beton yang lepas terlebih dahulu sebelum
baja tulangan kehilangan letakan.
Komponen dalam Struktur kolom terdiri dari besi beton dan beton. Besi
beton sendiri berfungsi untuk menahan gaya tarik yang terjadi pada kolom
dan Beton berfungsi untuk menahan gaya tekan yang terjadi pada kolom.

Langkah - Langkah Pembuatan Kolom


Sebelumnya kita sudah membahas metode pelaksanaan balok sloof,
silahkan dibaca dulu. Adapunlangkah - langkah dalam pembuatan
kolom adalah sebagai berikut :

Pabrikasi besi beton, potong sesuai bestat yang telah dibuat dan rakit
sesuai pada gambar kerja. Untuk pekerjaan penulangan, pemotongan besi
dan pembengkokannya digunakan alat bar cutter dan dan bar bending.

Instal besi kolom yang telah dirakit sesuai dengan denah kolom pada
gambar.

(contoh
pekerjaan pembesian
kolom)

Bekisting
Kolom dibuat
sedemikian
rupa
dengan
scafolding/perancah-perancah/sekur-sekur yang kokoh dan cukup, sehingga
pada saat pengecoran bekisting tidak mengalami kerusakan/jebol.

Antara papan bekisting dengan besi tulangan, diganjal dengan beton


decking sehingga besi tulangan tidak melekat pada papan bekisting dan
memudahkan pada waktu pembongkaran bekisting.

(Contoh Bekisting Kolom)

Lakukan pengecekan untuk instalasi yang akan ditanam kedalam


struktur kolom seperti instalasi pipa pembuangan (Jika ada).

Setelah semua langkah diatas selesai dan kolom siap sudah siap untuk
dicor, selanjutnya adalah tahap pengecoran kolom. dalam pengecoran
gunakan alat concrete vibrator agar beton kolom tetap padat.

(Contoh Pekerjaan Pengecoran Kolom)

Demikian metode

pelaksanaan

pekerjaan

kolom yang

dapat

saya

berikan, mohon ditambahkan jika ada kekurangan. sampai jumpa diartikel


selanjutnya.
Baca Juga : Metode Pemancangan Tiang Pancang

Metode Pelaksanaan Balok Sloof

(Sloof Beton)
Balok Sloof merupakan bagian dari struktur bangunan yang diletakan
secara horizontal diatas pondasi bangunan. Balok sloof berfungsi sebagai
perata beban yang diterima oleh pondasi. Selain itubalok sloof juga
berfungsi memikul beban dan sebagai pengunci dinding agar tidak roboh
apabila terjadi pergerakan tanah seperti gempa dan penyebab lainnya.
Sebelumnya kita sudah pernah membahas Langkah - langkah pekerjaan

Tiang Pancang danPembuatan Pile cap, bagi yang belum membacanya


silahkan dibaca dulu. Cek juga video - video kita ya.
Langkah - Langkah Pembuatan Balok Sloof
Adapun langkah - langkah pekerjaan dalam pembuatan balok sloof adalah
sebagai berikut :

Pabrikasi besi beton sloof sesuai dengan gambar kerja. Untuk


pekerjaan penulangan, pemotongan besi dan pembengkokannya digunakan
alat bar cutter dan bar bending.

Bekisting Sloof di buat menggunakan multiplek.

Hamparkan pasir urug di lokasi & elavasi yang telah ditentukan dengan
marking & bouwplank dengan tebal 10cm.

Ilustrasi Pekerjaan Sloof

Buat lantai kerja diatas pasir urug dengan ketebalan 5cm.

Ilustrasi pekerjaan sloof


Setelah lantai kerja keras, mulai pemasangan tulangan Sloof yang
telah dirakit sesuai dengan gambar kerja atau shop drawing.

Ilustrasi Instal Besi Sloof


Pasang bekisting sesuai dengan ukuran sloof setelah tulangan sloof
terpasang .

Antara papan bekisting dengan besi tulangan, diganjal dengan beton


decking sehingga besi tulangan tidak melekat pada papan bekisting dan
memudahkan pada waktu pembongkaran bekisting.

(klik untuk memperbesar)


Setelah semua Metode Pelaksanaan Balok Sloof diatas selesai,
lanjutkan denganpengecoran sloof beton dengan adukan mutu beton
yang sudah ditentukan.

Setelah umur beton mencapai 14 hari, bekisting dapat dilepaskan.

Demikian metode pelaksanaan balok sloof yang dapat saya berikan,


semoga bermanfaat dan dapat membantu. Jika ada kekurangan mohon
ditambahkan. sampai jumpa diartikel berikutnya.

Pekerjaan Pasangan Bata

Melanjutkan

pembahasan

diartikel

sebelumnya

tentang metode

pelaksanaan pekerjaan kolom. Diartikel kali ini kita akan membahas


tentang pekerjaan pasangan bata. Pekerjaan Bata Biasanya dikerjakan
setelah pekerjaan balok sloof. atau dikerjakan setelah pekerjaan kolom
struktur. Berikut ini langkah langkah dalam pekerjaan pasangan bata.
Untuk Video Tutorial Autocad dan Lainnya Bisa Lihat Disini.
Langkah - Langkah Pekerjaan Pasangan Bata
Sebelum

memulai

pekerjaan,

bersihkan

lokasi

pekerjaan

yang

akan

dikerjakan dari kotoran, dan lain-lain. Adapun langkah langkah pekerjaan


pasangan bata adalah sebagai berikut :

Buat center line pasangan bata di setiap ruangan (marking awal).


Marking posisi pasangan bata setebal bata (dua garis).
Buat marking pinjaman sejauh 50 cm dari posisi dinding bata dua sisi.

( Pekerjaan Awal -Membuat Marking )

Pasang batang profil kayu/besi untuk acuan pada kedua sisi pasangan
bata yang akan dipasang. Cek verticality kayu acuan dengan pendulum
(unting-unting).

Pasang benang secara horizontal dari acuan ke acuan untuk setiap 2


lapis bata.

( Pekerjaan awal - Pemasangan Benang


)

Rendam bata dalam air.


Aduk mortar (adukan) untuk pasangan bata dengan komposisi
sesuai spesifikasi teknis.

Mortar awal berfungsi sebagai perataan permukaan.

( Pekerjaan Mortal Awal )

Pasang bata lapis pertama. Cek posisi pasangan terhadap marking, jika
sesuai dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya sesuai benang acuan sampai
ketinggian 1 m. Tebal spesi diusahakan 1 ~ 1.5 cm (tergantung gradasi
pasir).

( Pekerjaan Pasangan Bata )

( Pekerjaan Pasangan Bata )

Lanjutkan pemasangan setiap 1 m tinggi.

Pasang tulangan, formwork dan cor beam diatas bata, beam praktis
harus dipasang pada opening yang lebih besar dari 600 m.

Untuk pasangan bata yang bertemu dengan kolom struktur, apabila


ketinggian bata sudah mencapai 1600 mm dipasang angkur dari kolom ke
pasangan bata (2 buah dengan jarak vertikal 500 mm).

Pada pertemuan pasangan bata dengan balok struktur diatasnya


dipasang styroform guna menghindari retak akibat lendutan struktur.

Bersihkan sisa-sisa adukan yang menempel pada permukaan bata.

Lakukan curing pasangan bata dengan disiram air setiap hari, guna
menjaga penyusutan yang berlebihan.

Demikian

pembahasan

tentang pekerjaan

pasangan

bata,

semoga

membantu dan bermanfaat, jika ada kekurangan mohon ditambahkan.


sampai jumpa diartikel selanjutnya.

MATERI KE DUA
1.

Persiapan

Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan struktur beton tiap
bagian.

Approval material yang akan digunakan.

Persiapan lahan kerja.

Persiapan material kerja, antara lain : readymix K-300, besi beton, kawat beton,
semen PC, pasir, multiplek, paku, minyak bekesting, balok, kaso, dll.

Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete pump, vibrator, kompresor,
cutting well, theodolith, waterpass, meteran, gergaji, schafolding, raskam, jidar,
benang, selang air, dll.

2.

Pengukuran

Juru ukur (surveyor) dengan menggunakan theodolith melakukan pengukuran


dan marking area untuk titik penempatan, ukuran (dimensi) serta leveling dari
poer, sloof, kolom, balok, plat lantai, tangga dan dinding penahan tanah.

Pekerjaan pengukuran dan marking area dikerjakan secara berurutan mengikuti


alur pekerjaan struktur beton yang akan dikerjakan.

3.

Fabrikasi besi tulangan

Pelaksanaan fabrikasi besi tulangan memerlukan tempat yang cukup luas untuk
menaruh, memotong besi beton dan membengkoknya sehingga sesuai dengan
gambar yang telah disetujui.

Besi beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter (spesifikasi)
disesuaikan dengan gambar kerja dan RKS.

Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar kerja.

Rangkai besi beton dengan menggunakan kawat beton.

Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya,
supaya tidak membingungkan/membuang waktu untuk saat akan dipasang.

Untuk kolom, pembesian tulangan dikerjakan lebih dahulu baru setelah itu
dilanjutkan dengan pemasangan bekesting.

Untuk balok, plat lantai, plat lantai dan tangga bekesting dikerjakan dahulu baru
setelah itu dilanjutan dengan pembesian tulangan.

Diagram Alir Penulangan Beton


4.

Fabrikasi bekesting

Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan pengukuran


dan mempercepat pelaksanaannya, karena angkutan bekesting menjadi dekat.

Untuk struktur beton yang posisinya ada dibawah permukaan tanah, maka
bekesting dapat menggunakan multiplek atau pasangan batako :

1. Sebelum bekesting batako dipasang, lakukan pengukuran dengan theodolith


untuk kesikuan dan leveling pondasi.
2. Pasangan dinding batako harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran
beton dapat baik.
3. Perkuatan terhadap pasangan dinding batako, agar pada waktu pengecoran
pasangan dinding batako tidak ambruk/runtuh.

Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah seperti : kolom,
balok, plat lantai dan tangga menggunakan bahan dari multiplek dan perkuatan
menggunakan balok/kaso dan alat perancah schafolding :

1. Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.


2. Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor
dengan perkuatan balok/kaso dan schaffolding.
3. Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.Pasangan
bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat
menghasilkan bidang yang flat/maksimal.

Untuk kolom sebaiknya dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi plat
siku untuk menjaga agar kolom tetap tegak lurus dan siku.

Setting (pasang) besi tulangan yang telah difabrikasi ke dalam bekesting.

Pasang beton decking dan cakar ayam secara merata dan sesuai kebutuhan.

Cek elevasi dan kerataan pemasangan bekesting.

5.

Pengecoran beton

Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor membuat Job


Mix Formula untuk menentukan komposisi campuran yang diperlukan sehingga
didapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula
yang telah dibuat kontraktor diserahkan kepada direksi maupun pengawas

lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan struktur menggunakan
beton readymix mutu K-225.

Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk


pengecoran beton yang dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.

Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan
perkuatan acuan diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk
pekerjaan selanjutnya.

Pasang sparing pipa-pipa mekanikal dan elektrikal


pengecoran.

Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.

Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada saat pengecoran


adukan beton diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton dapat
padat dan tidak ada sarang tawon.

Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor belum siap.

yang melintas area

Diagram Alir Pengecoran Beton


6.

Curring Beton

Untuk bagian horizontal adalah setelah buka bekesting, bagian luar disemprot air
lalu dicure dengan curing compound.

Untuk bagian vertical adalah web setelah deshuttering dinding disemprot air lalu
dicure dengan curing coumpound construction joint dicure dengan air.

Bagian lain dicuring dengan semprotan air secara rutin selama 1 minggu.

Bekesting dapat dibongkar apabila beton sudah mencapai umurnya.

INTRO UPPER STRUCTURE


STRUKTUR ATAS (UPPER STRUCTURE) DAN STRUKTUR BAWAH
(LOWER STRUCTURE)
Struktur bangunan pada umumnya terdiri dari struktur bawah (lower
structure) dan struktur atas (upper structure). Struktur bawah (lower
structure) yang dimaksud adalah pondasi dan struktur bangunan yang
berada di bawah permukaan tanah, sedangkan yang dimaksud dengan
struktur atas (upper structure) adalah struktur bangunan yang berada di
atas permukaan tanah seperti kolom, balok, plat, tangga. Setiap komponen
tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda di dalam sebuah struktur.
Suatu bangunan gedung beton bertulang yang berlantai banyak sangat
rawan terhadap keruntuhan jika tidak direncanakan dengan baik. Oleh
karena itu, diperlukan suatu perencanaan struktur yang tepat dan teliti agar
dapat memenuhi kriteria kekuatan (strenght), kenyamanan (serviceability),
keselamatan (safety), dan umur rencana bangunan (durability).
Beban-beban yang bekerja pada struktur seperti beban mati (dead load),
beban hidup (live load), beban gempa (earthquake), dan beban angin (wind
load) menjadi bahan perhitungan awal dalam perencanaan struktur untuk
mendapatkan besar dan arah gaya-gaya yang bekerja pada setiap komponen
struktur, kemudian dapat dilakukan analisis struktur untuk mengetahui
besarnya kapasitas penampang dan tulangan yang dibutuhkan oleh masingmasing struktur (Gideon dan Takim, 1993).
Perencanaan struktur atas harus mengacu pada peraturan atau pedoman
standar yang mengatur perencanaan dan pelaksanaan bangunan beton
bertulang, yaitu Standar Tata Cara Penghitungan Struktur Beton nomor: SK
SNI T-15-1991-03, Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983,

Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung tahun 1983,


dan lain-lain (Istimawan, 1999).

Pengertian Struktur Atas (Upper Structure)


Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung
yang berada di atas muka tanah (SNI 2002). Struktur atas ini terdiri atas
kolom, pelat, balok,dinding geser dan tangga, yang masing-masing
mempunyai peran yang sangat penting.
Komponen-Komponen Struktur Gedung Bagian Atas
1. Kolom

Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang


peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu
kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya
(collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse)
seluruh struktur (Sudarmoko, 1996). Fungsi kolom adalah sebagai penerus
beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti
rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom
termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain

seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan


angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh.
SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur
bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal
dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi
lateral.
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan
gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah
material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan
tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan
kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya
tekan dan gaya tarik pada bangunan.
Untuk kolom pada bangunan sederhana bentuk kolom ada dua jenis
yaitu kolom utama dan kolom praktis.
a.
b.

Kolom Utama
Kolom Praktis

ALAT YANG DI PERLUKAN DALAM PEMBUATAN KOLOM


a. tower crane
b. concrete bucket dan pipa tremie
c. concrete mixer truck
d. concrete vibrator
e. theodolite
f. alat las listrik

g. alat bantu
h. batching plant
i. kerucut abrams
j. alat cetak silinder benda uji beton

2. Balok
Balok juga merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Balok
merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan
pengikat kolom lantai atas. Fungsinya adalah sebagai rangka penguat
horizontal
3. Plat Lantai

Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, jadi
merupakan lantai tingkat. Plat lantai ini didukung oleh balok-balok yang
bertumpu pada kolom-kolom bangunan.
Ketebalan plat lantai ditentukan oleh :
a.

Besar lendutan yang diijinkan

b.

Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung

c.

Bahan konstruksi dan plat lantai


Berdasarkan aksi strukturalnya, pelat dibedakan menjadi empat

(Szilard, 1974)
a.

Pelat kaku

b.

Membran

c.

Pelat flexibel

d.

Pelat tebal
Bahan untuk Plat lantai dapat dibuat dari :

a.

Plat Lantai Kayu

b.

Plat Lantai Beton

c.

Plat Lantai Yumen ( Kayu Semen )


Sistem plat lantai

a)

Sistem Pelat SatuSistem

b)

Pelat Dua Arah

4. Tangga

Tangga merupakan suatu komponen struktur yang terdiri dari plat,


bordes dan anak tangga yang menghubungkan satu lantai dengan lantai di
atasnya. Tangga mempunyai bermacam-macam tipe, yaitu tangga dengan
bentangan arah horizontal, tangga dengan bentangan ke arah memanjang,
tangga terjepit sebelah (Cantilever Stairs) atau ditumpu oleh balok tengah.,
tangga spiral (Helical Stairs), dan tangga melayang (Free Standing Stairs).
Bagian-Bagian struktur tangga :
a)

Ibu Tangga

b)

Anak Tangga
Jenis-jenis tangga menurut strukturnya :

a.

Tangga Plat

b.

Tangga Balok

c.

Tangga kantilever

5. Dinding Geser
Dinding Geser (shear wall) adalah suatu struktur balok kantilever tipis
yang langsing vertikal, untuk digunakan menahan gaya lateral. Biasanya
dinding geser berbentuk persegi panjang, Box core suatu tangga, elevator
atau shaft lainnya. Dan biasanya diletakkan di sekeliling lift, tangga atau
shaft guna menahan beban lateral tanpa mengganggu penyusunan ruang
dalam bangunan.

6. Atap
Atap adalah bagaian paling atas dari suatu bangunan, yang
melilndungi gedung dan penghuninya secara fisik maupun metafisik
(mikrokosmos/makrokosmos).

Permasalahan atap tergantung pada luasnya ruang yang harus


dilindungi, bentuk dan konstruksi yang dipilih, dan lapisan penutupnya. Di
daerah tropis atap merupakan salah satu bagian terpenting. Struktur atap
terbagi menjadi rangka atap dan penopang rangka atap. Rangka atap
berfungsi menahan beban dari bahan penutup. Penopang rangka atap
adalah balok kayu / baja yang disusun membentuk segitiga,disebut dengan
istilah kuda-kuda.
a. Kuda kuda
Kontruksi kuda-kuda adalah suatu komponen rangka batang yang
berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan
sekaligus dapat memberikan bentuk pada atapnya. Kuda kuda merupakan
penyangga utama pada struktur atap. Umumnya kuda-kuda terbuat dari :

Kuda-kuda kayu

Digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang sekitar 12 m.

Kuda-kuda bambu

Pada umumnya mampu mendukun beban atap sampai dengan 10 m.

Kuda-kuda baja

Sebagai pendukung atap, dengan sistem frame work atau lengkung dapar
mendukung beban atap sampai beban atap sampai dengan bentang 75 m,
seperti pada hanggar pesawat, stadion olahraga, bangunan pabrik, dan lainlain.

Kuda-kuda dari beton bertulang


Dapat digunakan pada atap dengan bentang sekitar 10 hingga 12 m.
Pada dasarnya konstruksi kuda-kuda terdiri dari rangkaian batang yang

selalu membentuk segitiga. Kuda-kuda diletakkan di atas dua tembok selaku


tumpuannya. Perlu diperhatikan bahwa tembok diusahakan tidak menerima

gaya horizontal maupun momen, karena tembok hanya mampu menerima


beban vertikal saja. Kuda-kuda diperhitungkan mampu mendukung bebanbeban atap dalam satu luasan atap tertentu. Beban-beban yang dihitung
adalah beban mati (yaitu berat penutup atap, reng, usuk, gording, kudakuda) dan beban hidup (angin, air hujan, orang pada saat
memasang/memperbaiki atap).

Struktur Bawah Bangunan

Struktur bawah gedung umumnya terdapat beberapa pekerjaan, yaitu:

Pondasi (pancang, bore pile, telapak, dll)

Galian tanah

Pile cap dan sloof

Raft Fondation (jika ada)

Dinding penahan tanah / retaining wall

Waterproofing (umumnya waterproofing membrane atau integral)

Urug tanah kembali dan pemadatan tanah

1. Pondasi
Pengertian umum untuk Pondasi adalah Struktur bagian bawah bangunan
yang berhubungan langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang
terletak di bawah permukaan tanah yang mempunyai fungsi memikul beban
bagian bangunan lainnya di atasnya. Pondasi harus diperhitungkan untuk
dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap beratnya sendiri, beban beban bangunan (beban isi bangunan), gaya-gaya luar seperti: tekanan
angin,gempa bumi, dan lain-lain. Disamping itu, tidak boleh terjadi
penurunan level melebihi batas yang diijinkan.
Agar kegagalan fungsi pondasi dapat dihindari, maka pondasi bangunan
harus diletakkan pada lapisan tanah yang cukup keras, padat, dan kuat
mendukung beban bangunan tanpa menimbulkan penurunan yang
berlebihan. Pondasi merupakan bagian struktur dari bangunan yang sangat
penting, karena fungsinya adalah menopang bangunan diatasnya, maka
proses pembangunannya harus memenuhi persyaratan utama sebagai
berikut:
1.
Cukup kuat menahan muatan geser akibat muatan tegak ke bawah.
2.
Dapat menyesuaikan pergerakan tanah yang tidak stabil (tanah gerak)
3.
Tahan terhadap pengaruh perubahan cuaca
4.
Tahan terhadap pengaruh bahan kimia
Jenis-jenis struktur bawah (Pondasi)
Secara umum jenis-jenis struktur bawah (pondasi) dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu
pondasi dangkal, sumuran, dan pondasi dalam.
1. Pondasi dangkal
Yang dimaksud pondasi dangkal adalah apabila kedalaman alas pondasi (Df)
dibagi
lebar terkecil alas pondasi (B) kurang dari 4, (Df/B < 4). Jenis pondasi ini
digunakan
apabila letak tanah baik (kapasitas dukung ijin tanah > 2,0 kg/cm2) relatif
dangkal
(0,6-2,0 m)
2. Pondasi dalam
Apabila lapisan atas berupa tanah lunak dan terdapat lapisan tanah yang
keras yang dalam maka dibuat pondasi tiang pancang yang dimasukkan ke

dalam sehingga mencapai tanah keras (Df/B >10 m), tiang-tiang tersebut
disatukan oleh poer/pile cap.
Struktur bawah bangunan pondasi terdiri dari pondasi dan tanah pendukung
pondasi. Pondasi berfungsi untuk mendukung seluruh beban bangunan dan
meneruskan beban bangunan tersebut kedalam tanah dibawahnya. Suatu
sistem pondasi harus dapat menjamin, harus mampu mendukung beban
bangunan diatasnya, termasuk gaya-gaya luar seperi gaya angin, gempa, dll.
Untuk itu pondasi haruslah kuat, stabil, aman, agar tidak mengalami
penurunan, tidak mengalami patah, karena akan sulit untuk memperbaiki
suatu sistem pondasi.
Akibat penurunan atau patahnya pondasi, maka akan terjadi :
1. Kerusakan pada dinding, retak-retak, miring dan lain lain
2. Lantai pecah, retak, bergelombang
3. Penurunan atap dan bagian-bagian bangunan lain.
Suatu sistem pondasi harus dihitung untuk menjamin keamanan, kestabilan
bangunan diatasnya, tidak boleh terjadi penurunan sebagian atau
seluruhnya melebihi batas-batas yang diijinkan. Pembuatan pondasi dihitung
berdasarkan hal-hal berikut :
1. Berat bangunan yang harus dipikul pondasi berikut beban-beban hidup,
mati serta beban-beban lain dan beban- beban yang diakibatkan gaya-gaya
eksternal.
2. Jenis tanah dan daya dukung tanah.
3. Bahan pondasi yang tersedia atau mudah diperoleh di tempat.
4. Alat dan tenaga kerja yang tersedia.
5. Lokasi dan lingkungan tempat pekerjaan.
6. Waktu dan biaya pekerjaan.
Hal yang juga penting berkaitan dengan pondasi adalah apa yang disebut

soil investigation , atau penyelidikan tanah. Pondasi harus diletakkan pada


lapisan tanah yang cukup keras dan padat.
Untuk mengetahui letak/kedalaman tanah keras dan besar tegangan tanah/
daya dukung tanah, maka perlu diadakan penyelidikan tanah, yaitu dengan
cara :
a. Pemboran (drilling) : dari lubang hasil pemboran (bore holes), diketahui
contoh-contoh lapisan tanah yang kemudian dikirim ke laboraturium
mekanika tanah.
b. Percobaan penetrasi (penetration test) : yaitu dengan menggunakan alat
yang disebut sondir static penetrometer. Ujungnyaberupa conus yang
ditekan masuk kedalam tanah, dan secara otomatis dapat dibaca hasil sondir
tegangan tanah (kg/cm2).
2. GalianTanah
Galian tanah untuk pondasi dan galian-galian lainnya harus dilakukan
menurut ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan peil-peil yang tercantum
pada gambar. Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama dan akar-akar
pohon yang terdapat pada bagian pondasi yang akan dilaksanakan harus
dibongkar dan dibuang. Bekas-bekas pipa saluran yang tidak dipakai harus
disumbat.
Apabila pada lokasi yang akan dijadikan bangunan terdapat pipa air, pipa
gas, pipa-pipa pembuangan, kabel-kabel listrik, telepon dan sebagainya yang
masih dipergunakan, maka secepatnya diberitahukan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi atau instansai yang berwenang untuk mendapatkan
petunjuk-petunjuk seperlunya.
Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala
kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut. Apabila
ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka

Kontraktor harus mengisi/ mengurangi daerah tersebut dengan bahan-bahan


yang sesuai dengan syarat-syarat pengisian bahan pondasi yang sesuai
dengan spesifikasi pondasi.
Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian
pondasi tersebut bebas dari longsoran-longosoran tanah di kiri dan kanannya
(bila perlu dilindungi oleh alat-alat penahan tanah) dan bebas dari genangan
air (bila perlu dipompa), sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan
baik sesuai dengan spesifikasi.
Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan selapis demi
selapis, sambil disiram air secukupnya dan ditumbuk sampai padat.
Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan
pemeriksaan dan mendapat persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi,
baik mengenai kedalaman, lapisan tanahnya maupun jenis tanah bekas
galian tersebut.
3. Struktur Basement
Konstruksi basement sering merupakan solusi yang ekonomis guna
mengatasi keterbatasan lahan dalam pembangunan gedung. Tapi sebagai
struktur bawah tanah, desain maupun pelaksanaan konstruksi basement
perlu dilakukan dengan memperhitungkan banyak hal. Disamping aspek
teknis dari basement itu sendiri, tidak kalah pentingnya adalah aspek
lingkungannya. Mutu pekerjaan pada konstruksi basement akan sangat
mempengaruhi umur dari basement tersebut.
Pengendalian terhadap mutu terpadu sangat diperlukan untuk mencapai
produk konstruksi mutu tinggi dan dapat diandalkan. Beberapa hal yang
berkaitan dengan galian Basement yang perlu diperhatikan adalah beban
dan metode galian. Beban tersebut biasanya berupa beban terbagi rata,

beban titik, dan beban garis dan beban terbagi rata memanjang. Sedangkan
metode galian dimana dibagi menjadi: open cut, cantilever, angker, dan
strut.
Pemilihan metode galian disesuaikan dengan perencanaan bangunan dan
konsdisi di lapangan. Pada metode galian basement ada beberapa factor
yang perlu diperhatikan antara lain: jenis tanah, kondisi proyek, muka air
tanah, besar tekanan tanah yang bekerja, waktu pelaksanaan, analisa biaya
dan sebagainya.
Beberapa masalah yang timbul dalam pelaksanaan pembuatan galian
basement, seperti penurunan permukaan tanah disekitar galian yang dapat
menyebabkan kerusakan structural pada bangunan dekat galian, fan
retaknya saluran dan sarana yang lain. Salah satu penyebabnya adalah
penurunan permukaan air tanah disekitar galian akibat pemompaan selama
konstruksi. Untuk mencegah masalah yang timbul maka metode pemilihan
dewatering sangan menentukan.
TANGGA

Teknik Sipil - Bahan


Pipa Galvanis
Kayu 5/7 x 4m
Plywood 12 mm
Minyak Bekisting
Paku 5, 7, 10

Alat-alat
Gergaji
Meteran
Palu
Scaffolding set
Pipe Support
Lot/ Water pas
Benang

Pekerjaan Persiapan
Sebelum memulai pekerjaan tangga, maka yang perlu dilakukan setelah
mempersiapkan bahan & alat tersebut diatas adalah langkah-langkah sebagai berikut
untuk mendapatkan hasil yang memuaskan :
Pelat Badan Tangga
Sebenarnya tidak perlu pabrikasi secara khusus, karena bisa dipabrikasi pada saat
penyetelan langsung. Yang perlu dipersiapkan adalah posisi kemiringan badan tangga
serta pipa galvanis (panjang disesuaikan bentang badan tangga) yang disusun sesuai
kemiringan badan tangga.
Dinding Tangga
Dibuat sesuai dengan ukuran tangga (tebal plat + tinggi trape tangga)
Cara pabrikasi sama seperti pabrikasi dinding balok.
Anak Tangga
Plywood 12 mm dipotong sesuai dengan tinggi trape (optrade) dan lebar tangga,
kemudian diberi rangka
Penyetelan
Bordes Tangga
Sebelum memulai pekerjaan bordes tangga, perlu diperhatikan elevasi/ ketinggian dari
lantai dibawahnya sehingga diketahui kombinasi alat yang diperlukan, apakah
menggunakan pipe support.

Pekerjaan bordes tangga dimulai dari pekerjaan Balok bordes, yang cara
penyetelannya sama seperti balok biasa. Kemudian antar dinding balok dipasang kayu
5/7 (jarak maksimum 25 cm). Kayu ini berfungsi sebagai pengganti pipa (karena
bentang pendek). Setelah selesai pemasangan kayu 50/10, lalu diikuti pemasangan
plywood yang ukurannya disesuaikan dengan panjang dan lebar bordes.
Badan Tangga
Badan tangga ada 2 buah, yaitu antara bordes dengan lantai dibawahnya dan antara
bordes dengan lantai di atasnya.
Dinding Tangga dan Bordes
Setelah pekerjaan bordes dan badan tangga selesai, kemudian dipasang dinding
tangga kanan-kiri dan dinding bordes diatas badan tangga dan bordes.
Dinding tangga dipaku dengan badan tangga dan diberi perkuatan dengan potongan
kayu 5/7 (jarak maksimum 40 cm). Potongan kayu 5/7 dipaku antara badan tangga
dengan dinding tangga sehingga benar-benar kuat, rapi, dan tidak goyang,. Dinding ini
ttelah dipabrikasi sebelumnya.
Trape/ Dinding Anak Tangga
Anak tangga dipasang setelah dilakukan pengecekan terhadap elevasi bordes,
kemiringan badan tangga, penggambaran trape/ anak tangga pada dinding badan
tangga dan pembesian.
Pemasangan bordes dan badan tangga salah apabila jumlah anak tangga tidak pas,
dengan antrade dan uptrade yang telah ditentukan ukurannya (bisa kurang bisa lebih).
Bila kesalahan ini terjadi maka harus dibetulkan tterlebih dahulu.
Trade/ dinding anak tangga dipasang diantara dinding badan tangga sesuai dengan
yang telah digambar pada dinding badan tangga dan dipaku dari dinding tangga kearah
dalam. Untuk memudahkan pemasangan dapat dilakukan dari bawah keatas. Setelah
semua terpasang, kemudian antar anak tangga dirangkai dengan kayu 5/7 memanjang
dari atas ke bawah pada dua tempat kanan-kiri dan dipaku. Sama halnya dengan
dinding badan tangga, dinding anak tangga inipun telah dipabrikasi sebelumnya.
Pembongkaran
Pembongkaran dinding badan tangga dan trape dapat dilakukan setelah beton berumur
12 jam, sedangkan untuk badan tangga dan bordes dilakukan setelah tujuh hari atau
setelah mendapat ijin dari pihak direksi.
Untuk pembongkaran balok bordes cara dan urutannya seperti pada pembongkaran
balok biasa. Untuk pembongkaran badan tangga dan bordes, dimulai dari pengendoran
jack base dan U-head, kemudian diikuti pembongkaran lader/pipe sipport dan kayu

6/12. Setelah itu dibongkar kayu 5/7 dan terakhir adalah pembongkaran plywood.
Setelah semua dibongkar kemudian dirapikan dan ditumpuk pada tempat yang mudah
dijangkau oleh alat angkut.
Metoda Konstruksi untuk Pembuatan Tangga
Konstruksi tangga pada perencanaan bangunan bertingkat seperti pada
rumah atau bangunan- bangunan publik perlu dirancang sebagus dan
senyaman mungkin. Fungsi dari tangga sebagai penghubung antara lantai
tingkat satu dengan lantai tingkat lainnya pada suatu bangunan. Dalam
perencanaan tanggapun perlu kita perhatikan sudut tangga supaya nyaman,
efesien dan mudah dijalani, termasuk dari kemiringan tangganya itupun
sendiri. Kemiringan tangga yang ideal 40, karena pada waktu
menjalaninya tidak terasa lelah pada waktu arah naik, serta tidak berbahaya
pada waktu arah turun dari tangga. Beberapa hal yang harus diterapkan
dalam merencanakan konstruksi tangga secara umum yaitu : 1.
Direncanakan dan dipasang berdasarkan zoning yang mudah dijangkau oleh
setiap orang 2.
Pada daerah tangga harus mendapat penerangan yang cukup terutama pada
siang hari 3.
Tangga mudah dijalani atau digunakan 4.
Kuat, nyaman, sederhana dan layak untuk dipakai. 5.
Pada saat digunakan tangga tersebut terasa nyaman, menyenangkan
dijalani, maka ukuran
Optrade
(tegak) dan
Aantrede
(mendatar) harus sebanding. Metoda Konstruksi untuk Pembuatan Tangga

Pembuatan Pondasi Tangga Pondasi Tangga berfungsi sebagai dasar


tumpuan landasan agar tangga tidak mengalami penurunan, pergeseran.
Pondasi tangga bisa dari pasangan batu kali, beton bertulang atau kombinasi
dari kedua bahan dan pada dibawah pangkal tangga harus diberi balok anak
sebagai pengaku pelat lantai, agar lantai tidak menahan beban terpusat
yang besar.
Pada proyek ini tumpuan konstruksi tangga adalah beton bertulang yang
dihubungkan ke sloof

Bekisting Bordes dan badan tangga Sebelum memulai pekerjaan bekisting


bordes tangga, perlu diperhatikan elevasi/ ketinggian dari lantai dibawahnya
sehingga diketahui kombinasi alat yang diperlukan, apakah menggunakan
perancah kayu saja atau dengan scaffolding. Bekisting ini tidak perlu
dipabrikasi secara khusus, karena bisa dipabrikasi pada saat penyetelan
langsung, yang perlu dipersiapkan adalah posisi kemiringan badan tangga.
Pada bagian bawah bekisting ini didukung oleh perancah untuk menahan
beban serta mempertahankan posisi kemiringan tangga.
Bekisting tangga dengan menggunakan perancah kayu

Pemasangan Tulangan badan dan sengkang badan tangga


Pekerjaan pemasangan tulangan tangga dilakukan setelah
bekisting
terpasang, Tulangan utama dipasang terlebih dahulu, kemudian dirangkai
dengan tulangan sengkang. Bagian
D16-150D10-150
Tulangan memanjang D 10Sengkang D 10
20
1
5
120
bawah tulangan tangga diberi beton tahu / beton
decking
, Pemasangan beton
decking
pada bagian bawah tulangan dengan ketebalan 2 cm.
Detail tulangan badan tangga tampak samping Detail tulangan badan
tangga tampak atas
D10-1502D10
Pemasangan sengkang badan tangga

Pemasangan tulangan anak tangga Pemasangan tulangan anak tangga


disesuaikan dengan gambar teknis, tulangan ini dihubungkan dengan
tulangan badan tangga dengan cara diikat dengan kawat, kemudian
dipasang tulangan memanjang yang berfungsi untuk memperkuat anak
tangga. Beton decking juga dipasang pada sisi yang akan dipasang bekisting
dengan ketebalan 2 cm. Sebelum proses pemasangan, bekisting dipasang
di salah satu sisi dinding tangga agar tidak terjadi kesalahan dalam
pemasangan tulangan.
Detail tulangan anak tangga tampak samping

15
3

120
Tulangan memanjang D 10Sengkang D 10
15
Detail tulangan anak tangga tampak atas

Pemasangan bekisting Dinding Tangga, Bordes dan Trape/ Dinding Anak


Tangga Setelah pekerjaan pemasangan tulangan bordes dan badan tangga
selesai, kemudian dipasang dinding tangga pada sisi yang lainnya dan
dinding bordes diatas badan tangga. Bekisting dinding tangga dipaku dengan
bekisting badan tangga. Trade/ dinding anak tangga dipasang diantara
dinding badan tangga sesuai dengan yang telah digambar pada dinding
badan tangga dan dipaku dari dinding tangga kearah dalam. Untuk
memudahkan pemasangan dapat dilakukan dari bawah keatas. Setelah
semua terpasang, kemudian antar anak tangga dirangkai dengan kayu 5/7
memanjang dari atas ke bawah. Sama halnya dengan dinding badan tangga,
dinding anak tangga inipun telah dipabrikasi sebelumnya.

bekisting Dinding Tangga, Bordes dan Trape/ Dinding Anak Tangga

Pengecoran Setelah bekisting tangga terpasang kuat maka akan segera


dilakukan pengecoran tangga, pengecoran dilakukan merata di seluruh
bagian tangga.

Pembongkaran Pembongkaran dinding badan tangga dan trape dapat


dilakukan setelah beton berumur 12 jam, sedangkan untuk badan tangga
dan bordes dilakukan setelah tujuh hari atau setelah mendapat ijin dari pihak
direksi. Untuk pembongkaran balok bordes cara dan urutannya seperti pada
pembongkaran balok biasa.

Pelaksanaan Pekerjaan Kolom, Balok, Plat Lantai, dan Tangga.


10.13

Rahmadi Romadhon

1. Pekerjaan Konstruksi Kolom


Pada proyek Apartement kolom yang digunakan ada 2 bentuk, yaitu persegi dan
silender. Prosedur pelaksanaan pekerjaan kolom dalam proyek ini secara keseluruhan
sama, meskipun dimensi dan jumlah tulangan pada masing-masing tipe kolom berbedabeda.Langkah teknis pada pekerjaan kolom adalah sebagai berikut:
1)

Penentuan As kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan.
Hal ini disesuaikan dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan as
kolom membutuhkan alat-alat seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.
Proses pelaksanaan:

(a)

Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop drawing


dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama dari titik BM (Bench Mark)
Jakarta.

(b) Buat as kolom dari garis pinjaman


(c)
2)

Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan).


Pembesian kolom

Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:


(a)

Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan di tempat
lain yang lebih aman

(b) Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.

(c)

Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan sengkang,


terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.

(d)

Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama


dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.

(e)

Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut dengan
menggunakan Tower Crane ke lokasi yang akan dipasang.

(f)

Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking
sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.

3)

Pemasangan Bekisting Kolom


Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan pembesian
tulangan telah selesai dilaksanakan.
Berikut ini adalah uraian singkat mengenai proses pembuatan bekisting kolom.

(a)

Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom.

(b)

Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as kolom sebelumnya


sampai dengan kolom berikutnya dengan berjarak 100cm dari masing-masing as
kolom.

(c)

Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai sesuai dengan
dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan dalam penempatan
bekisting kolom.

(d) Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting


(e)

Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang.

(f)

Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.

(g)

Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.

(h) Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap dicor.
4)

Pengecoran kolom
Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:

a)

Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar
bersih dari kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan
beton.

b)

Pelaksanaan pengecoran

Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan dengan


pipa tremi dengan kapasitas bucket sampai 0,9m3. Bucket tersebut diangkut dengan
menggunakan Tower crane untuk memudahkan pengerjaan.
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton.
Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beotn menggunakan vibrator. Hal
tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai
pemadatan yang maksimal.

5)

Pembongkaran bekisting kolom


Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran bekisting. Proses
pembongkarannya adalah sebagai berikut:

(a)

Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah dapat dibongkar.

(b)

Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan beton


pada plywood dapat terlepas.

(c)

Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull.

(d)

Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga rangkaian/panel


bekisting terlepas.

(e)

Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera diangkat dengan
tower crane ke lokasi pabrikasi awal.

6)

Perawatan Beton Kolom


Perawatan beton kolom setelah pengecoran adalah dengan sistem kompon, yaitu
dengan disiram 3 kali sehari selama 3 hari.
1)

Pemeliharaan Balok dan Pelat (Curing)


Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap

terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

2.

Pekerjaan konstruksi Pelat Lantai Dan Balok


Pekerjaan balok dilaksanakan setelah pekerjaan kolom telah selesai dikerjakan.

Pada proyek Apartement sistem balok yang dipakai adalah konvensional. Balok yang
digunakan memiliki tipe yang berbeda-beda. Balok terdiri dari 2 macam, yaitu balok
utama (balok induk) dan balok anak.
Semua perkerjaan balok dan pelat dilakukan langsung di lokasi yang
direncanakan, mulai dari pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran sampai
perawatan.
1)
a.

Tahap Persiapan
Pekerjaan Pengukuran

Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan ketinggian balok


dan pelat. Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur theodolithe.
b.

Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena

dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting balok harus sesuai


dengan gambar kerja. Dalam pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga
hasil akhirnya sesuai dengan luasan pelat atau balok yang akan dibuat. Pekerjaan
balok dilakukan langsung di lokasi dengan mempersiapkan material utama antara lain:
kaso 5/7, balok kayu 6/12, papan plywood.
c.

Pabrikasi besi
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan

dengan bar cutter dan bar bending. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem
pabrikasi di los besi dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi. Sedangkan
pembesian plat dilakukan dilakukan di atas bekisting yang sudah jadi.
2)

Tahap Pekerjaan Balok dan Pelat

Pengerjaan balok dan pelat dilakukan secara bersamaan pada dasar.


a.

Pembekistingan balok
Tahap pembekistingan balok adalah sebagai berikut :

(1)

Scaffolding dengan masing masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai dengan
kebutuhan di lapangan, baik untuk bekisting balok maupun pelat.

(2)

Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan mengatur base jack atau Uhead jack nya.

(3)

Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross brace
dan diatas girder dipasang balok suri tiap jarak 50 cm (kayu 5/7) dengan arah
melintangnya, kemudian dipasang pasangan plywood sebagai alas balok.

(4)

Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku yang dipasang
di atas suri-suri.

b.

Pembekistingan pelat
Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :

(1)

Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok. Karena


posisi pelat lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat lebih tinggi
daripada balok dan diperlukan main frame tambahan dengan menggunakan Joint pin.
Perhitungkan ketinggian scaffolding pelat dengan mengatur base jack dan U-head jack
nya

(2)

Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross brace dan
diatas girder dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.

(3)

Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk tepi pada
pelat dan dijepit menggunakan siku.. Plywood dipasang serapat mungkin, sehingga
tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan kebocoran pada saat pengecoran

(4)

Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai pelumas
agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat mempermudah dalam

pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam kondisi layak pakai untuk
pekerjaan berikutnya.
c.

Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai selanjutnya
pengecekan tinggi level pada bekisting balok dan pelat dengan waterpass, jika sudah
selesai maka bekisting untuk balok dan pelat sudah siap.

d.

Pembesian balok
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :

(1)

Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi kemudian
diangkat menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.

(2)

Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting balok dan
ujung besi balok dimasukkan ke kolom.

(3)

Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok lalu
diikat.
Untuk

pembesian

balok

dilakukan

kali

perubahan

dalam

metode

pemasangannya. Perubahan yang pertama yaitu semua besi tulangan dipabrikasi


seluruh bagian sampai balok jadi utuh, namun ada kendala pada saat pertemuan
pembesian kolom sehingga dilakukan perubahan yang kedua yaitu dengan pembesian
pabrikasi sebagian, tulangan memanjang dan sengkang dipisah namun ada kendala
pada saat pembersihannya dan perubahan yang terakhir semua bagian pembesian

dilakukan ditempat yang akan dicor tidak dipabrikasikan lagi dan sampai kini metode ini
yang paling baik untuk digunakan.
e.

Pembesian pelat
Setelah tulangan balok terpasang. Selanjutnya adalah tahap pembesian pelat, antara
lain :

(1)

Pembesian pelat dilakukan langsung di atas bekisting pelat yang sudah siap. Besi
tulangan diangkat menggunakan tower crane dan dipasang diatas bekisting pelat.

(2) Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Kemudian pasang tulangan
ukuran tulangan D10-200.
(3)

selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan kawat ikat.

(4)

Letakkan beton deking antara tulangan bawah pelat dan bekisting alas pelat. Pasang
juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas dan bawah pelat.

f.

Pengecekan
Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan checklist/
pemeriksaan untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok adalah
diameter dan jumlah tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah sengkang, ikatan
kawat, dan beton decking. Untuk pembesian pelat lantai yang diperiksa adalah,
penyaluran pembesian pelat terhadap balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra,
perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di pelat lantai, beton decking, kaki ayam, dan
kebersihannya.

g.

Pembongkaran Bekisting

Pembongkaran bekisting pelat dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan


untuk balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Setelah
bekisting di bongkar kemudian dipasang sapot sebagai penunjang pelat dan beban
diatasnya.

3). Tahap Pengecoran Pelat dan Balok


a)

Administrasi pengecoran

(1) Setelah bekisting dan pembesian siap engineer mengecek ke lokasi atau zona yang
akan dicor
(2) Setelah semua OK, engineer membuat izin cor dan mengajukan surat izin ke konsultan
pengawas
(3) Kemudian tim pengawas melakukan survey ke lokasi yang diajukan dalam surat cor.
(4)

Setelah OK konsultan pengawas menandatangani surat izn cor tersebut

(5)

Surat izin cor dikembalikan kepada engineer dan pengecoran boleh dilaksanakan.
b)

Proses Pengecoran Pelat lantai dan Balok


Pengecoran pelat dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran balok.. Peralatan

pendukung untuk pekerjaan pengecoran balok diantaranya yaitu : bucket, truck mixer,
vibrator, lampu kerja, papan perata. Adapun proses pengecoran pelat sebagai contoh
pengamatan yaitu adalah sebagai berikut :

1.

Setelah mendapatkan Ijin pengecoran disetujui, engineer menghubungi pihak


beaching plan untuk mengecor sesuai dengan mutu dan volume yang dibutuhkan di
lapangan.

2.

Pembersihan ulang area yang akan dicor dengan menggunakan air compressor
sampai benar benar bersih

3. Truck Mixer tiba di proyek dan laporan ke satpam kemudian petugas dari PT. ADHIMIX
PRECAST menyerahkan bon penyerahan barang yang berisi waktu keberangkatan,
kedatangan, waktu selesai, volume.
4.

Bucket dipersiapkan sebelumnya kemudian di siram air untuk membersihkan bucket


dari debu-debu atau sisa pengecoran sebelumnya. Selanjutnya mempersiapkan satu
keranjang dorong untuk mengambil sampel dan test slump yang diawasi olah engineer
dan pihak pengawas.

5. Setelah dinyatakn OK, pengecoran siap dilaksanakan


6. Sampel benda uji diambil bersamaan selama pengecoran berlangsung, diambil Beton
yang keluar dari truk kemudian dituang ke bucket lalu bucket diangkut dengan TC
7. Setelah bucket sampai pada tempat yang akan dicor, petugas bucket membuka katup
bucket untuk mengeluarkan beton segar ke area pengecoran.
8. Kemudian pekerja cor meratakan beton segar tersebut ke bagian balok terlebih dahulu
selanjutnya untuk plat diratakn oleh scrub secara manual lalu check level dengan
waterpass.1 pekerja vibrator memasukan alat kedalam adukan kurang lebih 5-10 menit

di setiap bagian yang dicor. Pemadatan tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya
rongga udara pada beton yang akan mengurangi kualitas beton.
9.

Setelah dipastikan balok dan pelat telah terisi beton semua, permukaan beton segar
tersebut diratakan

dengan

menggunakan

balok

kayu

yang

panjang

dengan

memperhatikan batas ketebalan pelat yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar
10.

Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai beton memenuhi area cor yang telah

ditentukan, idealnya waktu pengecoran dilakukan 6 sampai 8 jam


c)

Pengecoran Balok
Setelah pekerjaan pembesian balok dan pelat selesai, maka dapat
dilakukan pengecoran. Pengecoran balok dan pelat dilakukan bersamaan. Nilai slump

pada pelat 12 2cm (10 cm s/d 14 cm) sedangkan pada balok 12 2cm (10 cm s/d 14

cm). Pengecoran balok dan pelat dengan menggunakn concrete pump dengan
menggunakan beton readymix.
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan
pemeriksaan bekisting meliputi: Posisi bekisting harus dicek lagi apakah sudah sesuai
dengan yang direncanakan. Bekisting harus lurus, tegak, tidak bocor, dan kuat. Selain
mengenai hal tersebut, sebelum dilaksanakan pengecoran, bekisting dibersihkan dulu
dengan menggunakan compressor.
Pelaksanaan pengecoran balok dan pelat adalah sebagai berikut:

(a)

Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai, digunakan concrete pump
yang menyalurkan beton readymix dari truck mixer ke lokasi pengecoran, dengan
menggunakan pipa pengecoran yang di sambung-sambung.

(b)

Alirkan beton readymix sampai ke lokasi pengecoran, lalu padatkan dengan


menggunakan vibrator.

(c)

Setelah beton dipadatkan, maka dilakukan petrataan permukaan coran dengan


menggunakan alat-alat manual.

(d)

Setelah proses pengecoran selesai ampai batas pengecoran, maka dilakukan


finishing.

4). Pembongkaran Bekisting


Untuk pelat pembongkaran besting dilakukan setelah 4 hari
pengecoran sedangkan untuk balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah
pengecoran. Sebagai penunjang sampai pelat benar benar mengeras.
5). Perawatan (curing)
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap
terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu
Dinding Geser (Shear Wall)

Pengertian Dinding Geser


Sebuah dinding geser atau shear wall merupakan dinding yang dirancang
untuk menahan geser, gaya lateral akibat gempa bumi. Banyak bangunan
mandat penggunaan dinding geser untuk membuat rumah yang lebih aman
dan lebih stabil, dan belajar tentang dinding geser adalah bagian penting
dari
pendidikan arsitektur. Arsitek diwajibkan untuk berpikir tentang dinding
geser dan fitur-fitur keselamatan lain ketika mereka merancang struktur,
sehingga mereka dapat mengakomodasi dinding untuk membuat struktur
suara sementara juga estetis menyenangkan.
Ketika dinding geser dibangun, itu dibangun dalam bentuk garis berat
menguatkan dan diperkuat panel. Di beberapa daerah, dinding geser yang
dikenal sebagai garis dinding bersiap karena alasan ini. Dinding idealnya
menghubungkan dua dinding eksterior, dan juga penahan dinding geser
lainnya
dalam struktur. Menguatkan dicapai dengan tanda kurung dan logam berat
balok kayu atau dukungan yang menjaga dinding geser kuat dan kokoh.
Dinding geser yang efektif adalah baik kaku dan kuat. Kekakuan saja tidak
akan cukup, sebagai sesuatu yang kaku, semakin rapuh adalah menjadi;
seorang cracker, misalnya, kaku, tapi Anda tidak bisa mengandalkan dalam
gempa bumi. Kekuatan sendiri juga tidak cukup, karena benda-benda dapat
sangat kuat, tapi masih sangat memberi. Sebuah kaku, dinding yang kuat, di
sisi lain, melawan pasukan lateral sementara memberikan dukungan.
Dalam struktur bertingkat, dinding geser sangat penting, karena selain untuk
mencegah kegagalan dinding eksterior, mereka juga mendukung beberapa
lantai gedung, memastikan bahwa mereka tidak runtuh akibat gerakan
lateral dalam gempa bumi. Ketika sebuah bangunan memiliki kisah tanpa
dinding geser, atau dengan ditempatkan buruk dinding geser, diketahui
sebagai suatu bangunan cerita lembut, referensi gagasan bahwa cerita
tanpa penguatan akan menjadi lembut dan rentan dalam krisis.
Karena dinding geser struktural di alam, mereka tidak dapat dipindahkan
atau dipotong. Ini adalah masalah penting yang perlu dipertimbangkan
ketika membangun struktur dari bawah ke atas; itu ide yang baik untuk
memikirkan bagaimana menggunakan ruang mungkin berubah, untuk
memastikan bahwa dinding geser tidak menjadi gangguan kemudian. Bagi
orang-orang membeli rumah dan berpikir tentang renovasi, mencari tahu
yang geser dinding dinding dinding dan yang tidak adalah sangat bijak untuk
dilakukan sebelum membeli, dalam kasus rencana renovasi bergantung pada
penghapusan dinding yang tidak dapat disentuh.
Masalah Stabilitas
Efek beban lateral pada desain struktur, ketidak stabilan lateral adalah hal
yang mendasar yang amat penting untuk dihindari. Hal ini sangat penting

diperhatikan untuk bangunan dengan tinggi berapapun, tetapi lebih penting


lagi pada bangunan bertingkat tinggi.
Bagaimana suatu struktur menahan gaya lateral, tidak saja mempengaruhi
desain elemen-elemen vertikal struktur, tetapi juga elemen horisontalnya.
Tiga macam bidang vertikal sebagai komponen penahan gaya lateral (three
stabilizing mechanism: moment resisting frame (rigid frame), braced frame
dan shear walls. Dalam bidang horizontal digunakan diaphragms, umumnya
dibentuk oleh lantai dan bidang atap gedung, atau rangka horisontal.
Mekanisme dasar untuk menjamin adanya kestabilan lateral dapat diperoleh
dengan menggunakan hubungan kaku pada struktur bertingkat rendah
sampai menengah dan penggunaan (dinding geser, bracing diagonal dan
aksi rangka) pada gedung bertingkat menengah dan tinggi. Rangka-rangka
dapat kurang efisien sebagai pemikul beban lateral dibandingkan dengan
dinding geser atau bracing diagonal. Gedung-gedung bertingkat menengah
dan tinggi seringkali mempunyai rangka dasar
yang diperkaku pada tepi gedung atau disekitar daerah service. Biasanya
elemen struktur pengaku ini diletakkan pada lokasi yang tidak menimbulkan
masalah fungsional (tidak dapat digunakan secara bebas).
Susunan Dinding Geser
Gambar dibawah ini memperlihatkan dinding geser sebagai dinding luar atau
dalam, ataupun berupa inti yang memuat ruang lift atau tangga. Susunan
geometri sistem dinding geser tidak terbatas, bentuk-bentuk dasar yang
umum diperlihatkan pada lingkaran pusat. Bentuk segitiga, persegi panjang,
sudut, kanal dan flens lebar adalah contoh-contoh bentuk yang dikenal
dalam bahasa arsitektur. Sistem dinding geser pada dasarnya dapat dibagi
menjadi sistem terbuka dan tertutup. Sistem terbuka terdiri dari unsur linear
tunggal atau gabungan unsur yang tidak lengkap melingkupi ruang
geometris, seperti bentuk : L, X, V, Y, T, H. Sebaliknya sistem tertutup
melingkupi ruang
geometris seperti bentuk : bujur sangkar, segitiga, persegipanjang dan bulat.

Susunan Geometri Dinding Geser

Shear Wall Layouts


Menurut pakar struktur, sebuah bangunan tinggi dapat didefinisikan sebagai
bangunan yang sistem strukturnya harus dimodifikasikan sedemikian rupa
sehingga dapat menahan gaya-gaya lateral yang disebabkan oleh gempa
atau angin di dalam kriteria terhadap kekuatan, simpangan dan
kenyamanannya. Pada bangunan berlantai banyak, dinding geser adalah

salah satu bentuk struktur yang dapat menahan gaya lateral yang
disebabkan oleh gempa atau angin. Stabilitas bangunan lantai banyak
diterima oleh dinding geser.
Untuk dapat menahan gaya lateral yang disebabkan oleh gempa atau angin
maka dinding geser harus dibentuk sedemikian rupa sehingga memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
1. Dalam sebuah bangunan paling sedikit terdapat tiga buah dinding
geser sebagai penahan gaya lateral.
2. Garis pengaruh dari dinding geser tersebut tidak boleh berpotongan
pada satu titik.
Dinding geser yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut diatas dapat
menyebabkan struktur menjadi labil, antara lain seperti terlihat pada gambar
dibawah ini.

Dinding geser yang memenuhi syarat-syarat diatas tersebut akan


memberikan stabilitas yang baik pada bangunan berlantai banyak. Dinding
geser yang memenuhi syaratsyarat antara lain seperti terlihat dibawah ini.

http://metodebangunan.blogspot.co.id/2015/07/metode-pelaksanaanpekerjaan-struktur.html
http://rromadhonunj.blogspot.co.id/2014/02/pelaksanaan-pekerjaan-kolombalok-plat.html

Anda mungkin juga menyukai