Struktur kolom adalah batang vertikal dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok (E.G Nawy.,1998). Sedangkan Menurut SK SNI T-15-199103 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang
tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian
tinggi yang ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan
penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
Fungsi kolom
Kolom berfungsi meneruskan beban dari elevasi atas ke elevasi bawahnya
hingga sampai tanah melalui Pondasi. Kolom merupakan struktur tekan
sehingga keruntuhan kolom tidak memberikan peringatan awal yang cukup
jelas.
Oleh
karena
itu,
dalam
merencanakan
kolom
perlu
adanya
Pabrikasi besi beton, potong sesuai bestat yang telah dibuat dan rakit
sesuai pada gambar kerja. Untuk pekerjaan penulangan, pemotongan besi
dan pembengkokannya digunakan alat bar cutter dan dan bar bending.
Instal besi kolom yang telah dirakit sesuai dengan denah kolom pada
gambar.
(contoh
pekerjaan pembesian
kolom)
Bekisting
Kolom dibuat
sedemikian
rupa
dengan
scafolding/perancah-perancah/sekur-sekur yang kokoh dan cukup, sehingga
pada saat pengecoran bekisting tidak mengalami kerusakan/jebol.
Setelah semua langkah diatas selesai dan kolom siap sudah siap untuk
dicor, selanjutnya adalah tahap pengecoran kolom. dalam pengecoran
gunakan alat concrete vibrator agar beton kolom tetap padat.
Demikian metode
pelaksanaan
pekerjaan
kolom yang
dapat
saya
(Sloof Beton)
Balok Sloof merupakan bagian dari struktur bangunan yang diletakan
secara horizontal diatas pondasi bangunan. Balok sloof berfungsi sebagai
perata beban yang diterima oleh pondasi. Selain itubalok sloof juga
berfungsi memikul beban dan sebagai pengunci dinding agar tidak roboh
apabila terjadi pergerakan tanah seperti gempa dan penyebab lainnya.
Sebelumnya kita sudah pernah membahas Langkah - langkah pekerjaan
Hamparkan pasir urug di lokasi & elavasi yang telah ditentukan dengan
marking & bouwplank dengan tebal 10cm.
Melanjutkan
pembahasan
diartikel
sebelumnya
tentang metode
memulai
pekerjaan,
bersihkan
lokasi
pekerjaan
yang
akan
Pasang batang profil kayu/besi untuk acuan pada kedua sisi pasangan
bata yang akan dipasang. Cek verticality kayu acuan dengan pendulum
(unting-unting).
Pasang bata lapis pertama. Cek posisi pasangan terhadap marking, jika
sesuai dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya sesuai benang acuan sampai
ketinggian 1 m. Tebal spesi diusahakan 1 ~ 1.5 cm (tergantung gradasi
pasir).
Pasang tulangan, formwork dan cor beam diatas bata, beam praktis
harus dipasang pada opening yang lebih besar dari 600 m.
Lakukan curing pasangan bata dengan disiram air setiap hari, guna
menjaga penyusutan yang berlebihan.
Demikian
pembahasan
tentang pekerjaan
pasangan
bata,
semoga
MATERI KE DUA
1.
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan struktur beton tiap
bagian.
Persiapan material kerja, antara lain : readymix K-300, besi beton, kawat beton,
semen PC, pasir, multiplek, paku, minyak bekesting, balok, kaso, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete pump, vibrator, kompresor,
cutting well, theodolith, waterpass, meteran, gergaji, schafolding, raskam, jidar,
benang, selang air, dll.
2.
Pengukuran
3.
Pelaksanaan fabrikasi besi tulangan memerlukan tempat yang cukup luas untuk
menaruh, memotong besi beton dan membengkoknya sehingga sesuai dengan
gambar yang telah disetujui.
Besi beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter (spesifikasi)
disesuaikan dengan gambar kerja dan RKS.
Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar kerja.
Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya,
supaya tidak membingungkan/membuang waktu untuk saat akan dipasang.
Untuk kolom, pembesian tulangan dikerjakan lebih dahulu baru setelah itu
dilanjutkan dengan pemasangan bekesting.
Untuk balok, plat lantai, plat lantai dan tangga bekesting dikerjakan dahulu baru
setelah itu dilanjutan dengan pembesian tulangan.
Fabrikasi bekesting
Untuk struktur beton yang posisinya ada dibawah permukaan tanah, maka
bekesting dapat menggunakan multiplek atau pasangan batako :
Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah seperti : kolom,
balok, plat lantai dan tangga menggunakan bahan dari multiplek dan perkuatan
menggunakan balok/kaso dan alat perancah schafolding :
Untuk kolom sebaiknya dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi plat
siku untuk menjaga agar kolom tetap tegak lurus dan siku.
Pasang beton decking dan cakar ayam secara merata dan sesuai kebutuhan.
5.
Pengecoran beton
lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan struktur menggunakan
beton readymix mutu K-225.
Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan
perkuatan acuan diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk
pekerjaan selanjutnya.
Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor belum siap.
Curring Beton
Untuk bagian horizontal adalah setelah buka bekesting, bagian luar disemprot air
lalu dicure dengan curing compound.
Untuk bagian vertical adalah web setelah deshuttering dinding disemprot air lalu
dicure dengan curing coumpound construction joint dicure dengan air.
Bagian lain dicuring dengan semprotan air secara rutin selama 1 minggu.
Kolom Utama
Kolom Praktis
g. alat bantu
h. batching plant
i. kerucut abrams
j. alat cetak silinder benda uji beton
2. Balok
Balok juga merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Balok
merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan
pengikat kolom lantai atas. Fungsinya adalah sebagai rangka penguat
horizontal
3. Plat Lantai
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, jadi
merupakan lantai tingkat. Plat lantai ini didukung oleh balok-balok yang
bertumpu pada kolom-kolom bangunan.
Ketebalan plat lantai ditentukan oleh :
a.
b.
c.
(Szilard, 1974)
a.
Pelat kaku
b.
Membran
c.
Pelat flexibel
d.
Pelat tebal
Bahan untuk Plat lantai dapat dibuat dari :
a.
b.
c.
a)
b)
4. Tangga
Ibu Tangga
b)
Anak Tangga
Jenis-jenis tangga menurut strukturnya :
a.
Tangga Plat
b.
Tangga Balok
c.
Tangga kantilever
5. Dinding Geser
Dinding Geser (shear wall) adalah suatu struktur balok kantilever tipis
yang langsing vertikal, untuk digunakan menahan gaya lateral. Biasanya
dinding geser berbentuk persegi panjang, Box core suatu tangga, elevator
atau shaft lainnya. Dan biasanya diletakkan di sekeliling lift, tangga atau
shaft guna menahan beban lateral tanpa mengganggu penyusunan ruang
dalam bangunan.
6. Atap
Atap adalah bagaian paling atas dari suatu bangunan, yang
melilndungi gedung dan penghuninya secara fisik maupun metafisik
(mikrokosmos/makrokosmos).
Kuda-kuda kayu
Kuda-kuda bambu
Kuda-kuda baja
Sebagai pendukung atap, dengan sistem frame work atau lengkung dapar
mendukung beban atap sampai beban atap sampai dengan bentang 75 m,
seperti pada hanggar pesawat, stadion olahraga, bangunan pabrik, dan lainlain.
Galian tanah
1. Pondasi
Pengertian umum untuk Pondasi adalah Struktur bagian bawah bangunan
yang berhubungan langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang
terletak di bawah permukaan tanah yang mempunyai fungsi memikul beban
bagian bangunan lainnya di atasnya. Pondasi harus diperhitungkan untuk
dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap beratnya sendiri, beban beban bangunan (beban isi bangunan), gaya-gaya luar seperti: tekanan
angin,gempa bumi, dan lain-lain. Disamping itu, tidak boleh terjadi
penurunan level melebihi batas yang diijinkan.
Agar kegagalan fungsi pondasi dapat dihindari, maka pondasi bangunan
harus diletakkan pada lapisan tanah yang cukup keras, padat, dan kuat
mendukung beban bangunan tanpa menimbulkan penurunan yang
berlebihan. Pondasi merupakan bagian struktur dari bangunan yang sangat
penting, karena fungsinya adalah menopang bangunan diatasnya, maka
proses pembangunannya harus memenuhi persyaratan utama sebagai
berikut:
1.
Cukup kuat menahan muatan geser akibat muatan tegak ke bawah.
2.
Dapat menyesuaikan pergerakan tanah yang tidak stabil (tanah gerak)
3.
Tahan terhadap pengaruh perubahan cuaca
4.
Tahan terhadap pengaruh bahan kimia
Jenis-jenis struktur bawah (Pondasi)
Secara umum jenis-jenis struktur bawah (pondasi) dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu
pondasi dangkal, sumuran, dan pondasi dalam.
1. Pondasi dangkal
Yang dimaksud pondasi dangkal adalah apabila kedalaman alas pondasi (Df)
dibagi
lebar terkecil alas pondasi (B) kurang dari 4, (Df/B < 4). Jenis pondasi ini
digunakan
apabila letak tanah baik (kapasitas dukung ijin tanah > 2,0 kg/cm2) relatif
dangkal
(0,6-2,0 m)
2. Pondasi dalam
Apabila lapisan atas berupa tanah lunak dan terdapat lapisan tanah yang
keras yang dalam maka dibuat pondasi tiang pancang yang dimasukkan ke
dalam sehingga mencapai tanah keras (Df/B >10 m), tiang-tiang tersebut
disatukan oleh poer/pile cap.
Struktur bawah bangunan pondasi terdiri dari pondasi dan tanah pendukung
pondasi. Pondasi berfungsi untuk mendukung seluruh beban bangunan dan
meneruskan beban bangunan tersebut kedalam tanah dibawahnya. Suatu
sistem pondasi harus dapat menjamin, harus mampu mendukung beban
bangunan diatasnya, termasuk gaya-gaya luar seperi gaya angin, gempa, dll.
Untuk itu pondasi haruslah kuat, stabil, aman, agar tidak mengalami
penurunan, tidak mengalami patah, karena akan sulit untuk memperbaiki
suatu sistem pondasi.
Akibat penurunan atau patahnya pondasi, maka akan terjadi :
1. Kerusakan pada dinding, retak-retak, miring dan lain lain
2. Lantai pecah, retak, bergelombang
3. Penurunan atap dan bagian-bagian bangunan lain.
Suatu sistem pondasi harus dihitung untuk menjamin keamanan, kestabilan
bangunan diatasnya, tidak boleh terjadi penurunan sebagian atau
seluruhnya melebihi batas-batas yang diijinkan. Pembuatan pondasi dihitung
berdasarkan hal-hal berikut :
1. Berat bangunan yang harus dipikul pondasi berikut beban-beban hidup,
mati serta beban-beban lain dan beban- beban yang diakibatkan gaya-gaya
eksternal.
2. Jenis tanah dan daya dukung tanah.
3. Bahan pondasi yang tersedia atau mudah diperoleh di tempat.
4. Alat dan tenaga kerja yang tersedia.
5. Lokasi dan lingkungan tempat pekerjaan.
6. Waktu dan biaya pekerjaan.
Hal yang juga penting berkaitan dengan pondasi adalah apa yang disebut
beban titik, dan beban garis dan beban terbagi rata memanjang. Sedangkan
metode galian dimana dibagi menjadi: open cut, cantilever, angker, dan
strut.
Pemilihan metode galian disesuaikan dengan perencanaan bangunan dan
konsdisi di lapangan. Pada metode galian basement ada beberapa factor
yang perlu diperhatikan antara lain: jenis tanah, kondisi proyek, muka air
tanah, besar tekanan tanah yang bekerja, waktu pelaksanaan, analisa biaya
dan sebagainya.
Beberapa masalah yang timbul dalam pelaksanaan pembuatan galian
basement, seperti penurunan permukaan tanah disekitar galian yang dapat
menyebabkan kerusakan structural pada bangunan dekat galian, fan
retaknya saluran dan sarana yang lain. Salah satu penyebabnya adalah
penurunan permukaan air tanah disekitar galian akibat pemompaan selama
konstruksi. Untuk mencegah masalah yang timbul maka metode pemilihan
dewatering sangan menentukan.
TANGGA
Alat-alat
Gergaji
Meteran
Palu
Scaffolding set
Pipe Support
Lot/ Water pas
Benang
Pekerjaan Persiapan
Sebelum memulai pekerjaan tangga, maka yang perlu dilakukan setelah
mempersiapkan bahan & alat tersebut diatas adalah langkah-langkah sebagai berikut
untuk mendapatkan hasil yang memuaskan :
Pelat Badan Tangga
Sebenarnya tidak perlu pabrikasi secara khusus, karena bisa dipabrikasi pada saat
penyetelan langsung. Yang perlu dipersiapkan adalah posisi kemiringan badan tangga
serta pipa galvanis (panjang disesuaikan bentang badan tangga) yang disusun sesuai
kemiringan badan tangga.
Dinding Tangga
Dibuat sesuai dengan ukuran tangga (tebal plat + tinggi trape tangga)
Cara pabrikasi sama seperti pabrikasi dinding balok.
Anak Tangga
Plywood 12 mm dipotong sesuai dengan tinggi trape (optrade) dan lebar tangga,
kemudian diberi rangka
Penyetelan
Bordes Tangga
Sebelum memulai pekerjaan bordes tangga, perlu diperhatikan elevasi/ ketinggian dari
lantai dibawahnya sehingga diketahui kombinasi alat yang diperlukan, apakah
menggunakan pipe support.
Pekerjaan bordes tangga dimulai dari pekerjaan Balok bordes, yang cara
penyetelannya sama seperti balok biasa. Kemudian antar dinding balok dipasang kayu
5/7 (jarak maksimum 25 cm). Kayu ini berfungsi sebagai pengganti pipa (karena
bentang pendek). Setelah selesai pemasangan kayu 50/10, lalu diikuti pemasangan
plywood yang ukurannya disesuaikan dengan panjang dan lebar bordes.
Badan Tangga
Badan tangga ada 2 buah, yaitu antara bordes dengan lantai dibawahnya dan antara
bordes dengan lantai di atasnya.
Dinding Tangga dan Bordes
Setelah pekerjaan bordes dan badan tangga selesai, kemudian dipasang dinding
tangga kanan-kiri dan dinding bordes diatas badan tangga dan bordes.
Dinding tangga dipaku dengan badan tangga dan diberi perkuatan dengan potongan
kayu 5/7 (jarak maksimum 40 cm). Potongan kayu 5/7 dipaku antara badan tangga
dengan dinding tangga sehingga benar-benar kuat, rapi, dan tidak goyang,. Dinding ini
ttelah dipabrikasi sebelumnya.
Trape/ Dinding Anak Tangga
Anak tangga dipasang setelah dilakukan pengecekan terhadap elevasi bordes,
kemiringan badan tangga, penggambaran trape/ anak tangga pada dinding badan
tangga dan pembesian.
Pemasangan bordes dan badan tangga salah apabila jumlah anak tangga tidak pas,
dengan antrade dan uptrade yang telah ditentukan ukurannya (bisa kurang bisa lebih).
Bila kesalahan ini terjadi maka harus dibetulkan tterlebih dahulu.
Trade/ dinding anak tangga dipasang diantara dinding badan tangga sesuai dengan
yang telah digambar pada dinding badan tangga dan dipaku dari dinding tangga kearah
dalam. Untuk memudahkan pemasangan dapat dilakukan dari bawah keatas. Setelah
semua terpasang, kemudian antar anak tangga dirangkai dengan kayu 5/7 memanjang
dari atas ke bawah pada dua tempat kanan-kiri dan dipaku. Sama halnya dengan
dinding badan tangga, dinding anak tangga inipun telah dipabrikasi sebelumnya.
Pembongkaran
Pembongkaran dinding badan tangga dan trape dapat dilakukan setelah beton berumur
12 jam, sedangkan untuk badan tangga dan bordes dilakukan setelah tujuh hari atau
setelah mendapat ijin dari pihak direksi.
Untuk pembongkaran balok bordes cara dan urutannya seperti pada pembongkaran
balok biasa. Untuk pembongkaran badan tangga dan bordes, dimulai dari pengendoran
jack base dan U-head, kemudian diikuti pembongkaran lader/pipe sipport dan kayu
6/12. Setelah itu dibongkar kayu 5/7 dan terakhir adalah pembongkaran plywood.
Setelah semua dibongkar kemudian dirapikan dan ditumpuk pada tempat yang mudah
dijangkau oleh alat angkut.
Metoda Konstruksi untuk Pembuatan Tangga
Konstruksi tangga pada perencanaan bangunan bertingkat seperti pada
rumah atau bangunan- bangunan publik perlu dirancang sebagus dan
senyaman mungkin. Fungsi dari tangga sebagai penghubung antara lantai
tingkat satu dengan lantai tingkat lainnya pada suatu bangunan. Dalam
perencanaan tanggapun perlu kita perhatikan sudut tangga supaya nyaman,
efesien dan mudah dijalani, termasuk dari kemiringan tangganya itupun
sendiri. Kemiringan tangga yang ideal 40, karena pada waktu
menjalaninya tidak terasa lelah pada waktu arah naik, serta tidak berbahaya
pada waktu arah turun dari tangga. Beberapa hal yang harus diterapkan
dalam merencanakan konstruksi tangga secara umum yaitu : 1.
Direncanakan dan dipasang berdasarkan zoning yang mudah dijangkau oleh
setiap orang 2.
Pada daerah tangga harus mendapat penerangan yang cukup terutama pada
siang hari 3.
Tangga mudah dijalani atau digunakan 4.
Kuat, nyaman, sederhana dan layak untuk dipakai. 5.
Pada saat digunakan tangga tersebut terasa nyaman, menyenangkan
dijalani, maka ukuran
Optrade
(tegak) dan
Aantrede
(mendatar) harus sebanding. Metoda Konstruksi untuk Pembuatan Tangga
15
3
120
Tulangan memanjang D 10Sengkang D 10
15
Detail tulangan anak tangga tampak atas
Rahmadi Romadhon
Penentuan As kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan.
Hal ini disesuaikan dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan as
kolom membutuhkan alat-alat seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.
Proses pelaksanaan:
(a)
Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan di tempat
lain yang lebih aman
(c)
(d)
(e)
Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut dengan
menggunakan Tower Crane ke lokasi yang akan dipasang.
(f)
Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking
sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.
3)
(a)
(b)
(c)
Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai sesuai dengan
dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan dalam penempatan
bekisting kolom.
(f)
(g)
(h) Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap dicor.
4)
Pengecoran kolom
Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:
a)
Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar
bersih dari kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan
beton.
b)
Pelaksanaan pengecoran
5)
(a)
Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah dapat dibongkar.
(b)
(c)
(d)
(e)
Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera diangkat dengan
tower crane ke lokasi pabrikasi awal.
6)
terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.
2.
Pada proyek Apartement sistem balok yang dipakai adalah konvensional. Balok yang
digunakan memiliki tipe yang berbeda-beda. Balok terdiri dari 2 macam, yaitu balok
utama (balok induk) dan balok anak.
Semua perkerjaan balok dan pelat dilakukan langsung di lokasi yang
direncanakan, mulai dari pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran sampai
perawatan.
1)
a.
Tahap Persiapan
Pekerjaan Pengukuran
Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena
Pabrikasi besi
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan
dengan bar cutter dan bar bending. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem
pabrikasi di los besi dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi. Sedangkan
pembesian plat dilakukan dilakukan di atas bekisting yang sudah jadi.
2)
Pembekistingan balok
Tahap pembekistingan balok adalah sebagai berikut :
(1)
Scaffolding dengan masing masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai dengan
kebutuhan di lapangan, baik untuk bekisting balok maupun pelat.
(2)
Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan mengatur base jack atau Uhead jack nya.
(3)
Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross brace
dan diatas girder dipasang balok suri tiap jarak 50 cm (kayu 5/7) dengan arah
melintangnya, kemudian dipasang pasangan plywood sebagai alas balok.
(4)
Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku yang dipasang
di atas suri-suri.
b.
Pembekistingan pelat
Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :
(1)
(2)
Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross brace dan
diatas girder dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.
(3)
Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk tepi pada
pelat dan dijepit menggunakan siku.. Plywood dipasang serapat mungkin, sehingga
tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan kebocoran pada saat pengecoran
(4)
Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai pelumas
agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat mempermudah dalam
pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam kondisi layak pakai untuk
pekerjaan berikutnya.
c.
Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai selanjutnya
pengecekan tinggi level pada bekisting balok dan pelat dengan waterpass, jika sudah
selesai maka bekisting untuk balok dan pelat sudah siap.
d.
Pembesian balok
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :
(1)
Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi kemudian
diangkat menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.
(2)
Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting balok dan
ujung besi balok dimasukkan ke kolom.
(3)
Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok lalu
diikat.
Untuk
pembesian
balok
dilakukan
kali
perubahan
dalam
metode
dilakukan ditempat yang akan dicor tidak dipabrikasikan lagi dan sampai kini metode ini
yang paling baik untuk digunakan.
e.
Pembesian pelat
Setelah tulangan balok terpasang. Selanjutnya adalah tahap pembesian pelat, antara
lain :
(1)
Pembesian pelat dilakukan langsung di atas bekisting pelat yang sudah siap. Besi
tulangan diangkat menggunakan tower crane dan dipasang diatas bekisting pelat.
(2) Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Kemudian pasang tulangan
ukuran tulangan D10-200.
(3)
(4)
Letakkan beton deking antara tulangan bawah pelat dan bekisting alas pelat. Pasang
juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas dan bawah pelat.
f.
Pengecekan
Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan checklist/
pemeriksaan untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok adalah
diameter dan jumlah tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah sengkang, ikatan
kawat, dan beton decking. Untuk pembesian pelat lantai yang diperiksa adalah,
penyaluran pembesian pelat terhadap balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra,
perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di pelat lantai, beton decking, kaki ayam, dan
kebersihannya.
g.
Pembongkaran Bekisting
Administrasi pengecoran
(1) Setelah bekisting dan pembesian siap engineer mengecek ke lokasi atau zona yang
akan dicor
(2) Setelah semua OK, engineer membuat izin cor dan mengajukan surat izin ke konsultan
pengawas
(3) Kemudian tim pengawas melakukan survey ke lokasi yang diajukan dalam surat cor.
(4)
(5)
Surat izin cor dikembalikan kepada engineer dan pengecoran boleh dilaksanakan.
b)
pendukung untuk pekerjaan pengecoran balok diantaranya yaitu : bucket, truck mixer,
vibrator, lampu kerja, papan perata. Adapun proses pengecoran pelat sebagai contoh
pengamatan yaitu adalah sebagai berikut :
1.
2.
Pembersihan ulang area yang akan dicor dengan menggunakan air compressor
sampai benar benar bersih
3. Truck Mixer tiba di proyek dan laporan ke satpam kemudian petugas dari PT. ADHIMIX
PRECAST menyerahkan bon penyerahan barang yang berisi waktu keberangkatan,
kedatangan, waktu selesai, volume.
4.
di setiap bagian yang dicor. Pemadatan tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya
rongga udara pada beton yang akan mengurangi kualitas beton.
9.
Setelah dipastikan balok dan pelat telah terisi beton semua, permukaan beton segar
tersebut diratakan
dengan
menggunakan
balok
kayu
yang
panjang
dengan
memperhatikan batas ketebalan pelat yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar
10.
Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai beton memenuhi area cor yang telah
Pengecoran Balok
Setelah pekerjaan pembesian balok dan pelat selesai, maka dapat
dilakukan pengecoran. Pengecoran balok dan pelat dilakukan bersamaan. Nilai slump
pada pelat 12 2cm (10 cm s/d 14 cm) sedangkan pada balok 12 2cm (10 cm s/d 14
cm). Pengecoran balok dan pelat dengan menggunakn concrete pump dengan
menggunakan beton readymix.
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan
pemeriksaan bekisting meliputi: Posisi bekisting harus dicek lagi apakah sudah sesuai
dengan yang direncanakan. Bekisting harus lurus, tegak, tidak bocor, dan kuat. Selain
mengenai hal tersebut, sebelum dilaksanakan pengecoran, bekisting dibersihkan dulu
dengan menggunakan compressor.
Pelaksanaan pengecoran balok dan pelat adalah sebagai berikut:
(a)
Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai, digunakan concrete pump
yang menyalurkan beton readymix dari truck mixer ke lokasi pengecoran, dengan
menggunakan pipa pengecoran yang di sambung-sambung.
(b)
(c)
(d)
salah satu bentuk struktur yang dapat menahan gaya lateral yang
disebabkan oleh gempa atau angin. Stabilitas bangunan lantai banyak
diterima oleh dinding geser.
Untuk dapat menahan gaya lateral yang disebabkan oleh gempa atau angin
maka dinding geser harus dibentuk sedemikian rupa sehingga memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
1. Dalam sebuah bangunan paling sedikit terdapat tiga buah dinding
geser sebagai penahan gaya lateral.
2. Garis pengaruh dari dinding geser tersebut tidak boleh berpotongan
pada satu titik.
Dinding geser yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut diatas dapat
menyebabkan struktur menjadi labil, antara lain seperti terlihat pada gambar
dibawah ini.
http://metodebangunan.blogspot.co.id/2015/07/metode-pelaksanaanpekerjaan-struktur.html
http://rromadhonunj.blogspot.co.id/2014/02/pelaksanaan-pekerjaan-kolombalok-plat.html