Anda di halaman 1dari 4

METODE PEKERJAAN KOLOM BETON BERTULANG

Pekerjaan struktur beton bertulang kolom khususnya yang bukan


beton bertulang praktis dalam pelaksanaan pekerjaannya
memerlukan perhatian ekstra terutama agar dihasilkan kolom
struktur yang monolit, tegak lurus (kecuali kolom yang memang
didesain miring) dan tidak mengalami puntir.

Dalam sebuah proyek yang berskala besar dan mempunyai waktu


yang relatif singkat, pekerjaan struktur kolom menjadi pekerjaan
upper structure pertama yang berada dalam jalur kritis.
Keterlambatan dalam pekerjaan kolom akan menyebabkan
keterlambatan pada pekerjaan bekisting balok dan plat lantai dan
demikian seterusnya akan mengakibatkan keterlambatan pekerjaan pembesian balok dan plat
lantai dan pekerjaan pengecoran. Oleh karenanya pekerjaan kolom akan senantiasa
dipercepat, yang biasanya dengan memperbanyak jumlah set (unit) bekisting kolom maupun
waktu pengecoran dan pembukaan bekisting yang relatif dipercepat.

Adakalanya karena kekuranghati-hatian akibat terlalu berorientasi pada kecepatan


penyelesaian pekerjaan, kualitas beton bertulang kolom yang dihasilkan terabaikan. Banyak
sekali dijumpai hasil pengecoran kolom yang mengalami keropos, segresi dan lain-lain
sehingga memerlukan perbaikan yang tentu saja justru memperlambat pekerjaan dan
mengharuskan kita mengeluarkan biaya ekstra.

Pembesian Kolom

Pemasangan besi kolom untuk di lantai dasar menumpu pada sloof dan atau masuk (menyatu)
dengan pembesian pile cap (PC). Dalam hal ini panjang besi/penjangkaran yang masuk ke
dalam sloof dan PC harus sesuai dengan syarat dan kaidah struktur yang ada. Pemotongan
besi biasanya dibuat menerus dari lantai dasar sampai dengan lantai dua atau tiga
menyesuaikan ketinggian lantai bangunan dan untuk mempermudah pemasangan, sambungan
biasanya tepat berada di atas plat lantai. Untuk pengangkutan/langsir maupun pemasangan
besi (erection) biasanya dibantu dengan Tower Crane dan atau Mobile Crane sehingga
mempercepat pekerjaan.
Yang perlu diperhatikan di sini adalah
bahwa posisi besi kolom yang dipasang
tidak boleh mengalami puntir. Untuk itu
kendati tidak dicantumkan dalam syarat
teknis biasanya akan dipasang besi
sepihak setiap jarak 40 - 60 cm sepanjang
kolom untuk mencegah terjadinya puntir
tulangan. Selain itu yang harus benar-
benar dicek dari pekerjaan pembesian
adalah jumlah tulangan, dimensi tulangan
utama maupun tulangan sengkang, jarak
antar tulangan utama dan jarak sengkang,
kesemuanya harus sesuai dengan syarat
teknis yang telah ditetapkan. Yang tidak
kalah penting adalah letak dan posisi besi kolom terhadap as-as bangunan harus sesuai
dengan gambar kerja. Sebab adakalanya timbul pergeseran posisi kolom bahkan sampai 10
cm dari as dimaksud akibat dari kelalaian pengecekan posisi kolom sehingga mempengaruhi
sistem struktur secara kesesluruhan. Kemudian sebelum ditutup dengan begisting, di tulangan
besi kolom dipasang terlebih dahulu beton decking (beton tahu) agar begisting tidak
menempel pada tulangan yang dapat menyebabkan keroposnya kolom.

Bekisting Kolom

Pekerjaan bekisting kolom untuk struktur sederhana biasanya


menggunakan bahan dari papan kayu dan atau multipleks dengan perkuatan dari balok kayu.
Demikian pula dengan penyangga dan atau stude yang digunakan dari bahan kayu.
Bekisting sendiri berfungsi pembentuk struktur dan diperoleh permukaan yang diharapkan
dan berfungsi sebagai pemikul sebelum struktur mampu memikul beban sendiri. Untuk itu
pada pekerjaan kolom dalam jumlah dan dimensi yang besar dan waktu pengerjaan yang
relatif cepat diperlukan sebuah sistem bekisting yang mudah dalam pemasangan dan
pelepasan, kuat sehingga dihasilkan permukaan beton kolom yang baik dan awet sehingga
material bekisting dapat terus digunakan. Sebagai contoh adalah bekisting sistem Licco
seperti tampak dalam gambar dan sistem Perry.

Berdasarkan fungsi pembentuk struktur, yang harus dicek dalam pekerjaan bekisting adalah
dimensi, verticality, dan kekuatan sistem bekisting. Sehingga:

1. Untuk memperoleh permukaan yang halus biasanya pada permukaan bekisting diolesi
dengan solar atau oli
2. Bentuk dan besaran dimensi bekisting kolom harus sesuai dengan bentuk dan ukuran
kolom yang diharapkan
3. Pengecekan verticality atau tegak lurus kolom diperlukan agar kolom nantinya benar-
benar tegak lurus dan tidak mengalami puntir. Pengecekan verticality ini dilakukan
pada saat pemasangan bekisting kolom dan diulang kembali pada sesaat setelah beton
selesai dituang
4. Sedangkan kekuatan sistem sendiri diperlukan agar bekisting mampu menahan
tekanan beton saat pengecoran sehingga tidak terjadi bleeding bahkan pecahnya
bekisting. Setelah selesainya pengecoran, bekisting harus tetap mampu menahan
beban sampai kolom mampu memikul beban sendiri. Minimum pelepasan bekisting
kolom dari saat pengecoran sampai dengan beton kolom mengeras diperlukan waktu
12 jam.

Pengecoran Kolom

Metode pengecoran sangat mempengaruhi kualitas kolom beton. Metode yang kurang tepat
akan menyebabkan kolom mengalami cacat seperti segresi/honeycomb, keropos, puntir,
bahkan tidak jarang mengalami kegagalan sama sekali akibat pecahnya bekisting. Berikut
beberapa contoh metode yang perlu diperhatikan agar didapatkan kualitas beton seperti yang
diharapkan:

1. beton yang digunakan dalam pengecoran sesuai


dengan mutu yang disyaratkan dalam bestek.
Demikian pula dengan tingkat kekentalan
beton/slump harus sesuai. Semakin rendah slump
berarti beton akan semakin kental. Pada kolom yang
berdimensi kecil dan atau mempunyai jumlah
tulangan yang banyak dan rapat hal ini akan menyulitkan. Jadi tingkat slump harus
benar-benar diperhatikan. Untuk membantu agar beton dapat cepat masuk dan
memenuhi cetakan dengan baik biasanya digunakan vibrator dan masih dibantu
dengan mengetuk-ngetuk papan cetakan dengan palu.
2. sebelum beton dituang, pada sambungan antara beton lama dengan beton baru agar
diberikat cairan pengikat. tinggi jatuhnya material beton ke dalam cetakan/bekisting
tidak lebih dari satu meter. hal ini untuk mencegah terjadinya segresi yang berakibat
pada terjadinya honeycomb dan bahkan keropos. Kontraktor pelaksana bisanya
menggunakan alat bantu selang tremi yang diikatkan pada bucket cor. Selang tremi di
masukkan ke dalam cetakan di sela-sela besi tulangan sedemikian rupa dan diangkat
sedikit demi sedikit mengikuti beton yang dituang kedalam cetakan. Agar
diperhatikan jangan sampai selang tremi terlambat di angkat naik karena jika terlalu
dalam tertutup beton, selang tremi akan berat dan dapat putus di dalam beton. Jika
demikian pengecoran harus dihentikan dan selang tremi harus dikeluarkan dari beton
kolom

3. kolom senantiasa
mengalami puntir. Untuk itu pengecekan verticality
kolom tidak saja dilakukan sebelum beton dituang
namun harus diulang sesaat setelah beton dituang.
4. Demikian pula
posisinya kembali dicek. Bila pada saat pengecoran
mengalami puntir maka harus dikembalikan ke posisi semula dengan memberikan
bantalan dari beton tahu antara tulangan dan bekisting

Perawatan Hasil Pengecoran Kolom

Betapapun baik hasil pengecoran, beton kolom yang tidak


dirawat sampai benar-benar setting akan menyebabkan
beton tersebut mengalami kerusakan, terutama kembang
susut akibat cuaca. Penguapan akibat terik matahari yang
terlampau cepat akan menyebabkan beton mengalami retak-
retak sehingga mengurangi kekuatan beton itu sendiri.

Perawatan beton yang sederhana misalkan dengan menyiram air ke badan kolom. Yang lebih
praktis lagi adalah dengan membungkus kolom beton dengan karung yang dibasahi dengan
air dan atau dengan plastik.

Saat ini seringkali digunakan juga bahan kimia untuk perawatan beton yang dikenal dengan
istilah di-wax yakni coating/pelapisan dengan cairan kimia tertentu untuk beton.

Anda mungkin juga menyukai