Pembesian Kolom
Pemasangan besi kolom untuk di lantai dasar menumpu pada sloof dan atau masuk (menyatu)
dengan pembesian pile cap (PC). Dalam hal ini panjang besi/penjangkaran yang masuk ke
dalam sloof dan PC harus sesuai dengan syarat dan kaidah struktur yang ada. Pemotongan
besi biasanya dibuat menerus dari lantai dasar sampai dengan lantai dua atau tiga
menyesuaikan ketinggian lantai bangunan dan untuk mempermudah pemasangan, sambungan
biasanya tepat berada di atas plat lantai. Untuk pengangkutan/langsir maupun pemasangan
besi (erection) biasanya dibantu dengan Tower Crane dan atau Mobile Crane sehingga
mempercepat pekerjaan.
Yang perlu diperhatikan di sini adalah
bahwa posisi besi kolom yang dipasang
tidak boleh mengalami puntir. Untuk itu
kendati tidak dicantumkan dalam syarat
teknis biasanya akan dipasang besi
sepihak setiap jarak 40 - 60 cm sepanjang
kolom untuk mencegah terjadinya puntir
tulangan. Selain itu yang harus benar-
benar dicek dari pekerjaan pembesian
adalah jumlah tulangan, dimensi tulangan
utama maupun tulangan sengkang, jarak
antar tulangan utama dan jarak sengkang,
kesemuanya harus sesuai dengan syarat
teknis yang telah ditetapkan. Yang tidak
kalah penting adalah letak dan posisi besi kolom terhadap as-as bangunan harus sesuai
dengan gambar kerja. Sebab adakalanya timbul pergeseran posisi kolom bahkan sampai 10
cm dari as dimaksud akibat dari kelalaian pengecekan posisi kolom sehingga mempengaruhi
sistem struktur secara kesesluruhan. Kemudian sebelum ditutup dengan begisting, di tulangan
besi kolom dipasang terlebih dahulu beton decking (beton tahu) agar begisting tidak
menempel pada tulangan yang dapat menyebabkan keroposnya kolom.
Bekisting Kolom
Berdasarkan fungsi pembentuk struktur, yang harus dicek dalam pekerjaan bekisting adalah
dimensi, verticality, dan kekuatan sistem bekisting. Sehingga:
1. Untuk memperoleh permukaan yang halus biasanya pada permukaan bekisting diolesi
dengan solar atau oli
2. Bentuk dan besaran dimensi bekisting kolom harus sesuai dengan bentuk dan ukuran
kolom yang diharapkan
3. Pengecekan verticality atau tegak lurus kolom diperlukan agar kolom nantinya benar-
benar tegak lurus dan tidak mengalami puntir. Pengecekan verticality ini dilakukan
pada saat pemasangan bekisting kolom dan diulang kembali pada sesaat setelah beton
selesai dituang
4. Sedangkan kekuatan sistem sendiri diperlukan agar bekisting mampu menahan
tekanan beton saat pengecoran sehingga tidak terjadi bleeding bahkan pecahnya
bekisting. Setelah selesainya pengecoran, bekisting harus tetap mampu menahan
beban sampai kolom mampu memikul beban sendiri. Minimum pelepasan bekisting
kolom dari saat pengecoran sampai dengan beton kolom mengeras diperlukan waktu
12 jam.
Pengecoran Kolom
Metode pengecoran sangat mempengaruhi kualitas kolom beton. Metode yang kurang tepat
akan menyebabkan kolom mengalami cacat seperti segresi/honeycomb, keropos, puntir,
bahkan tidak jarang mengalami kegagalan sama sekali akibat pecahnya bekisting. Berikut
beberapa contoh metode yang perlu diperhatikan agar didapatkan kualitas beton seperti yang
diharapkan:
3. kolom senantiasa
mengalami puntir. Untuk itu pengecekan verticality
kolom tidak saja dilakukan sebelum beton dituang
namun harus diulang sesaat setelah beton dituang.
4. Demikian pula
posisinya kembali dicek. Bila pada saat pengecoran
mengalami puntir maka harus dikembalikan ke posisi semula dengan memberikan
bantalan dari beton tahu antara tulangan dan bekisting
Perawatan beton yang sederhana misalkan dengan menyiram air ke badan kolom. Yang lebih
praktis lagi adalah dengan membungkus kolom beton dengan karung yang dibasahi dengan
air dan atau dengan plastik.
Saat ini seringkali digunakan juga bahan kimia untuk perawatan beton yang dikenal dengan
istilah di-wax yakni coating/pelapisan dengan cairan kimia tertentu untuk beton.