Anda di halaman 1dari 8

Bab VII Pembahasan Masalah

BAB VII

TINJAUAN KHUSUS MASALAH PEKERJAAN KOLOM

7.1 Uraian Umum

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul

beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang

memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada

suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya

(collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse)

seluruh struktur (Sudarmoko,1996). SNI-03-2847-2002 medefinisikan kolom

adalah komponen struktur dengan rasio tinggi terhadap dimensi lateral terkecil

sama dengan 3 atau lebih digunakan terutama untuk memerlukan beban aksial

tekan. Kolom pada lantai 3 proyek Hotel Sayaga Bogor sebagian besar

ketinggian mencapai 4 meter.

Masalah Penyelesaian Lapangan

Selama menjalankan kerja praktek di lokasi Pekerjaan Hotel Sayaga Bogor,

pengamatan dan tinjauan di lapangan penulis dapat menemukan beberapa hal

Tekhnis dan non teknis yang dapat menganggu jalannya proyek. Disamping itu

memperoleh informasi yang menarik terkait dengan pengaruh waktu dan

biaya yang dapat dapat berbanding berbanding lurus dan disuatu waktu dapat

berbanding terbalik. Secara non teknis kendala / permasalahan di pekerjaan

tersebut.

7.2 Masalah Teknis

Kolom Pecah Saat Membuka Bekisting.

VII - 1
Bab VII PembahasanMasalah

Mengingat waktu penyelesaian yang semakin mendesak sehari setelah

pengecoran kolom, bekisting telah dibuka tetapi pada saat bekisting dibuka beton

kolom pecah sebagian sehingga harus ditindak lanjuti dengan perbaikan.

Gambar 7.2 Kolom Pecah / Keropos

Fakor – Fakor Penyebab Keretakan Beton

1. Sifat dari beton itu sendiri

Untuk melihat bagaimana sifat dari beton yang dapat menimbulkan keretakan

kita harus melihat proses dari awal pembuatan beton itu sendiri. Pada saat awal

pembuatan beton dengan pencampuran bahan penyusunnya seperti kerikil, pasir, air

dan semen. Kemudian campuran beton diletakkan pada alat cetakannya, dalam

proses pengerasannya beton akan mengalami pengurangan volume dari volume

awal. Ini disebabkan air yang terkandung pada campuran beton akan mengalami

penguapan sebagian yang mengurangi volume beton.

Sehingga apabila dikondisikan pada saat beton mengalami pengerasan dan

akibat dari volume beton berkurang yang akan menyebabkan penyusutan pada

beton tetapi beton tersebut dibiarkan untuk menyusut tanpa adanya tahanan maka

VII - 2
Bab VII PembahasanMasalah

beton pun tidak akan mengalami keretakan. Tetapi pada kondisi sebenarnya

dilapangan tidak ada beton yang tidak mengalami tahanan. Karena tidak ada balok

atau kolom pada bangunan yang berdiri sendiri melainkan akan bersambung satu

sama lain dan hal ini akan membuat tahanan. Sehingga apabila pada kondisi saat

beton mengalami penyusutan ada suatu tahanan maka retakan pun tidak dapat

dihindari.

2. Suhu

Tidak dapat diabaikan suhu juga dapat menyebabkan keretakan pada beton.

Maksud suhu disini adalah suhu campuran beton saat mengalami perkerasan.

Karena pada saat campuran beton mengalami perkerasaan suhu yang timbul akibat

reaksi dari air dengan semen akan terus meningkat. Sehingga pada saat suhu

campuran beton ini terlalu tinggi, pada saat beton sudah keras sering timbul retak –

retak pada permukaan beton.

3. Korosi pada tulangan

Sebenarnya untuk mengantisipasi retakan yang terjadi akibat dari sifat beton itu

sendiri, beton diberi tulangan pada bagian dalamnya yang terbuat dari baja.

Sehingga diharapkan dengan adanya tulangan tersebut retakan akibat dari sifat

beton disebar pada keseluruhan beton menjadi bagian – bagian yang sangat kecil

sehingga retakan tersebut dapat diabaikan. Tetapi apabila tulangan yang dipakai

pada saat pembuatan beton sudah meengalami korosi, tulangan tersebut itu pun

akan menyebabkan retakan pada saat beton mengeras.

4. Proses pembuatan yang kurang baik

VII - 3
Bab VII PembahasanMasalah

Banyak sekali penyebab retak yang terjadi pada beton disebabkan oleh proses

pembuatan yang kurang baik. Seperti contoh pada saat beton mengalami perkerasan

dimana banyak mengeluarkan air, maka perlu adanya perawatan pada beton agar

pengeluaran air dari campuran beton tidak berlebihan. Tetapi akibat tidak adanya

perawatan, sehingga pada beton terbentuk banyak terjadi retakan. Selain itu pada

saat uji slump tidak dikerjakan dengan baik. Agregat campuran beton yang tidak

sesuai, setting time yang terlalu lama, campuran obat beton yang berlebihan.

5. Proses pemadatan yang kurang padat

Terpecahnya beton pada struktur kolom bisa diakibatkan oleh proses

pemadatan yang salah. Penggunaan alat vibrator untuk pemadatan yang kurang

dalam sehingga beton tidak bisa masuk kesela – sela batu, sehingga beton bertulang

tidak tertutup rapat. Akibatnya beton bertulang terjadi retak dan pada akhirnya

terjadi pecah.

6. Kekurangan beton bertulang

Beton pada beton bertulang bisa pecah salah satunya diakibatkan oleh proses

pengecoran yang waktu pelaksanaannya tidak berlangsung satu tahap, artinya bahan

beton tidak mencukupi proses memasukkan ready mix kedalam bekisting. Sehingga

kualitas beton yang bertemu tidak sama, mengakibatkan besar kemungkinan beton

bisa pecah. Faktor tersebut bisa dikarenakan kesalahan perhitungan kebutuhan

bahan material, baik dari office maupun dari lapangan.

7. Pengaruh lingkungan

Karena beton pada bangunan mengalami kontak langsung dengan cuca luar.

Sehingga bangunan sipil yang berumur cukup lama banyak mengalami retakan.

VII - 4
Bab VII PembahasanMasalah

Salah satu pengaruh lingkungan yang menyebabkan beton retak adalah akibat dari

air hujan. Akibat sekian lama beton pada bangunan tua menerima air hujan secara

langsung, lama – kelamaan air hujan masuk meresap kedalam beton yang kemudian

mencapai tulangan pada beton. Apabila saat air hujan telah mengenai baja tulangan,

maka akan terjadi reaksi antara baja tulangan dengan tulangan yang menyebakan

baja tulangan menjadi korosi. Akibat korosinya baja tulangan beton akan

mengalami retak – retak.

Beberapa hal yang bisa menjadi penyebabnya antara lain

1. Bekisting kurang bersih, masih ada beton lama yang menempel pada

permukaanya, ini biasanya terjadi pada bekisting yang digunakan ulang tapi

tidak dilakukan pembersihan secara total.

2. Pemadatan kurang sempurna saat pengecoran, pada pekerjaan kolom besar

sebaiknya menggunakan vibrator untuk memastikan semua cetakan sudah terisi

beton dengan sempurna, pada kolom kecil bisa dilakukan dengan bantuan kayu

atau memukul-mukul palu pada sisi luar bekisting.

3. Adukan tidak tercampur dengan sempurna sehingga antara semen, pasir dan air

tidak bisa menyatu dengan baik.

4. Terlalu cepat membongkar bekisting sehingga permukaan beton rusak akibat

benturan benda disekitarnya.

5. Adukan cor terlalu encer sehingga air semen keluar dari cetakan.

6. Posisi besi tidak benar sehingga selimut beton terlalu tipis.

7.3 Dampak yang Terjadi Akibat Kolom Beton Pecah

1. Mengurangi kekuatan struktur kolom, apabila struktur yang dibuat kualitas

kekuatanya dibawah perencanaan maka bisa menyebabkan bangunan rubuh.


VII - 5
Bab VII PembahasanMasalah

2. Jika besinya kelihatan maka bisa terpapar langsung oleh lingkungan seperti air,

embun, dll sehingga menyebabkan korosi atau karat.

7.4 Solusi Teknis Pelaksanaan Pekerjaan

Solusinya adalah chemical angkur posisi besi stek yang akan disambung

sampai besi kepala kolom lantai basement, Apabila sudah benar-benar kuat dan

telah mendapat persetujuan dari pengawas kontraktor dan konsultan maka

dilanjutkan ke pengecoran kolom lantai dua yang sebelumnya di sirami dengan

kalbon agar lebih melekat antara beton kolom lantai satu dan palt lantai satu.

Solusi Permasalahan

Untuk mengatasi hal tersebut diatas adalah dengan membobok kembali

struktur kolom tersebut sampai dengan benar-benar dalam kondisi sempurna,

kemudian di cor kembali sesuai dengan mutu beton yang tertera dalam spesifikasi

tekhnis, terlebih dahulu disirami dengan kalbon agar beton yang existing dan beton

cor ulang bisa menyatu sempurna.

Cara Mengatasi Kolom Beton Pecah

Beberapa alternatif berikut bisa dilakukan agar kolom keropos bisa kembali mulus

dan strukturnya dapat berfungsi dengan baik.

1. Menutup bagian yang keropos dengan grouting.

2. Membongakar beton bertulang dengan tidak membongkar besi, sehingga dapat

dilakukan proses cor ulang.

Jika keroposnya banyak maka harus dilakukan pembongkaran untuk diganti

dengan yang baru. Untuk mengetahui apakah kolom masih memenuhi syarat atau

tidak, bisa dilakukan dengan hammer test.

7.5 Masalah Non Teknis


VII - 6
Bab VII PembahasanMasalah

Kondisi lokasi proyek yang sempit dan padat penduduk.

Kondisi lokasi proyek yang sempit dan padat penduduk adalah salah satu

kendala non tekhnis, misalnya mereka merasa bising dan terganggu dengan

kegiatan proyek disekitar mereka, disamping itu ada beberapa organisasi

masyarakat (ORMAS) yang tentunya ingin mengambil keuntungan pada Hotel

Sayaga Bogor

Solusi Permasalahan

Beberapa hal - hal yang harus diperhatikan selama masa pekerjaan berlangsung

berdasarkan kondisi disekitar lokasi pekerjaan , diantaranya :

1. Berada pada lokasi yang terhapit oleh rumah penduduk sehingga perlu adanya

proteksi yang cukup baik terhadap lingkungan sekitar.

2. Terbatasnya lahan sehingga diperlukan adanya perencanaan yang matang

dalam memposisikan fasilitas bangunan sementara.

3. Utilitas yang dimungkinkan akan jadi penghalang dalam mobilitas di area

proyek seperti pepohonan, kabel listrik, pipa air , saluran dsb.

4. Mengadakan pendekatan dengan Pimpinan ORMAS sekaligus mengondisikan

situasi area proyek.

7.6 Keamanan dan Kenyamanan Sekitar Proyek.

1. Kondisi lokasi cukup padat perlu adanya proteksi yang cukup baik sehingga

tidak mengganggu kenyamanan.

2. Adanya sosialisasi terhadap warga masyarakat sekitar proyek.

3. Tingkat kebisingan terlalu besar (suara genset), perlu adanya proteksi peredam

suara.

VII - 7
Bab VII PembahasanMasalah

4. Banyaknya truk besar keluar masuk proyek untuk supply material, sehingga

sedikit banyak mengganggu akses jalan.

7.7 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

1. Jika terjadi cidera ringan pada tenaga kerja (seperti : terkena besi, pusing,

tersandung dan terkilir). Kontraktor harus segera menindaklanjuti kebagian Safety

officer untuk segera diberikan pertolongan pertama. Sebelum memulai pekerjaan

hendaknya Safety officer harus mengadakan safety talk sebelum kerja dimulai

selama 15 menit dan di lokasi proyek harus menyediakan kotak P3K.

2. Untuk menjaga kebugaran dari karyawan, baik karyawan harian lepas maupun

karyawan kontraktor. Perlu adanya senam atau olah raga pagi sebagai cara untuk

menumbuhkan budaya hidup sehat dan teratur dalam berolah raga.

3. Perlunya disediakan bak atau tempat khusus untuk menimbun air, supaya

pekerja yang hendak keluar lokasi proyek dapat menggunakan air tersebut untuk

membersihkan sepatu yang mereka pakai, sehingga kebersihan karyawan dan

keadaan disekitar proyek bias dijaga kebersihan dan kenyamannanya.

VII - 8

Anda mungkin juga menyukai