Anda di halaman 1dari 30

Durabilitas Beton

Anggota Kelompok 4 :
- Daffa Reyhan
- Rizal Rahmat
- Adam Mujadit
- Kahfi Syahru
- Fadlika Azriel
Konsep Durabilitas pada Beton

Definisi
“Durabilitas adalah kemampuan material atau struktur untuk menghadapi
resiko kerusakan akibat lingkungan, reaksi kimia, gangguan fisik atau proses
pengrusakan yang berati selama masa layan sesuai dengan umur rencana
tanpa ada kerusakan yang berarti.
Aspek Durabilitas Beton Bertulang

Durabilitas (keawetan) beton ditentukan oleh :


-Kualitas material pembentuk beton
-Kualitas akhir pelaksanaan beton
-Proporsi campuran beton
-Keadaan lingkungan
Target Umur Layan Komponen Struktur Beton

Temporary structures 10 years

Replaceable structure part 10 to 25 years

Agricultural and similar structures 15 to 30 years

Building structures and other common structures 50 years

Monumental building structures, bridge and other 100 years


civil engineering structure
Kinerja Struktur Beton
Kualitas struktur ditentukan oleh :
- Material (Beton, baja)
- Pelaksanaan Konstruksi
- Pemeliharaan Kualitas Material Beton
Indikator kualitas material beton adalah:
You can enter a subtitle - Workabilitas
here if you need it
- Kuat Desak
- Kuat Lentur
- Durabilitas (Keawetan)
Kerusakan Pada Beton
1. Kesalahan Perencanaan Konsturksi
2. Kesalahan Pelaksanaan Konstruksi
3. Lingkungan yang Ekstrim (Tidak biasa)
4. Perubahan Beban ( misalnya Perubahan Fungsi Bangunan)
5. Beban Lingkungan ( Bencana alam dll.)
Kesalahan Pelaksanaan Konstruksi Beton
1. Kesalahan meletakkan besi tulangan
2. Selimut beton yang kurang memadai
3. Sistem sambungan yang kurang baik ( terutama proses pengecoran)
4. Pencetakan beton yang kurang memadai (misalnya kebocoran bekisting )
5. Segregasi
6. Curing yang tidak benar
7. Kandungan air yang terlalu tinggi, dll
Kesalahan Pelaksanaan Konstruksi Beton
Honey comb Segregasi

Honey comb terbentuk karena pemadatan kurang memadai dengan slump yang kurang.

Segregasi terjadi karena kandungan air yang terlalu banyak menyebabkan komponen agregat
kasar tenggelam ke bawah dan komponen agregat halus cenderung di atas.
Kesalahan Pelaksanaan Konstruksi Beton

Slump beton yang rendah dan pemadatan yang kurang akan berpeluang
memunculkan rongga (Honey Comb)
Kesalahan Pelaksanaan Konstruksi Beton saat
Penggetaran
Meningkatkan kepadatan tanah dan melepas
jebakan – jebakan udara dalam beton yang
memungkinkan terjadinya beton keropos.
Kesalahan Pelaksanaan Konstruksi Beton saat
Penggetaran

benar tidak benar


Penggetaran pada arah vertikal Penggetaran dengan arah yang
dengan jarak teratur 15-25 cm tidak teratur
Kerusakan Beton
Penyebab Utama Kerusakan pada Beton
1. Karbonasi dan Korosi
2. Serangan Sulfat
3. Penetrasi Klorida
4. Reaksi Alkali Silika
5. Freeze and Thaw
6. Korosi tulangan
7. Retak
8. Kebakaran
9. Abrasi
10.Impak
11. Frost Action
12.dll

Berikut Penjelasan dari beberapa kerusakan beton di atas


1. Korosi Beton Bertulang Melalui Karbonisasi
Penjelasan Korosi Beton Bertulang Melalui Karbonisasi :
Pada dasarnya reaksi karbonasi terhadap material beton tidak berbahaya.
Bahkan dengan terbentuknya kalsium karbonat, kekuatan mekanis beton
cenderung meningkat. Hanya saja, reaksi karbonasi akan menurunkan pH
beton dari sekitar 12,5 menjadi di bawah 10. Hal ini akan membawa
masalah pada tulangan beton. Pada pH yang tinggi, tulangan beton memiliki
lapisan tipis pasif (passive layer) yang mencegah korosi tulangan. Namun
karena turunnya pH beton, lapisan ini akan hilang dan memicu munculnya
korosi.
Penjelasan Korosi Beton Bertulang Melalui Karbonisasi :

Karbonasi adalah penyebab lain korosi. Ketika beton mengalami karbonasi


hingga bagian tulangan. Hal ini menurunkan sifat alkalinitas beton yang
melindungi beton dari korosi. Pada keadaan ini, lingkungan beton dan baja
cenderung netral dan tidak lagi dilingkupi lapisan pasif yang mencegah
korosi. Pada keadaan ini proses korosi mulai terjadi. Namun kecepatan
korosi akibat karbonasi lebih lambat dibandingkan korosi karena penetrasi
chloride.
Penjelasan Proses Korosi Beton Bertulang Melalui
Karbonisasi :
Dalam beberapa jam, atau sehari atau umumnya dua hari, permukaan beton segar akan
bereaksi dengan CO2 dari udara. Secara perlahan, penetrasi yang lebih dalam terus berlangsung
secara proporsional dengan akar waktu. Setelah setahun sangat mungkin telah mencapai 1 mm
pada beton yang padat /permeabilitas rendah atau f.a.s rendah, atau sekitar lebih dari 5 mm
pada lapisan beton yang mudah lolos air atau fas tinggi.

Pada dasarnya proses karbonasi memerlukan keberadaan air, sebab CO 2 larut dalam air dalam

bentuk H2CO3 . Jika beton terlalu kering (kelembaban < 40%) maka CO 2 tidak larut dan tidak

terjadi karbonasi. Sebaliknya jika keadaan terlalu lembab (kelembaban > 90%) CO 2 juga tidak
dapat masuk ke dalam beton dan tidak terjadi karbonasi. Keadaan optimum terjadinya
karbonasi adalah pada kelembaban 50 % atau pada rentang 40 – 90 %.
Permukaan beton yang telah mengalami karbonasi penuh. Pasta
terkarbonasi menunjukkan warna coklat-orange dalam polarisasi
cahaya
2. Kerusakan Beton Karena Serangan Sulfat
Permasalahan Lingkungan Sulfat
Kandungan larutan sulfat yang lebih dari 0,1% akan memberi efek yang tidak baik pada
beton dan lebih dari 0,5 % larutan sulfat dalam tanah memberi efek yang sangat serius
pada beton.

Cukup banyak tanah mengandung sulfat dalam bentuk gypsum (umumnya 0,01 hingga
0,05% SO4), kandungan sulfat ini cukup berbahaya terhadap kelangsungan kualitas
beton

Kandungan sulfat yang tinggi di air tanah umumnya disebabkan keberadaan


Magnesium Sulfat dan Alkali Sulfat
Penyebab & Mekanisme Serangan Sulfat Pada
Beton
Pembusukan material organik di rawa, genangan air, genangan bekas tambang dan
jaringan air kotor seringkali memicu pembentukan H 2S yang dapat bertransformasi
menjadi asam sulfat melalui aksi bakteri.
Karenanya, hal ini membuat temuan konsentrasi sulfat yang merusak jarang ditemukan
pada air alami dan air industri.
Saat beton mengalami keretakan, permeabilitas beton akan meningkat tajam dan air
dengan kandungan zat aggresif akan lebih mudah menjangkau bagian dalam beton dan
mempercepat kerusakan.

Kadang-kadang, pengembangan (expansion) beton menyebab-kan persoalan struktur


yang serius
Faktor Yang Mempengaruhi Serangan Sulfat Pada
Beton :

• Kandungan dan lingkungan keberadaan sulfat,


• Posisi air tanah dan variasi level musiman air tanah,
• Aliran air tanah dan porositas tanah,
• Bentuk konstruksi , dan
• Kualitas beton
Serangan Sulfat pada Beton
3. Kerusakan Beton Karena Reaksi Alkali Silika
Reaksi Alkali Silika

Beberapa agregat tertentu mengandung silika yang


reaktif. Agregat ini akan bereaksi dengan alkali yang
terdapat pada beton dengan dukungan lingkungan yang
lembab. Reaksi antara silika reaktif dengan alkali akan
memunculkan produk yang ekspansif yang kemudian
menimbulkan retak di permukaan beton.

Pola retakan akan berbentuk garis halus sebagaimana


kontur pada peta, karenanya disebut map cracking
Reaksi Alkali Silika

Partikel agregat dengan retak di sisi dalam akibat proses reaksi alkali-silika.
Retak selanjutnya mengganggu ikatan agregat dan pasta di dekatnya.
Hal yang mempengaruhi Durabilitas Beton

1. Lingkungan
2. Kekuatan beton
- pori
- permeabilitas
3. Kebersihan material
4. Kualitas material
5. Perawatan
6. Material tambahan
- Additif (fly ash, silica fume, serat dll)
Konsep Durabilitas Beton

Survey dan spesifikasi


Spesifikasi tebal selimut
terhadap kondisi
beton
eksposure

Durabilitas

Standar kebutuhan
Perawatan yang memadai
komposisi bahan
(Sufficient curing)
pembentuk beton
Efek Lingkungan terhadap Umur Layan Beton Beton
durable
CO2

Sulfate Umur layan


Beton
memadai panjang
Bertulang
Chlorid Efek Tidak Umur layan
e Lingkunga memadai pendek
n
Freeze-
Thaw
Temperature
Abrasio Kerusakan beton
n
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai