Anda di halaman 1dari 20

KOROSI PADA TULANGAN BANGUNAN

Aditya Bagus Nurreza 175060101111030


Angga Restu Yulianto 175060101111008
Aris dwi Prihanto 175060101111006
Candra Adi Nugroho 175060107111028

LEPAS PANTAI SERTA SOLUSINYA


Edwardo Pradana A.N 175060101111012
M. Farish Hafis R 175060101111032
Nugroho Adi Sucipto 175060100111008
M. Ainur Rofik 175060101111034
DEFINISI LINGKUNGAN AGRESIF
Air Laut memiliki sifat korosifitas yang sangat agresif.
Untuk itu, struktur atau peralatan yang terpasang di laut dan terbuat
dari logam, seperti jembatan, tiang pancang dermaga atau anjungan
minyak, telah diberi proteksi untuk mengendalikan serangan korosi di
lingkungan laut.
Definisi lingkungan agresif ACI Committee mendefinisikan
lingkungan agresif pada beton adalah lingkungan yang rawan
terhadap serangan kimia, yang didalamnya termasuk serangan
klorida, serangan sulfat, asam karbonasi, serta lingkungan air
laut. Lingkungan yang demikian menyebabkan terjadinya abrasi
pada beton dan terjadinya korosi pada tulangan beton
REKOMENDASI UNTUK MENDAPATKAN STRUKTUR
BETON YANG DURABLE DI LINGKUNGAN LAUT
1. Penggunaan bahan dasar beton (seperti agregat) dan beton berkualitas baik
2. Pemberian selubung beton dengan ketebalan tertentu yang sesuai dengan kondisi
lingkungan yang akan dihadapi. Semakin korosif lingkungan, semakin tebal selimut beton
yang dibutuhkan
3. Pengontrolan lebar retak yang boleh terjadi pada beton bertulang saat dikenakan beban
layan (service load). Semakin korosif lingkungan semakin kecil lebar retak yang boleh
terjadi pada beton
4. Perlindungan terhadap tulangan (menghindari korosi)
5. Pemberian bahan penyelubung tulangan
PENYEBAB KOROSI YANG DIALAMI
BANGUNAN LEPAS PANTAI
SERANGAN SULFAT
SERANGAN ION KLORIDA
Besi dalam beton sebenarnya tahan terhadap korosi karena sifat alkali
dari beton ( pH 13 – 14 ) sehingga terbentuk lapisan pasif di permukaan besi
dalam beton.
Klorida terlarut merupakan penyebab utama
terjadinya korosi dalam selimut beton. Ion klorida dapat
berasal dari penetrasi air laut, atau dapat juga berasal
dari air dan pasir yang digunakan dalam campuran selimut
beton. Adanya ion klorida yang bersifat agresif akan
membentuk senyawa asam dan bereaksi dengan selaput
pasif yang bersifat basa, sehingga selaput pasif akan
rusak dan baja tulangan akan terkorosi
SERANGAN CO 2
Gas karbondioksida juga dapat menyebabkan terjadinya korosi pada baja tulangan, namun
dengan laju yang jauh lebih lambat daripada korosi yang disebabkan oleh penetrasi ion
klorida. Karbonasi selimut beton terjadi akibat interaksi antara gas karbondioksida di
atmosfer dengan senyawa hidroksida dalam larutan pori selimut beton. Adanya proses
karbonasi ini menyebabkan penurunan pH selimut beton dan menyebabkan pergeseran
potensial korosi baja tulangan menjadi aktif terkorosi. Hal-hal yang mempercepat
penetrasi karbondioksida pada selimut beton antara lain rendahnya kandungan semen,
tingginya rasio air/semen, pengeringan beton yang kurang memadai, dan adanya retakan
serta cacat pada permukaan selimut beton. Proses karbonasi ini juga dapat meningkatkan
porositas selimut beton, sehingga tidak mampu lagi mencegah penetrasi klorida sebagai ion
agresif.
SERANGAN MIKROBIOLOGIS
PITTING CORROSION
Korosi secara lokal dimana proses korosi terbatas pada satu lokasi dan berusaha
menembus keadaan logam atau material yang bersangkutan. Penyebab dari pitting
corrosion adalah adanya ion-ion klorida merupakan suatu autokatalitik katalis dari korosi
tersebut. Dengan adanya air, garam klorida ini akan terhidrolisa dan menghasilkan ion
klorida kembali.
SERANGAN MIKROBIOLOGIS
SELECTIVE ATTACK (LEACHING) DENGAN
ADANYA NODA
Kerusakan beton akibat korosi gejala
awalnya kerusakan beton bertulang ditunjukkan
dengan adanya noda berwarna coklat ( seperti
sarang tawon ) pada beton disekitar
keberadaan tulangan beton. Noda ini adalah
akibat dari proses korosi baja, yang dapat
merembes sampai ke permukaan beton tanpa
menimbulkan keretakan, melainkan melalui pori
pori beton. Keretakan beton terjadi karena hasil
korosi besi , dimana akibatnya adalah terjadi
retak dan spalling pada selimut beton. Dengan
terjadi retak dan spalling tersebut, secara
langsung akan menurunkan kekuatan strukturnya.
DAMPAK KOROSI
DAMPAK PADA BAJA TULANGAN YANG MENGALAMI
KOROSI
Terjadinya korosi pada suatu bangunan dapat
mempengaruhi masa pakai bangunan tersebut, karena kinerja
komponen struktur bangunan menurun. Guna mencapai umur
bangunan sesuai dengan rencana diperlukan pemeliharaan
bangunan dan perawatan bangunan secara terus
menerus. Adapun beberapa kerugian yang timbul akibat korosi
pada suatu konstruksi yaitu:
1. Keluarnya biaya tambahan untuk memperbaiki kerusakan
karena korosi.
2. Kekuatan bangunan yang akan berkurang.
3. Membahayakan keselamatan.
4. Mengurangi keindahan bangunan
PENCEGAHAN TERHADAP KOROSI
YANG TERJADI
PERLINDUNGAN SELIMUT BETON
Menurut Tathagati (2007), selimut beton
berfungsi seperti lapisan coating yang memberikan
proteksi yang sangat baik pada baja tulangan. Selimut
beton merupakan komposit dari semen
portland (campuran kalsium silikat dan kalsium aluminat),
pasir, dan campuran-campuran lainnya. Selimut
beton berfungsi seperti lapisan coating yang
memberikan proteksi yang sangat baik pada baja
tulangan. Selain itu, campuran semen portland dengan
air akan menghasilkan kalsium silikat hidrat dan kalsium
hidroksida yang bersifat basa dengan pH berkisar
antara 13-13,5. Kondisi pori beton yang bersifat basa
ini akan membuat baja dalam kondisi pasif (terbentuk
lapisan pasif yang protektif) dan tidak terkorosi
PROTEKSI KATODIK
MENGGUNAKAN CAMPURAN POZZOLAN
MENGGUNAKAN INHIBITOR KOROSI
MELAKUKAN COATING (EPOXY)
Melapisi selimut beton dengan coating dari organosilicon. Senyawa organosilicon
akan membentuk ikatan kimia yang bersifat hidrofobik, sehingga penetrasi air dan
garam terlarut dapat dibatasi
KONTROL FAS PADA BETON
KESIMPULAN
Korosi pada struktur beton yang diperkuat baja tulangan di lingkungan laut dapat
terjadi karena oksigen terlarut, penetrasi ion klorida dan karbonasi beton oleh gas
karbondioksida. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan korosi pada
baja tulangan struktur beton adalah dengan menggunakan proteksi katodik, serta melakukan
pencegahan kerusakan pada selimut beton dengan meningkatkan daya lekat selimut beton
dan meminimumkan porositas selimut beton untuk mencegah penetrasi oksigen terlarut dalam
air, ion klorida dan gas karbondioksida. Peningkatan kualitas beton adalah metode yang
optimal untuk memperpanjang waktu layan bangunanbeton dan memperkecil biaya
perawatan.
Untuk mendapatkan hasil perbaikan dan perkuatan yang tepat guna dan mencegah
hasil-hasil yang tidak diharapkan, maka diperlukan koordinasi antara pihak-pihak yang
melakukan investigasi, pengujian, evaluasi dan pelaksanaan. Oleh sebab itu diperlukan
keterlibatan semua pihak terkait mulai dari konsultan perencana, konsultan pengawas,
kontraktor spesialis dan supplier dari bahan-bahan perbaikan atau perkuatan. Karena tanpa
adanya koordinasi yang baik, maka tidak dapat diharapkan hasil yang maksimal. Dan yang
terpenting masing-masing tahapan harus dilakukan oleh pihak-pihak yang berkompeten dan
berpengalaman di bidangnya.
TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA SELAMAT SIANG!

Anda mungkin juga menyukai