Anda di halaman 1dari 14

10/8/2014 : DURABILITAS BETONCIVIL ENGINEERING

http://yandhiwijaya-civilengineering.blogspot.com/2009/10/durabilitas-beton_19.html 1/14
DURABILITAS BETON
Durabilitas Struktur Beton Di Lingkungan Laut
Laut merupakan wilayah yang paling luas di permukaan dunia,
dengan luas mencapai 70% dari seluruh permukaan dunia, dan
memiliki sifat korosifitas yang sangat agresif. Untuk itu, struktur atau
peralatan yang terpasang di laut dan terbuat dari logam, seperti
jembatan, tiang pancang dermaga atau anjungan minyak, telah diberi
proteksi untuk mengendalikan serangan korosi di lingkungan laut.
Salah satu bentuk proteksi yang umum diterapkan adalah
menggunakan selimut beton (concrete encasement) padabajatulangan.
Walaupun telah diproteksi dengan selimut beton, masih sering
ditemukan baja tulangan beton yang terserang korosi, yang tentu saja
berdampak pada menurunnya kekuatan struktur. Makalah akan
membahas mengenai aspek-aspek penyebab dan pengendalian korosi
pada baja tulangan beton yang digunakan untuk struktur-struktur
yang di lingkungan laut.
1. Bahan
a. Kelebihan Beton
Profile Penulis
Yandhi Wijaya, ST
Lihat profil lengkapku
Download
mau belajar Rumah tahan
gempa...silahkan klik : Link
Documen 1
2009 (8)
Jul 2009 (4)
Agu 2009 (2)
Okt 2009 (2)
DURABILITAS BETON
BETON
My Music
CIVIL ENGINEERING
10/8/2014 : DURABILITAS BETONCIVIL ENGINEERING
http://yandhiwijaya-civilengineering.blogspot.com/2009/10/durabilitas-beton_19.html 2/14
Kelebihan beton dibanding dengan bahan bangunan lain adalah:
1. Harga relatif murah karena menggunakan bahan-bahan dasar
dari bahan lokal
2. Beton termasuk bahan aus dan tahan terhadap kebakaran,
sehingga biaya perawatan termasuk rendah
3. Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi, serta
mempunyai sifat tahan terhadap pengkaratan/pembusukan
oleh kondisi alam.
4. Ukuran lebih kecil jika dibanding dengan pasangan batu
5. Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak
dalam bentuk apapun dan ukuran seberapapun tergantung
keinginan.
b. Kekurangan beton
Kekurangan beton dibanding dengan bahan bangunan lain adalah :
1. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah sehingga mudah
retak, oleh karena itu diperlukan baja tulangan untuk
menahannya.
2. Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras
mengembang jika basah sehingga dilatasi (construction joint)
perlu diadakan pada beton yang berdimensi besar untuk
memberi tempat bagi susut pengerasan dan pengembangan
beton.
3. Beton dapat mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan
suhu, sehingga perlu dibuat dilatasi untuk mencegah
terjadinya retak-retak akibat perubahan suhu.
4. Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu
dapat dimasuki air, dan air yang membawa garam dapat
merusak beton.
5. Beton bersifat getas sehingga harus dihitung dan didetail secara
seksama agar setelah dikombinasikan dengan baja tulangan
menjadi bersifat daktail.
2. Permasalah
Free Mp3 Music Player at www.musik-live.net
Member
Join this site
with Google Friend Connect
Members (2)
Already a member? Sign in
10/8/2014 : DURABILITAS BETONCIVIL ENGINEERING
http://yandhiwijaya-civilengineering.blogspot.com/2009/10/durabilitas-beton_19.html 3/14
Daerah yang paling agresif pada lingkungan laut adalah zona
atmosferik dan zona percikan (splashing), karena pada zona tersebut
kandungan oksigen sangat tinggi, sehingga meningkatkan laju korosi.
Bentuk-bentuk serangan korosi yang umum terjadi di lingkungan
laut adalah korosi merata, korosi galvanik, korosi sumuran (pitting)
dan korosicelah(crevice).
Agresivitas lingkungan laut disebabkan oleh beberapa faktor, seperti :
Laut merupakan elektrolit yang memiliki sifat konduktivitas
tinggi
Kandungan oksigen terlarut cukup tinggi
Temperatur permukaan laut umumnya tinggi
Ion klorida pada air laut merupakan ion agresif
Adanya biofouling
3. Rekomendasi Untuk Mendapatkan Struktur Beton yang
Durable di Lingkungan Laut :
Penggunaan bahan dasar beton (seperti agregat) dan beton
berkualitas baik
Pemberian selubung beton dengan ketebalan tertentu yang
sesuai dengan kondisi lingkungan yang akan dihadapi. Semakin
korosif lingkungan, semakin tebal selimut beton yang
dibutuhkan
Pengontrolan lebar retak yang boleh terjadi pada beton
bertulang saat dikenakan beban layan (service load). Semakin
korosif lingkungan semakin kecil lebar retak yang boleh terjadi
pada beton
Perlindungan terhadap tulangan (menghindari korosi)
Pemberian bahan penyelubung tulangan
Tahapan Pelaksanaan :
Penggunaan material-material dasar yang berkualitas baik dan
memenuhi persyaratan teknis yang berlaku
Pelaksanaan pengecoran beton yang baik
Pemadatan beton yang baik
Perawatan beton yang baik
Penggunaan material baja tulangan yang mutunya baik dan
seragam. Ketidakseragaman mutu bahan logam dapat menjadi
pemicu terjadinya korosi
Penerapan lapisan pelindung yang baik
Aspek durabilitas dan aksi merusak dari lingkungan yang
10/8/2014 : DURABILITAS BETONCIVIL ENGINEERING
http://yandhiwijaya-civilengineering.blogspot.com/2009/10/durabilitas-beton_19.html 4/14
menyebabkan kegagalan struktur terutama struktur beton bertulang
yang terekspos di lingkungan agresif yang ditinjau adalah lingkungan
laut, dimana aksi merusak adalah peristiwa korosi pada baja tulangan
yang diakibatkan oleh penetrasi ion klorida yang bersumber dari air
laut. Pemodelan usia layan yang didefinisikan sebagai tahap inisiasi
korosi mengacu pada Kondisi batas diambil sebagai kondisi dimana
nilai konsentrasi klorida pada tulangan setelah waktu dan jarak
tertentu telah melebihi/sama dengan nilai ambang batas klorida yang
disyaratkan. Probabilitas kegagalan didefinisikan sebagai tingkat
probabilitas awal terjadinya korosi. Studi parametrik dilakukan
terhadap variasi nilai selimut beton, nilai koefisien difusi, nilai
konsentrasi klorida dipermukaan dan nilai ambang batas klorida serta
kondisi eksposur dari lingkungan laut.
4. Lingkungan agresif
Definisi lingkungan agresif ACI Committee mendefinisikan
lingkungan agresif pada beton adalah lingkungan yang rawan terhadap
serangan kimia, yang didalamnya termasuk serangan klorida, serangan
sulfat, asam karbonasi, serta lingkungan air laut. Lingkungan yang
demikian menyebabkan terjadinya abrasi pada beton dan terjadinya
korosi pada tulangan beton.
Serangan air laut Derajat keasaman air laut pada umumnya
berkisar antara 8,2 sampai dengan 8,4 Dilihat secara umum air laut
mengandung 3,6 % sampai dengan 4 %
garam yang terlarut, dimana garam garam tersebut terdiri dari
75% Natrium
Khlorida ( NaCl ), 10% Magnesium Sulfat (MgSO4), dan 10 %
garam sulfat (Magnesium Sulfat, Gypsum, dan Kalium Sulfat),
NaCl tidak bereaksi dengan hasil hidrasi semen. Namun kristalisasi
dari
garam di dalam pori akan menyebabkan kehancuran. Hal ini
terutama terjadi pada beton yang terletak di antara batas pasang
surut. Untuk beton bertulang, penyerapan air laut oleh beton
menyebabkan terbentuknya daerah anoda dan katoda, akibatnya
proses elektrolit dari ion-ion ini menghasilkan korosi pada tulangan
baja akibat kehancuran beton di sekitarnya. Uap Cl - di permukaan
laut bisa menyerang ke struktur struktur di
atasnya sejauh kurang lebih 20 m. Karat yang terjadi akibat
peristiwa korosi
10/8/2014 : DURABILITAS BETONCIVIL ENGINEERING
http://yandhiwijaya-civilengineering.blogspot.com/2009/10/durabilitas-beton_19.html 5/14
tulangan tersebut mempunyai volume kurang lebih 2,5 % kali lebih
besar yang
menyebabkan beton tersebut pecah., Protection Against Chloride
Induced Corrosion )
5. Derajat Keasaman
Besi dalam beton sebenarnya tahan terhadap korosi karena
sifat alkali
dari beton ( pH 13 14 ) sehingga terbentuk lapisan pasif di permukaan
besi
dalam beton. Derajat keasaman beton adalah dalam kondisi basa.
Perendaman
beton di dalam larutan yang agresif akan mengakibatkan terjadinya
proses
karbonasi (carbonation), intrusi ion ion klorida dan gas CO2 sehingga
cenderung menghilangkan sifat basa dan merusak lapisan pasif pada
permukaan besi. Dengan rusaknya lapisan pasif tersebut, dengan
mudah tulangan akan menjadi terkorosi
6. Kadar Klorida ( Chloride Content)
Kadar klorida atau chloride content merupakan suatu nilai yang
penting
dalam mengidentifikasikan kondisi tulangan beton terutama terjadinya
korosi
pada tulangan beton akibat serangan ion klorida umlah ion klorida
maksimum adalah jumlah konsentrasi ion klorida maksimum yang
terdapat dalam beton yang telah mengeras pada umur 28 hari
hingga 42 hari yang didapat dari bahan campuran termasuk air,
agregat, bahan
bersemen, dan bahan campuran tambahan. ( SNI : 03-2854-1992 )
Jumlah maksimum ion klorida tidak boleh melebihi nilai batas seperti
yang ditentukan pada tabel berikut ini :
Jumlah Maksimum Ion Klorida Jenis Komponen Struktur Beton
Dalam beton dinyatakan dalam % terhadap massa semen
Beton prategang 0,06 Beton bertulang berhubungan dengan 0,15
klorida Beton bertulang yang selalu kering atau 1,00 terlindung dari
lembab Beton polos 0,30 Sumber : SNI 03 2854 1992
7. Half Cell Potential
10/8/2014 : DURABILITAS BETONCIVIL ENGINEERING
http://yandhiwijaya-civilengineering.blogspot.com/2009/10/durabilitas-beton_19.html 6/14
Fungsi metode Half Cell Potential Metode pungujian ini
mencakup teknik estimasi daya listrik Half Cell Potential baja tulangan
tanpa lapisan pelindung dalam beton di laboratorium. Untuk
menentukan besarnya korosi pada baja tulangan. Half Cell Potential ini
dapat dipakai untuk semua sampel tanpa memperhitungkan ukuran
ataupun kedalaman lapisan penutup beton pada baja tulangan dan
dapat digunakan setiap saat selama jangka waktu hidup balok beton,
dalam hal ini Half Cell Potential hanya dapat digunakan untuk
tulangan yang terselimuti oleh beton. Hasil yang diperoleh dari
pengujian ini tidak harus dianggap sebagai alat untuk memperkirakan
materi struktural yang menyusun baja atau balok beton bertulang.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, diperlukan sumber data
lain seperti kandungan klorida dan derajat keasaman beton.
Bagian bagian Alat half Cell Potential ( ASTM C 876 91 )
1. Half Cell Half Cell yang terbuat dari sulfat copper copper terdiri
dari sebuah
tabung keras atau wadah yang berisi materi dielektrik yang tidak
bereaksi
dengan copper atau sulfat cooper, sebuah kayu penyerap atau sumbat
plastik
yang selalu basah karena adanya daya kapiler, dan sebuah batang
tembaga
yang dimasukkan ke dalam tabung pada larutan sulfat copper jenuh.
Larutan
ini harus dibuat dengan reagent sulfat copper yang larut dalam air
suling.
Larutan dapat dianggap jenuh ketika terjadi endapan di dasar larutan.
Tabung yang digunakan memiliki diameter dalam tidak kurang dari 1
inchi ( 2,54 cm ); diameter sumbat penyerap tidak boleh kurang dari
0,5 inchi
( 1,3 cm ); diameter batang tembaga tidak boleh kurang dari 0,25 inchi
( 0,6 cm ) dengan panjang yang tidak kurang dari 2 inchi ( 5 cm ).
1. Alat pembagi arus listrik Alat pembagi arus listrik dapat digunakan
untuk menyediakan jembatan tahanan listrik berdaya rendah antara
permukaan beton dan half cell. Alat ini terdiri dari satu sejumlah spon
pra basah dengan tahanan listrik rendah dalam bentuk larutan. Spon
ini bisa dibalut seluruhnya dan Half Cell Potential, sebagian atau secara
keseluruhan merefleksikan kandungan kimia lingkungan elektroda.
Sebagai misal, peningkatan konsentrasi klorida dapat mengurangi
10/8/2014 : DURABILITAS BETONCIVIL ENGINEERING
http://yandhiwijaya-civilengineering.blogspot.com/2009/10/durabilitas-beton_19.html 7/14
konsentrasi ion belerang pada bagian anoda baja sehingga
merendahkan ( menjadikan lebih negatif ) nilai potensial.
8. Corrosion inhibitor
Pada saat ini studi mengenai corrosion inhibitor telah
mengalami perkembangan, hal ini seiring dengan kebutuhan dunia
konstruksi khususnya pada pembuatan beton bertulang di lingkungan
agresif. Lingkungan agresif dalam hal ini merupakan daerah yang
mempunyai kandungan kimia tinggi yang dapat menyebabkan
terjadinya kerusakan pada struktur beton, baik pada beton itu sendiri
seperti terjadinya pelapukan beton, maupun terjadinya korosi pada
tulangan beton. Untuk dapat mengakomodasi kebutuhan tersebut
maka corrosion inhibitor juga mengalami perkembangan baik dari
tingkat keefektifannya sampai pada cara pengaplikasiannya yang
semakin praktis.
Seperti kita ketahui corrosion inhibitor sudah banyak diaplikasikan
secara luas di negara negara maju saat ini. Hal ini merupakan
tantangan bagi
dunia industri beton bertulang di Indonesia untuk juga dapat
mengaplikasikan
corrosion inhibitor secara lebih luas. Pada hakekatnya corrosion
inhibitor tidak
hanya dapat digunakan untuk mengurangi terjadinya korosi pada
tulangan beton,
tetapi secara otomatis dapat meningkatkan lifetime beton bertulang,
khusunya
yang berada di lingkungan agresif. Untuk mengakomodasi kebutuhan
ini maka
dikembangkan corrosion inhibitor yang dapat diaplikasikan secara
mudah,
memiliki tingkat keefektifan yang tinggi tanpa mengurangi durability,
permeability serta kualitas beton itu sendiri Secara umum terdapat
perbedaan Yang mendasar pada beton bertulang dengan corrosion
inhibitor dan beton bertulang non corrosion inhibitor, dimana
pemakaian corrosion inhibitor pada beton bertulang bertujuan untuk
menghalangi terjadinya reaksi zat-zat agresif dengan logam besi
(tulangan) yang dapat mengakibatkan terjadinya korosi.Pada beton
bertulang non corrosion inhibitor selimut beton tidak akan mampu
untuk mencegah terjadinya reaksi kimia yang dapat mengakibatkan
10/8/2014 : DURABILITAS BETONCIVIL ENGINEERING
http://yandhiwijaya-civilengineering.blogspot.com/2009/10/durabilitas-beton_19.html 8/14
tulangan beton menjadi terkorosi. Perbedaan terjadinya korosi pada
beton bertulang dengan corrosion inhibitor dan beton bertulang non
corrosion inhibitor
Salah satu Corrosion inhibitor yang dikembangkan saat ini adalah
Corrosion Inhibitor Ferrogard 903.
Inhibitor dapat didefinisikan sebagai zat kimia yang apabila
ditambahkan/dimasukkan dalam jumlah sedikit ke dalam suatu zat
koroden
( lingkungan yang korosif ) dapat secara efektif memperlambat atau
mengurangi
laju pengkaratan yang ada.
Corrosion inhibitor Ferrogard 903
Ferrogard 903 merupakan salah satu corrosion inhibitor yang cara
pemakaiannya dilapiskan pada permukaan beton bertulang. Ferrogard
903 dapat
masuk dan menyelimuti beton bertulang tersebut kemudian
melindunginya dari
korosi baik akibat khlorida maupun akibat karbonasi pada beton.
Ketebalan
lapisan film pada permukaan tulangan yang dibentuk oleh Ferrogard
903 adalah
setebal 10 -8m: Sika Ferrogard 901 and 903, corrosion inhibitors -
evaluasion of test programe :). Ferrogard 903 merupakan gabungan
dari amino alkohol, organik dan anorganik inhibitor
Lapisan film ini memperkecil akses dari oksigen terhadap tulangan
baja pada katoda dan memperkecil baja menjadi larut pada anoda.
9. SERANGAN KIMIA PADA BETON
a. Serangan Sulfat
Unsur yang berperan:
Mg SO4 : dari air laut/tanah
Ca(OH)2 : hasil sampingan reaksi hidrasi beton/semen
C3A : salah satu senyawa kimia dalam semen portland
Bentuk-bentuk reaksi:
Pertukaran ion Ca2+ dengan Mg2+
Reaksi lanjutan pada gypsum:
10/8/2014 : DURABILITAS BETONCIVIL ENGINEERING
http://yandhiwijaya-civilengineering.blogspot.com/2009/10/durabilitas-beton_19.html 9/14
Pencegahan:
mengikat Ca(OH)2 dengan menggunakan supplementary cementing
materials seperti flyash, silica fume dan slag mengurangi kandungan
Ca(OH)2 dengan menggunakan semen tipe II dan V mengurangi kandungan
C3A pada semen (semen tipe II dan V) meningkat tingkat kekedapan beton
(rasio w/c yang rendah).
Type Pozolan, ada beberapa kelebihan. Selama ini, semen jenis Portland
sudah dikenal dengan baik, yaitu jenis semen yang dihasilkan dengan cara
menggiling terak semen Portland terutama yang terdiri atas kalsium silikat
yang bersifat hidrolis dan digiling bersama-sama dengan bahan tambahan
berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat dan boleh
ditambah bahan tambahan lain. Sedangkan semen jenis Pozolan (Portland
Pozolan) yaitu jenis bahan pengikat hidrolis dihasilkan dengan cara
menggiling bersama sama terak semen Portland dan bahan yang mempunyai
sifat pozolan, atau mencampur secara merata bubuk semen Portland dan
bubuk bahan yang mempunyai sifat pozolan dan boleh di tambahkan bahan-
bahan lain asal tidak mengakibatkan penurunan kualitas.
Definisi Pozolan menurut ASTM C 618-96 adalah bahan yang
mengandung senyawa silika atau silika dan alumina, di mana walaupun
Pozolan tidak punya sifat sementasi, tetapi dengan bentuknya yang
halus, dengan adanya air maka akan terjadi, bereakasi secara kimia
dengan kalsium hidroksida pada suhu biasa, membentuk senyawa yang
memiliki sifat-sifat seperti semen (kalsium silikat dan kalsium aluminat
hidrat).
Dibandingkan dengan sifat fisika semen Portland maka kekuatan awal
semen Portland Pozolan agak lebih rendah akan tetapi pada
perkembangan reaksi berikutnya, akan terjadi dua reaksi yang
bersamaan yaitu reaksi antara Portland cement dengan air dan reaksi
antara silika aktif (amorf) dengan Ca (OH)
2
dan air sehingga kekuatan
Portland Pozolan semakin lama menjadi semakin tinggi.
10/8/2014 : DURABILITAS BETONCIVIL ENGINEERING
http://yandhiwijaya-civilengineering.blogspot.com/2009/10/durabilitas-beton_19.html 10/14
Seputar perbedaan aktivitas peningkatan resistensi SBC terhadap
serangan air laut dan sulfat baik pada SBC maupun semen Portland
Cement type II maupun type V dapat dijelaskan sebagai berikut:
Eliminasi pembentukan enttringite dengan menurunkan C
3
A
(3CaO .Al2O3).Pada semen Portland Type II dan Type V, C
3
A
diturunkan berturut-turut maksimum 8% dan 5% sedangkan
pada SBC tergantung pada Silica Amorf yang ditambahkan,
makin besar Silica Amorf yang ditambahkan C
3
A makin kecil
dan enttringite makin sedikit.
Menurunkan pembentukan enttringite dengan mengeliminasi
Ca (OH)
2
dari hasil reaksi C
3
S (3CaO.SIO
2
) dan C
2
S
(2CaO.SIO
2
) dengan air.Pada semen Portland type II dan type
V tidak bisa mengeliminasi Ca(OH)
2
sedangkan pada SBC
terjadi pengeliminasian Ca(OH)
2
yaitu dengan jalan pengikatan
Ca(OH)
2
oleh Silica Amorf membentuk CSH ( semen gel ) baru.
Meningkatkan kekedapan melalui pembentukan CSH (semen
gel) baru. Pada semen Portland type II dan V tidak ada
pembentukan CSH (semen gel) baru, sedangkan pada SBC ada
peningkatan kekedapan dengan terbentuknya CSH baru:
SIO
2
+Ca(OH)
2
+H
2
==> CSH
b. Aksi Klorida
Bentuk reaksi:
Pertukaran ion Ca2+ dengan Mg2+
Hasil reaksi klorida berupa kalsium klorida yang dapat larut dalam air
laut sehingga dapat mengarah pada penyusutan material : melemahkan
beton.
Pencegahan:
mengikat Ca(OH)2
mengurangi kandungan Ca(OH)2
meningkatkan tingkat kekedapan beton
10. SERANGAN MIKROBILOGIS PADA BETON
a. Pitting corrosion (Korosi bintik bintik jamur)
Korosi secara lokal dimana proses korosi terbatas pada satu lokasi dan
berusaha menembus keadaan logam atau material yang bersangkutan.
Penyebab dari pitting corrosion adalah adanya ion-ion klorida
merupakan
10/8/2014 : DURABILITAS BETONCIVIL ENGINEERING
http://yandhiwijaya-civilengineering.blogspot.com/2009/10/durabilitas-beton_19.html 11/14
suatu autokatalitik katalis dari korosi tersebut. Dengan adanya air,
garam klorida
ini akan terhidrolisa dan menghasilkan ion klorida kembali.
M M ++ + 2e M ++ + 2Cl - MCl2 MCl2 + 2 H2O M (OH )2 + 2 H + + 2
Cl -
2 H + + 2e H2 Apabila lapisan film pelindung korosi pecah atau rusak
maka akan timbul
korosi secara lokal. Dengan adanya oksigen akan mempercepat proses
pitting.
Suatu bentuk anoda akan terbentuk pada bagian lapisan film pelindung
korosi dan lapisan pelindung yang tidak rusak akan bertindak sebagai
katoda. Produk korosi meyebabkan terjadinya sumuran sehingga
semakin lama semakin dalam dan titik ini merupakan tempat adanya
konsentrasi tegangan sehingga dapat menyebabkan korosi tegangan
dan korosi kelelahan. (Korosi Logam oleh Organisme dalam Air Laut )
Korosi tegangan ( stress corrosion cracking )
b. Selective attack (leaching) dengan adanya noda
Kerusakan beton akibat korosi gejala awalnya kerusakan beton
bertulang ditunjukkan dengan adanya noda berwarna coklat ( seperti
sarang tawon ) pada beton disekitar keberadaan tulangan beton. Noda
ini adalah akibat dari proses korosi baja, yang dapat merembes sampai
ke permukaan beton tanpa menimbulkan keretakan, melainkan melalui
pori - pori beton. Keretakan beton terjadi karena hasil korosi besi ,
dimana
akibatnya adalah terjadi retak dan spalling pada selimut beton. Dengan
terjadi
retak dan spalling tersebut, secara langsung akan menurunkan
kekuatan
strukturnya.
11. PERLINDUNGAN SELIMUT BETON DAN MEKANISME
KOROSI PADA BAJA TULANGAN
Selimut beton merupakan komposit dari semen portland (campuran
kalsium silikat dan kalsium aluminat), pasir, dan campuran-campuran
lainnya. Selimut beton berfungsi seperti lapisan coating yang
memberikan proteksi yang sangat baik pada baja tulangan. Selain itu,
campuran semen portland dengan air akan menghasilkan kalsium
silikat hidrat dan kalsium hidroksida yang bersifat basa dengan pH
berkisar antara 13-13,5. Kondisi pori beton yang bersifat basa ini akan
10/8/2014 : DURABILITAS BETONCIVIL ENGINEERING
http://yandhiwijaya-civilengineering.blogspot.com/2009/10/durabilitas-beton_19.html 12/14
membuat baja dalam kondisi pasif (terbentuk lapisan pasif yang
protektif) dan tidak terkorosi.
Ketahanan terhadap korosi yang dihasilkan selimut beton akan tetap
terjaga selama selimut beton dapat menahan masuknya udara dan air.
Apabila selimut beton terlalu tipis atau terlalu berpori, kerusakan
akibat korosi akan terjadi karena penetrasi air yang mengandung
oksigen terlarut melalui pori beton. Masuknya oksigen terlarut ini akan
memicu terjadinya rangkaian sel elektrokimia yang menyebabkan
terjadinya korosi.
Klorida terlarut merupakan penyebab utama terjadinya korosi dalam
selimut beton. Ion klorida dapat berasal dari penetrasi air laut, atau
dapat juga berasal dari air dan pasir yang digunakan dalam campuran
selimut beton. Adanya ion klorida yang bersifat agresif akan
membentuk senyawa asam dan bereaksi dengan selaput pasif yang
bersifat basa, sehingga selaput pasif akan rusak dan baja tulangan akan
terkorosi. Korosi akibat penetrasi ion klorida umumnya terjadi secara
setempat (pitting corrosion)
Gas karbondioksida juga dapat menyebabkan terjadinya
korosi pada baja tulangan, namun dengan laju yang jauh lebih lambat
daripada korosi yang disebabkan oleh penetrasi ion klorida. Karbonasi
selimut beton terjadi akibat interaksi antara gas karbondioksida di
atmosfer dengan senyawa hidroksida dalam larutan pori selimut beton.
Adanya proses karbonasi ini menyebabkan penurunan pH selimut
beton dan menyebabkan pergeseran potensial korosi baja tulangan
menjadi aktif terkorosi. Hal-hal yang mempercepat penetrasi
karbondioksida pada selimut beton antara lain rendahnya kandungan
semen, tingginya rasio air/semen, pengeringan beton yang kurang
memadai, dan adanya retakan serta cacat pada permukaan selimut
beton. Proses karbonasi ini juga dapat meningkatkan porositas selimut
beton, sehingga tidak mampu lagi mencegah Penetrasi klorida sebagai
ion agresif.
12. PENCEGAHAN KOROSI PADA BAJA TULANGAN
Korosi baja tulangan beton umumnya dicegah dengan
menggunakan sistem proteksi katodik, baik dengan sistem arus paksa
(impressed current) maupun sistem anoda tumbal. Sistem arus paksa
biasanya lebih disukai untuk memproteksi baja tulangan dalam selimut
beton. Sistem ini dapat dilakukan dengan tiga cara : dipasang pada
arus konstan
dipasang pada tekanan rectifier konstan
10/8/2014 : DURABILITAS BETONCIVIL ENGINEERING
http://yandhiwijaya-civilengineering.blogspot.com/2009/10/durabilitas-beton_19.html 13/14
potensial rebar dibuat konstan (dengan elektroda standar)
Pemasangan proteksi katodik dengan system arus paksa harus
dirancang sedemikian rupa karena prestressed tension wires yang
digunakan dapat berpotensi menimbulkan hydrogen embrittlement.
Untuk sistem proteksi katodik dengan anoda tumbal, dapat digunakan
digunakan metoda galvashield atau zinc hydrogel anodes.
Selain itu, pencegahan kerusakan beton juga dapat dilakukan untuk
mencegah penetrasi oksigen terlarut dalam air, ion klorida dan
karbondioksida ke dalam selimut beton, dengan cara meningkatkan
daya lekat serta meminimumkan porositas selimut beton sebagai
berikut :
menggunakan beton dengan rasio air:semen seminimum
mungkin untuk meminimumkan porositas
menggunakan pasir dan kerikil yang seragam
air yang digunakan dalam campuran semen adalah air bebas
klorida
menambah ketebalan selimut beton
melapisi selimut beton dengan coating dari organosilicon.
Senyawa organosilicon akan membentuk ikatan kimia yang
bersifat hidrofobik, sehingga penetrasi air dan garam terlarut
dapat dibatasi
baja tulangan yang akan dibungkus selimut beton harus bersih,
bebas dari kerak untuk memberikan daya lekat selimut beton
yang baik
13. KESIMPULAN
Korosi pada struktur beton yang diperkuat baja tulangan di
lingkungan laut dapat terjadi karena oksigen terlarut, penetrasi ion
klorida dan karbonasi beton oleh gas karbondioksida. Beberapa upaya
yang dapat dilakukan untuk mengendalikan korosi pada baja tulangan
struktur beton adalah dengan menggunakan proteksi katodik, serta
melakukan pencegahan kerusakan pada selimut beton dengan
meningkatkan daya lekat selimut beton dan meminimumkan porositas
selimut beton untuk mencegah penetrasi oksigen terlarut dalam air, ion
klorida dan gas karbondioksida. Peningkatan kualitas beton adalah
metode yang optimal untuk memperpanjang waktu layan bangunan
beton dan memperkecil biaya perawatan.Untuk mendapatkan hasil
perbaikan dan perkuatan yang tepat guna dan mencegah hasil-hasil
10/8/2014 : DURABILITAS BETONCIVIL ENGINEERING
http://yandhiwijaya-civilengineering.blogspot.com/2009/10/durabilitas-beton_19.html 14/14
Posting Lebih Baru Posting Lama
yang tidak diharapkan, maka diperlukan koordinasi antara pihak-
pihak yang melakukan investigasi, pengujian, evaluasi dan
pelaksanaan. Oleh sebab itu diperlukan keterlibatan semua pihak
terkait mulai dari konsultan perencana, konsultan pengawas,
kontraktor spesialis dan supplier dari bahan-bahan perbaikan atau
perkuatan. Karena tanpa adanya koordinasi yang baik, maka tidak
dapat diharapkan hasil yang maksimal.Dan yang terpenting masing-
masing tahapan harus dilakukan oleh pihak-pihak yang berkompeten
dan berpengalaman di bidangnya.
oleh Yandhi Wijaya, ST di Senin, Oktober 19, 2009
2 KOMENTAR:
Masukkan komentar Anda...
Beri komentar sebagai:
Google Account
Publikasikan

Pratinjau
Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Blogger 5 Desember 2009 06.13
artikel bagus !
Balas
max_160687 6 Januari 2010 23.17
artikelnya bagus pak... ada yang mau saya tanyain
pak, kalau pelaksanaan penggunaan proteksi
katoda bgaimana caranya?
Balas

Anda mungkin juga menyukai