Anda di halaman 1dari 30

9/25/2019

Serangan Klorida
pada Beton

Serangan Klorida
 Penetrasi klorida kedalam beton bertulang
adalah penyebab utama korosi pada
struktur beton di lingkungan laut.
 Serangan ion klorida ini unik karena aksi
utamanya adalah menimbulkan korosi
pada tulangan beton dan relatif tidak
menyebabkan kerusakan pada material
betonnya sendiri

1
9/25/2019

 Ion klorida menyerang lapisan pasif dan


ketika konsentrasinya pada permukaan
tulangan sudah mencapai jumlah tertentu,
bahkan pada nilai pH yang tinggi, lapisan
pasif tulangan bisa hancur.

2
9/25/2019

 Korosi yang disebabkan klorida diawali dengan


pembetukan lubang-lubang di lokasi-lokasi
dimana lapisan pasifnya hancur. Mekanisme
khusus ini disebut sebagai korosi pitting atau
korosi sumuran.

 Jika pada serangan karbonasi seluruh


lapisan pasif tulangan akan mengalami
depasivasi setelah terjadinya penurunan nilai pH
beton dan berakibat pada korosi merata
(general /uniform corrosion), maka pada
serangan klorida mekanisme awalnya adalah
pembentukan lubang-lubang di lokasi-lokasi
dimana tulangannya telah di devasipasi.

3
9/25/2019

Source: https://failures.wikispaces.com/

 Korosi pitting merupakan serangan korosi


yang paling berbahaya untuk tulangan,
karena keberadaan daerah anoda yang
amat aktif dan terlokalisasi yang
dikombinasi dengan daerah katoda yang
luas serta proses korosinya yang self
catalysis, akan menyebabkan reduksi yang
cepat dari luas penampang tulangan,
seringkali tanpa adanya indikasi kerusakan
yang tampak pada permukaan beton.

4
9/25/2019

Mekanisme penetrasi klorida kedalam beton


 Richardson (2010) memberikan penjelasan
mekanisme korosi yang terjadi pada
lingkungan yang kaya klorida, adalah
sebagai berikut:
2 Fe → 2 Fe2+ + 4e-
 Ion Fe positif akan bereaksi dengan ion
klorida membentuk komponen besi klorida
(FeCl2)
2Fe2+ + 4Cl- → 2 FeCl2
2FeCl2 + 4H2O → 2Fe(OH)2 + 4HCl

2FeCl2 + 4H2O → 2Fe(OH)2 + 4HCl


 Komponen besi klorida (FeCl2) yang
terlarut dalam air pori beton akan
meningkatkan keasaman lingkungan
lubang korosi karena akan menurunkan
nilai pH beton, dan ini akan
mengakibatkan oksidasi lebih jauh dari
besi tulangan.
 Klorida bebas yang di regenerasi dalam
proses ini akan meningkatkan laju korosi
pada lubang sumuran.

5
9/25/2019

Siklus Retak-Korosi-Retak pada Beton di


Lingkungan Laut

Concrete mengandung microcracks


• Pengaruh humiditas/perbedaan suhu
• Beban Impact dari benda-benda yang
terapung
• Serangan kimia (Penguraian pasta
semen)
• Overload dan faktor lain yang dapat
meningkatkan permeabilitas beton
Permeabilitas beton menjadi tinggi

Air Laut dan Udara

Pertumbuhan Retak Korosi Tulangan

Masa/Umur Layan (Service Life)


 Adalah perioda saat struktur dapat memenuhi
fungsi strukturalnya.
 Kebutuhan untuk memprediksi umur layan yang
akurat didasarkan pada:
Struktur beton bertulang di lingkungan laut
umumnya hanya memiliki umur layan setengah
kali dari umur layan prediksinya
Biaya rehabilitasi struktur beton bertulang
akibat kerusakan korosi amat tinggi (di US dan
di Inggris masing-masing mecapai US$ 5 x 1010
dan £ 5 x 108 per tahun)

6
9/25/2019

Untuk menaksir umur dan durabilitas dari


struktur beton di laut maka dibutuhkan
prediksi dari proses penetrasi ion klorida
kedalam beton.

Faktor utama

 Koefisien difusi ion klorida


 Jumlah konsentrasi klorida kritis pada
permukaan tulangan.

Mekanisme kerusakan struktur beton yang


diakibatkan oleh korosi baja tulangan (Tuutti, 1982)

Tulangan pasif pada


lingkungan beton yang basa LAJU KOROSI BISA
DIABAIKAN

Penetrasi klorida Karbonasi

[Cl-]  nilai ambang Air pori beton PERIODA


pH < 11.5 INISIASI
(threshold value)

+ air PERIODA
PROPAGASI
+ oksigen

KOROSI PITTING, Pembentukan KONSEKUENSI


KEHILANGAN LUAS
karat, spalling
PENAMPANG

7
9/25/2019

Pemodelan kerusakan korosi dan umur layan


dari struktur beton bertulang (Tuutti, 1982)

3
2

Pemodelan Umur Layan didasarkan pada kerusakan yang


disebabkan oleh korosi tulangan:
1. MODEL BEBAS KOROSI
2. MODEL KERUSAKAN KOROSI YANG MASIH DITERIMA
3. MODEL KERUSAKAN AKHIR

Pemodelan kerusakan korosi dan umur layan


dari struktur beton bertulang (Tuutti, 1982)
Pemodelan Umur Layan didasarkan pada kerusakan
yang disebabkan oleh korosi tulangan:
1. MODEL BEBAS KOROSI
 Penentuan umur layan didasarkan pada ketentuan tidak
boleh ada korosi
2. MODEL KERUSAKAN KOROSI YANG MASIH
DITERIMA
 Penentuan umur layan didasarkan pada ketentuan
boleh ada korosi namun masih pada batas yang bisa
diterima
3. MODEL KERUSAKAN AKHIR
 Penentuan umur layan didasarkan pada kondisi
ultimate dari struktur (runtuh).

8
9/25/2019

 Perioda Inisiasi:
Dimulai dari saat klorida melakukan penetrasi
melalui selimut beton sampai ketika
konsentrasinya di permukaan tulangan mencapai
nilai ambang batas tertentu (treshold value) yang
menyebabkan terjadinya depasivasi tulangan

 Perioda propagasi:
Dimulai ketika tulangan yang sudah mengalami
depasivasi mengalami kerusakan korosi lebih jauh
lagi sampai akhirnya beton mengalami retak-retak
dan spalling yang mengindikasikan kerusakan
korosi yang sudah parah

9
9/25/2019

 Jika awal terjadinya korosi diambil sebagai


kondisi batas kerusakan struktur, maka akhir
perioda inisiasi merupakan kondisi batas →
umur layan dari struktur (model 1).

 Jika kondisi batas diambil pada garis kerusakan


yang masih bisa di toleransi pada tahap
propagasi, maka umur layan struktur adalah
jumlah dari perioda inisiasi ditambah perioda
propagasi sampai pada batas kerusakan
yang tidak bisa diterima lagi (model 2)

10
9/25/2019

 Sampai saat ini, penelitian lebih banyak


difokuskan pada pengembangan formula
di tahap inisiasi  prediksi umur layan
struktur beton akibat penetrasi klorida
didasari pada perioda inisiasi korosi dari
tulangan.
 Struktur beton yang berlokasi di zona
splash memiliki risiko korosi terbesar,
sekali korosi berlangsung, maka
penyebaranya akan berlangsung amat
cepat karena ketersediaan air dan oksigen
dalam jumlah yang banyak  perioda
propagasi dapat diabaikan

 Prediksi umur layan  prediksi perioda inisiasi


pada tulangan beton  prediksi laju
penetrasi ion klorida kedalam beton sampai
konsentrasinya pada permukaan tulangan
mencapai nilai ambang batas.
 Prediksi umur layan merupakan masalah yang
kompleks karena banyak mekanisme
tranportasi yang terlibat dalam pemodelan laju
penetrasi klorida kedalam beton. Model
prediksi yang reliable harus memperhitungkan
kombinasi antara beberapa mekanisme
transportasi

11
9/25/2019

MEKANISME PENETRASI KLORIDA


MELALUI SELIMUT BETON
Terutama dominan
Mekanisme yang terlibat: pada:
 DIFUSI - Zona terendam
 GAYA KAPILER - Zona pasang surut
 PERMEASI - Zona splash
DAN DIFUSI

Air borne salt and


occasional salt
Rain reducing surface water inundation
salt concentration
Evaporation
giving salt
Diffusion in response to concentration
salt concentration

Water table Capillary absorption into


partially saturated
Permeation by concrete
pressure head
Wick Splash/spray
action

Tidal range

Diffusion of salt
from seawater

12
9/25/2019

 Sampai saat ini, mekanisme tranport yang paling


sering digunakan untuk estimasi penetrasi
klorida kedalam tulangan beton adalah
mekanisme difusi.
 Model yang paling sering digunakan untuk
mekanisme difusi klorida adalah model yang
diturunkan dari Hukum Fick kedua. Prediksi
umur layan berdasarkan Hukum Fick kedua
melibatkan perhitungan dari koefisien difusi
klorida.
 Koefisien difusi klorida merupakan parameter
kunci yang digunakan untuk mengukur laju
penetrasi klorida kedalam beton melalui proses
difusi.

Hukum Kedua Fick

Hukum kedua Fick (Persamaan Difusi)

 2 
C  C
 Dc  
t  x 2 
 

• C = C(x,t) adalah konsentrasi klorida pada


jarak x dari permukaan, pada waktu t
• Dc adalah koefisien difusi (m2/detik).

13
9/25/2019

Difusi

Langkah-langkah untuk estimasi penetrasi


klorida
 Pengambilan sample beton yang mengandung
klorida  - concrete core
- drilling
 Analisa kandungan klorida pada sample beton 
titrasi
 Hasil analisa konsentrasi ion klorida selanjutnya
di plot pada berbagai kedalaman yang berbeda
dari permukaan beton  menghasilkan profil
klorida
 Dari profil klorida yang diperoleh dan dengan
menggunakan persamaan difusi Fick kedua,
koefisien difusi dan konsentrasi klorida pada
permukaan beton dapat dihitung.

14
9/25/2019

Algoritma untuk estimasi


penetrasi klorida

Pengambilan beberapa contoh data dari struktur beton


yang terkontaminasi klorida
Digunakan dan dimasukan
kedalam:
Persamaan difusi Fick

Akan diperoleh

Koefisien Difusi (D) dari Ion Klorida


dan Konsentrasi Klorida pada
Permukaan (Selimut) Beton

Profil Klorida Tipikal


Chloride content

Distance from the surface

15
9/25/2019

Hukum Kedua Fick

Hukum kedua Fick (Persamaan Difusi)

 2 
C  C
 Dc  
t  x 2 
 

• C = C(x,t) adalah konsentrasi klorida pada


jarak x dari permukaan, pada waktu t
• Dc adalah koefisien difusi (m2/detik).

Struktur
Beton
Solusi Persamaan Cl-
Cl-
Cl-
bertulang
Cl- Cl-
Difusi Fick
Cl- Cl-
Cl-
Air laut

Untuk struktur beton pada zona terendam dan zona


pasang surut (nilai konsentrasi ion klorida dianggap konstan).
 x 
C ( x, t )  Cs 1  erf ( )
 2 Dt 
Cs: konsentrasi klorida permukaan ; D: koefisien difusi ;
x : jarak kedalaman dari permukaan yang terekspos

16
9/25/2019

Plot of Error Function

Struktur
Zona splash Beton
Solusi Persamaan bertulang
Difusi Fick Cl- Cl-
Cl- Cl- Cl-
Cl- Cl-
Cl-

Untuk struktur beton pada zona splash


(Nilai konsentrasi ion klorida merupakan fungsi waktu, tidak
konstan)
 t x2 x  x 
C ( x, t )  2 A   exp(  ) 1  erf ( )
 D 4 Dt 2D  2 Dt  

A : nilai laju pelekatan ion klorida pada permukaan beton

17
9/25/2019

Alternatif lain
 Untuk zona splash, persamaan difusi yang
sama dengan zona terendam bisa
digunakan tetapi dengan nilai koefisien
difusi (D) yang telah dimodifikasi.

Asumsi-asumsi untuk Persamaan


Difusi Fick

► Proses difusinya dianggap non-steady state.


► Ion klorida berdifusi hanya ke satu arah atau
proses difusinya adalah satu dimensi.
► Koefisien difusi dan konsentrasi klorida di
permukaan beton tidak berubah dengan waktu.
► Koefisien difusinya tidak berubah dengan
perubahan kedalaman selimut beton
► Koefisien difusinya tidak berubah dengan
perubahan konsentrasi klorida di dalam beton

18
9/25/2019

Koefisien Difusi (Dc)


 Koefisien difusi bukan suatu konstanta,
tetapi tergantung pada umur beton,
perbandingan air semen, jumlah dan
difusivitas agregat, kelembaban relatif,
temperatur dan mikro struktur dari pasta
semen dan agregat dan jenis dan lamanya
perawatan (curing)

 Koefisien difusi bukan suatu konstanta,


untuk suatu kondisi exposure tertentu
koefisien difusi adalah fungsi dari lamanya
exposure (t), jarak dari permukaan yang
terekspos (x), dan konsentrasi klorida di
dalam beton.
 Koefisien difusi terutama amat tergantung
pada waktu, dibanding pada jarak dan
konsentrasi
 Koefisien difusi akan menurun dengan
waktu

19
9/25/2019

Koefisien Difusi untuk


Ordinary Portland Cement
103

102
Koefisien difusi
(cm2/tahun)

10

10-1

10-2
20 40 60 80
Perbandingan air semen (%)

Koefisien difusi akan meningkat dengan


meningkatnya perbandingan air semen

20
9/25/2019

Koefisien Difusi untuk Blended Cement


103

102

Koefisien Difusi
(cm2/tahun)
10

10-1

10-2
20 40 60 80
Perbandingan air semen (%)

Koefisien difusi akan meningkat dengan


meningkatnya perbandingan air semen.

Perbandingan antara OPC and


Blended Cement
103

102 OPC
Koefisien Difusi
(cm2/tahun)

10

1
Blended cement
10-1

10-2
20 40 60 80

Perbandingan Air semen (%)


Membandingkan kedua jenis semen menggunakan kurva
pendekatan, nilai koefisien difusi untuk semen jenis blended
memiliki nilai yang lebih kecil.

21
9/25/2019

Variasi D dengan kandungan semen


102

Koefisien Difusi
(cm2/tahun)
10
W/C 65%
W/C 55%
1

W/C 45%
10-1
200 250 300 350 400 450
Kandungan semen persatuan volume beton (kg/m3)

Pada kasus nilai perbandingan air semen = 0.45,


koefisien difusi akan menurun dengan meningkatnya
kandungan semen

 2 
C  C
Solusi Persamaan  Dc  2 
t  x 
 
Difusi Fick
solusi
・ Untuk struktur beton pada zona terendam
dan zona pasang surut
 x 
C ( x, t )  Cs 1  erf ( )
 2 Dt 
・Untuk struktur beton pada zona splash
 t x2 x  x 
C ( x, t )  2 A   exp(  ) 1  erf ( )
 D 4 Dt 2D  2 Dt 

22
9/25/2019

Profil klorida dan kurva fitting terbaik

Konsentrai Klorida
pada permukaan

Kandungan Klorida
beton

Jarak dari permukaan beton

Profil klorida pada sebuah jembatan yang


berumur 20 tahun
1
Chloride content (% wt. of concrete)

0.8 Predicted-Fick's
Measured

0.6

0.4

0.2

0
0 10 20 30 40 50 60
Depth (mm)

23
9/25/2019

Informasi yang dibutuhkan untuk evaluasi dari


kerusakan yang disebabkan oleh serangan klorida

Penetrasi ion klorida melalui selimut beton

Metode prediksi sederhana


Tulangan baja mengalami korosi
 x 
C ( x, t )  Cs 1  erf 
Terjadi retak-retak akibat korosi  2 D  t 
 c 

Cs:kandungan Cl- di permukaan Tergantung dari kondisi lingkungan


beton (standar spesifikasi dari JSCE)
x : Tebal selimut beton
Dc:Koefisien difusi Bisa dihitung dari W/C
(standar spesifikasi dari JSCE)

Nilai Ambang untuk Konsentrasi


Klorida (Ccr)
Ada jumlah konsentrasi klorida tertentu yang
harus di penuhi untuk terjadinya depasivasi
tulangan yang kemudian akan memulai proses
korosi

nilai ambang batas klorida

jumlah konsentrasi klorida kritis yang diperlukan
untuk berlangsungnya proses korosi.

24
9/25/2019

Banyak parameter yang mempengaruhi nilai


konsentrasi klorida kritis, karenanya ada
sejumlah variasi nilai yang bisa digunakan
sebagai nilai ambang batas konsentrasi klorida.
Parameter-parameter yang mempengaruhi nilai
ambang batas, a.l.
► Kualitas beton (jenis semen, perbandingan
air semen, transport zat cair dalam beton)
► Kondisi lingkungan dan pembebanan,
misalnya apakah struktur terletak pada zona
splash atau terletak pada lokasi yang selalu
terendam dan temperatur.

 Nilai ambang batas klorida bervariasi


antara 0,17% dan 2,5% berat semen
 CEB menetapkan konsentrasi klorida kritis
sebesar 0,4% berat semen atau 0.1%
berat beton untuk estimasi penetrasi
klorida pada struktur beton bertulang
yang memiliki kualitas baik.
 Nilai ambang batas klorida
0,2% berat semen  lingkungan laut
(splash)
0,4% berat semen  lingkungan yang
tidak terlalu agresif

25
9/25/2019

Nilai ambang batas klorida yang tercantum di


berbagai Standar Peraturan

Total Chloride
Codes Content
(% wt. of cement)

BS 8110 (1985) 0.4


ACI 222 (1994) 0.2
AS 3600 (1994) 0.8 (kg/m3)
CEB-FIP 0.4

Sumber Klorida
 Pada proses pencampuran, ditambahkan
kedalam beton, yang menggunakan:
 Air laut sebagai air campuran
 Akselerator yang mengandung klorida
 Agregat yang terkontaminasi klorida
 Pada beton yang sudah mengeras,
mekanismenya melalui difusi, disebabkan:
Penggunaan garam pengencer
Pembasahan dan pengeringan air laut
Penggunaan bahan kimia yang mengandung
klorida

26
9/25/2019

 Klorida terdapat pada beton dalam bentuk-


bentuk berikut:
Ion klorida bebas dalam larutan air pori
Terikat secara kimiawi dengan produk hidrasi
semen
Terserap secara fisik kedalam gel semen
sebagai klorida terikat
 Hanya klorida bebas yang dapat
menyebabkan terjadinya korosi. Klorida
yang terikat tidak akan menimbulkan korosi
sampai klorida tsb larut dalam air pori dan
menjadi klorida bebas.

Konsentrasi klorida permukaan (Cs)


Faktor-faktor yang menentukan tingkat konsentrasi
klorida permukaan (Cs) dipermukaan struktur
beton, antara lain:
 Lokasi atau jarak dari struktur tsb terhadap sumber
klorida → amat menentukan;
semakin dekat jaraknya dari sumber klorida,
nilai Cs akan semakin tinggi.
 Kondisi lingkungan
seperti: hujan dan arah angin
 Material
Kondisi permukaan beton → tingkat kekasaran
beton

27
9/25/2019

Nilai konsentrasi klorida permukaan tipikal


Recommended Cs value
Investigator Exposure classes
(wt. of concrete)
Portland 0.75%
Splash zone
Blended 0.9%
Portland 0.5%
Bamforth (1996) Spray zone
Blended 0.6%
Portland 0.25%
Marine atmosphere zone
Blended 0.3%
> 4.5 m above sea level 0.565%
Habuchi et. al. (2001)
< 3 m above sea level 1% - 1.1%

Helland (1999) Splash zone 0.9%

Maage et. al (1997) 0.9%


f’c ≤ 50 N/mm2 0.71%
Yokozeki (1997)
f’c > 50 N/mm2 0.92%

Profil Klorida Bebas terhadap Zona


Profil klorida bebas pada beton OPC, tebal selimut beton
= 5 cm, w/c 0.4, setelah 5 tahun

25
Free chloride concentration

submerged
(kg/m3 pore solution)

20 high tidal
splash
15

10

Cl- concentration threshold


5

0
0 10 20 30 40 50 60
Distance from concrete surface (mm)

28
9/25/2019

Profil Klorida Bebas terhadap w/c


Profil klorida bebas pada beton OPC, tebal selimut beton
= 5 cm, pada zona pasang surut tinggi setelah 5 tahun
Free chloride concentration 25
w/c 0.5
(kg/m3 pore solution)
20 w/c 0.4
w/c 0.35
15

10

Cl- concentration threshold


5

0
0 10 20 30 40 50 60
Distance from concrete surface (mm)

Soal
Struktur beton bertulang di lingkungan laut di disain untuk
dapat digunakan selama 50 tahun. Diketahui data-data
berikut:
 Nilai ambang batas klorida (Ccr): 0,1% dari berat beton
dan konsentrasi klorida permukaan (Cs) adalah 0,5%
 Koefisien difusi klorida (Dc): 0,9 x 10-12 m2/dtk
Hitung ketebalan selimut beton yang
dibutuhkan agar struktur beton tsb dapat
memenuhi masa layannya.
Untuk perhitungan fungsi error, dapat digunakan persamaan
pendekatan berikut:
Erf(k)=Y = 0,0699 k4 – 0,2107 k3 – 0,2024 k2
+ 1,1875 k - 0,0017

29
9/25/2019

TUGAS 05
1. Bualah rangkuman kuliah hari ini!
2. Selesaikan soal berikut.
Diketahui ketebalan selimut beton suatu struktur
bangunan laut = 75 mm. Bilamana diinginkan bangunan
tersebut mempunyai umur layan minimal 50 tahun,
tentukan nilai koefisien diffusivitas klorida maximum yang
harus dimiliki oleh bahan beton yang digunakan? (Cs =
0,35 %; nilai ambang klorida = 0,1 %).

Gunakan grafik pada slide 33 untuk perhitungan fungsi


error.

30

Anda mungkin juga menyukai