Anda di halaman 1dari 9

PERMASALAHAN DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIRTANAH

Studi Kasus : Pemanfaatan Airtanah pada Cekungan Airtanah (CAT) Bogor


Edi Fajar Prahastianto (P052140124)
email : edifajarprahastianto@gmail.com
Tugas M.K. Kebijakan Pembangunan dan Pengelolaan Lingkungan
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PS-PSL)
Institut Pertanian Bogor (IPB)

ABSTRAK
Sumber daya airtanah merupakan salah satu jenis sumberdaya alam terbaharukan
(renewable resources). Siklus airtanah merupakan bagian siklus hidrologi yang terjadi
dipermukaan bumi. Airtanah tanah tersebut bersumber dari daerah imbuhan air tanah
(recharge area). Airtanah merupakan salah satu jenis sumber air yang memiliki peran
penting dalam kehidupan manusia. Dewasa ini peran sumberdaya tersebut memiliki peran
ekonomis, sehingga memicu eksploitasi airtanah. Pemanfaatan airtanah tersebut menim-
bulkan berbagai permasalahan di beberapa aspek, sehingga dalam hal ini diperlukan
pengelolaan, agar pemanfaatannya dapat dilakukan secara berkelanjutan. Pengelolaan
sumberdaya airtanah harus dilakukan melalui pendekatan ekosistem, melalui kebijakan di
berbagai sektor baik dari sisi aspek teknis maupun aspek hukum secara terintegrasi.

PENDAHULUAN Dewasa ini tidak sedikit pelaku usaha


yang memanfaatkan sumberdaya airtanah
Ada banyak pengertian atau definisi
sebagai bahan baku produksinya, seperti
mengenai airtanah. Undang-Undang Nomor
dalam industri air minum dalam kemasan,
7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
industri minuman ringan, dan berbagai
mendefinisikan airtanah sebagai air yang
industri di bidang lainnya.
terdapat dalam lapisan tanah atau batuan
di bawah permukaan tanah. Airtanah me- Sehingga dalam hal ini pada dasarnya
rupakan salah satu jenis sumberdaya alam sumber daya air termasuk di dalamnya
yang dapat diperbaharui (renewable airtanah harus dikelola secara menyeluruh,
resources). Airtanah merupakan salah satu terpadu dan berwawasan lingkungan hidup
sumberdaya air selain air sungai dan air dengan tujuan untuk mewujudkan keman-
hujan. Airtanah juga memiliki peran yang faatan air yang berkelanjutan untuk sebe-
sangat penting terutama dalam menjaga sar-besarnya kemakmuran rakyat.
keseimbangan dan ketersediaan bahan
baku air untuk kepetingan masyarakat PENDEKATAN TEORITIS
(rumah tangga atau domestik) maupun Sumberdaya Airtanah
kepen-tingan industri.
Siklus airtanah merupakan bagian dari
Tidak dapat dipungkiri bahwa keter- siklus hidrologi. Proses-proses utama yang
sediaan sumberdaya tersebut merupakan berlangsung dalam siklus hidrologi meli-
salah satu sumberdaya alam yang vital, puti proses evaporasi, evapotranspirasi,
memiliki peran penting dan strategis, infiltrasi dan presipitasi. Pada siklus terse-
karena menyangkut hajat hidup orang but sebagian air hujan tertampung di da-
banyak. Hal ini mendorong upaya peman- nau/rawa, sebagian mengalir ke darat
faatan atau eksploitasi sumberdaya ter- (overland flow), membentuk aliran permu-
sebut untuk memenuhi berbagai kepen- kaan (surface run off /direct run off) seba-
tingan. Masyarakat memanfaatkan keterse- gai bagian dari aliran sungai (stream flow)
diaan airtanah untuk memenuhi kebutuhan dan sebagian lagi terserap (infiltrasi) di
sehari-hari. Dalam skala industri keter- daerah recharge menjadi airtanah.
sediaan sumberdaya airtanah memiliki
nilai ekonomis dan sebagian besar diman-
faatkan sebagai bahan baku produksi.
Akuifer setengah tertekan adalah
akuifer yang bagian atas dan bawahnya
dibatasi oleh lapisan yang tidak begitu
kedap air dengan permeabilitas jauh lebih
kecil daripada permeabilitas akuifer itu
sendiri. Pada akuifer jenis ini, bocoran
(leakage) dapat terjadi dari akuifer ke la-
pisan kedap atau sebaiknya, terutama bila
muka airtanah pada akuifer turun di
bawah lapisan kedap.

Gambar 1. Siklus Hidrologi

Airtanah adalah air yang terdapat di


bawah permukaan tanah, pada suatu lapi-
san pembawa air yang disebut akuifer.
Akuifer adalah lapisan batuan jenuh air
tanah yang dapat menyimpan dan me- Gambar 2. Jenis-Jenis Akuifer (NGWA.
neruskan air tanah dalam jumlah cukup 2007)
dan ekonomis. Keberadaan dan potensi
airtanah tergantung dari sifat fisik akuifer Cekungan Airtanah (CAT)
khususnya dalam meluluskan air. Ber- Keberadaan air tanah tersimpan dalam
dasarkan pada nilai permeabilitas lapisan suatu kantong-kantong Cekungan Air
batuan yang melingkupi akuifer dan lapi- Tanah (CAT). Pengelolaan airtanah dida-
san kedap, akuifer dapat dibedakan men- sarkan pada cekungan air tanah yang
jadi 3 jenis, yaitu akuifer tidak tertekan diselenggarakan berlandaskan pada kebija-
(unconfined aquifer), akuifer tertekan kan pengelolaan airtanah dan strategi
(confined aquifer) dan akuifer setengah pengelolaan airtanah. Cekungan Air Tanah
tertekan (semi confined aquifer). (CAT) sebagai suatu wilayah yang dibatasi
Akuifer tidak tertekan adalah akuifer oleh batas hidrogeologis, tempat semua
yang bagian atasnya tidak tertutup lapisan kejadian hidrogeologis seperti proses
yang kedap air atau mempunyai nilai pengimbuhan, pe-ngaliran, dan pelepasan
permeabilitas kecil. Karena tidak tertutup air tanah berlang-sung. Secara umum CAT
lapisan kedap air (impermeable), maka dapat dibagi menjadi 4 (empat), yaitu :
tinggi muka airtanahnya relatip tidak stabil  CAT Satu kabupaten/Kota
tergantung pada keadaan curah hujan.  CAT Lintas Kabupaten/Kota
Akuifer tertekan adalah akuifer yang diba-  CAT Lintas Provinsi
gian atas dan bawahnya dibatasi oleh lapi-  CAT Lintas Negara.
san kedap air (impermeable) atau bagian CAT Bogor merupakan salah satu CAT
lapisan yang mempunyai permeabilitas Lintas Kabupaten/Kota, dimana secara ad-
sangat kecil. Karena bagian atas akuifer ministrasi CAT tersebut berada di wila-yah
tertutup lapisan yang kedap air, maka Kabupaten Bogor, Kota Bogor dan Kota
tekanan pada permukaan airtanah dalam Depok. Lokasi CAT Bogor berada pada
akuifer tidak sama dengan tekanan udara 106o28’20,88”–106o59’45,56” BT dan 06o
bebas (atmosfir). Pada kondisi tertentu, 24’38,03”–06o47’2,88” LS, dengan luas se-
tinggi muka airtanah pada akuifer tertekan kitar 1.311 km2. CAT Bogor memiliki
jauh lebih tinggi daripada permukaan potensi airtanah tertekan (confined aqufer)
airtanah bebas. Bahkan kadang-kadang sebesar 37 juta m3/tahun dan airtanah be-
dapat lebih tinggi dari permukaan tanah bas (unconfined aquifer) sebesar 1.019 juta
dan mengalir sendiri (self flowing). m3/tahun.
Gambar 3. Peta CAT Bogor (Diolah)

Imbuhan dan Lepasan Airtanah ISU PERMASALAHAN


Untuk melaksanakan pengelolaan air- Pemanfaatan airtanah berpotensi me-
tanah harus dilaksanakan secara utuh di nimbulkan berbagai dampak atau permasa-
dalam satu cekungan airtanah yang men- lahan. Permasalahan tersebut dapat terjadi
cakup daerah imbuhan (recharge area) dan pada berbagai aspek maupun komponen
daerah lepasan (discharge area) airtanah. lingkungan hidup. Dalam tulisan ini perma-
Daerah imbuhan airtanah dan daerah lepa- salahan yang disajikan hanya dibatasi ke
san airtanah, mempunyai karakteristik hi- dalam beberapa bahasan, mengingat keter-
drogeologi dan fungsi pengelolaan yang sediaan data dan informasi yang terbatas.
berbeda. Daerah imbuhan airtanah ber- Namun tidak menutup kemungkinan bah-
fungsi sebagai daerah resapan secara ala- wa permasalahan yang terjadi dapat lebih
miah dan pada suatu cekungan airtanah komplek dan mencakup aspek yang lebih
perlu dipelihara dan dilestarikan kebera- luas. Adapun beberapa permasalahan yang
daannya. Daerah lepasan airtanah berfung- dapat terjadi dari kegiatan pemanfaatan
si sebagai daerah keluaran airtanah secara dan pengelolaan sumberdaya airtanah se-
alamiah pada cekungan airtanah perlu di- bagai berikut.
kendalikan pemakaian airtanahnya. Mengi-
ngat perbedaan pelaksanaan pengelolaan Kerusakan Lingkungan
pada masing-masing daerah tersebut maka Pemanfaatan airtanah berpotensi da-
pada suatu cekungan airtanah perlu dike- pat menyebabkan kerusakan lingkungan.
tahui daerah imbuhan dan daerah lepasan Hal ini dapat terjadi manakala pemanfaatan
airtanahnya. yang dilakukan tidak memperhatikan
kaidah-kaidah lingkungan. Telah dijelaskan
sebelumnya bahwa sumberdaya airtanah
berasal dari daerah imbuhan airtanah
(recharge area). Pemanfaatan airtanah
akan mempengaruhi ketersediaan atau
cadangannya, manakal laju pemanfaatan
tersebut tidak sebanding atau lebih besar
dari laju pengisian airtanah pada daerah
imbuhan.
Pemanfaatan yang lebih besar dari laju
Gambar 4. Peta Imbuhan dan Lepasan pengisian airtanah tersebut, dampak nega-
Airtanah tif yang terjadi salah satunya adalah amble-
san tanah (land subsidence). Seperti contoh sumur-sumur mereka. Hal tersebut sangat
kasus di wilayah Jakarta, beberapa infor- ironis, mengingat di wilayah tersebut ba-
masi dan media mengabarkan bahwa per- nyak berdiri industri-industri yang ber-
mukaan tanah di Jakarta menurun, hingga gerak di bidang air minum dalam kemasan
mencapai rata-rata 5 cm per tahun. Hal ini maupun minuman ringan, baik dalam skala
dika-renakan laju pemanfaatan airtanah kecil, menengah, maupun skala besar.
yang cukup besar. Airtanah yang tersimpan
Secara teoritis, sumberdaya airtanah
di bawah permukaan tanah membentuk se-
yang dimanfaatkan oleh masyarakat dan
buah rongga atau pori-pori. Apabila rongga
industri merupakan sumberdaya yang
tersebut tidak segera diisi kembali oleh
berbeda. Pada dasarnya masyarakat me-
proses pengisian airtanah, maka terdapat
manfaatkan jenis sumberdaya airtanah
rongga-rongga kosong di bawah permu-
tidak tertekan, sedangkan untuk industri
kaan tanah. Sehingga stabilitas tanah akan
sumberdaya airtanah yang dimanfaatkan
berkurang karena tidak ada yang meno-
adalah airtanah tertekan. Kedua jenis
pang bagian atasnya.
airtanah tersebut merupakan sumberdaya
Peristiwa amblesan tanah akan mem- yang berbeda bila ditinjau dari sumber
pengaruhi infrasturktur yang terdapat di pada daerah imbuhannya. Adanya kere-
atasnya, selain itu peristiwa tersebut ber- sahan masyarakat tersebut diindikasikan
potensi menimbulkan dampak ikutan lain- kurangnya pemahaman masyarakat terkait
nya (multiplier effect). jenis sumberdaya tersebut.
Selain itu dampak lain dari peman- Penyebab lain terjadinya kekeringan
faatan airtanah yang berlebih adalah dikarenakan kurangnya pengawasan dalam
masuknya (intrusi) air laut. Peristiwa ini pemanfaatan airtanah. Secara teoritis kebe-
terjadi pada wilayah-wilayah CAT yang radaan airtanah tertekan berada di keda-
berada di pesisir. Selain amblesan akibat laman lebih dari 100 meter dari per-
terciptanya rongga-rongga kosong di ba- mukaan tanah. Sehingga industri yang me-
wah tanah, pada wilayah-wilayah pesisir manfaatkan sumberdaya tersebut mem-
akan terjadi proses masuknya air laut ke peroleh air tersebut menggunakan sumur
dalam tanah. Hal ini dikarenakan apabila bor dalam. Pertanyaanya adalaha apakah
ketersediaan airtanah yang mampu mena- setiap industri benar-benar melakukan
han air laut berkurang, sehingga keko- pengeboran untuk sumur mereka di
songan cadangan airtanah digantikan oleh kedalaman tersebut.
air laut. Hal ini terlihat pada sumur-sumur
Untuk indusrti-industri dalam skala
penduduk yang airnya berasa asin. Namun
menengah dan besar setiap penggunaan
untuk kedua peristiwa tersebut belum
airtanah wajib memiliki izin yang dibuk-
ditemukan di wilayah CAT Bogor.
tikan dengan Surat Izin Penguasaan
Airtanah (SIPA) sebagai salah satu pengen-
Permasalahan Sosial
dalian pemanfaatan sumberdaya airtanah.
Pemanfaatan airtanah juga berpotensi Permasalahannya adalah apakah industri
menimbulkan isu sosial. Isu sosial yang dalam skala kecil yang biasanya meman-
terjadi berupa adanya keresahan masya- faatkan airtanah untuk keperluan usaha isi
rakat akibat terjadinya kekeringan yang ulang air minum dalam kemasan juga me-
terjadi di sumur-sumur penduduk. Banyak miliki izin penguasaan airtanah tersebut.
masyarakat awam menilai bahwa adanya
industri-industri di wilayah mereka yang Permasalahan Transportasi
memanfaatkan airtanah merupakan penye-
Permasalahan di bidang transportasi
bab terjadinya kekeringan di wilayah me-
juga muncul pada kegiatan pemanfaatan
reka.
airtanah. Isu tersebut muncul dari kegiatan
Di wilayah Kabupaten Bogor, di sekitar industri yang memanfaatkan airtanah dan
wilayah Kecamatan Caringin, Cijeruk, Ci- melakukan distribusi produknya meng-
gombong dan sekitarnya, banyak warga gunakan kendaraan pengangkut yang me-
masyarakat mengalami kekeringan pada lalui jalur darat. Seperti yang terjadi di
Kabupaten Bogor pada ruas Jalan Suka-
bumi-Ciawi, banyak indsutri berskala besar
yang memanfaatkan jalur darat untuk
distribusi produknya. Jalan Raya Suka-
bumi-Ciawi merupakan Jalan Nasional di-
mana merupakan akses jalan utama yang
menghubungkan Bogor dan Sukabumi.
Kondisi tersebut menjadikan Jalan Suka-
bumi-Ciawi memiliki tingkat kepadatan
arus lalu lintas yang tinggi. Tingginya Gambar 6. Perubahan V/C Rasio di Jalan
kepadatan arus lalu lintas juga merupakan Raya Sukabumi-Ciawi (Sumber
kontribusi dari kegiatan yang dilakukan : AMDAL PT. Tirta Investama,
industri-industri tersebut. Tidak menutup 2014)
kemungkinan industri di bidang lain juga
memberikan pengaruh terhadap tingginya Penerapan Kebijakan
arus lalu lintas di jalan tersebut. Berdasarkan amanat yang tertuang
dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun
Berdasarkan data yang ada komposisi 2009 tentang Perlindungan dan Penge-
kendaraan yang melintas dan tingkat (V/C lolaan Lingkungan Hidup, dalam peman-
rasio) kejenuhan di Jalan Raya Sukabumi- faatan sumberdaya alam dilaksanakan
Ciawi disajikan pada Gambar 5 dan 6. berdasarkan daya dukung dan daya
Tingkat kejenuhan mendekati 1 (satu) tampung lingkungan hidup dengan mem-
artinya bahwa kondisi jalan tersebut men- perhatikan :
dekati jenuh, dimana daya tampung ken-  Keberlanjutan proses dan fungsi
daraan di jalan tersebut sudah terlampaui. lingkungan hidup;
Kepadatan di ruas Jalan Raya Sukabumi-  Keberlanjutan produktivitas lingku-
Ciawi tersebut pada dasarnya merupakan ngan hidup
konstribusi dari berbagai aktivitas yang  Keselamatan, mutu hidup, dan
memanfaatkan jalan tersebut, namun kesejahteraan masyarakat
industri dalam skala besar berkorelasi
dengan tingkat kepadatan tersebut. Manakala daya dukung dan daya tam-
pung sudah terlampaui, maka segala segala
usaha dan/atau kegiatan yang telah melam-
paui daya dukung dan daya tampung ling-
kungan hidup tidak diperbolehkan lagi.
Namun permasalahan yang terjadi adalah
belum terdapat adanya perhitungan daya
dukung dan daya tampung untuk sum-
berdaya airtanah di wilayah CAT Bogor.
Pengaturan lingkungan hidup dalam
pelaksanaan pembangunan masih belum
terlaksana dengan baik, karena belum tun-
tasnya penjabaran dari Undang-Undang ke-
dalam sistem pengaturan yang dapat men-
jadi pegangan bagi para pelaksana pemba-
ngunan di lapangan.
Di wilayah Kabupaten Bogor sendiri,
implementasi dari Perda Kabupaten Bogor
Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pengelolan
Gambar 5. Komposisi kendaraan yang me- Air Tanah juga menumi banyak perma-
lewati Jalan Raya Sukabumi- salahan di lapang dan disinyalir berten-
Ciawi (Sumber : AMDAL PT. tangan dengan ketentuan di bidang ling-
Tirta Investama, 2014) kungan hidup lainnya.
SOLUSI KEBIJAKAN a. Penyediaan peta dan informasi tentang
air tanah.
Pendekatan Kelembagaan
b. Kesepatakan antara bupati atau wali-
Sumberdaya airtanah merupakan kota dalam mengelola cekungan air
salah satu jenis sumberdaya alam, sehingga tanah lintas kabupaten/kota dan kese-
pengelolaannya mengikuti kaidah-kaidah patakan gubernur dalam mengelola
pengelolaan sumberdaya alam. Ruang ling- cekungan air tanah lintas provinsi,
kup pengelolaan sumberdaya alam meli- terutama mencakup inventarisasi poten-
puti : si, perencanaan pendayagunaan, perun-
 Inventarisasi, tukkan pemanfaatan, konservasi dan
 Perencanaan, pengendalian.
 Pelaksanaan, c. Pemberdayaan daerah dalam penye-
 Pengawasan lenggaraan pengelolaan, menyangkut
Secara lebih rinci PP No 43/2008 kemampuan teknis sumber daya manu-
mengatur pengelolaan airtanah yang meli- sia, peralatan serta ketersediaan data
puti kegiatan perencanaan, pelaksanaan, atau informasi tentang sumber daya air
pemantauan, pengevaluasian penyeleng- tanah.
garaan konservasi airtanah, pendayagu- d. Pengaturan terpadu berbagai sektor da-
naan airtanah, pengendalian daya rusak lam pemanfaatan air tanah, sehingga
airtanah berdasarkan cekungan airtanah. tidak terjadi konflik kepentingan.
Kegiatan ini ditujukan untuk mewujudkan e. Pendayagunaan airtanah yang lebih me-
kelestarian, kesinambungan ketersediaan nekankan pada tujuan pelestarian dan
serta kemanfaatan airtanah yang berke- perlindungan sumberdaya airtanah alih-
lanjutan. alih untuk memperbesar PAD.
f. Pengaturan penempatan kawasan in-
dustri yang memerlukan air sebagai
bahan baku dan proses industri, sesuai
dengan potensi sumber daya air yang
tersedia
g. Konsistensi daerah dalam meneruskan
kebijakan yang telah diambil saat ini
yaitu pengurangan debit pengambilan
airtanah untuk industri di daerah rawan
airtanah, serta pelarangan peman-
faatan air tanah bebas untuk industri.
h. Rencana jangka panjang atas kebutuhan
air untuk masyarakat luas dan berbagai
kegiatan sektoral.
i. Pengadaan dan penambahan jumlah
sumur pantau untuk mengetahui peru-
bahan-perubahan kondisi airtanah aki-
bat pengambilan sebagai tindak lanjut
dalam mengambil keputusan penge-
lolaan air tanah.
Gambar 7. Pengelolaan airtanah berdasar- j. Penertiban sumur-sumur pengambilan
kan PP No. 43/2008 airtanah yang tidak berizin, sebagai sa-
lah satu upaya untuk mencegah keru-
Sehubungan dengan pelaksanaan de- sakan air.
sentraliasai pengelolaan airtanah, bebe-
Karena SDA dan lingkungan meru-
rapa hal penting yang perlu mendapat
pakan suatu ekosistem yang kompleks,
perhatian dan perlu dipersiapkan daerah
maka diperlukan metode inventarisasi dan
antara lain :
perencanaan, serta organisasi pengawasan
yang bersifat multidisiplin dan terintegrasi,
dengan tujuan untuk menyerasikan usaha- dari daerah imbuhan (recharge area).
usaha pengelolaan sumberdaya alam. Sehingga upaya nyata yang dapat dilakukan
untuk menjaga ketersediaan airtanah
Sering terjadi benturan antar sektor
adalah dengan melakukan upaya konser-
dan antar daerah dalam pengelolaan SDAL,
vasi pada recharge area.
karena belum adanya keserasian dalam
pengaturan dan kebijakan antar daerah Setiap kegiatan yang memanfaatkan
dalam upaya pembinaan keserasian antara sumberdaya airtanah pada hakekatnya wa-
pembangunan dengan lingkungan hidup, jib menjaga ketersediaan sumberdaya ter-
padahal sistem lingkungan hidup tidak sebut dengan melakukan berbagai upaya
mengikuti batas-batas administrasi peme- konservasi. Upaya konservasi dilakukan
rintahan. dengan tujuan untuk menjaga kelestarian
lingkungan recharge area agar fungsi eko-
Pengelolaan airtanah pada hakekatnya
logis dapat berjalan secara optimal. Apabila
melibatkan banyak pihak dan harus dilaku-
kawasan ini rusak tidak diragukan lagi
kan secara bijaksana dengan mendasarkan
bahwa cadangan airtanah pada suatu ceku-
aspek hukum dan aspek teknis.
ngan airtanah akan berkurang atau bahkan
Inventarisasi Sumberdaya Airtanah habis.
Dalam melakukan strategi pelaksanaan Berdasarkan peta daerah imbuhan dan
pengelolaan airtanah diperlukan data dan lepasan airtanah (Gambar 4), CAT Bogor
informasi yaitu meliputi : potensi airtanah memiliki daerah imbuhan airtanah yang
dan karakteristik hidrogeologis cekungan berada di wilayah Taman Nasional Gunung
air tanah yang bersangkutan, proyeksi ke- Halimun Salak (TNGHS) dan Taman Na-
butuhan air untuk berbagai keperluan pada sional Gunung Gede Pangrango (TNGGP).
cekungan air tanah yang bersangkutan dan Sehingga untuk menjaga ketersediaan
perubahan kondisi dan lingkungan air sumberdaya airtanah maka daerah imbu-
tanah. Salah satu tahapan dalam pelaksa- han airtanah yang berada di kedua TN
naan perencanaan pengelolaan airtanah tersebut wajib dijaga. Salah satu jenis
adalah inventarisasi sumberdaya airtanah. kegiatan konservasi yang dapat dilakukan
Penetapan Daya Dukung dan ditawarkan oleh kedua lembaga ter-
sebut adalah program adopsi pohon.
Setelah melakukan inventarisasi
langkah selanjutnya adalah menentukan Program adopsi pohon bekepentingan
daya dukung. Daya dukung lingkungan hi- mendorong masyarakat luas, baik warga
dup adalah kemampuan lingkungan hidup negara Indonesia maupun asing agar lebih
untuk mendukung perikehidupan manusia, peduli terhadap lingkungan dan konservasi
makhluk hidup lain, dan keseimbangan alam melalui penanaman pohon-pohon un-
antar keduanya. Daya dukung dimak- tuk perbaikan dan pemulihan kawasan hu-
sudkan untuk mengetahui kapasitas atau tan yang rusak di dalam kawasan taman
potensi airtanah sebenarnya (real time) nasional. Program tersebut berharap kepa-
berdasarkan kondisi perubahan lingkungan da semua komponen masyarakat, baik per-
dalam cekungan airtanah. Sehingga dengan orangan, kelompok masyarakat, maupun
diketahui daya dukung airtanah maka organisasi/lembaga dapat belajar dan me-
suatu kebijakan pengelolaan lingkungan mahami permasalahan konservasi alam
hidup khususnya pengelolaan sumberdaya yang ada, untuk kemudian terlibat dan ber-
airtanah dapat dilakukan berdasar daya peran-serta secara sukarela, aktif dan ber-
tampung tersebut. Apabila diketahui daya kontribusi pendanaan untuk pelaksanaan
dukung airtanah telah terlampui, maka program adopsi pohon.
tidak diperkenankan lagi dilakukan Adopsi Pohon adalah donasi dana yang
pemanfaatan airtanah tersebut. dititipkan oleh Bapak/ibu Asuh (ADOPTER)
Konservasi Recharge Area kepada masyarakat lokal untuk tujuan res-
torasi/rehabilitasi dengan penanaman ka-
Pada penjelasan sebelumnya telah di- wasan hutan yang rusak. Nominal donasi
informasikan bahwa airtanah bersumber dana untuk adopsi pohon berbeda di kedua
Pembagian Ruang Penanaman berdasarkan Komposisi Tanaman

lokasi recharge area, begitu pula dengan Hutan Alam TN


jangka waktu kerja samanya (Tabel 1). Be-
berapa data jumlah pohon yang telah dita-
nam oleh adopter di recharge area disa-
Komposisi jenis: Tanaman hutan
> penyediaan kebutuhan dan
Kawasan habitat satwa liar

jikan pada Tabel 2 dan 3.


Perluasan TN

Mengacu pada zonasi indikatif, zona


Komposisi jenis: Campuran
Tanaman hutan & tanama buah produktif,
> penyedia kebutuhan dan habitat satwa
liar dan hasil hutan non kayu yang dapat

reha-bilitasi TNGGP terutama pada areal dimanfaatkan masyarakat setempat

kritis, namun di dalamnya termasuk sawah,


Komposisi jenis: Campuran
Tanaman hutan, tanaman buah &
Kawasan batas TN tanaman semusim > penyedia kebutuhan

fasilitas umum, fasilitas sosial serta pemu-


masyarakat setempat

Tanaman masyarakat dengan pola

kiman, sehingga luas areal yang perlu dire-


usaha tani dan bertanam dengan
Drh Penyangga TN memperhatikan aspek konservasi
tanah dan resapan tanah/hidrologis

habilitasi/restorasi seluas kurang lebih


Gambar 8. Pembagian ruang dan jenis
3000 hektar. Sedangkan di kawasan TNGHS
komposisi tanaman untuk pe-
luas areal yang perlu direhabilitasi/res-
laksanaan program adopsi po-
torasi seluas kurang lebih 15.000 hektar.
hon

Tabel 1. Rincian Donasi Program Adopsi Pohon


Jenis TNGHS TNGGP
Penanaman Rp 14.000 Rp 37.800
Konsorsium GEDEPAHALA Rp 3.500 Rp 16.200
Sistem Dukungan Masyarakat Hulu (SISDUK) Rp 28.000 -
Fasilitas Rp 21.000 -
Database Sistem dan Pemetaaan Rp 3.500 -
Pemberdayaan masyarakat - Rp 54.000
Total Donasi Rp 70.000 Rp 108.000
Jangka waktu 5 Tahun 3 Tahun
Sumber : TNGHS dan TNGGP, 2012

Tabel 2. Data Jumlah Pohon Yang Telah Ditanam Di Kawasan TNGGP Dalam Program
Adopsi Pohon
Tanggal Jumlah
No Adopter Lokasi
Penanaman Bibit
1 PDIP Blok Wanamega, Bodogol 1/3/2008 4.000
2 Menteri Keuangan Blok Pasir Malang, Bodogol 03/01/08 400
3 Menteri Perdagangan Blok Pasir Malang, Bodogol 03/01/08 400
4 Menteri Pemberdayaan Blok Pasir Malang, Bodogol
03/01/08 400
perempuan
5 Menteri Kesehatan Blok Pasir Malang, Bodogol 03/01/08 400
6 Deputi BI Blok Pasir Malang, Bodogol 03/01/08 400
7 Mazars Blok Cilengkong, Bodogol 03/02/09 400
8 Gunma Safari Blok Tiwel, Bodogol 23/01/2010 396
9 Mazars Blok Tiwel, Bodogol 20/04/2010 2.000
10 Bank Mandiri Blok Pasir Ipis, Cimande 26 /11/2011 800
11 PT. Tirta Investama Blok Pasekon, Cimande 17/12/2012 1.200
Sumber : TNGGP, 2012

Tabel 3. Data Jumlah Pohon Yang Telah Ditanam Di Kawasan TNGHS Dalam Program
Adopsi Pohon
Tanggal Jumlah
No Adopter Lokasi
Penanaman Bibit
1. Mitra TNGHS Cianten, Resort Gunung Butak Desember 2009 9.690
18 Februari
2. PT. KMI Cililin, Resort Gunung Koneng 10.000
2010
3. PT. Crawford Cidahu, Resort Kawah Ratu 2 Oktober 2010 1000
Tanggal Jumlah
No Adopter Lokasi
Penanaman Bibit
Sukagalih, Resort Gunung
4. Yamaha Jelajah Alam 29 Mei 2010 2300
Kendeng
5. PT. Grace Cidahu, Resort Kawah Ratu 16 April 2011 200
Sukagalih, Resort Gunung
6. Yamaha Green United 1 Mei 2011 1000
Kendeng
4 November
7. Kagoshima University Garehong, Resort Gunung Butak 5000
2011
4 November
8. Universitas Pakuan Garehong, Resort Gunung Butak 190
2011
9. PILI Network Loji, Resort Salak I 2 Oktober 2011 100
10. PT. AIA Ciodeng, Resort Gunung Bodas Oktober 2011 2.000
11. Gunma Safari Park Gunung Bunder, Resort Salak II Desember 2011 1.230
21 Desember
12 POK IPB '57 Koridor Halimun Salak 300
2011
PT. Amerta Indah 25.000
13 Kuta Jaya, Resort Kawah ratu November 2012
Otsuka (Pocari Sweat)
Sumber : TNGHS, 2012

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Pada hakekatnya tujuan pengelolaan Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang
sumberdaya alam adalah untuk menda- Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
patkan manfaat dan hasil yang maksimal 2009 tentang Perlindungan dan
secara berkelanjutan. Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Lembaran Negara Republik Indonesia
Dalam mengalokasikan sumberdaya
Tahun 2009 Nomor 140 Sekertariat
alam ini harus diusahakan perimbangan
Negara. Jakarta
antara populasi manusia dengan sumber-
daya alam yang ada, dengan mengusahakan Republik Indonesia. 2008. Peraturan
pula pencegahan kerusakan pada sumber- Pemerinta Republik Indonesia Nomor
daya alam dan lingkungan hidup. 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah.
Lembaran Negara Republik Indonesia
Jika sasaran pengelolaan sumberdaya
Tahun 2008 Nomor 83. Menteri
alam adalah ekosistem sumberdaya alam,
Hukum dan Hak Azasi Manusia. Jakarta
maka sesungguhnya pengelolaan lingku-
ngan hidup sudah tercakup dalam penge- Republik Indonesia. 2012. Peraturan
lolaan sumberdaya alam. Pemerinta Republik Indonesia Nomor
27 Tahun 2012 tentang Izin
Pada dasarnya pengelolaan terhadap
Lingkungan. Lembaran Negara
lingkungan dilakukan berdasarkan pende-
Republik Indonesia Tahun 2012
katan ekosistem yang terintegrasi, mengi-
Nomor 48. Kementerian Sekertariat
ngat sumberdaya alam dan lingkungan
Negara. Jakarta
tidak mengikuti batas-batas administrasi.
Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor.
Peraturan Daerah Kabupaten Bogor
Nomor 17 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Air Tanah. Lembar Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2011 Nomor
17. Sekertaris Daerah. Bogor

Anda mungkin juga menyukai