Disusun Oleh :
Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita nikmat
iman dan kesehatan hingga saat ini, sehingga kami dapat memberikan pendapat mengenai
“Pancasila sebagai Sistem Filsafat, Dasar Negara dan Ideologi” melalui tugas makalah Pancasila
dan Kewarganegaraan. Tak lupa kita panjatkan puji serta sholawat kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT sehingga sampai kepada kita
hingga saat ini.
Tujuan penulisan dari makalah ini ialah sebagai salah satu bentuk pemenuhan tugas mata
kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan. Pada makalah ini akan dibahas mengenai Studi Kasus
Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Perspektif Pancasila yang akan dikaitkan dengan “Pancasila
sebagai Sistem Filsafat, Dasar Negara dan Ideologi”.
Kami ucapkan terimakasih banyak kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, terutama kepada dosen Pancasila dan Kewarganegaraan kami, Bapak
Ade Engkus Kusnadi yang telah mendukung kami selama proses penyelesaian makalah ini. Kami
sebagai tim penulis berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
setiap pembaca. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Terima kasih.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Beberapa tahun belakangan ini banyak kasus-kasus pemimpin di Indonesia yang tidak
dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Hal tersebut mengakibatkan kerugian yang diderita
oleh negara, masyarakat, dan lingkungan sekitar seperti kasus korupsi, kekerasan, pemimpin
yang otoriter, dan lain-lain. Contohnya Bupati Kotawaringin Timur yang ditetapkan sebagai
tersangka kasus korupsi pada tahun 2019. Hal itu tentunya menyebabkan kerugian bagi
bangsa, negara, dan masyarakat Indonesia. Hal itu dapat terjadi karena kurangnya kesadaran
dan pemahaman ideologi pancasila oleh pemimpin negara.
1
1.3 Tujuan Penulisan
Berikut tujuan penulisan dari makalah ini:
1. Mengkaji pemahaman tentang Filsafah Pancasila.
2. Mengkaji arti dasar dari kepemimpinan dan pemimpin.
3. Membahas kriteria Pemimpin dari perspektif pancasila.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
2.2 Kepemimpinan
Pemimpin yang baik adalah seseorang yang mampu membangun nilai dan norma bersama
kelompok yang dia ayomi dimana orang tersebut berkiprah. Dalam suatu kehidupan di
masyarakat selalu muncul seorang pemimpin yang dapat mempengaruhi dan mengarahkan
perilaku anggota masyarakat ke arah tujuan tertentu (Wahyudi, 2009). Dalam usaha untuk
memenuhi harapan, pemimpin menggunakan segala kemampuan yang dimilikinya dan
memanfaatkan lingkungan serta potensi yang dimiliki dalam organisasi yang dikelola.
Menurut Martinis Yamin dan Maisah (2010), kepemimpinan adalah suatu proses
mempengaruhi yang dilakukan oleh seseorang dalam mengelola anggota kelompoknya
untuk mencapai tujuan organisasi.
4
dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Faktor keberhasilan seorang pemimpin salah
satunya tergantung dengan teknik kepemimpinan yang dilakukan dalam menciptakan
situasi sehingga menyebabkan orang yang dipimpinnya timbul kesadarannya untuk
melaksanakan apa yang dikehendaki. Dengan kata lain, efektif atau tidaknya seorang
pemimpin tergantung dari bagaimana kemampuannya dalam mengelola dan menerapkan
pola kepemimpinannya sesuai dengan situasi dan kondisi organisasi tersebut.
Pemimpin yang baik memiliki misi untuk membawa bangsa dan negaranya
menggapai cita-cita bangsa, yaitu membawa penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan
bernegara Indonesia kearah terwujudnya kehidupan yang ber-ketuhanan, ber-kemanusiaan,
ber-persatuan, ber-kerakyatan, dan ber-keadilan.
5
dengan integritas pribadi, berdisiplin dalam sikap, cara berfikir dan bertindak, serta
keteladanan yang tidak mudah mengandalkan kekuasaan, tetapi bersifat rasional dan
demokrasi.
2. Ing Madyo Mangun Karso, yang berarti seorang pemimpin harus mampu memotivasi
dan membangkitkan tekad serta semangat orang-orang yang dipimpinnya untuk
berswakarsa, berkreasi, dan mempunyai niat kuat untuk berbuat. Kemampuan
tersebut mendorong benih-benih yang terdapat dalam masyarakat untuk bisa tumbuh
secara mandiri dan bertanggung jawab secara etis.
3. Tut Wuri Handayani, yang berarti seorang pemimpin harus mampu mendorong dan
mengedepankan orang orang yang dipimpinnya seraya membekalinya dengan rasa
percaya diri. Sikap tersebut mendorong timbulnya keperibadian bangsa, mentalitas
mandiri, serta sikap partisipatif dalam usaha-usaha bersama. dan sanggup
bertanggung jawab.
6
Asas ini merupakan suatu kebudayaan yang mengajarkan bahwa manusia akan
mencapai kebahagiaan, jika dapat dikembangkan keselarasan, keserasian, dan
keseimbangan, baik dalam hidup manusia sebagai pribadi dalam hubungan manusia
dengan masyarakat, dalam hubungan manusia dengan alam, dalam hubungan
manusia dengan Tuhannya, maupun dalam mengejar kemajuan lahiriah dan
kebahagiaan rohaniah.
7
16. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-
nilai kebenaran dan keadilan.
8
BAB III
PEMBAHASAN
Filsafat Pancasila merupakan penggunaan nilai-nilai yang ada di pancasila sebagai dasar
negara dan pandangan hidup bernegara. Filsafat Pancasila adalah identitas yang membedakan
bangsa Indonesia dengan bangsa yang lain.
Ciri-ciri kepemimpinan pancasila tidak jauh dari hubungan baik antara pemimpin dan
yang dipimpin. Untuk mencapai hal tersebut, terdapat kriteria yang berlandaskan dari
Pancasila. Berikut kriteria seorang pemimpin menurut pancasila :
1. Seorang pemimpin harus ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, mengakui Tuhan itu Tunggal,
Esa, atau dengan kata lain, pemimpin harus beragama, tidak ateis begitu juga tidak anti
akan agama.
2. Seorang pemimpin harus berlaku adil dan beradab, memiliki sopan santun, cerdas, dan
berbudi pekerti yang baik. Adil yang dimaksud bukanlah sama rasa sama rata, tetapi adil
yang tidak berat sebelah, tidak pilih kasih, tidak mendahulukan pendukung daripada
oposisi, berdiri diatas kebenaran, bukan pembenaran.
3. Seorang pemimpin haruslah mampu atau berniat kuat untuk mempersatukan rakyat
Indonesia, bukan yang berdiri di satu golongan saja. Pemimpin bukanlah mereka yang
"membiarkan" perpecahan. Pemimpin harus mampu mencari persamaan untuk kesatuan,
bukan melontarkan perpecahan.
4. Seorang pemimpin harus mampu mengambil keputusan yang bijak, bermusyawarah
untuk mufakat, atas keadilan dan kebenaran untuk rakyat. Pemimpin juga harus mampu
mendelegasikan dengan baik, bukan hanya melempar pekerjaan tanpa ada bimbingan.
5. Seorang pemimpin haruslah yang mampu menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
9
pancasila ke dalam kehidupan nasional diharapkan dapat membawa Indonesia menuju
masyarakat yang mandiri, maju, adil, dan makmur. Setiap warga negara memiliki peluang
yang sama dalam mengembangkan Indonesia sebagai bangsa yang multikultur. Dalam
prosesnya banyak pembelajaran sosial dan IPTEK yang dilalui untuk menentukan kehidupan
yang lebih berkualitas.
Kepemimpinan nasional memiliki peran penting dalam mengimplementasikan falsafah
pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta mengembangkan
wawasan kebangsaan dan upaya-upaya peningkatan kualitas SDM dalam pembangunan
nasional. Kepemimpinan nasional di semua tingkatan masyarakat wajib berpartisipasi dan
mendukung fungsi manajemen dan kelembagaan pemerintahan. Hal ini ditujukan agar
terciptanya good governance untuk mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis dan
menghasilkan manfaat dalam pembangunan nasional.
Peran pemimpin dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah hidup
bangsa dapat diuraikan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional.
Pemimpin meresapi nilai-nilai pancasila akan melakukan pembangunan dengan memerhati
kan asas - asas berikut :
1. Asas Kekeluargaan dan Gotong-royong,
2. Asas Persatuan dan Kesatuan dalam Kebhinekaan,
3. Asas Kebersamaan,
4. Asas Selaras, Serasi dan Seimbang.
Selain memegang teguh asas-asas yang berlandaskan pancasila, penting bagi
kepemimpinan nasional untuk melakukan pembangunan di bidang pendidikan, birokrasi, dan
hukum yang sesuai ideologi pancasila, karena hal ini dapat menjadi ujung tombak dalam
mempersiapkan generasi emas kedepannya. Pembangunan nasional dapat dimulai dengan
menciptakan kembali pemimpin yang dapat menerapkan nilai-nilai pancasila. Berikut
penjelasan mengenai pembangunan di bidang pendidikan, birokrasi, dan hukum yang sesuai
dengan ideologi pancasila.
1. Pendidikan
Pembangunan pendidikan secara umum adalah tujuan bangsa, mencerdaskan
kehidupan bangsa sudah tertuang pada pembukaan Undang-Undang Dasar. Dalam
menerapkan nilai-nilai Pancasila, prinsip keteladanan, moral, dan etika harus
10
diimplementasikan untuk membangun pendidikan yang berkualitas. Penerapan nilai
kepancasilaan dapat dilakukan di dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan
masyarakat. Melalui pendidikan diharapkan lahir kualitas SDM yang memiliki moral dan
akuntabilitas individu, sosial, institusional dan global (Lemhannas, 2009) yang akan
mengantarkan menjadi Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur. Pendidikan
yang berkualitas dapat membantu memberikan arahan untuk pola pikiran yang sesuai
dengan tujuan Negara Indonesia.
2. Reformasi Birokrasi
Kepemimpinan nasional harus padat mengawal proses pembangunan sehingga
menghasilkan manfaat yang dapat dirasakan oleh warga Negara Indonesia.
Kepemimpinan nasional juga harus dapat mengawal strategi implementasi reformasi
birokrasi (PURB, 2008) yaitu (i) membangun kepercayaan masyarakat, (ii) membangun
komitmen dan partisipasi, (iii) mengubah pola pikir, budaya dan nilai-nilai kerja dan (iv)
memastikan keberlangsungan berjalannya sistem dan mengantisipasi terjadinya
perubahan. Reformasi birokrasi pada dasarnya merupakan upaya untuk melaksanakan
perubahan dan pembaharuan yang mendasar dan menyeluruh terhadap penyelenggaraan
pemerintahan mencakup aspek, organisasi (kelembagaan), ketatalaksanaan (business
process) dan SDM aparatur (PURB, 2008).
11
Kepemimpinan nasional yang membawa nilai-nilai pancasila ke setiap sudut dan
aspek dalam bernegara harusnya dapat menjaga perputaran kualitas SDM yang dapat
memenuhi kualifikasi sebagai pemimpin dimasa yang akan datang. Menerapkan asas -
asas pancasila dalam pembangunan pendidikan akan memudahkan reformasi birokrasi,
agar kedepannya kita dapat memiliki hukum-hukum dan aparatur yang sesuai dengan
nilai-nilai pancasila itu sendiri.
12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang menggunakan pancasila sebagai dasar negara sehingga
Indonesia harus memiliki pemimpin yang memegang erat nilai-nilai pancasila. Pemimpin
tersebut harus memenuhi nilai-nilai pancasila dalam mengambil, mengolah, dan menjalankan
kebijakan pemerintahannya.
Dalam kepemimpinan pancasila, seorang pemimpin haruslah mempunyai hubungan baik
antar pemimpin dan yang dipimpin, hal itu dapat terpenuhi jika seorang pemimpin dapat
memenuhi kriteria yang berlandaskan pancasila itu sendiri, yaitu ber-Ketuhanan Yang Maha
Esa, berlaku adil beradab, menjunjung tinggi persatuan indonesia, bijak dalam mengambil
keputusan dalam musyawarah yang mufakat, dan mampu menciptakan keadilan bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Pola pikir seorang pemimpin dalam pemerintahan dan pembangunan dalam
kepemimpinan pancasila haruslah bertumpu pada asas kekeluargaan dan kegotongroyongan,
asas persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan., asas kebersamaan, asas selaras, serasi, dan
seimbang.
Selain memegang teguh asas-asas yang berlandaskan pancasila, penting bagi
kepemimpinan nasional untuk melakukan pembangunan di bidang pendidikan, birokrasi, dan
hukum yang sesuai ideologi pancasila, karena hal ini dapat menjadi ujung tombak dalam
mempersiapkan generasi emas kedepannya.
4.2. Saran
Seorang pemimpin yang pancasilais adalah seorang pemimpin yang paham dan
menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila dan berbagai aspek di dalamnya, maka dari itu seorang
pemimpin haruslah seseorang yang memimpin, bukan seseorang yang dipimpin, independen,
dan merdeka tanpa ada tekanan dari pihak pihak yang mencari keuntungan pribadi. Seorang
pemimpin juga tidak boleh menaruh jarak dengan seseorang yang dipimpin, karena jarak akan
mempersempit pengetahuan akan keadaan orang yang dipimpinnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
14