Anda di halaman 1dari 63

BAB II

PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI

Muhammad Kevin 2613201001, Dikha Aditya Mauludin 2613191051

Praktikum Korosi – Laboratorium Kimia dan Korosi

a
Teknik Metalurgi, Fakultas Teknologi Manufaktur, Universitas Jenderal Achmad Yani
Jl.Terusan Jenderal Gatot Subroto PO Box 807 Kota Bandung, Jawa Barat

e-mail : kvnputrass@gmail.com

Abstrak

Pada umumnya larutan yang berpengaruh terhadap logam untuk melihat reaksi ataupun kerusakan
yang akan terjadi hanya ada kemungkinan larutan tersebut ber pH asam atau basa. Ketika di relevan kan
dengan lingkungan akan banyak kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadinya kerusakan pada logam,
dengan pengujian immersion pada larutan HCl, KOH, NaCl, aqua dm dan air hujan. Lingkungan yang akan
berpengaruh besar pada kerusakan logam ketika proses korosi, dengan memanfaatkan air hujan sebagai
larutan yang pure dari lingkungan untuk dianalisa. Persiapan permukaan ketika pengujian pengaruh larutan
terhadap korosi ini memiliki proses mekanik dan kimiawi, jika kimiawi dengan larutan diatas. Namun, jika
proses mekanik dengan memanfaatkan amplas dengan ukuran yang bervarian untuk menghasilkan
permukaan yang dapat terbukanya pori-pori permukaan, itu bertujuan untuk menghasilkan korosi
dikarenakan tidak adanya lapisan pelindung. Variasi amplas yang digunakan 100, 400, 800, 1.000 mesh
(luas alas berbanding dengan ukuran butir amplas).

Kata Kunci: Pengaruh Lingkungan, Larutan, Persiapan Permukaan.

1
Muhammad Kevin_2613201001 Pengaruh Larutan Terhadap Laju Korosi

I. PENDAHULUAN kerugian seperti penyediaan gas terhenti,

1.1 Latar Belakang image perusahaan menurun, nilai saham


menjadi turun, dan menghasilkan safety
Kondisi struktur baja didalam tanah
yang rendah.[1]
seperti pipa penyalur, struktur jembatan,
tiang pancang, tangki timbun, tulangan
1.2 Tinjauan Pustaka
beton, kaki menara telekomunikasi dan
Pelabuhan Pertamina merupakan
struktur lainnya akan kontak secara terus-
pelabuhan vital, atau penyaluran BBM ke
menerus dengan lingkungan tanah dan
seluruh nusantara sangat penting. Di banyak
kandungan didalamnya. Dengan kondisi
pelabuhan Pertamina ini, mereka berperan
tersebut, struktur baja memerlukan sistem
sebagai pelabuhan untuk mengangkut
proteksi korosi tambahan selain coating.
reservoir dan mendistribusikan minyak dan
Korosi merupakan sesuatu
yang gas LPG secara nasional.
sangat berbahaya, baik secara langsung
Mengingat operasi Pertamina di
maupun tidak langsung. Di bidang industri
pelabuhan-pelabuhan ini, baja ada karena
minyak dan gas, proses korosi adalah suatu
kekuatan mekaniknya yang baik,
masalah yang penting dan perlu diperhatikan
kemudahan pembuatan, kemampuan las,
karena dampak akibat dari korosi cukup
kemampuan bentuk dan harga yang rendah,
besar. Contoh di bidang industri minyak dan
yang merupakan bahan yang digunakan
gas dari pengeboran menuju platform
untuk infrastruktur lepas pantai dan lepas
proses, maka akan dapat berakibat timbul
pantai.
kerusakan (damage) dan kebocoran pada
pipa-pipa tersebut. Dampak bahaya korosi Namun, seiring waktu, struktur yang
secara langsung ialah dibutuhkan biaya terpapar air laut telah memburuk secara
untuk mengganti material-material logam fungsional dan rentan terhadap kerusakan.
atau alat-alat yang rusak akibat korosi, bila Oleh karena itu, ketika merancang struktur
pengerjaan untuk penggantian material yang bersentuhan dengan media air laut
terkorosi, biaya untuk pengendalian korosi (seperti dermaga, jembatan, jaringan pipa,
dan biaya tambahan untuk membuat struktur minyak lepas pantai, dan lain-
konstruksi dengan logam yang lebih tebal lain.Selain itu, lingkungan korosi laut
(over design). Dampak secara tidak biasanya dibagi menjadi 5 area, yaitu
langsung, korosi dapat mengakibatkan atmosfer, area percikan, pasang surut, area
perendaman. dan lautan Lumpur. Hasil

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 2


Muhammad Kevin_2613201001 Pengaruh Larutan Terhadap Laju Korosi

investigasi peneliti China menunjukkan paling parah pada logam baja sebagai
bahwa kerusakan struktur baja di zona material infrastruktur pantai.
pasang surut lebih besar daripada kerusakan
Air laut yang dielektrolisis seringkali
struktur logam di zona pencelupan dan
bersifat asam dan mengandung garam, yang
atmosfer, tetapi kerusakan pada zona
merupakan media yang baik untuk transfer
percikan adalah yang terbesar. Sedangkan
muatan, yang akan mempercepat proses
kandungan air laut merupakan senyawa
elektrokimia yang dapat menyebabkan
kompleks yang dipengaruhi oleh faktor-
korosi Keasaman atau pH adalah banyaknya
faktor sebagai berikut: konsentrasi dan
ion H + yang terdapat pada sistem perairan
saluran oksigen terlarut, salinitas,
atau biasa disebut dengan tingkat keasaman.
konsentrasi ion sekunder, aktivitas biologis,
Air laut biasanya memiliki pH yang rendah
dan polutan.
(cenderung bersifat asam), yang dapat
Fenomena korosi perendaman dalam menyebabkan cepatnya korosi pada bukaan
air laut juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lambung akibat goresan cat lambung.
tersebut. Karena perubahan sifatnya, air laut
Laju korosi pada kondisi asam dengan
alami biasanya tidak mudah untuk
pH <7 semakin tinggi hal ini karena terjadi
mensimulasikan pengujian korosi logam di
reaksi reduksi tambahan pada katoda yang
laboratorium. Selain itu, larutan NaCl 3,5%
menyebabkan semakin banyak atom logam
biasanya digunakan untuk tujuan ini karena
yang teroksidasi, sehingga laju korosi pada
lebih korosif daripada air laut alami pada
permukaan logam semakin besar.
baja karbon. Beberapa penelitian telah
dilakukan mengenai sifat korosif baja dalam Air laut yang dielektrolisis

air laut, terutama di daerah subtropis, mengandung garam, cenderung bersifat


terutama pengaruh korosi baja erhadap asam, dan dapat mempercepat laju korosi.
parameter fisik air laut (antara lain oksigen Berbagai keasaman dan salinitas air laut
terlarut, salinitas, konduktivitas listrik, total akan menyebabkan laju korosi pada baja
padatan terlarut, dll). Studi serupa lainnya yang digunakan di kapal.
telah dilakukan di daerah tropis Malaysia Penelitian mengenai kerusakan logam
dan Indonesia. Selain itu,
penelitian baja juga memperhitungkan kondisi pasang
sebelumnya juga telah menjelaskan peran surut, dan waktu pembasahan logam di
lingkungan air laut, terutama kadar salinitas daerah ini juga berpengaruh pada derajat
yang tinggi, yang akan menyebabkan korosi kerusakan logam. Di bawah kondisi pasang

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 3


Muhammad Kevin_2613201001 Pengaruh Larutan Terhadap Laju Korosi

surut air laut, kerusakan logam pada 1. Mengetahui proses ketika


infrastruktur baja lebih serius daripada di pengujian immersion.
lingkungan yang benar-benar terendam 2. Mengetahui bahan dan peralatan
(kandungan oksigen (kondisi pasang surut) yang digunakan.
lebih besar dari pada kondisi terendam total). 3. Memahami kondisi lingkungan
Proses korosi adalah proses elektrokimia terhadap laju korosi.
dimana terjadi reaksi anoda (daerah anoda) 4. Menghasilkan analisa sebagai
dan katoda (daerah katoda). Reaksi katoda pembanding pengujian.
membutuhkan oksigen untuk mereduksi air
(H2O) yang membutuhkan electron selama II. ISI
proses oksidasi (reaksi anoda). Peningkatan 2.1 Bahan dan Peralatan
laju reaksi katoda akan meningkatkan laju
Pada ada bab ini menjelaskan
reaksi anoda dimana logam baja akan larut
mengenai bahan dan peralatan serta
dan lepas dari blok baja.
fungsinya yang digunakan dalam
Tujuan dari penelitian ini adalah praktikum. Bahan yang digunakan
untuk mengetahui laju korosi Pelabuhan baja JISS20C (Japanese Industrial
Pengasinan Pertamina di Jakarta. Air laut Standard) amplas dengan ukuran 100,
yang dielektrolisis mengandung garam, 400, 800 dan 1000 mesh, pasir
cenderung bersifat asam, dan dapat secukupnya, NaCl 3%, aqua dm.
mempercepat laju korosi. Perbedaan
Lalu untuk alat yang digunakan
keasaman dan salinitas air laut juga akan
neraca teknik, sarung tangan, jangka
menyebabkan perubahan laju korosi baja
sorong dan gelas kimia 300ml.
laut. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti
tertarik pada “Penelit ian tentang korosi
2.2 Metodologi Penelitian
pelat baja laut oleh salinitas dan keasaman
2.2.1 Skema Proses
air laut (pH) Pelabuhan Pengja Barat Daya
Siapkan Alat dan Bahan
Jakarta”.[2]
1.3 Tujuan
Pada praktikum modul pengaruh Bersihkan specimen secara mekanik

berbagai larutan terhadap korosi memiliki


harapan yaitu: Ukur Dimensi Dan Berat Spesimen

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 4


Muhammad Kevin_2613201001 Pengaruh Larutan Terhadap Laju Korosi

Buat larutan NaCl

Lilitkan kawat tembaga pada spesimen

Bersihkan spesimen secara kimiawi

Masukkan spesimen ke dalam larutan

Bersihkan secara mekanik


Hitung dan amati perubahan pH dan
potensial setiap 1x24 jam selama 7 hari

Bersihkan, timbang, dan ukur dimensi


spesimen

Plotkan hasil pH dan potensial pada


Ukur pH larutan yang telah
diagram pourbaix
dibuat

Hitung laju korosinya

Analisa Dan Pembahasan

Kesimpulan
Gambar 2.1 Skema Proses

2.2.2 Gambar Proses

Masukkan kedalam larutan


NaCl, KOH dan HCl selama
1x24 jam dalam 7 hari.

Siapkan alat dan bahan

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 5


Muhammad Kevin_2613201001 Pengaruh Larutan Terhadap Laju Korosi

10. Hitung laju korosi dengan metoda


kehilangan berat.

2.3 Hasil dan Pembahasan


2.3.1. Pengumpulan Data
a. Pembuatan larutan KOH 0.8
M
Tabel 2.1 Pembuatan Larutan KOH 0.8 M
Larutan
Massa yang
Mass
Hitung massa dan dimensi dibuat
Nama a
setelah percobaan. Molekul

Laruta Kons yang


Relatif Volu
2.2.3 Penjelasan Proses n E ditim
me
1. Bersihkan permukaan spesimen uji ntrasi bang
(Mr)
secara mekanik.
1 6,
2. Timbang dan ukur dimensi spesimen 5 56
0,8 100 4,48
NaCl gr/mol
uji yang telah di bersihkan. M mL gr
3. Bersihkan permukaan spesimen uji
secara kimiawi dan keringkan.
b. Pembuatan larutan NaCl 3%
4. Ukur pH larutan dan potensial
Tabel 2.2 Pembuatan Larutan NaCl 3%
spesimen uji mula-mula.
Larutan
5. Masukan spesimen pada setiap larutan
Massa yang
uji dengan konsentrasi yang sudah dibuat
ditentukan. Nama Molekul Massa
6. Ukur potensial spesimen uji dan pH yang
Kons
larutan. Lakukan pengamatan setiap Larutan Relatif ditimbang
E Volume
1x24 jam selama 7 hari. ntrasi
(Mr)
7. Bersihkan dan keringkan spesimen uji.
58,5
8. Timbang dan ukur spesimen uji 100 6, 6,476

setelah percobaan selesai. NaCl 0,8 mL gr


gr/mol
9. Plotkan hasil pengamatan pada
diagram pourbaix.

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 6


Muhammad Kevin_2613201001 Pengaruh Larutan Terhadap Laju Korosi

c. Pembuatan larutan HCl 0.8 M Tabel 2.5 Pengamatan Dimensi Benda Kerja Setelah
Tabel 2.3 Pembuatan Larutan HCl 0.8 M Pelepasan

Larutan
No Larutan Panjang Lebar Tebal
Massa yang
Molekul dibuat Nacl
Nama Massa 1. 49,5mm 35,9mm 2mm
3%
yang
Relatif Kons 2. HCl 49,3mm 34,2mm 1,9mm
Larutan ditimbang
E Volume NaOH
(Mr) ntrasi 3. 54,2mm 33,1mm 1,9mm
3%
5 1 Air
6, 1000 4. 53,9mm 33,4mm 2mm
36.5 100 hujan
NaCl 1,18 gr
gr/mol mL Aqua
5. 51,6mm 36,1mm 1,9mm
dm

d. Data Pengamatan Dimensi


Benda Kerja Setelah f. Data Pengamatan Luas
Diampelas Penampang dan Berat Benda
Tabel 2.4 Pengamatan Dimensi dan Berat Benda
Kerja Setelah Diamplas.
Kerja
Tabel 2.6 Pengamatan Luas Penampang dan Berat

No. Larutan Panjan Lebar tebal Benda Kerja Setelah Diamplas.


g
Nacl Luas
1. 50,2m 35,9mm 1,9mm No Larutan Berat
3% m Penampang
HCl Nacl 1.802,18
2. 49,2m 34,5mm 1,9mm 1. mm2 27,069mg
0,8M m 3%
70,95 inch2
KOH HCl 1.697,4
3. 49,2m 34,5mm 1,9mm 2. 25,756mg
0,8M m mm2
0,8M
66,82 inch2
Air KOH 1.697,4
4. 54mm 33,1mm 1,9mm 3. 27,157mg
hujan mm2
0,8 M
1.697,4 inch2
Aqua Aqua 1.787,4
5. 51,6m 36,1mm 2mm 4. 28,213mg
dm m mm2
dm
70,37 inch2
Air 1.862,76
5. mm2 27,374
e. Data Pengamatan Dimensi hujan
73,33 inch2
Benda Kerja Setelah
Pelepasan

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 7


Muhammad Kevin_2613201001 Pengaruh Larutan Terhadap Laju Korosi

g. Data Pengamatan Luas HCl


7. -0,461 0,8
0,7%
Penampang dan Berat Benda
NaO
Kerja Setelah Pelepasan.
8. 4/11/ H -0,178 12,7
Tabel 2.7 Pengamatan Luas Penampang dan Berat 22
0,7%
Benda Kerja Setelah Pelepasan.
Air
9. -0,538 7,7
Luas Hujan
No Larutan Berat
Penampang 10 Aqua
-0,535 7,1
1.777,05 . dm
1. Nacl 3% mm2 27,241mg
11 NaCl
69,96inch2 -0,686 6,8
HCl 1.686,06 . 3%
2. mm2 25,018mg
0,8M 12 HCl
2 -0,467 6,6
66,38 Inch . 0,8M
1.794,02
3. KOH mm2 27,154mg 13 KOH
5/11/ -0,115 4,1
70,63 Inch2 . 22 0,8M
1.800,26 14 Air
4. Air hujan mm2 27,315mg -0,606 4,6
2
.. Hujan
70,87 Inch
1.862,76 15 Aqua
5. Aqua dm 28,167m 0,512 3,2
mm2 . dm
g
73,33 Inch2 16 NaCl
-0,798 8,55
. 2,5%
h. Data Potensial dan pH 17 6/11/ HCl
22 -0,547 2,4
Tabel 2.8 Data Potensial dan pH . 0,7%
NaO
Larutan Potensial 18
No Tanggal pH H -0,118 11,4
(M) (V) . 3
0,7%
NaCl
1. -0,922 5,5 19 Air
2,5% -0,562 8,06
3/11/22 . Hujan
HCl
2. -0,474 0,7 20 Aqua
0,7% . dm -0,557 9,04
NaOH -0,352
3. 11,7 21 NaCl
0,7% -0,349 5,15
. 3%
Air -0,550
4. 7,1 22 HCl
Hujan -0,584 5,17
. 08M
Aqua -0,214
5. 6,6 23 7/11/22 KOH
dm -0,117 5,07
.
NaCl
6. -0,842 6,1
2,5%

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 8


Muhammad Kevin_2613201001 Pengaruh Larutan Terhadap Laju Korosi

24 Air Aqua
. Hujan -0,549 5,56 5. dm X X X

25 Aqua NaCl
. dm -0,474 5,14 6. 4/11/22 3% V X X

26 NaCl
-0,745 5,11 7. HCl X X X
. 3%

27 HCl 8. KOH X X X
. -0,235 1,33
Air
28 8/11/22 KOH 9. V X V
-0,128 12,3 Hujan
.
10 Aqua
29 Air X V V
-0,590 7,43 . dm
. Hujan
11 NaCl
30 Aqua V X V
-0,515 8,31 . 3%
. dm
12
31 NaCl HCl V X V
-0,756 7,14 .
. 3%
13
32 9/11/22 HCl 5/11/22 KOH X X X
-0,245 3,68 .
.
14 Air
33 KOH X X V
-0,130 13,3 .. Hujan
.
7 15 Aqua
34 Air X V V
-0,566 6,80 . dm
. Hujan
16 NaCl
35 Aqua X X V
-0,408 6,90 . 3%
. dm
17
HCl V V V
.
i. Data Pengamatan Visual 18
6/11/22 KOH X X X
Tabel 2.9 Data Pengamatan Visual .
19 Air
X V V
Larutan . Hujan
No Tanggal G E K
(M) 20 Aqua
X V V
NaCl . dm
1. 3/11/22 V X X
3% 21 NaCl V
. 3% X V
HCl
2. V X X
22 HCl X
. V V
KOH
3. X X X
23 KOH X
. 7/11/22 X X
Air
4. Hujan V X X

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 9


Muhammad Kevin_2613201001 Pengaruh Larutan Terhadap Laju Korosi

24 Air X Gambar spesimen


. Hujan V V Laruta
No sebelum pencelupan
25 Aqua X n
. dm V V Depan Belakang
26 NaCl X
. 3% V V
HCl
1.
27 HCl X 0,8 M
. V V

28 KOH X
. 8/11/22 X X

29 Air X NaCl
. V V 2.
Hujan 3%
30 Aqua X
. dm V V

31 NaCl V
. 3% V V KOH
3.
32 HCl X 0,8 M
. V V

33 KOH X
. 9/11/22 X X
Air
34 Air X 4.
. Hujan V V Hujan

35 Aqua X
. dm V V

Aqua
5.
Keterangan : Dm
G = Gelembung
E = Endapan
K = Korosi Tabel 2.11 Spesimen sebelum pencelupan dan
Wla = Warna larutan setelah pencelupan (sambungan).

Wlo = Warna logam


Gambar spesimen
Larut
No setelah pencelupan
a. Spesimen Sebelum Pencelupan an
Depan Belakang
dan Setelah Pencelupan.
Tabel 2.10 Spesimen sebelum pencelupan
dan setelah pencelupan.

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 10


Muhammad Kevin_2613201001 Pengaruh Larutan Terhadap Laju Korosi

gram 1000
M = ×
Mr V
HCl gram 1000
1. 1.1 = ×
58.5 100
0,8 M
0.8 ×58.5 ×100
Gr = = 6.476
1000

gram

NaCl
2.
3% 3. Pembuatan larutan HCl 0.8 M
1000 × ρ × %massa
M=
Mr
1000 × 1.18 × 32
M= =
KOH 36.5

3. 0,8 10.34 M

M
V1 × M1 = V2 × M2

Air 100 × 0.8 = V2 × 10.34

4. Huja 80 = 10.34V2
80
n V2 = 10.34 = 7.7

mL HCl pekat
Vaqua dm = Vaqua dm – Vlarutan =
Aqua
5. 100 mL – 7.7 mL = 92.3 mL
Dm

4. Luas penampang awal


a. Aqua Dm
2.3.2. Pengolahan Data
A = 2 (P0 × L0) + 2 (P0 × t0) +
1. Pembuatan larutan KOH 0.8
2 (L0 × t0)
M
A = 2 (51.6 × 36.1) + 2 (51.6
gram 1000
M = ×
Mr V × 2.0) + 2 (36.1 × 2.0)
gram 1000
0.8 = × A = 3725.52 + 206.4 +
56 100
0.8 ×56 ×100
Gr = = 4.48 144.4 = 4076.32 mm
1000

gram b. Air Hujan


A = 2 (P0 × L0) + 2 (P0 × t0) +

2. Pembuatan larutan NaCl 3% 2 (L0 × t0)

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 11


Muhammad Kevin_2613201001 Pengaruh Larutan Terhadap Laju Korosi

A = 2 (54.0 × 33.15) + 2 A = 2 (51.6 × 36.1) + 2 (51.6


(54.0 × 1.9) + 2 (33.15 × × 1.9) + 2 (36.1 × 1.9)
1.9) A = 3725.52 + 196.08 +
A = 3580.2 + 205.2 + 137.18 = 4058.78 mm
125.97 = 3911.37 mm b. Air Hujan
c. Larutan NaCl 3% A = 2 (P1 × L1) + 2 (P1 × t1) +
A = 2 (P0 × L0) + 2 (P0 × t0) + 2 (L1 × t1)
2 (L0 × t0) A = 2 (53.9 × 33.4) + 2 (53.9
A = 2 (50.2 × 35.9) + 2 (50.2 × 2.0) + 2 (33.4 × 2.0)
× 1.9) + 2 (35.9 × 1.9) A = 3600.52 + 215.6 +
A = 3604.36 + 190.76 + 133.6 = 3949.72 mm
136.42 = 3931.54 mm c. Larutan NaCl 3%
d. Larutan KOH 0.8 M A = 2 (P1 × L1) + 2 (P1 × t1)
A = 2 (P0 × L0) + 2 (P0 × t0) + + 2 (L1 × t1)
2 (L0 × t0) A = 2 (49.3 × 34.2) + 2
A = 2 (49.2 × 39.4) + 2 (49.2 (49.3 × 1.9) + 2 (34.2 ×
× 1.9) + 2 (39.4 × 1.9) 1.9)
A = 3876.96 + 186.96 + A = 3372.12 + 187.34 +
149.72 = 4213.64 mm 129.96 = 3689.42 mm
e. Larutan HCl 0.8 M d. Larutan KOH 0.8 M
A = 2 (P0 × L0) + 2 (P0 × t0) + A = 2 (P1 × L1) + 2 (P1 × t1)
2 (L0 × t0) + 2 (L1 × t1)
A = 2 (49.2 × 34.5) + 2 (49.2 A = 2 (49.5 × 35.9) + 2
× 1.9) + 2 (34.5 × 1.9) (49.5 × 2.0) + 2 (35.9 ×
A = 3394.8 + 186.96 + 2.0)
131.1 = 3712.86 mm A = 3554.1 + 198 + 143.6
5. Luas penampang akhir = 3895.7 mm
a. Aqua Dm
A = 2 (P1 × L1) + 2 (P1 × t1) +
2 (L1 × t1)

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 12


Muhammad Kevin_2613201001 Pengaruh Larutan Terhadap Laju Korosi

e. Larutan HCl 0.8 M a. Aqua Dm


A = 2 (P1 × L1) + 2 (P1 × t1) 534 × W
CR = ρ × A × t
+ 2 (L1 × t1) 534 × 0.0461
CR = 7.85 × 4058.78 × 168 =
A = 2 (48.6 × 34.3) + 2
24.6174
(48.6 × 1.9) + 2 (34.3 × = 4.6 × 10-6
5352719.06

1.9) b. Air Hujan


534 × W
A = 3333.96 + 184.68 + CR = ρ × A × t
130.34 = 3648.98 mm 534 × 0.0593
CR = 7.85 × 3949.72 × 168 =
6. Kehilangan Berat pada Spesimen
31.6662
= 6.0 × 10-6
a. Aqua Dm 5208890.74

W = W0 – W1 c. Larutan NaCl 3%
534 × W
W = 28.2135 – 28.1674 = CR = ρ × A × t

0.0461 534 × -0.1721


CR = 7.85 × 3689.42 × 168 =
b. Air Hujan -533.8279
= -0.00010971
4865607.1
W = W0 – W1
d. Larutan KOH 0.8 M
W = 27.3744 – 27.3151 =
534 × W
0.0593 CR = ρ × A × t

c. Larutan NaCl 3% 534 × 0.0022


CR = 7.85 × 3895.7 × 168 =
W = W0 – W1 1.1748
= 2.3 × 10-7
5137649.16
W = 27.0694 – 27.2415 = -
e. Larutan HCl 0.8 M
0.1721
534 × W
CR = ρ × A × t
d. Larutan KOH 0.8 M
534 × 0.7383
W = W0 – W1 CR = 7.85 × 3648.98 × 168 =
W = 27.1571 – 27.1549 = 394.2522
= 8.2 × 10-5
4812274.82
0.0022
8. Konversi Ag / AgCl ke Hidrogen
e. Larutan HCl 0.8 M
a. Aqua Dm
W = W0 – W1
V(H) = V(Pengamatan) – V(standar)
W = 25.7566 – 25.0183 =
V(H) = 0.480 – 0.197 = 0.283
0.7383
b. Air Hujan
7. Laju korosi (mpy)
V(H) = V(Pengamatan) – V(standar)

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 13


Muhammad Kevin_2613201001 Pengaruh Larutan Terhadap Laju Korosi

V(H) = 0.530 – 0.197 = 0.333


c. Larutan NaCl 3%
V(H) = V(Pengamatan) – V(standar)
V(H) = 0.644 – 0.197 = 0.447
d. Larutan KOH 0.8 M
V(H) = V(Pengamatan) – V(standar)
V(H) = 0.130 – 0.197 = -
0.067
e. Larutan HCl 0.8 M
V(H) = V(Pengamatan) – V(standar) Gambar 2. 14 Diagram pourbaix hari ke-2

V(H) = 0.245 – 0.197 = 0.048

c. Hari ke-3
9. Diagram Pourbaix
a. Hari ke-1

Gambar 2. 15 Diagram pourbaix hari ke -3

Gambar 2. 13 Diagram pourbaix hari ke-1 d. Hari ke-4

b. Hari ke-2

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 14


Muhammad Kevin_2613201001 Pengaruh Larutan Terhadap Laju Korosi

g. Hari ke-7

Gambar 2. 16 Diagram pourbaix hari ke-4

e. Hari ke-5

Gambar 2. 19 Diagram pourbaix hari ke-7

10. Persamaan Reaksi


1. Pembuatan Larutan
NaCl(s) + H2O(l ) → NaCl(aq) + H2O(aq)
.............................................................
NaOH(s) + H2O(l) → NaOH(aq) + H2O(aq)
.............................................................
HCl(l) + H2O(l) → HCl(aq) + H2O(aq)
Gambar 2. 17 Diagram pourbaix hari ke-5 .............................................................

f. Hari ke-6 2. Pembersihan Secara


Kimiawi
a. Rinsing (aqua dm):
L(s) + H2O(l) → L(s) + H2O(aq)
.............................................................
b. Degreasing (NaOH):
L(s) + NaOH(aq) + lemak → L(s) +
gliserol
.............................................................

Gambar 2. 18 Diagram pourbaix hari ke-6 c. Pickling (HCl):

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 15


Muhammad Kevin_2613201001 Pengaruh Larutan Terhadap Laju Korosi

L(s) + Fe2O3(l) + HCl → L(s) + FeCl3(aq) + sebuah pengujian pasti ada human
H2O hazard/human error.
............................................................
3. Reaksi Korosi III. KESIMPULAN
Fe(s) + 2NaCl(s) + 2H2O(l) → FeCl2 +
3.1 Kesimpulan
2NaOH + H2(g) 1. Persiapan permukaan
............................................................ mekanik maupun secara
Fe(s) + 2HCl → FeCl2 + H2(g) kimiawi sangat berpengaruh
............................................................ kepada hasil korosi retak
tegang pada spesimen.
Fe(s) + 2H2O(l) → Fe(OH)2 + H2(g)
2. Lingkungan berpengaruh
terhadap stress corrosion
2.3.3. Analisa dan Pembahasan
cracking, dalam kondisi
Ketika praktikum odul ini, adanya
tertentu korosi akan
perbedaan pengujian mekanik dikarenakan
mempercepat
untuk mempersiapkan permukaan dengan
perambatannya.
penggunaan amplas dengan variasi ukuran
3.2 Saran
100, 400, 800, 1.000 mesh bertujuan untuk
mendapatkan permukaan yang halus. 1. Ketika pengujian
immersion tang krus untuk
Larutan yang digunakan ketika
menjepit spesimen kurang,
persiapan permukaan menggunakan
mengakibatkan kelompok
pengujian kimiawi aqua dm, NaOH, NaCl,
yang membutuhkan tang
alcohol. Namun, setiap pergantian larutan
krus harus menunggu dan
selalu dibilas menggunakan aqua dm.
tidak sebentar.
Ketika pengujian immersion di setiap
larutan ada yang reaksi terhadap
spesimennya kurang sesuai, setelah DAFTAR PUSTAKA
diselidiki kelompok kami keliru ketika [1] V. Sinaga, “Pengaruh NaOH
pembuatan larutan, mula ketahuan salah dan HCl Terhadap Efisiensi
larutan yang digunakan ketika pengecekan Laju Korosi Pada Baja Astm
pH disetiap larutannya dan dapat di analisa A36 Menggunakan Ekstrak
Daun

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 16


Muhammad Kevin_2613201001 Pengaruh Larutan Terhadap Laju Korosi

Ketapang(Terminaliacatappa.
L)”. 2020.
[2] Y. Mariah, “Studi Korosi Plat
Baja Material Kapal Terhadap
Salinitas dan Derajat
Keasaman (pH) di Pelabuhan
Pengasinan Pertamina Jakarta”.
2021.

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 17


BAB II
KOROSI GALVANIK

Muhammad Kevin 2613201001, Dhika Aditya Mauludin 2613191051


Praktikum Korosi – Laboratorium Kimia dan Korosi
Teknik Metalurgi, Fakultas Teknologi Manufaktur, Universitas Jenderal Achmad Yani
Jl. Terusan Jenderal Gatot Subroto PO Box 807 Kota Bandung, Jawa Barat
e-mail: kvnputrass@gmail.com

Abstrak
Pengujian Korosi galvanik merupakan pengujian yang sering dijumpai dan sangat berguna
bagi costumer yang menginginkan bahan teruji, dengan demikian intensitas penggunaan larutan akan
sangat bertambah. Korosi galvanik adalah korosi yang terjadi apabila dua logam yang tidak sama
dihubungkan dan berada di lingkungan elektrolit saat terjadi kontak atau secara listrik kedua logam
yang berbeda potensial tersebut akan menimbulkan aliran elektron/listrik diantar kedua logam
sehingga satunya akan terjadi korosi.

Kata Kunci: Korosi galvanic, Limbah

18
I. PENDAHULUAN yang berpotensial negative akan bersifat

1.1 Latar Belakang anodic.[1]

Aktifitas praktikum dengan 1.2 Tinjauan Pustaka

menggunakan plat logam di laboratorium Korosi Galvanik

kimia dan korosi universitas jenderal achmad Ada banyak bentuk serangan korosi

yani yang sangat tinggi harus memerlukan seperti korosi erosi, korosi galvanik, korosi

kehati-hatian karena plat yang saling merata, korosi retak tegang, korosi fatik dan

berdekatan akan saling korosi baik itu korosi lain sebagainya [2,3, 4]. Semua jenis atau

galvanic maupun korosi celah. Korosi ini bentuk dari serangan korosi mempunyai

sangat merugikan karena membuat logam karakteristik tersendiri, baik akibat yang di

menjadi menurun kualitasnya sehingga timbul kannya maupun penyebab-penyebab

menganggu kelancaran perkuliahan. Untuk yang menimbulkannya. Oleh sebab itu,

meminimumkan terjadinya korosi galvanic dalam melakukan suatu analisis kerusakan

salah satunya adalah dengan pemilihan dari suatu komponen konstruksi akibat

pasangan logam dengan perbedaan potensial terserang korosi harus diketahui karakteristik

yang sangat kecil. Deret galvanik hanya dari bentuk serangan korosi, penyebab dan

memberikan informasi tentang kontrolnya.

kecenderungan terjadinya korosi galvanik Korosi galvanik merupakan suatu

pada pasangan dua logam atau logam paduan. bentuk serangan korosi yang terj adi akibat

Korosi galvanik adalah korosi yang adanya dua material yang berbeda dan

terjadi apabila dua logam yang tidak sama adanya elektrolit yang bersifat korosif [2 - 5].

dihubungkan dan berada di lingkungan Dimana, satu diantaranya akan terkorosi dan

elektrolit saat terjadi kontak atau secara satu lainnya akan terproteksi dari serangan

listrik kedua logam yang berbeda potensial korosi karena dari ke dua material logam

tersebut akan menimbulkan aliran tersebut mempunyai perbedaan potensial

elektron/listrik diantar kedua logam [1]. korosi. Sebagai contoh dalam penyambungan

sehingga Salah satu dari logam tersebut akan /penyatuan material baja karbon paduan

mengalami korosi, sedangkan logam lainnya rendah (low alloy steel) dengan paduan seng

akan terlindungi dari serangan korosi. Dalam (zinc alloy), dimana keduanya mempunyai

korosi ini, logam yang memiliki potensial perbedaan potensial korosi yaitu baja karbon

lebih positif akan bersifat katodik, sedangkan

19
Muhammad Kevin_2613201001 Korosi Galvanik

paduan rendah akan bersifat lebih aktif Siapkan alat dan bahan
dibanding paduan seng yang pasif.[2].
Pembuatan larutan NaCl%

1.3 Tujuan Proses preparation mekanik

1. Mengetahui dan memahami kawat

mekanisme terjadinya galvanic


corrosion. Timbang kawat dan spesimen

2. Mengetahui parameter yang yang telah dililit

mempengaruhi galvanic corrosion.


3. Mengetahui laju korosi galvanik dari Lalu di bersihkan secara
larutan NaCl. kimiawi
4. Mengetahui kerapatan kawat pada
korosi galvanik. Lalu direndam di larutan NaCl
5. Mengetahui hubungan pH dengan laju selama 1x24 jam 7hari
korosi pada sebuah logam.
Ukur massa dan dimensi
II. ISI spesimen

2.1 Bahan dan Peralatan


Alat neraca digital, pH meter, vernier Analisa dan kesimpulan
calliper, multimeter, reference
elektrode, gelas kimia, spatula, botol 2.2.2 Gambar Proses
semprot, tang krus, batang pengaduk
dan kaca arloji.
Bahan NaCl, Spesimen uji, kawat
tembaga, kawat timah, aqua dm dan
alkohol.
2.2 Metodologi Penelitian
Siapkan alat dan bahan
2.2.1 Skema Proses

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 20


Muhammad Kevin_2613201001 Korosi Galvanik

Homogen kan dengan aqua Ukur pH dan voltase larutan


dm setiap 7x24 jam

Preparation spesimen dan


kawat secara mekanik Bersihkan dan ukur massa,
dimensi spesimen

2.2.3 Penjelasan Proses


1. siapkan alat dan bahan
2. Pembuatan larutan NaCl 3%
dengan menghomogenkan
dengan aqua dm.
3. Preparation kawat Cu serta
Bersihkan di larutan HCl, melilitkan dengan spesimen.
KOH, NaCl dan alkohol 4. Bersihkan spesimen dengan
proses kimiawi.

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 21


Muhammad Kevin_2613201001 Korosi Galvanik

5. Ukur massa dan dimensi Kawat/


Panjang Lebar Tebal
sebelum percobaan. larutan

6. Rendam spesimen di larutan NaCl 54,10mm 33,2mm 1,3mm


NaCl 3% selama 1x24 jam 7
hari. c. Data Pengamatan Dimensi
7. setelah itu ukur massa dan Benda Kerja Sesudah
dimensi setelah percobaan Pengujian
8. analisa dan kesimpulan Tabel 2.3 Pengamatan Dimensi
Benda Kerja Sesudah Pengujian.

2.3 Hasil dan Pembahasan Kawat/


Panjang Lebar Tebal
2.3.1. Pengumpulan Data larutan

m NaCl 54,2mm 33,1mm 1,9mm

a. Pembuatan 150 mL larutan


NaCl 3%.
Tabel 2.1 Pembuatan 150 mL larutan NaCl 3%. Tabel 2.4 Pengamatan Dimensi dan Berat

Larutan Benda Kerja

Massa yang Luas (mm2) Berat


Larut W W
dibuat N W
an 0 1
o A0 A1 (g
Nama Molekul Massa (M) (g (g
r)
r) r)
yang
Kons 27 25 27
Larutan Relatif ditimbang NaCl 1.796 1.794 ,2 ,8 ,2
E Volume 1.
3% ,12 ,02 43 69 43
ntrasi 2 5 2
(Mr)
5 8,5 1 50
6, 50 gr d. Data Potensial dan pH
NaCl gr/mol 3% mL
Tabel 2.5 Data Potensial dan pH

Kawat/ Potensi pH
b. Data Pengamatan Dimensi No Tanggal al
Larutan
Benda Kerja Sebelum (v)
1. 03/11/ NaCl -0,760 4,4
Pengujian
2022 3%
Tabel 2.2 Pengamatan Dimensi
Benda Kerja Sebelum Pengujian. 2. 04/11/ NaCl -0,732 4,3
2022 3%

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 22


Muhammad Kevin_2613201001 Korosi Galvanik

3. 05/11/ NaCl -0,838 6,2 K = Korosi


2022 3% Wla = Warna larutan
4. 06/11 NaCl -0,838 6,2 Wlo = Warna logam
2022 3%

5. 07/11 NaCl -0,747 5,1 a. Spesimen Sebelum Pencelupan dan


2022 3% Setelah Pencelupan.
6. 08/11 NaCl -0,745 5,2 Tabel 2.7 Spesimen sebelum pencelupan dan
setelah pencelupan.
2022 3%

7. 09/11 NaCl -0,756 3,6 Gambar spesimen


2022 3% No Larutan sebelum pencelupan
Depan Belakang
e. Data Pengamatan Visual
Tabel 2.6 Data Pengamatan Visual HCl
1.
0,8 M
Larutan
No Tanggal G E K
(M)
03/11/
1. NaCl v x x
2022
Tabel 2.8 Spesimen sebelum
04/11
2. NaCl v v v pencelupan dan setelah pencelupan
2011
(sambungan).
05/11
3. 2022 NaCl v v v
Gambar spesimen setelah
06/11 Laruta
4. 2022 NaCl v v v No pencelupan
n
Depan Belakang
07/11
5 2022 NaCl v v v

08/11 HCl
6. 2022 NaCl v v v 1.
0,8 M
09/11/
7. 2022 NaCl v v v

2.3.2. Pengolahan Data


Keterangan :
1. Pembuatan larutan NaCl 3%
G = Gelembung
gram 1000
M = ×
E = Endapan Mr V

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 23


Muhammad Kevin_2613201001 Korosi Galvanik

gram 1000 534 × 0.0018


1.1 = × CR = 7.85 × 3919.78 × 168 =
58.5 100
0.8 ×58.5 ×100 0.9612
Gr = = 6.476 = 1.9 × 10-7
1000 5169405.86

gram 6. Konversi Ag / AgCl ke


2. Luas Penampang Awal Hidrogen
Larutan NaCl 3% Larutan NaCl 3%
A = 2 (P0 × L0) + 2 (P0 × t0) + V(H) = V(Pengamatan) – V(standar)
2 (L0 × t0) V(H) = 0.756 – 0.197 = 0.559
A = 2 (54.10 × 33.2) + 2
(54.10 × 1.7) + 2 (33.2 × 1.7) 7. Diagram Pourbaix
A = 3592.24 + 183.94 +
112.88 = 3889.06 mm
3. Luas Penampang Akhir
Larutan NaCl 3%
A = 2 (P1 × L1) + 2 (P1 × t1) +
2 (L1 × t1)
A = 2 (54.2 × 33.1) + 2 (54.2
× 1.9) + 2 (33.1 × 1.9)
A = 3588.04 + 205.96 +
Hari ke-1
125.78 = 3919.78 mm
Hari ke-2
4. Kehilangan Berat pada
Hari ke-3
Spesimen
Hari ke-4
Larutan NaCl 3%
Hari ke-5
W = W0 – W1
Hari ke-6
W = 27.2432 – 27.2414 =
Hari ke-7
0.0018
5. Laju korosi (mpy) Gambar 2. 7 Diagram Pourbaix Baja.

Larutan NaCl 3%
8. Persamaan Reaksi
534 × W
CR = ρ × A × t
1. Pembuatan larutan
NaCl(s) + H2O(l ) →
NaCl(aq) + H2O(aq)

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 24


Muhammad Kevin_2613201001 Korosi Galvanik

2. Reaksi spesimen dengan terdapat


lingkungan III. KESIMPULAN
Fe(s) + 2NaCl(s) + 3.1 Kesimpulan
2H2O(l) → FeCl2 +
2NaOH + H2(g) 1. Ketika logam berhimpitan
3. Reaksi dua buah logam dengan kata lain
Fe(s) + Sn2+ → Sn + bersentuhan langsung
Fe2+(s) tergantung mana yang lebih
mulia, dia yang akan
2.3.3. Analisa dan Pembahasan
menjadi anoda korban.
Ketika pengujian korosi galvanik
2. Pengaruh jenis kawat lilit
dilakukannya proses pencelupan pada kawat
Cu yang digunakan terhadap
yang dililitkan kepada spesimen uji, namun
laju korosi.
hasil uji korosi galvanik nya tergantung dekat
3. Keadaan pH dapat
atau tidak nya kawat ketika terlilit. Kawat
mempercepat laju korosi,
untuk menggantungkan spesimen uji tidak
NaCl 3% tidak terlalu
terkena larutan dikarenakan akan menjadi
membuat laju korosi nya
kotoran dan hasil uji korosi galvanik nya
cepat.
kurangmaksimal.
4. Kerapatan kawat lilit Cu
Ketika dikorelasikan dengan tabel
berpengaruh karena lebih
ketahanan korosi laju korosi yang didapatkan
banyak lilitan dan lebih
1.9 x 10-7 mpy (excellent).
rapat akan cepat laju
korosinya.
3.2 Saran
1. Ketika proses pembersihan
secara kimiawi perlu
diperhatikan larutan sisa
pada spesimen dengan
menggunakan aqua dm.

Gambar 2.8 Hasil Percobaan Korosi Galvanik

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 25


Muhammad Kevin_2613201001 Korosi Galvanik

DAFTAR PUSTAKA
[1]
Wibowo “Analisis Sifat Korosi
Galvanik Berbagai Plat Logam Di
Laboratorium Metalurgi Politeknik
Negeri Batam”144 | Jurnal Integrasi |
Vol. 8, No. 2, October 2016, 144-147 |
p-ISSN: 2085-3858
[2]
Michaell. Bauccio, Corrosion In
Theaircraft Industry, Corrosion,
Asmhand-Book, Vol.9, 1986, 1019-
1056

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 26


BAB III
PENGUJIAN STRESS CORROSION CRACKING

Muhammad Kevin_2613201001 a, Dikha Aditya Maulidin_2613191051a

Praktikum Korosi – Laboratorium Kimia dan Korosi


a
Teknik Metalurgi, Fakultas Teknologi Manufaktur, Universitas Jenderal Achmad Yani
Jl.Terusan Jenderal Gatot Subroto PO Box 807 Kota Bandung, Jawa Barat
e-mail :kvnputrass@gmail.com

Abstrak
Stress Corrosion Cracking (korosi retak tegang) dengan intergranular (korosi batas butir) dengan
kondisi atau lingkungan pesisir pantai dengan mekanisme; initasion period (retak awal), propagation (retak
merambat) dan final failure (patah). Menggunakan standard ASTM G49 yang menyelidiki kerentanan
terhadap stress corrosion cracking, dengan persiapan permukaan kimiawi maupun mekanik, serta larutan
elektrolit bersifat garam NaCl 3,5%, pasir dan agregat. Korosi batas butir atau korosi intergranular adalah
korosi yang terjadi akibat adanya ketidakmurnian bahan. Jenis korosi ini juga dapat terjadi akibat
penambahan atau pengurangan elemen paduan di batas butir. Contoh yang umum adalah korosi akibat
sensitasi yang menyebabkan jumlah kromium berkurang di batas butir.

Kata Kunci: Lingkungan, Korosi, Intergranular.

27
Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Stress Corrosion Cracking
sampai pada pemahaman tentang proses
I. PENDAHULUAN proses yang terlibat. Sementara usaha
1.1 Latar usaha pengendalianya sampai sekarang
Belakang
Stress Corrosion Cracking atau masih sering gagal. Sehingga sering kali

Korosi Retak Tegang merupakan bahan yang di pilih karena ketahananya

merupakan kegagalan intergranular pada terhadap korosi ternyata gagal terhadap

kuningan akibat kegiatan gabungan antara tegangan yang jauh di bawah tegangan

tegangan tarik statik dengan lingkungan perpatahan normal/tegangan maksimum.[1]

khusus. Bentuk korosi ini sangat lazim Banyak faktor yang mengakibatkan
dijumpai lingkungan industri.SCC terjadi korosi pada logam salah satunya oleh
karena adanya tiga kondisi yang saling reaksi kimia dengan lingkungan sekitar
berkaitan, yaitu adanya tegangan tarik, seperti lingkungan yang asam, berembun,
lingkungan yang korosif, dan temperatur lembab. Korosi pada logam tidak dapat
yang tinggi. Logam sebagai salah satu dicegah lajunya hanya bisa dikendalikan
material yang sangat dibutuhkan dengan cara mengetahui jenis – jenis korosi
kegunaannya dalam praktek kehidupan antara lain : surface corrosion, pititing
sehari – hari. Contoh penggunaan logam corrosion, galvanis corrosion, crevice
dalam praktek sehari - hari untuk material corrosion, intergranular corrosion,
pembuat peralatan rumah tangga, kontruksi erosion corrosion dan Stress Corrosion
jembatan, kontruksi mesin hingga peralatan Cracking (SCC), lalu melakukan analisa
kesehatan juga mengunakannya. Akan untuk mencari cara yang tepat
tetapi dalam penggunaannya logam lambat penanggulangannya.
lau akan mengalami penurunan daya guna Mengingat banyaknya kerugian
yang diakibatkan korosi . Korosi sangat yang disebabkan oleh Stress Corrosion
merugikan bagi manusia dari segi biaya, Cracking (SCC) maka dari itu penggunaan
sumberdaya alam dan kadang – kadang material kuningan adalah terobosan yang
bahkan mendatangkan bahaya bagi masuk akal untuk mengendalikan laju
keselamatan. Pengujian ini perlu dilakukan korosi. Karena kuningan bertindak sebagai
karena SCC tidak dapat diduga datangnya konduktor panas yang baik dan umumnya
dan dapat menyebabkan pengurangan tahan terhadap korosi dari air garam.
dimensi dan kekuatan, meskipun penelitian Korosi merupakan degradasi atau
intensif telah di lakukan tetapi kita baru kerusakan pada logam yang bereaksi

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 28


Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Stress Corrosion Cracking
secara kimia terhadap lingkungannya. butirannya batasan. Morfologi retakan
Korosi pada logam terjadi karena ion Fe dapat berubah ketika bahan yang sama
berperan sebagai oksidator yang terkena lingkungan yang berbeda.
mengalami oksidasi dan melepaskan Kegagalan belum tentu merupakan
elektron. Sedangkan oksigen di udara hasil dari penerapan yang biasa beban
berperan sebagai reduktor yang mengalami atau tegangan teknik. Namun, beban ini
reduksi dan mendapat penambahan harus ditambahkan untuk tegangan sisa
elektron.[2] tak terlihat yang sudah ada dalam struktur
1.2 Tinjauan Pustaka karena berbagai sumber seperti proses
1.2.1 Stress Corrosion Cracking
fabrikasi (misalnya, deep drawing,
Stress corrosion cracking
meninju, menggulung tabung menjadi
merupakan mekanisme dan bentuk korosi
lembaran tabung, ketidakcocokan dalam
dimana material mengalami tegangan tarik
memukau, pemintalan, pengelasan, dan
berkelanjutan yang menyebabkan
sebagainya).
keretakan akibat pengaruh lingkungannya.
1.3 Tujuan
Stress corrosion cracking terjadi pada
Pada praktikum korosi kali
paduan logam yang mengalami tegangan
ini praktikan melakukan modul
tarik statis di lingkungan tertentu,
praktikum pengaruh berbagai
misalnya baja tahan karat sangat rentan
larutan terhadap laju korosi,
terhadap lingkungan klorida panas,
diharapkan praktikan dapat:
tembaga rentan terhadap larutan amonia
1. Memahami mekanisme
dan baja karbon rentan terhadap nitrat.
terjadinya stress corrosion
Salah satu standar pengujian stress
cracking.
corrosion cracking yaitu standard ASTM
2. Mengetahui kegunaan
G49 yang menyelidiki kerentanan
pembebanan pada stress
terhadap stress corrosion cracking.
corrosion cracking.
Cracking biasanya berbentuk intergranular
3. Mengetahui parameter yang
(intercrystalline) atau transgranular
mempengaruhi stress
(transcrystalline). Kadang-kadang, kedua
corrosion cracking.
jenis retakan diamati dalam kegagalan.
4. Mengetahui prinsip kerja dari
Retakan intergranular mengikuti batas
alat pengujian stress
butir pada logam. Retak transgranular
corrosion cracking.
melintasi butiran tanpa memperhatikan

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 29


Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Stress Corrosion Cracking
larutan dapat digunakan dan disimpan
II. ISI dengan baik, pH meter digunakan untuk
2.1 Bahan dan Peralatan mengetahui pH yang terkandung dalam
Bahan yang digunakan pada larutan, references electrode digunakan
praktikum kali ini adalah terdapat juga untuk mengetahui potensial yang
bahan yang digunakan adalah spesimen uji terkandung dalam larutan, multimeter
baja JIS S20C, larutan NaCl 3,5%, amplas digunakan untuk mengetahui potensial
180, 800, 1000, 2000, aqua dm, pasir dan dari alat references electrode, alat uji SCC
agregat, terumbu karang, resin, dan katalis. digunakan untuk menguji spesimen,
Serta terdapat bahan yang digunakan beban untuk memberikan tegangan
adalah spesimen itu sendiri menggunakan terhadap material yang akan di uji, aerator
baja JIS S20C, larutan NaCl 3,5% digunakan untuk memberikan udara
digunakan untuk larutan pada alat uji SCC, disekitar spesimen, dial gauge untuk
amplas untuk membersihkan spesimen mengetahui pertambahn panjang pada
dari pengotor serta aqua dm untuk mecuci spesimen, Vernier caliper digunakan
spesimen pada saat setelah di amplas, resin untuk mengetahui dimensi spesimen yang
dan katalis untuk pembingkaian agar akan diuji, kunci digunakan untuk
memudahkan memegang spesiemen. mengecangkan mur atau baut untuk
menjepit spesimen, mesin gerinda untuk
Alat yang dipakai pada praktikum
memotong atau merapihkan spesimen.
kali ini adalah alat yang digunakan dalam
praktikum ini adalah neraca digital, pH 2.2 Metodologi Penelitian
2.2.1 Skema Proses
meter, references electrode, multimeter,
A. Pembuatan Larutan NaCl
alat uji SCC, beban, aerator, dial gauge,
3,5%
Vernier caliper, kunci pass, mesin
gerinda, dan gelas kimia. Pada alat ini Siapkan alat dan bahan
terdapat beberapa fungsi yang berbeda
satu sama lain, diantaranya merupakan Timbang dan hitung berat NaCl
alat ukur berat untuk mendapatkan nilai
pas pada spesimen,gelas kimia merupakan Pindahkan NaCl kedalam gelas kimia

tempat penampungan larutan pada


saat praktikum ini berlangsung agar Aduk hingga homogen

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 Analisa dan pembahasan30

kesimpulan
Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Stress Corrosion Cracking

Ukur massa dan dimensi spesimen

Gambar 2.1 Skema Proses Pembuatan


Uji metalografi
Larutan NaCl 3,5%

B. Pengujian Stress Corrosion


Cracking Analisa dan pembahasan

Siapkan alat dan bahan


kesimpulan
Gambar 2.2 Skema Proses Pengujian
Amplas spesimen Stress Corrosion Cracking

2.2.2 Gambar Proses


Timbang dan ukur specimen
A. Pembuatan larutan NaCl
3,5%
Pasang specimen pada alat pengujian

Masukkan pasir silika ke bagian tabung

Masukan terumbu karang ke bagian tabung Alat dan bahan disiapkan

Masukkan larutan NaCl ke bagian tabung

Tambahkan beban dan selang oksigen

Ukur pH dan potensial

Catat pH, potensial, dan pertambahan


NaCl di timbang dan dihitung
panjang

Lepaskan specimen dari alat uji

Ampelas spesimen

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 31


Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Stress Corrosion Cracking

NaCl dipindahkan kedalam gelas Specimen di amplas


kimia

Di aduk hingga homogen


Spesimen diukur dan ditimbang
Gambar 2.3 Gambar Proses Pembuatan
Larutan NaCl 3,5%

B. Skema Proses Persiapan Awal

Alat dan bahan disiapkan


Specimen di pasang pada alat uji

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 32


Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Stress Corrosion Cracking

Pasir silika di masukkan ke bagian Tambahkan beban dan pasang selang


tabung oksigen

Terumbu karang di masukkan ke Nilai pH, potensial dan pertambahan


bagian tabung panjgan diukur

Larutan NaCl di masukkan ke


bagian tabung Specimen di lepaskan dari alat uji

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 33


Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Stress Corrosion Cracking
untuk pembuatan larutan NaCl 3%.
Timbang dan hitung berat NaCl. Di
pindahkan ke aqua dm. di aduk
hingga homogen. Dianalisa dan
dibahas. disimpulakn

B. Pengujian Stress Corrosion


Cracking
Disiapkan alat dan bahan.

Specimen di ampelas Ampelas specimen. Timbang dan


ukur specimen. Dipasang spesimen
pada alat pengujian. Pasir silika
dimasukkan kedalam tabung.
Terumbu karang dimasukkan
kedalam tabung. Larutan NaCl
dimasukkan delam tabung. Beban
Massa dan dimensi specimen di ukur
ditambahkan dan selang
dipasangkan. Diukur pH dan
potensial. Dicatat pH, potensial,
dan pertambahan panjangnya.
Dilepaskan spesimen dari alat uji.
Dilakukan ampelas pada spesimen.
Diukur massa dan dimensi
spesimen. Dilakukan uji
kristalografi. Dianalisa dan
dibahas. Disimpulkan.
Dilakukan uji metalografi
Gambar 2.4 Gambar Proses Pengujian
Stress Corrosion Cracking 2.3 Hasil dan Pembahasan
2.3.1 Pengumpulan Data
a. Data awal
2.2.3 Penjelasan Skema Proses
Tabel 2.1 Data pengamatan awal
A. Skema Proses Pembuatan
1. Spesimen Baja
larutan NaCl 3%
JIS S 20
Disiapkan alat dan bahan C

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 34

3
Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Stress Corrosion Cracking
2. Panjang awal (mm) 158 mm 13. Panjang Gauge 63,9 mm
length
3. Lebar awal (mm) 44,6 mm

4. Tebal awal (mm) 2,92 mm 4.3.2 Pengolahan Data


5. Beban SCC (Kg) 18,6 Kgf 1. Pembuatan larutan NaCl 3,5 %
6. Larutan NaCl 2000 Ml
3,5%
7. Waktu pengamatan 16 hari M = (ρ×%×1000)/Mr
16 jam
8. Waktu awal 21:00
pembebanan WIB =(2,16g/cm3×3,5%×1000)/
9. Potensial awal (V) - 0,599 (58,5 g/mol)
V
10. pH awal 8,45 =1,29 M
11. Panjang takikan 11,1 mm M = gr/Mr×1000/v
awal (mm)
1, 29 M = gr/58,5×1000/2000
12. Berat awal 101,83
spesimen (gram) gram 1, 29 × 117 = 150, 9 gr
13. Panjang gauge 59 mm
length
2. Luas Penampang Awal
b. Data akhir Dik: a = 36,1 mm , b = 0, 9 mm,
Tabel 2.2 Data pengamatan akhir c = 68, 1 mm, e = 16, 8
1. Spesimen Baja JIS mm, f = 44, 6 mm, g = 11,
S 20 C
2. Panjang akhir (mm) 162,0 1 mm ,h = 9, 9 mm ,i = 2,
mm
92 mm ,j = 158, 5 mm , ∅
3. Lebar akhir (mm) 43,5 mm
= 8,7
4. Tebal akhir (mm) 2,1 mm
Dit : A0?
5. Beban SCC (Kg) 18,6 Kg
Jawab :
6. Larutan NaCl
3,5% A0 = 2 [ (a × f) + (c × e) + 2 (1/2
7. Waktu pengamatan 16 hari (e + f) × b) + ( i × f ) ¬+ (j
16 jam
8. Waktu akhir 13:30 × i)] – 2 [ (1/2 × g × h) +
pembebanan WIB
(2 πr 2 )]
9. Potensial akhir (V) -0,649 V
= 2 [ (36, 1 × 44, 6) + (68, 1 ×
10. pH akhir 8,2
16, 8) + 2 (1/2 (16, 8 +
11. Panjang takikan 11,2 mm
akhir (mm) 44,6) × 0,9) + ( 2, 92 × 44,
12. Berat akhir pecimen 83,48
6 ) ¬+ (158, 5 × 2,92)] – 2
(gram) gram
[ (1/2 × 11, 1 × 9, 9) + (2

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 35


Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Stress Corrosion Cracking
x 3,14 x 8,7)] FDIN = 𝜎𝑦 x safety factor
= 6.198, 59 mm → Inch = 235 kg x 0,75
3. Luas Penampang Akhir = 176, 25 N/mm2 = 17,972
Dik : a = 35,5 mm ,b = 0, 8 mm kgf
,c =63, 9 mm ,e = 16, 6 F = 𝜎𝑢𝑡𝑠 x A0
mm ,f = 43, 5 mm ,g = 11, = 470 x 6198,59
2mm ,h = 6, 9 mm ,i = 2, = 2.913.337,68 N
1 mm ,j = 162 mm , ∅ = 9, = 297077,77 kgf
9 5. Safety factor
Dit : A1? Diketahui :
Jawab : FDIN = 17,972 kgf
A1 = 2 [ (a × f) + (c × e) + 2 (1/2 F = 2.913.337,68 N
(e + f) × b) + ( i × f ) ¬+ (j Ditanya : SFDIN = ?
× i)] – 2 [ (1/2 × g × h) + SF =?
(2 πr 2 )] Dijawab :
= 2 [ (35, 5 × 43, 5) + (63, 9 × SFDIN = FDIN x 0,75
16, 6) + 2 (1/2 (16, 6 + 43, = 17,972 x 0,75
5) × 0, 8) + ( 2, 1 × 43, 5 ) = 13,479 kgf
¬+ (162 × 2, 1)] – 2 [ (1/2 SF = F x 0,75
× 11, 2 × 6, 9) + (2 x 3, 14 = 2.913.337,68 x 0,75
x 9, 9 )] 2185003,26 N
= 8.555, 44 mm2 → 336, 82 = 222.808,325 kgf
Inch2 6. Regangan
Diketahui :
4. Perhitungan Beban l0 = 162 mm
Diketahui : l1 = 158 mm
𝜎𝑦 = 235 N/mm2 = 23,9 kgf Ditanya :e =?
𝜎𝑢𝑡𝑠 = 470 N/mm2 ∆𝑙
Dijawab :𝑒 = 𝑙0
A0 = 6198,59 mm2
162 − 158
Ditanya : FDIN = ? =
158
F =? = 0,25 mm
Dijawab : 7. Modulus elastisitas

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 36


Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Stress Corrosion Cracking
Diketahui : 2. Minggu, 13 November
𝜎𝑢𝑡𝑠 = 235 N/mm2 2022 jam 10.00
e = 0,25 V = -0.660
Ditanya :E =? V(H) = V(pengamatan) – V (Standar)
Dijawab : V(H) = 0.660V - 0.197V
𝜎𝑢𝑡𝑠 = 0.463
E=
𝑒
3. Minggu, 13 November
235
=
0,25 2022 jam 11:00
2
= 940 N/mm V = -0.659
8. Laju korosi Larutan NaCl 3,5% V(H) = V(pengamatan) – V (Standar)
Diketahui : W = W0-W1 V(H) = 0.665V - 0.197V
= 101,83 – 83,48 = 0.462
= 18,35 gram = 18.350 mg 4. Minggu, 13 November
2
A0 = 335,70 mm 2022 jam 12:00
ρbaja = 7,8 gr/cm3 V = -0.660
t = 24 jam × 16 hari + 16 jam = V(H) = V(pengamatan) – V (Standar)
400 jam V(H) = 0.668V - 0.197V
Ditanyakan : Laju korosi =? = 0.463
Dijawab : 5. Senin, 14 November 2022
534 × w jam 13:00
Laju korosi = ρ × A × t
V = -0.658
V(H) = V(pengamatan) – V
534 × 18.350
Laju korosi = 7.8 × 335,70 ×400 (Standar)

Laju korosi = 9,356 mpy V(H) = 0.661V - 0.197V


8. Konversi reference electrode ke = 0.461
hydrogen 6. Minggu, 13 November
1. Minggu, 13 November 2022 2022 jam 14:00
jam 09.00 V = -0.664
V = -0.654 V(H) = V(pengamatan) – V (Standar)
V(H) = V(pengamatan) – V (Standar) V(H) = 0.653V - 0.197V
V(H) = 0.654V - 0.197V = 0.467
= 0.457

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 37


Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Stress Corrosion Cracking
7. Minggu, 13 November 2022 minggu,13 November
jam 15:00 2022 jam 09:00
V = -0.667 Minggu, 13 November
V(H) = V(pengamatan) – V (Standar) 2022 jam 10:00
V(H) = 0.665V - 0.197V Minggu, 13 november
= 0.47 2022 jam 11:00
8. Minggu, 13 November 2022 Minggu, 13 November
jam 16:00 2022 jam 12:00
V = -0.660 Minggu, 13 November
V(H) = V(pengamatan) – V (Standar) 2022 jam 13:00
V(H) = 0.662V - 0.197V Minggu, 13 November
= 0.463 2022 jam 14:00
9. Minggu, 13 November 2022 Minggu, 13 November
jam 17:00 2022 jam 15:00
V = -0.662 Minggu, 13 November
V(H) = V(pengamatan) – V (Standar) 2022 jam 16:00
V(H) = 0.662V - 0.197V Minggu, 13 November 2022
= 0.465 jam 17 : 00
10. Minggu, 13 November 2022 Minggu, 13 November 2022
jam 18:00 jam 18:00
V = -0.667
V(H) = V(pengamatan) – V (Standar) 1. Zona korosi
V(H) = 0.659V - 0.197V
= 0.47
10. Diagram Pourbaix

Gambar 2. 5 Diagram Pourbaix

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 38


Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Stress Corrosion Cracking

Gambar 2. 8 Besar Butir Rata-rata


1. Metode Heyn

n×l
Lk =
v×∑ Pk

dik : n = 4 v=
500x
l = 10 ∑ 𝑃𝑘
=4
Gambar 2. 6 Zona Korosi Pada Spesimen
2. Besar butir rata rata dit : Lk
n×l
jawab : Lk = =
v×∑ Pk
4×10
= 0,02 𝑚𝑚
4×500

2.3.2 Analisa dan Pembahasan


Gambar 2. 7 Besar Butir Rata-rata
1. Metode Heyn

n×l
Lk = Table 2.3 Tabel Ketahanan Korosi
v×∑ Pk
Ketahanan
No. Mpy µmpy mmpy
dik : n = 4 v = 500x Korosi
1. outstanding <1 < 25 < 0,02
l = 10 ∑ 𝑃𝑘 =
2. Excellent 1–5 25 - 100 0,02 – 0,1
6 3. Good 5 – 20 100 – 500 0,1 – 0,5
4. Fair 20 – 50500 – 1000 0,5 – 1
dit : Lk
5. Poor 50 – 200
1000 – 5000 1–5
n×l
jawab : Lk = = 6. Unacceptable > 200 > 5000 >5
v×∑ Pk
4×10
Laju korosi yang
= 0,013 𝑚𝑚
6×500 dihasilkan adalah 9,356 mpy,
berdasarkan table ketahanan korosi
makan termasuk dalam kategori

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 39


Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Stress Corrosion Cracking
good. MEDIA KOROSI AIR.”
Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol.
2, No. 2, Tahun 2014 hal. 92-
100.
[2] [A.Fajrin, N.P Ariyanto dan
A.Heryanda."PENGUJIAN
SULPHIDE STRESS
CORROSION CRACKING
PADA SAMBUNGAN LAS
Gambar 2. 10 Diagram Pourbaix
API 5L X65 DAN ASTM
A694 F65.” Jurnal Teknologi
III. KESIMPULAN
dan Riset Terapan Volume 3,
3.1 Kesimpulan
Nomor 2 (Desember 2021),
1. Terjadinya stress corrosion
hal.51-56.
cracking dikarenakan pengaruh
lingkungan yang berpotensi
untuk mempercepat laju korosi
pada spesimen.

2. Yang mempengaruhi stress


corrosion cracking yaitu jenis
material spesimen,
pembebanan, dan lingkungan
yang korosif.

3.2 Saran

1.

DAFTAR PUSTAKA

[1] F.E Putrandono, A.P


Bayuseno. “ANALISIS
STRESS CORROSION
CRACKING AISI C20500
DENGAN VARIASI
PEMBEBANAN PADA

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 40


BAB IV
PENGUJIAN KOROSI POTENSIODINAMIK

Muhammad Kevin 2613201001, Dhika Aditya Mauludin 2613191051

Praktikum Korosi – Laboratorium Kimia dan Korosi


Teknik Metalurgi, Fakultas Teknologi Maufaktur, Universitas Jenderal Achmad Yani
Jl.Terusan Jndral Gatot Subroto PO Box 807 Kota Bandung,Jawa Barat.
e-mail: kvnputrass@gmail.com

Abstrak
Pengujian korosi menggunakan alat potansiodinamik adalah pengujian korosi yang dipaksakan
dengan begitu hal-hal yang sangat mempengaruhi hasil pengujian ialah listrik, anoda dan katoda sangat
berpengaruh terhadap laju korosi pada spesimen. Pemilihan elektrolit yang juga berpengaruh terhadap laku
korosi, larutan elektrolit yang digunakan NaCl/HCl/air hujan dengan konstentrasi rendah. Spesimen yang
digunakan tembaga (Cu) dengan dicor oleh resin phenolic dan telah disambungkan dengan kabel-kabel
serta di siapkan permukaan kabel. Pengujian korosi potansiodinamik ini dengan mudah mendapatkan hasil
dikarenakan lebih modern.

Kata Kunci: Elektrolit, Potensiodinamik, Laju Korosi.

41
Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Korosi Potensiodinamik

I. PENDAHULUAN di laut tersebut, makin banyak sungai yang


1.1 Latar Belakang bermuara ke laut tersebut maka salinitas
Polarisasi potensiodinamik laut tersebut akan rendah, dan sebaliknya
merupakan metode pengujian korosi makin sedikit sungai yang bermuara ke
yang memanfaatkan teknik polarisasi laut tersebut maka salinitasnya akan
yang memberikan variasi potensial tinggi. Salinitas merupakan salah satu
dengan laju yang ditentukan dengan faktor terbesar penyebab korosi di air laut.
mengaplikasikan arus melalui media Adanya ion klorida dalam air laut yang
elektrolit tertentu. bersifat agresif akan membentuk senyawa
Dalam pendekatan pengujian asam dan bereaksi dengan selaput pasif
korosi dengan metode polarisasi pada beton yang bersifat basa, sehingga
potensiodinamik memiliki beberapa selaput pasif akan rusak dan baja tulangan
parameter kondisi yang terkait dengan akan terkorosi. Korosi akibat penetrasi ion
jumlah electron terkait reaksi, berat klorida umumnya terjadi secara setempat
atmoik logam yang diuji, dan waktu (pitting corrosion).
proses uji. Dalam pengujian Korosi merupakan penurunan mutu
potensiodinamik parameter berat atomic atau perusakan suatu logam karena
equivalent dari logam murni yang diuji bereaksi dengan lingkungannya. Reaksi
adalah Fe/2 [27.92], Al/3 [8.99], Ti/2 ini menghasilkan oksida logam, sulfida
[23.95] dan paduan SS 304 (Fe/2, Cr/3, logam atau hasil reaksi lainnya. Proses
Ni/2 [25.12]).[1] terjadinya korosi pada beton bertulang di
Salinitas adalah tingkat keasinan lingkungan air laut bisa disebabkan oleh
atau kadar garam dalam air laut. Dimana pH, temperatur, dan salinitas atau kadar
sebanyak 89% terdiri dari garam klorida, garam di air laut. Korosi pada beton
sedangkan sisanya 11% terdiri dari bertulang juga bisa disebabkan karena
unsurunsur lainnya. Salinitas adalah proses perancangan dan komposisi bahan
jumlah total material terlarut (yang paduan beton yang buruk sehingga
dinyatakan dalam gram) yang membuat karakteristik atau sifat logam
terkandung dalam 1 kg air laut. Faktor – tidak sesuai dengan standar
faktor yang mempengaruhi salinitas persyaratannya. Korosi dapat
adalah penguapan, curah hujan, dan dikendalikan dengan cara proteksi
banyak sedikitnya sungai yang bermuara

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 42


Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Korosi Potensiodinamik

katodik, coating, proteksi anodik, serta Korosi Galvanik (Galvanic


pemilihan dan design material.[2] Corrosion) Galvanik atau bimetalik
Open Circuit Potential (OCP) corrosion terjadi apabila dua logam yang
merupakan sebuah metode atau teknik tidak sama dihubungkan dan berada di
yang digunakan untuk monitoring lingkungan korosif. Salah satu dari
proteksi katodik pada material yang akan logam tersebut akan mengalami korosi,
dianalisis laju korosi yang disesuaikan sementara logam lainnya akan terlindung
dengan kriteria standar NACE SP0290. dari seran korosi. Logam yang
Intrumen (kabel-kabel) yang mengalami korosi adalah logam yang
digunakan di pengujian potensiodinamik memiliki potensial yang lebih rendah dan
ialah; logam yang tidak mengalami korosi
RE: reference electron (Cu) adalah logam yang memiliki potensial
CE: counter electron lebih tinggi. Jika di deret volta yang lebih
WE: working electron kecil urutan nya akan mengalami korosi

1.2 Tinjauan Pustaka duluan dengan kata lain jika tidak ingin laju
korosi nya cepat maka harus sebanding
Korosi disebabkan oleh beberapa
dengan base nya.
hal, salah satu diantaranya adalah pada
lingkungan asam. Logam yang berada
pada lingkungan asam seperti pipa-pipa
asam industri akan lebih cepat terkorosi
dikarenakan diperoleh hasil karat besi
dan ion H+ yang mempercepat korosi
Gambar 4.1 Deret Volta
selanjutnya. Larutan yang bersifat asam
Dari sisi ekonomis maka pilihannya
kuat seperti HCl, H2SO4 juga dapat
ada dua; aka nada anoda korban atau
mempercepat terjadinya korosi. Pada
sama-sama dengan base metalnya leboh
HCl terdapat ion-ion Clˉ yang bersifat
bagus lagi jika base nya logam mulia.
sangat agresif sehingga bila asam kuat
ini digabungkan dengan suatu logam
1.3 Tujuan
baik itu baja ataupun besi maka ion-ion
1. Mengetahui dan memahami
ini akan menarik unsur Fe yang ada pada
mekanisme korosi dengan
logam sehingga logam terserang korosi
menggunakan instrument
dan menjadi berkarat.[1]
potensiodinamik.

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 43


Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Korosi Potensiodinamik

2. Memahami penggunaan aplikasi


perangkat lunak pengukuran
potensiodinamik.
3. Mengetahui parameter pengujian
potansiodinamik.
4. Mengetahui pengaruh elektrolit
ketika pengujian korosi
menggunakan potansiodinamik.
5. Mengetahui metode pengujian
korosi potensiodinamik.

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 44


Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Korosi Potensiodinamik

II. ISI Gambar 2.1 Skema Proses Persiapan Awal


Permukaan
2.1 Bahan dan Peralatan
Pada praktikum pengujian korosi
potensiodinamik ini menggunkan
baja galvanis 1x1 cm, lalu amplas,
2. Pembuatan Larutan.
larutan KOH 28 gr, aqua dm 500
Siapkan alat dan bahan
ml, resin dan katalis 10:1, kutek.
Selain itu digunakannya alat-alat
seperti jangka sorong, intrumen Timbang KOH

potensiodinamik, serta labu leher


4. Larutkan KOH

2.2 Metodologi Penelitian Larutan diaduk


2.2.1 Skema Proses

1. Persiapan awal permukaan. Analisa dan kesimpulan


Siapkan alat dan bahan Gambar 2.2 Skema Proses Pembuatan Larutan

Bersihkan spesimen dan kawat


3. Pengujian Korosi Potensiodinamik.
tembaga Siapkan alat dan bahan

Lakukan penyolderan pada Masukan larutan KOH


spesimen

Masukkan electrode
Berikan resin pada bagian yang
sudah di solder
Sambungkan kabel elektroda

Lapiskan cat kuku

Buka software correst


Keringkan
Tunggu OCP

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 45


Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Korosi Potensiodinamik

Lakukan running

Ditunngu hingga grafik muncul

Diakukan pengsolderan pada bagian


Analisa dan kesimpulan permukaan spesimen yang bersih
Gambar 2.3 Skema Proses Pengujian Korosi
Potensiodinamik

2.2.2 Gambar Proses

1. Persiapan Awal Permukaan


Bagian spesimen yang sudah disolder
diberikan resin.

Alat dan bahan disiapkan

Lapisi cat kuku pada bagian spesimen


yang sudah diberi resin
Spesimen dan kawat tembaga
Gambar 2.4 Gambar Proses Persiapan Awal
dibersihkan menggunakan amplas
Permukaan

2. Pembuatan Larutan

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 46


Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Korosi Potensiodinamik

Alat dan bahan disiapkan

Larutan KOH dimasukkan

KOH ditimbang

Elektroda dimasukkan
Larutan diaduk

Gambar 2.5 Gambar Proses Pembuatan


Larutan

3. Pengujian Korosi Potensiodinamik

Kabel elektroda disambungkan

Alat dan bahan disiapkan

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 47


Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Korosi Potensiodinamik

a. Alat dan bahan yang akan


digunakan pada saat praktikum
disiapkan.

Buka aplikasi software correst

Tunggu hasil OCP

Proses running dilakukan dan tunggu


sampai grafik muncul
Gambar 2.6 Gambar Proses Pengujian Korosi
Potensiodinamik

2.2.3 Penjelasan Proses


1. Persiapan awal permukaan

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 48


Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Korosi Potensiodinamik

b. Spesimen dan kawat c. Elektroda dimasukan ke dalam


dibersihkan meng gunakan labu leher 4.
amplas 120, 400, 1000 dan d. Kabel elektroda disambungkan.
1200 mesh. e. Buka aplikasi software correst.
c. Permukaan spesimen bagian f. Tunggu hasil OCP hingga
belakang dilakukan stabil.
penyolderan. g. Proses hingga adanya grafik
d. Bagian spesimen yang sudah disebut running ±10 menit.
dilaku kan pengsolderan
dilapisi resin.
e. Bagian yang sudah dilapisi
dengan resin lalu dilapisi
dengan cat kuku.
f. Ketika semua sudah dilakukan
spesimen yang dilapisi
dikeringkan menggunakan
heatgun.
2. Pembuatan Larutan
a. Alat dan bahan yang akan
digunakan dipersiapkan.
b. Padatan KOH ditimbang
menggunakan neraca analitik
sebesar 28 gr.
c. Padatan KOH dilarutkan
dengan aqua dm sebanyak 500
ml.
d. Aduk larutan hingga homogen.
3. Pengujian Korosi Potensiodinamik
a. Alat dan bahan dipersiapkan.
b. Larutan KOH dimasukan ke
dalam labu leher 4.

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 49


Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Korosi Potensiodinamik

2.3 Hasil dan Pembahasan


2.3.1. Pengumpulan Data
Table 2.1 Pengumpulan Data Pengujian Korosi
Potensiodinamik.
No. Data Pengamatan Keterangan
Material Galvanis
1.
Amplas (mesh) 120, 400,
2.
800, 1000,
dan 1200.
Solder Timah (sn)
3.
Gambar 2.6 Gambar Proses Pengujian
Resin 10 : 1 Potensiodinamik.
4.
katalis
Kawat Tembaga 23 cm
5.
(cm)
Larutan (M) HCl 500
6.
ml 32%
Waktu pencelupan 625
7.
(s)
Densitas (gr/cm3) 7,8
8.

Gambar 2.7 Resistifity larutan HCl 500 ml 32%

Gambar 2.5 TDS larutan HCl 500 ml 32%

Gambar 2.8 salinity larutan HCl 500 ml 32%.

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 50


Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Korosi Potensiodinamik

Gambar 2.9 pH larutan HCl 500 ml 32%


Gambar 2. 13 Diagram Pourbaix
Pengeplotan 10 Titik.

Table 2.2 Diagram Pourbaix Pengeplotan 10


titik.

Titik
Warna E (V) pH
ke
Gambar 2.10 Curva Open Circuit Potensial
(OCP) 1 -1,51165661 0,12
2 -1,29983386 0,12
-
3 0,12
1,124242686
-
4 0,12
1,053918812
-
5 0,12
0,838060304
Gambar 2.11 Kurva Mesin.
-
6 0,12
0,472883308
-
7 0,12
0,463700444
-
8 0,12
Gambar 2. 12 Kurva Travel. 0,438902196

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 51


Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Korosi Potensiodinamik

-
9 0,12
0,419420546 2. Perhitungan chemical cleaning
Ar 56
- Be = ekivalen = =
10 0,12 2
0,414159288 28

2.3.2. Pengolahan Data 3. Konversi Ag / AgCl ke Hidrogen


Diketahui :
4. Laju Korosi (mpy)
KOH 1 M = 500 mL 28
CR = 0.129 × 7.8
Ar KOH = 56 = 0.4630 mpy
Ekivalen = 2
5. Konversi Laju Korosi (mmpy)
Panjang awal spesimen =
mmpy = 0.0254 ×
10.8mm
0.89043 = 0.0226
Lebar awal spesimen =
8.6 mm 6. Persamaan Reaksi

Tinggi awal spesimen = Zn(s) + HCl(aq) → ZnCl(aq) + H2(g)

2.6 mm Zn → Fn2+ + 2e-

Panjang kawat = 23.2 cm


2.3.3. Analisa dan Pembahasan
Hasil potensio = 0.89043 Menggunakan kutek dan resin
mmpy bertujuan untuk memusatkan laju korosi
didaerah yang akan di uji, dan resin agar
1. Luas Penampang Awal
tidak teroksidasi menggunakan kutek.
A = 2(p × l) +
Pada pengujian korosi
2(p × t) + 2(l × t)
potensiodinamik memiliki laju korosi
A = 2(10.8 × 8.6)
0.4630 mpy yang dimana ketahanan
+ 2(10.8 × 2.6)
korosinya <1 mpy (outstanding)
+2(8.6 × 2.6)
meskipun di larutan KOH dengan
= 185.76 + 56.16
konsentrasi 1M.
+ 44.72
Mekanisme potensiodinamik ialah
= 286.64 mm
memaksa spesimen dengan
= 2.8664 cm2

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 52


Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Korosi Potensiodinamik

memanfaatkan arus listrik, elektrolit dan KOH 1M dengan waktu dan


waktu yang singkat agar mendapatkan arus tertentu.
korosi pada spesimen dan diberi bantuan 3.2 Saran
kutek agar lebih mengerucutkan tujuan. 1. Variasi larutan dan arus
listrik yang digunakan serta
III. KESIMPULAN memberi batas (kutek)
3.1 Kesimpulan dengan symbol ataupun logo
1. Mekanisme pengujian yang unik agar nilai
potensiodinamik dengan estetikanya nambah.
memanfaatkan arus listrik,
elektrolit dan waktu yang DAFTAR PUSTAKA
singkat bertujuan memaksa [1]
Modul IV Pengujian Korosi
agar spesimen mengalami Potensiodinamik, Modul
korosi yang memusat. Praktikum Korosi.2022.
2. Instrument potensiodinamik [2]
Imah, L.K (2018). Analisa Besar
menggunakan OCP Laju Korosi Beton Bertulang
(software) dengan hampir Dengan metode Polarisasi
sama dengan metode Potensiodinamik dan Kehilangan
electroplating. Berat, Vol. 4 No. 2 Hal. 22-26.
3. Parameter pengujian ini ada
3; larutan elektrolit (KOH),
Arus lisitrik dan waktu.
4. Pengaruh elektrolit (KOH)
jika konsentrasi nya lebih
besar maka laju korosinya
akan lebih cepat.
5. Metode Pengujian
Potensiodinamik dengan
memanfaatkan arus listrik
yang memaksa spesimen
agar berkorosi akibat larutan

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 53


MODUL V
PENGUJIAN KOROSI MENGGUNAKAN CLOSED FLOW LOOP SYSTEM

Muhammad Kevin 2613201001, Dhika Aditya Mauludin 2613191051

Praktikum Korosi – Laboratorium Kimia dan Korosi

Teknik Metalurgi, Fakultas Teknologi Manufaktur, Universitas Jenderal Achmad Yani

Jl. Terusan Jenderal Gatot Subroto PO Box 807 Kota Bandung, Jawa Barat

e-mail: kvnputrass@gmail.com

Abstrak

Pengujian CFLS ini memanfaatkan tekanan, temperatur, viskositas, resistivitas cairan, pola aliran
dan kecepatan aliran dengan begitu jika masih dibatas balance tidak akan terjadi ledakan, batas balance akan
berubah-ubah tergantung alat pompa air yang masih berfungsi dengan baik atau tidak. Closed Flow Loop
System pengujian untuk melihat kekuatan dan jangka waktu Loop terkhususkan belokan, ada tiga pola aliran
yaitu; laminar, transisi dan turbulensi. Waktu untuk pengujiannya 3 jam running dan 1 jam stop untuk
meminimalisir terjadinya kecelakaan, dengan begitu akan mengurangi yang namanya hazard human atau
kecelakaan pada pekerja atau praktikan.

Kata Kunci: CFLS, mekanisme kerja, pola aliran.

54
Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Korosi Menggunakan Closed Flow Loop System

adalah dirancang untuk beroperasi sebagai


I. PENDAHULUAN proses batch volume konstan.
1.1 Latar Belakang Desain Talaghat yang beroperasi tidak
Suatu industri memerlukan seperti tekanan konstan percobaan.
serangkaian alat yang memerlukan kerja Dalam desain konseptual, loop
yang serba otomatis dan seba cepat, hal ini Laboratorium Hidrat adalah loop tertutup
berguna untuk menekan jumlah tenaga kerja sepanjang 12 meter yang terbuat dari 316
yang banyak, disamping itu tenaga kerja stainless tabung baja diameter internal 0,5
sendiri sudah semakin mahal. Human error inci yang bisa menahan tekanan hingga
juga merupakan suatu pertimbangan bahwa 3500psia.
industri padat karya tidak dapat terjamin
kualitas dan kuantitas dari hasil
produksinya. Sebuah alat dengan kebutuhan
untuk mensuplai bahan baku dari suatu
proses dalam industri sangat banyak dipakai
dan bahkan menjadi suatu kebutuhan yang
mutlak dalam suatu industri. Karena itu
suatu sistem penyimpanan bahan baku yang
berkapasitas banyak dengan ruangan yang
hemat dan dapat bekerja mensuplai bahan
Gambar 1.1 Desain 3D Flow Loop System
baku secara kontinu dan otomatis dapat
memenuhi kriteria tersebut. Sistem otomasi
(PVC) jaket di mana air dingin
yang banyak dipakai dan mudah dalam
disirkulasikan secara terus menerus
pengaplikasiannya adalah sistem
mendinginkan pipa baja hingga temperatur
elektropneumatik. Pada modul distribusi
antara 0-50°C meniru pipa lepas pantai
disini dipilih menggunakan sistem
yang terus-menerus didinginkan oleh air
elektropneumatik dan PLC digunakan
sekitarnya. Komponen loop lainnya adalah:
sebagai alat pengontrol sistem ini.[1]
a kulkas, satu pompa ulir variabel untuk
1.2 Tinjauan Pustaka
mengaduk cairan multifase dalam loop, satu
Rancangan loop aliran laboratorium
pompa penghambat, satu pendingin pompa
ini merupakan varian dari desain oleh
air, 2 pemancar tekanan diferensial digital,
Talaghat. Loop aliran laboratorium ini
empat pengukur suhu, dan 4 pengukur

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 55


Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Korosi Menggunakan Closed Flow Loop System

tekanan untuk memantau proses Alat uji closed flow loop system,
pembentukan hidrat. thermometer, flow meter, pressure
Perhatikan bahwa peralatan tidak memiliki indicator, vernier caliper dan
gas make-up tangki karena dirancang untuk timbangan digital.
beroperasi pada volume konstan percobaan Bahan Larutan NaCl 3,5 %, Spesimen
yang, tidak seperti percobaan tekanan uji dengan variasi bentuk dan
konstan, tidak memerlukan sistem make up kekasaran permukaan dilubangi 1-
gas. Tabel 1 membahas tentang fungsi dari 6mm (ditentukan), baut polimer,
berbagai komponen dalam loop. Detail dari sealant, HCl, NaOH aqua dm.
desain peralatan terlihat pada sudut ortografi
pertama proyeksi yang menampilkan 2.2 Metodologi Penelitian
tampak depan, tampak samping dan denah 2.2.1 Skema Proses
dalam 2D. Siapkan alat dan bahan

1.3 Tujuan Amplas spesimen permukaan


1 Mengetahui dan memahami
mekanisme pengujian korosi
Hitung dimensi
dengan closed flow loop system.
2 Mengetahui dan memahami
Amplas kembali
pengaruh pola aliran flida terhadap
tingkat korosi pada permukaan
logam. Masukan air dan NaCl sebanyak 3,2 kg

3 Mengetahui stabilitas tekanan pada kedalam toren air

pengujian CFLS.
4 Mengetahui bagian pipa yang Masukan spesimen pada alat uji CFLS
terkena korosi dari CFLS.
5 Mengetahui hubungan udara keluar Lakukan pengamatan selama 3 hari
untuk membentuk tekanan yang
stabil.
Keluarkan spesimen dari alat uji
II. ISI
2.1 Bahan dan Peralatan
Ukur dimensi dan berat spesimen

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 56


Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Korosi Menggunakan Closed Flow Loop System

Lakukan perhitungan

Membuat analisan dan pembahasan

Kesimpulan

2.2.2 Gambar Proses

Pembuatan Larutan NaCl 2% Timbang dan Hitung massa


NaCl 2%

Alat dan bahan disiapkan Pindahkan dan aduk ke toren


yang telah tersisi air 100L
Gambar 2.1 Gambar Proses Pembuatan Larutan NaCl
2%

Pengujian Korosi menggunakan Closed


Flow Loop System

Haluskan NaCl

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 57


Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Korosi Menggunakan Closed Flow Loop System

Alat dan bahan disiapkan


Pasang spesimen pada coupon
holder

Amplas spesimen strip


alumunium

Pasang coupon holder ke alat uji

Ukur massa dan dimensi


spesimen

Nyalakan closed flow loop


system

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 58


Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Korosi Menggunakan Closed Flow Loop System

Atur flow rate Lepaskan spesimen dari coupon


holder

Lakukan pengujian selama 3x24


jam Bersihkan dan ampelas spesimen

Buang larutan NaCl Ukura massa dan dimensi


coupon
Gambar 2.2 Gambar Proses Pengujian Korosi
Menggunakan Closed Flow Loop System.

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 59


Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Korosi Menggunakan Closed Flow Loop System

No. Data Keterangan

2.2.3 Penjelasan Proses 1. Coupon Aluminium


2. Kekasaran 120 Mesh
Pembuatan Larutan NaCl 2% Berat spesimen
3. 23,7974 mg
Disiapkan alat dan bahan untuk (mg)
4. Larutan NaCl 2%
pembuatan larutan NaCl 2%. Lakukan
5. Temperatur 25℃
penghalusan pada NaCl. Dihitung dan
6. Pola Aliran Stratified
ditimbang massa NaCl. Dimasukkan NaCl
kedalam toren yang telah terisi air 100 L dan
Data Pengamatan Dimensi dan Berat
diaduk hingga homogen . Dianalisa dan
Benda Kerja.
dibahas. Disimpulkan.
Tabel 2.2 Data pengamatan dimensi benda kerja.
Pengujian Potensiodinamik Panjang (mm) Lebar (mm) Tebal (mm)
Disiapkan alat dan bahan untuk p0 p1 l0 l1 t0 t1
41,6 41,3 33,6 33,3 2,20 2,0
pengujian korosi menggunakan Closed Flow
Loop System. Coupon diampelas
menggunakan ampals 120. Dimensi dan Tabel 2.3 Data pengamatan dimensi dan berat benda
kerja (sambungan).
massa spesimen diukur menggunakan
jangka sorong dan neraca analitik. Spesimen Luas (mm2) Berat (mg)
A0 A1 W0 W1
di pasang ke coupon holder. Coupon holder
3.075,07 3,074,98 13,7974 23,7358
dipasangkan ke alat uji. Nyalakan alat uji
Closed Flow Loop System. Atur flow rate
pada alat uji hingga di titik 6. Lakukan Spesimen Sebelum Pencelupan dan Setelah
pengujian selama 3x24 jam. Buang larutan Pencelupan.
NaCl. Lepaskan spesimen dari coupon Tabel 2.4 Spesimen sebelum dan sesudah pengujian.
holder. Bersihkan dan ampelas spesimen. Gambar Spesimen Gambar Spesimen

Ukur massa dan dimensi coupon. Dianalisa Sebelum Pengujian Setelah Pengujian

dan dibahas. Disimpulkan. Belakan Belakan


Depan Depan
1. g g

2.3 Hasil dan Pembahasan


2.3.1. Pengumpulan Data
Data Awal Pengamatan.
Tabel 2.1 Data awal spesimen.

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 60


Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Korosi Menggunakan Closed Flow Loop System

2.3.2. Pengolahan Data P0 = 41,6 mm


1. Pembuatan 100 L Larutan NaCl 2% l0 = 33,6 mm
a. Molaritas t0 = 2,2 mm
Diketahui :% = 2% Ditanya :
Luas penampang (A0)?
Mr = 58,5 g/mol
Jawab :
ρ = 7,8 g/cm 3
A0 = 2(p0 x l0) + 2(p0 x t0) + 2(l0 x t0)

Ditanya : massa ? A0 = 2(41,6 x 33,6) + 2(41,6 x 2,2) +


2(33,6 x 2,2)
Jawab :
A0 = 2.795,52 + 183,04 + 147,84
ρ × % × 1000 A0 = 3.126,40 mm2
M=
Mr
A0 = 123,0866 inchi2
7,8 × 2% × 1000
=
58,5 3. Perhitungan Luas Penampang Akhir
= 266,66 M Diketahui :
P1 = 41,3 mm
b. Massa NaCl
Diketahui : l1 = 33,3 mm
M = 1,107M t1 = 2 mm
V = 100000 mL
Ditanya :
Mr = 58,5 g/mol
Luas penampang (A1)?
Ditanya : massa
Jawab :
NaCl?
A1 = 2(p1 x l1) + 2(p1 x t1) + 2(l1 x t1)
Jawab :
gr 1000 A1 = 2(41,3 x 33,3) + 2(41,3 x 2) +
M = ×
Mr V 2(33,3 x 2)
A1 = 2.750,58 + 165,2 + 133,2
gr 1000
1,107 = × A1 = 3.084,98 mm2
58,5 100000
A1 = 121,2559 inch2
gr = 6475,95 gram

4. Kehilangan Berat Pada Spesimen


2. Perhitungan Luas Penampang Awal
Diketahui :
Diketahui :

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 61


Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Korosi Menggunakan Closed Flow Loop System

W0 = 23,7974 mg
3
W1 = 23,7358 mg
Ditanya : W?
5
Jawab :
W = W0 – W1
= 23,7974 mg 4
1 2
– 23,7358 mg
= 61,6 mg
Gambar 2.5 3D Closed Flow Loop System

5. Laju Korosi (mpy)


Diketahui : Tabel 2.5 Part Closed Flow Loop System

W = 61,6 mg Nama Jumlah


No
Komponen Komponen
T = 64 jam Coupon
1 6
ρ = 7,8 g/cm3
Holder
A = 121,9592 2 Katup 1
2
inchi Flow
Ditanya : 3 1
Meter
CR (Laju Korosi)? 4 Pompa Air 1
Jawab :
Water
534 × W 5 1
CR = Toren
ρ×A×T
Persamaan Reaksi
534 × 61,6 1. Penambahan NaCl 2%
CR =
7,8 × 121,9592 × 64
NaCl(s) + 2H2O(l) NaCl(aq) +
CR = 0,5403 mpy 2H2O(aq)

6. Gambar Closed Flow Loop System 2. Reaksi Korosi


(3D) Al3+(s) + NaCl(s) + 2H2O(l) AlCl3 +
NaCl(aq) + 2H2O(aq)

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 62


Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Korosi Menggunakan Closed Flow Loop System

2.3.3. Analisa dan Pembahasan aliran laminar, pipa letter U


Closed Flow Loop System dengan sama dengan aliran akan
rangkaian sebaik mungkin dan sesempurna menabrak dengan volume pipa
mungkin tetap harus dijaga dikarenakan yang ada.
caliper balancing nya sangat tidak terduga 5. Ketika keran air tidak dicheck
perubahannya. Tekanan dan flow keluarnya maka akan terjadi trouble oleh
airnya berubah-ubah dengan begitu sangat karena itu ada saatnya keran di
berpengaruh pada spesimen uji, dan larutan kecilkan ada saatnya keran
yang digunakan mempengaruhi laju korosi. dibesarkan untuk mengeluarkan
Peng-aplikasian pengujian ini nantinya udara seiringan dengan air
sering digunakan di pipa-pipa migas ataupun keluar, ketidak stabilan tersebut
penghantar yang baik, cairan, gas, maupun terjadi karena pompa air yang
serbuk, tergantung aspek-aspek yang ditekan oleh gravitasi.
mempengaruhi percepatan laju korosi. 3.2 Saran
III. KESIMPULAN 1. Ketika flow mengakibatkan

3.1 Kesimpulan aliran turbulence maka

1. Pengujian CFLS ini dilakukan harus membentuk aliran

untuk meminimalisir transisi yang berjarak agar

pengeluaran konsumen yang tidak terlalu terkikis ketika

menggunakan pipa yang telah pipa lengkungan bertujuan

teruji tingkatan korosi yang akan untuk memperpanjang

terjadi supaya mengurangi biaya waktu pakai (life time).

maintenance. DAFTAR PUSTAKA


2. Pola aliran yang terbentuk ada [1] D.W Utama. “SISTEM KONTROL
aliran laminar, aliran transisi dan PADA MODUL ALIRAN
aliran turbulence. DISTRIBUSI BAHAN BAKU
3. Stablitas tekanan ketika DENGAN MENGGUNAKAN
pengujian CFLS maka fluida PROGAMMABLE LOGIC
yang keluar harus terus stabil CONTROLLER”. Seminar Nasional
4. Hasil korosi dari pengujian Mesin dan Industri (SNMI3) 2007.
CFLS adalah ketika pada pipa
lengkungan yang membentuk

Laporan Akhir Praktikum Korosi TA. 2021/2022 63

Anda mungkin juga menyukai