a
Teknik Metalurgi, Fakultas Teknologi Manufaktur, Universitas Jenderal Achmad Yani
Jl.Terusan Jenderal Gatot Subroto PO Box 807 Kota Bandung, Jawa Barat
e-mail : kvnputrass@gmail.com
Abstrak
Pada umumnya larutan yang berpengaruh terhadap logam untuk melihat reaksi ataupun kerusakan
yang akan terjadi hanya ada kemungkinan larutan tersebut ber pH asam atau basa. Ketika di relevan kan
dengan lingkungan akan banyak kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadinya kerusakan pada logam,
dengan pengujian immersion pada larutan HCl, KOH, NaCl, aqua dm dan air hujan. Lingkungan yang akan
berpengaruh besar pada kerusakan logam ketika proses korosi, dengan memanfaatkan air hujan sebagai
larutan yang pure dari lingkungan untuk dianalisa. Persiapan permukaan ketika pengujian pengaruh larutan
terhadap korosi ini memiliki proses mekanik dan kimiawi, jika kimiawi dengan larutan diatas. Namun, jika
proses mekanik dengan memanfaatkan amplas dengan ukuran yang bervarian untuk menghasilkan
permukaan yang dapat terbukanya pori-pori permukaan, itu bertujuan untuk menghasilkan korosi
dikarenakan tidak adanya lapisan pelindung. Variasi amplas yang digunakan 100, 400, 800, 1.000 mesh
(luas alas berbanding dengan ukuran butir amplas).
1
Muhammad Kevin_2613201001 Pengaruh Larutan Terhadap Laju Korosi
investigasi peneliti China menunjukkan paling parah pada logam baja sebagai
bahwa kerusakan struktur baja di zona material infrastruktur pantai.
pasang surut lebih besar daripada kerusakan
Air laut yang dielektrolisis seringkali
struktur logam di zona pencelupan dan
bersifat asam dan mengandung garam, yang
atmosfer, tetapi kerusakan pada zona
merupakan media yang baik untuk transfer
percikan adalah yang terbesar. Sedangkan
muatan, yang akan mempercepat proses
kandungan air laut merupakan senyawa
elektrokimia yang dapat menyebabkan
kompleks yang dipengaruhi oleh faktor-
korosi Keasaman atau pH adalah banyaknya
faktor sebagai berikut: konsentrasi dan
ion H + yang terdapat pada sistem perairan
saluran oksigen terlarut, salinitas,
atau biasa disebut dengan tingkat keasaman.
konsentrasi ion sekunder, aktivitas biologis,
Air laut biasanya memiliki pH yang rendah
dan polutan.
(cenderung bersifat asam), yang dapat
Fenomena korosi perendaman dalam menyebabkan cepatnya korosi pada bukaan
air laut juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lambung akibat goresan cat lambung.
tersebut. Karena perubahan sifatnya, air laut
Laju korosi pada kondisi asam dengan
alami biasanya tidak mudah untuk
pH <7 semakin tinggi hal ini karena terjadi
mensimulasikan pengujian korosi logam di
reaksi reduksi tambahan pada katoda yang
laboratorium. Selain itu, larutan NaCl 3,5%
menyebabkan semakin banyak atom logam
biasanya digunakan untuk tujuan ini karena
yang teroksidasi, sehingga laju korosi pada
lebih korosif daripada air laut alami pada
permukaan logam semakin besar.
baja karbon. Beberapa penelitian telah
dilakukan mengenai sifat korosif baja dalam Air laut yang dielektrolisis
Kesimpulan
Gambar 2.1 Skema Proses
c. Pembuatan larutan HCl 0.8 M Tabel 2.5 Pengamatan Dimensi Benda Kerja Setelah
Tabel 2.3 Pembuatan Larutan HCl 0.8 M Pelepasan
Larutan
No Larutan Panjang Lebar Tebal
Massa yang
Molekul dibuat Nacl
Nama Massa 1. 49,5mm 35,9mm 2mm
3%
yang
Relatif Kons 2. HCl 49,3mm 34,2mm 1,9mm
Larutan ditimbang
E Volume NaOH
(Mr) ntrasi 3. 54,2mm 33,1mm 1,9mm
3%
5 1 Air
6, 1000 4. 53,9mm 33,4mm 2mm
36.5 100 hujan
NaCl 1,18 gr
gr/mol mL Aqua
5. 51,6mm 36,1mm 1,9mm
dm
24 Air Aqua
. Hujan -0,549 5,56 5. dm X X X
25 Aqua NaCl
. dm -0,474 5,14 6. 4/11/22 3% V X X
26 NaCl
-0,745 5,11 7. HCl X X X
. 3%
27 HCl 8. KOH X X X
. -0,235 1,33
Air
28 8/11/22 KOH 9. V X V
-0,128 12,3 Hujan
.
10 Aqua
29 Air X V V
-0,590 7,43 . dm
. Hujan
11 NaCl
30 Aqua V X V
-0,515 8,31 . 3%
. dm
12
31 NaCl HCl V X V
-0,756 7,14 .
. 3%
13
32 9/11/22 HCl 5/11/22 KOH X X X
-0,245 3,68 .
.
14 Air
33 KOH X X V
-0,130 13,3 .. Hujan
.
7 15 Aqua
34 Air X V V
-0,566 6,80 . dm
. Hujan
16 NaCl
35 Aqua X X V
-0,408 6,90 . 3%
. dm
17
HCl V V V
.
i. Data Pengamatan Visual 18
6/11/22 KOH X X X
Tabel 2.9 Data Pengamatan Visual .
19 Air
X V V
Larutan . Hujan
No Tanggal G E K
(M) 20 Aqua
X V V
NaCl . dm
1. 3/11/22 V X X
3% 21 NaCl V
. 3% X V
HCl
2. V X X
22 HCl X
. V V
KOH
3. X X X
23 KOH X
. 7/11/22 X X
Air
4. Hujan V X X
28 KOH X
. 8/11/22 X X
29 Air X NaCl
. V V 2.
Hujan 3%
30 Aqua X
. dm V V
31 NaCl V
. 3% V V KOH
3.
32 HCl X 0,8 M
. V V
33 KOH X
. 9/11/22 X X
Air
34 Air X 4.
. Hujan V V Hujan
35 Aqua X
. dm V V
Aqua
5.
Keterangan : Dm
G = Gelembung
E = Endapan
K = Korosi Tabel 2.11 Spesimen sebelum pencelupan dan
Wla = Warna larutan setelah pencelupan (sambungan).
gram 1000
M = ×
Mr V
HCl gram 1000
1. 1.1 = ×
58.5 100
0,8 M
0.8 ×58.5 ×100
Gr = = 6.476
1000
gram
NaCl
2.
3% 3. Pembuatan larutan HCl 0.8 M
1000 × ρ × %massa
M=
Mr
1000 × 1.18 × 32
M= =
KOH 36.5
3. 0,8 10.34 M
M
V1 × M1 = V2 × M2
4. Huja 80 = 10.34V2
80
n V2 = 10.34 = 7.7
mL HCl pekat
Vaqua dm = Vaqua dm – Vlarutan =
Aqua
5. 100 mL – 7.7 mL = 92.3 mL
Dm
W = W0 – W1 c. Larutan NaCl 3%
534 × W
W = 28.2135 – 28.1674 = CR = ρ × A × t
c. Hari ke-3
9. Diagram Pourbaix
a. Hari ke-1
b. Hari ke-2
g. Hari ke-7
e. Hari ke-5
L(s) + Fe2O3(l) + HCl → L(s) + FeCl3(aq) + sebuah pengujian pasti ada human
H2O hazard/human error.
............................................................
3. Reaksi Korosi III. KESIMPULAN
Fe(s) + 2NaCl(s) + 2H2O(l) → FeCl2 +
3.1 Kesimpulan
2NaOH + H2(g) 1. Persiapan permukaan
............................................................ mekanik maupun secara
Fe(s) + 2HCl → FeCl2 + H2(g) kimiawi sangat berpengaruh
............................................................ kepada hasil korosi retak
tegang pada spesimen.
Fe(s) + 2H2O(l) → Fe(OH)2 + H2(g)
2. Lingkungan berpengaruh
terhadap stress corrosion
2.3.3. Analisa dan Pembahasan
cracking, dalam kondisi
Ketika praktikum odul ini, adanya
tertentu korosi akan
perbedaan pengujian mekanik dikarenakan
mempercepat
untuk mempersiapkan permukaan dengan
perambatannya.
penggunaan amplas dengan variasi ukuran
3.2 Saran
100, 400, 800, 1.000 mesh bertujuan untuk
mendapatkan permukaan yang halus. 1. Ketika pengujian
immersion tang krus untuk
Larutan yang digunakan ketika
menjepit spesimen kurang,
persiapan permukaan menggunakan
mengakibatkan kelompok
pengujian kimiawi aqua dm, NaOH, NaCl,
yang membutuhkan tang
alcohol. Namun, setiap pergantian larutan
krus harus menunggu dan
selalu dibilas menggunakan aqua dm.
tidak sebentar.
Ketika pengujian immersion di setiap
larutan ada yang reaksi terhadap
spesimennya kurang sesuai, setelah DAFTAR PUSTAKA
diselidiki kelompok kami keliru ketika [1] V. Sinaga, “Pengaruh NaOH
pembuatan larutan, mula ketahuan salah dan HCl Terhadap Efisiensi
larutan yang digunakan ketika pengecekan Laju Korosi Pada Baja Astm
pH disetiap larutannya dan dapat di analisa A36 Menggunakan Ekstrak
Daun
Ketapang(Terminaliacatappa.
L)”. 2020.
[2] Y. Mariah, “Studi Korosi Plat
Baja Material Kapal Terhadap
Salinitas dan Derajat
Keasaman (pH) di Pelabuhan
Pengasinan Pertamina Jakarta”.
2021.
Abstrak
Pengujian Korosi galvanik merupakan pengujian yang sering dijumpai dan sangat berguna
bagi costumer yang menginginkan bahan teruji, dengan demikian intensitas penggunaan larutan akan
sangat bertambah. Korosi galvanik adalah korosi yang terjadi apabila dua logam yang tidak sama
dihubungkan dan berada di lingkungan elektrolit saat terjadi kontak atau secara listrik kedua logam
yang berbeda potensial tersebut akan menimbulkan aliran elektron/listrik diantar kedua logam
sehingga satunya akan terjadi korosi.
18
I. PENDAHULUAN yang berpotensial negative akan bersifat
kimia dan korosi universitas jenderal achmad Ada banyak bentuk serangan korosi
yani yang sangat tinggi harus memerlukan seperti korosi erosi, korosi galvanik, korosi
kehati-hatian karena plat yang saling merata, korosi retak tegang, korosi fatik dan
berdekatan akan saling korosi baik itu korosi lain sebagainya [2,3, 4]. Semua jenis atau
galvanic maupun korosi celah. Korosi ini bentuk dari serangan korosi mempunyai
sangat merugikan karena membuat logam karakteristik tersendiri, baik akibat yang di
salah satunya adalah dengan pemilihan dari suatu komponen konstruksi akibat
pasangan logam dengan perbedaan potensial terserang korosi harus diketahui karakteristik
yang sangat kecil. Deret galvanik hanya dari bentuk serangan korosi, penyebab dan
pada pasangan dua logam atau logam paduan. bentuk serangan korosi yang terj adi akibat
Korosi galvanik adalah korosi yang adanya dua material yang berbeda dan
terjadi apabila dua logam yang tidak sama adanya elektrolit yang bersifat korosif [2 - 5].
dihubungkan dan berada di lingkungan Dimana, satu diantaranya akan terkorosi dan
elektrolit saat terjadi kontak atau secara satu lainnya akan terproteksi dari serangan
listrik kedua logam yang berbeda potensial korosi karena dari ke dua material logam
elektron/listrik diantar kedua logam [1]. korosi. Sebagai contoh dalam penyambungan
sehingga Salah satu dari logam tersebut akan /penyatuan material baja karbon paduan
mengalami korosi, sedangkan logam lainnya rendah (low alloy steel) dengan paduan seng
akan terlindungi dari serangan korosi. Dalam (zinc alloy), dimana keduanya mempunyai
korosi ini, logam yang memiliki potensial perbedaan potensial korosi yaitu baja karbon
19
Muhammad Kevin_2613201001 Korosi Galvanik
paduan rendah akan bersifat lebih aktif Siapkan alat dan bahan
dibanding paduan seng yang pasif.[2].
Pembuatan larutan NaCl%
Kawat/ Potensi pH
b. Data Pengamatan Dimensi No Tanggal al
Larutan
Benda Kerja Sebelum (v)
1. 03/11/ NaCl -0,760 4,4
Pengujian
2022 3%
Tabel 2.2 Pengamatan Dimensi
Benda Kerja Sebelum Pengujian. 2. 04/11/ NaCl -0,732 4,3
2022 3%
08/11 HCl
6. 2022 NaCl v v v 1.
0,8 M
09/11/
7. 2022 NaCl v v v
Larutan NaCl 3%
8. Persamaan Reaksi
534 × W
CR = ρ × A × t
1. Pembuatan larutan
NaCl(s) + H2O(l ) →
NaCl(aq) + H2O(aq)
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Wibowo “Analisis Sifat Korosi
Galvanik Berbagai Plat Logam Di
Laboratorium Metalurgi Politeknik
Negeri Batam”144 | Jurnal Integrasi |
Vol. 8, No. 2, October 2016, 144-147 |
p-ISSN: 2085-3858
[2]
Michaell. Bauccio, Corrosion In
Theaircraft Industry, Corrosion,
Asmhand-Book, Vol.9, 1986, 1019-
1056
Abstrak
Stress Corrosion Cracking (korosi retak tegang) dengan intergranular (korosi batas butir) dengan
kondisi atau lingkungan pesisir pantai dengan mekanisme; initasion period (retak awal), propagation (retak
merambat) dan final failure (patah). Menggunakan standard ASTM G49 yang menyelidiki kerentanan
terhadap stress corrosion cracking, dengan persiapan permukaan kimiawi maupun mekanik, serta larutan
elektrolit bersifat garam NaCl 3,5%, pasir dan agregat. Korosi batas butir atau korosi intergranular adalah
korosi yang terjadi akibat adanya ketidakmurnian bahan. Jenis korosi ini juga dapat terjadi akibat
penambahan atau pengurangan elemen paduan di batas butir. Contoh yang umum adalah korosi akibat
sensitasi yang menyebabkan jumlah kromium berkurang di batas butir.
27
Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Stress Corrosion Cracking
sampai pada pemahaman tentang proses
I. PENDAHULUAN proses yang terlibat. Sementara usaha
1.1 Latar usaha pengendalianya sampai sekarang
Belakang
Stress Corrosion Cracking atau masih sering gagal. Sehingga sering kali
kuningan akibat kegiatan gabungan antara tegangan yang jauh di bawah tegangan
khusus. Bentuk korosi ini sangat lazim Banyak faktor yang mengakibatkan
dijumpai lingkungan industri.SCC terjadi korosi pada logam salah satunya oleh
karena adanya tiga kondisi yang saling reaksi kimia dengan lingkungan sekitar
berkaitan, yaitu adanya tegangan tarik, seperti lingkungan yang asam, berembun,
lingkungan yang korosif, dan temperatur lembab. Korosi pada logam tidak dapat
yang tinggi. Logam sebagai salah satu dicegah lajunya hanya bisa dikendalikan
material yang sangat dibutuhkan dengan cara mengetahui jenis – jenis korosi
kegunaannya dalam praktek kehidupan antara lain : surface corrosion, pititing
sehari – hari. Contoh penggunaan logam corrosion, galvanis corrosion, crevice
dalam praktek sehari - hari untuk material corrosion, intergranular corrosion,
pembuat peralatan rumah tangga, kontruksi erosion corrosion dan Stress Corrosion
jembatan, kontruksi mesin hingga peralatan Cracking (SCC), lalu melakukan analisa
kesehatan juga mengunakannya. Akan untuk mencari cara yang tepat
tetapi dalam penggunaannya logam lambat penanggulangannya.
lau akan mengalami penurunan daya guna Mengingat banyaknya kerugian
yang diakibatkan korosi . Korosi sangat yang disebabkan oleh Stress Corrosion
merugikan bagi manusia dari segi biaya, Cracking (SCC) maka dari itu penggunaan
sumberdaya alam dan kadang – kadang material kuningan adalah terobosan yang
bahkan mendatangkan bahaya bagi masuk akal untuk mengendalikan laju
keselamatan. Pengujian ini perlu dilakukan korosi. Karena kuningan bertindak sebagai
karena SCC tidak dapat diduga datangnya konduktor panas yang baik dan umumnya
dan dapat menyebabkan pengurangan tahan terhadap korosi dari air garam.
dimensi dan kekuatan, meskipun penelitian Korosi merupakan degradasi atau
intensif telah di lakukan tetapi kita baru kerusakan pada logam yang bereaksi
kesimpulan
Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Stress Corrosion Cracking
Ampelas spesimen
3
Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Stress Corrosion Cracking
2. Panjang awal (mm) 158 mm 13. Panjang Gauge 63,9 mm
length
3. Lebar awal (mm) 44,6 mm
n×l
Lk =
v×∑ Pk
dik : n = 4 v=
500x
l = 10 ∑ 𝑃𝑘
=4
Gambar 2. 6 Zona Korosi Pada Spesimen
2. Besar butir rata rata dit : Lk
n×l
jawab : Lk = =
v×∑ Pk
4×10
= 0,02 𝑚𝑚
4×500
n×l
Lk = Table 2.3 Tabel Ketahanan Korosi
v×∑ Pk
Ketahanan
No. Mpy µmpy mmpy
dik : n = 4 v = 500x Korosi
1. outstanding <1 < 25 < 0,02
l = 10 ∑ 𝑃𝑘 =
2. Excellent 1–5 25 - 100 0,02 – 0,1
6 3. Good 5 – 20 100 – 500 0,1 – 0,5
4. Fair 20 – 50500 – 1000 0,5 – 1
dit : Lk
5. Poor 50 – 200
1000 – 5000 1–5
n×l
jawab : Lk = = 6. Unacceptable > 200 > 5000 >5
v×∑ Pk
4×10
Laju korosi yang
= 0,013 𝑚𝑚
6×500 dihasilkan adalah 9,356 mpy,
berdasarkan table ketahanan korosi
makan termasuk dalam kategori
3.2 Saran
1.
DAFTAR PUSTAKA
Abstrak
Pengujian korosi menggunakan alat potansiodinamik adalah pengujian korosi yang dipaksakan
dengan begitu hal-hal yang sangat mempengaruhi hasil pengujian ialah listrik, anoda dan katoda sangat
berpengaruh terhadap laju korosi pada spesimen. Pemilihan elektrolit yang juga berpengaruh terhadap laku
korosi, larutan elektrolit yang digunakan NaCl/HCl/air hujan dengan konstentrasi rendah. Spesimen yang
digunakan tembaga (Cu) dengan dicor oleh resin phenolic dan telah disambungkan dengan kabel-kabel
serta di siapkan permukaan kabel. Pengujian korosi potansiodinamik ini dengan mudah mendapatkan hasil
dikarenakan lebih modern.
41
Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Korosi Potensiodinamik
1.2 Tinjauan Pustaka duluan dengan kata lain jika tidak ingin laju
korosi nya cepat maka harus sebanding
Korosi disebabkan oleh beberapa
dengan base nya.
hal, salah satu diantaranya adalah pada
lingkungan asam. Logam yang berada
pada lingkungan asam seperti pipa-pipa
asam industri akan lebih cepat terkorosi
dikarenakan diperoleh hasil karat besi
dan ion H+ yang mempercepat korosi
Gambar 4.1 Deret Volta
selanjutnya. Larutan yang bersifat asam
Dari sisi ekonomis maka pilihannya
kuat seperti HCl, H2SO4 juga dapat
ada dua; aka nada anoda korban atau
mempercepat terjadinya korosi. Pada
sama-sama dengan base metalnya leboh
HCl terdapat ion-ion Clˉ yang bersifat
bagus lagi jika base nya logam mulia.
sangat agresif sehingga bila asam kuat
ini digabungkan dengan suatu logam
1.3 Tujuan
baik itu baja ataupun besi maka ion-ion
1. Mengetahui dan memahami
ini akan menarik unsur Fe yang ada pada
mekanisme korosi dengan
logam sehingga logam terserang korosi
menggunakan instrument
dan menjadi berkarat.[1]
potensiodinamik.
Masukkan electrode
Berikan resin pada bagian yang
sudah di solder
Sambungkan kabel elektroda
Lakukan running
2. Pembuatan Larutan
KOH ditimbang
Elektroda dimasukkan
Larutan diaduk
Titik
Warna E (V) pH
ke
Gambar 2.10 Curva Open Circuit Potensial
(OCP) 1 -1,51165661 0,12
2 -1,29983386 0,12
-
3 0,12
1,124242686
-
4 0,12
1,053918812
-
5 0,12
0,838060304
Gambar 2.11 Kurva Mesin.
-
6 0,12
0,472883308
-
7 0,12
0,463700444
-
8 0,12
Gambar 2. 12 Kurva Travel. 0,438902196
-
9 0,12
0,419420546 2. Perhitungan chemical cleaning
Ar 56
- Be = ekivalen = =
10 0,12 2
0,414159288 28
Jl. Terusan Jenderal Gatot Subroto PO Box 807 Kota Bandung, Jawa Barat
e-mail: kvnputrass@gmail.com
Abstrak
Pengujian CFLS ini memanfaatkan tekanan, temperatur, viskositas, resistivitas cairan, pola aliran
dan kecepatan aliran dengan begitu jika masih dibatas balance tidak akan terjadi ledakan, batas balance akan
berubah-ubah tergantung alat pompa air yang masih berfungsi dengan baik atau tidak. Closed Flow Loop
System pengujian untuk melihat kekuatan dan jangka waktu Loop terkhususkan belokan, ada tiga pola aliran
yaitu; laminar, transisi dan turbulensi. Waktu untuk pengujiannya 3 jam running dan 1 jam stop untuk
meminimalisir terjadinya kecelakaan, dengan begitu akan mengurangi yang namanya hazard human atau
kecelakaan pada pekerja atau praktikan.
54
Muahammad Kevin_2613201001 Pengujian Korosi Menggunakan Closed Flow Loop System
tekanan untuk memantau proses Alat uji closed flow loop system,
pembentukan hidrat. thermometer, flow meter, pressure
Perhatikan bahwa peralatan tidak memiliki indicator, vernier caliper dan
gas make-up tangki karena dirancang untuk timbangan digital.
beroperasi pada volume konstan percobaan Bahan Larutan NaCl 3,5 %, Spesimen
yang, tidak seperti percobaan tekanan uji dengan variasi bentuk dan
konstan, tidak memerlukan sistem make up kekasaran permukaan dilubangi 1-
gas. Tabel 1 membahas tentang fungsi dari 6mm (ditentukan), baut polimer,
berbagai komponen dalam loop. Detail dari sealant, HCl, NaOH aqua dm.
desain peralatan terlihat pada sudut ortografi
pertama proyeksi yang menampilkan 2.2 Metodologi Penelitian
tampak depan, tampak samping dan denah 2.2.1 Skema Proses
dalam 2D. Siapkan alat dan bahan
pengujian CFLS.
4 Mengetahui bagian pipa yang Masukan spesimen pada alat uji CFLS
terkena korosi dari CFLS.
5 Mengetahui hubungan udara keluar Lakukan pengamatan selama 3 hari
untuk membentuk tekanan yang
stabil.
Keluarkan spesimen dari alat uji
II. ISI
2.1 Bahan dan Peralatan
Ukur dimensi dan berat spesimen
Lakukan perhitungan
Kesimpulan
Haluskan NaCl
Ukur massa dan dimensi coupon. Dianalisa Sebelum Pengujian Setelah Pengujian
W0 = 23,7974 mg
3
W1 = 23,7358 mg
Ditanya : W?
5
Jawab :
W = W0 – W1
= 23,7974 mg 4
1 2
– 23,7358 mg
= 61,6 mg
Gambar 2.5 3D Closed Flow Loop System