Oleh:
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah dengan judul
Korosi celah (crevice corrosion)
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, korosi dapat kita jumpai terjadi pada berbagai jenis
logam. Bangunan-bangunan maupun peralatan elektronik yang memakai komponen
logam seperti seng, tembaga, besi baja, dan sebagainya semuanya dapat terserang oleh
korosi ini. Selain pada perkakas logam ukuran besar, korosi ternyata juga mampu
menyerang logam pada komponen-komponen renik peralatan elektronik, mulai dari jam
digital hingga komputer serta peralatan canggih lainnya yang digunakan dalam berbagai
aktivitas umat manusia, baik dalam kegiatan industri maupun di dalam rumah tangga.
Kerugian yang dapat ditimbulkan oleh korosi tidak hanya biaya langsung seperti
pergantian peralatan industri, perawatan jembatan, konstruksi dan sebagainya, tetapi juga
biaya tidak langsung seperti terganggunya proses produksi dalam industri serta kelancaran
transportasi yang umumnya lebih besar dibandingkan biaya langsung.
1.3. Tujuan
Dapat memahami tentang korosi
Dapat memahami dampak- dampak dari korosi
Dapat memahami upaya pencegahan korosi
Dapat memahami tentang korosi celah
BAB II
ISI
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang
berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian
bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik
pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran
udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya.
Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam,
baik dalam bentuk senyawa an-organik maupun organik. (Kennet dan Chamberlain, 1991)
Korosi pada permukaan suatu logam dapat dipercepat oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Kontak Langsung logam dengan H2O dan O2
Korosi pada permukaan logam merupakan proses yang mengandung reaksi redoks.
Reaksi yang terjadi ini merupakan sel Volta mini. sebagai contoh, korosi besi terjadi apabila
ada oksigen (O2) dan air (H2O). Logam besi tidaklah murni, melainkan mengandung
campuran karbon yang menyebar secara tidak merata dalam logam tersebut. Akibatnya
menimbulkan perbedaan potensial listrik antara atom logam dengan atom karbon (C). Atom
logam besi (Fe) bertindak sebagai anode dan atom C sebagai katode. Oksigen dari udara yang
larut dalam air akan tereduksi, sedangkan air sendiri berfungsi sebagai media tempat
berlangsungnya reaksi redoks pada peristiwa korosi. Semakin banyak jumlah O 2 dan H2O
yang mengalami kontak denan permukaan logam, maka semakin cepat berlangsungnya
korosi pada permukaan logam tersebut.
4. Temperatur
Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa korosi. Secara
umum, semakin tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi. Hal ini disebabkan
dengan meningkatnya temperatur maka meningkat pula energi kinetik partikel sehingga
kemungkinan terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks semakin besar. Dengan
demikian laju korosi pada logam semakin meningkat. Efek korosi yang disebabkan oleh
pengaruh temperatur dapat dilihat pada perkakas-perkakas atau mesin-mesin yang dalam
pemakaiannya menimbulkan panas akibat gesekan (seperti cutting tools ) atau dikenai panas
secara langsung (seperti mesin kendaraan bermotor). Knalpot kendaraan bermotor yang
mudah terkorosi akibat temperatur tinggi.
5. pH
Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar, karena
adanya reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode yaitu: 2H+(aq) + 2e- → H2
korosi pada kondisi asam lebih cepat. Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode
menyebabkan lebih banyak atom logam yang teroksidasi sehingga laju korosi pada
permukaan logam semakin besar.
6. Mikroba
Adanya koloni mikroba pada permukaan logam dapat menyebabkan peningkatan
korosi pada logam. Hal ini disebabkan karena mikroba tersebut mampu mendegradasi logam
melalui reaksi redoks untuk memperoleh energi bagi keberlangsungan hidupnya. Mikroba
yang mampu menyebabkan korosi, antara lain: protozoa, bakteri besi mangan oksida, bakteri
reduksi sulfat, dan bakteri oksidasi sulfur-sulfida. Thiobacillus thiooxidans Thiobacillus
ferroxidans. Koloni bakteri Thiobacillus ferrooxidans pada permukaan logam besi yang
terkorosi. Koloni bakteri Thiobacillus thiooxidans yang dapat menyebabkan korosi pada
logam. (Supardi, 1997)
Estetika menurun
Korosi dapat menurunkan nilai estetika suatu material. Hal ini karena korosi dapat
merusak lapisan permukaan material.
(Supardi, 1997)
2.9. Pencegahan korosi
Pencegahan korosi didasarkan pada prinsip berikut :
1. Mencegah kontak dengan oksigen dan/atau air
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Bila salah satu tidak ada, maka peristiwa
korosi tidak dapat terjadi. Korosi dapat dicegah dengan melapisi besi dengan cat, oli, logam
lain yang tahan korosi (logam yang lebih aktif seperti seg dan krom). Penggunaan logam lain
yang kurang aktif (timah dan tembaga) sebagai pelapis pada kaleng bertujuan agar kaleng
cepat hancur di tanah. Timah atau tembaga bersifat mampercepat proses korosi.
2. Perlindungan katoda (pengorbanan anoda)
Besi yang dilapisi atau dihubugkan dengan logam lain yang lebih aktif akan
membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katoda. Di sini, besi berfungsi hanya
sebagai tempat terjadinya reduksi oksigen. Logam lain berperan sebagai anoda, dan
mengalami reaksi oksidasi. Dalam hal ini besi, sebagai katoda, terlindungi oleh logam lain
(sebagai anoda, dikorbankan). Besi akan aman terlindungi selama logam pelindungnya
masih ada / belum habis. Untuk perlindungan katoda pada sistem jaringan pipa bawah tanah
lazim digunakan logam magnesium, Mg. Logam ini secara berkala harus dikontrol dan
diganti.
3. Membuat alloy atau paduan logam yang bersifat tahan karat, misalnya besi
dicampur dengan logam Ni dan Cr menjadi baja stainless (72% Fe, 19%Cr, 9%Ni). (Supardi,
1997)
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil diskusi kami, maka dapat disimpulkan bahwa
Korosi merupakan proses elektrokimia yang terjadi pada logam, atau proses
perusakan material karena bereaksi dengan lingkungannya. Selain itu, korosi
juga diartikan sebagai kerusakan yang terjadi pada material akibat adanya
reaksi kimia.
Faktor yang mempengaruhi Korosi
1. Kontak Langsung logam dengan H2O dan O2
2. Keberadaan Zat Pengotor
3. Kontak dengan Elektrolit
4. Temperatur.
5. pH
6. Mikroba.
Korosi celah mengacu pada serangan lokal pada permukaan logam pada,
atau berbatasan langsung dengan, kesenjangan atau celah antara dua
permukaan bergabung.
Akibat dan dampak korosi dalam kehidupan
Kerugian yang ditimbulkan oleh korosi diantaranya adalah:
Pencegahan korosi
Pencegahan korosi didasarkan pada prinsip berikut :
1. Mencegah kontak dengan oksigen dan/atau air
2. Perlindungan katoda (pengorbanan anoda)
3 Membuat alloy atau paduan logam yang bersifat tahan karat, misalnya
besi dicampur dengan logam Ni dan Cr menjadi baja stainless (72% Fe,
19%Cr, 9%Ni).
Aplikasi korosi
Korosi celah
Contoh : Sebuah logam stainless steel di masukkan ke dalam air laut dalam
waktu yang cukup
Contoh nyata korosi lainnya adalah keroposnya jembatan, body mobil,
pintu pagar dari besi atau pun berbagai konstruksi dari besi lainnya yang
sangat mudah berkarat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.http://m10mechanicalengineering.blogspot.com/2013/11/macam-macam-bentuk-
korosi.html (Diakses pada tanggal 1 November 2017 pukul 21:10 )
Anonim .http://material-sciences.blogspot.com/2011/05/korosi-celah-cresive-
corrosion.html(Diakses pada tanggal 1 November 2017 pukul 21:10 )
Anonim.(http://fitransyah.wordpress.com/2013/07/25/korosi-celah-dan-korosi-
sumuran-sel-sel-konsentrasi/) (Diakses pada tanggal 2 November 2017 pukul
15:36 )