Anda di halaman 1dari 7

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KOROSI

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya korosi, diantaranya sebagai berikut :
1. Uap air
Dilihat dari reaksi yang terjadi pada korosi, air merupakan salah satu faktor penting untuk
berlangsungnya proses korosi. Udara yang banyak mengandung uap air (lembab) akan
mempercepat berlangsungnya proses korosi.
2. Oksigen
Udara yang banyak mengandung gas oksigen akan menyebabkan terjadinya korosi.
Korosi besi terjadi apabila ada oksigen (O2) dan air (H2O). Logam besi tidaklah murni,
melainkan mengandung campuran karbon yang menyebar secara tidak merata dalam logam
tersebut. Akibatnya menimbulkan perbedaan potensial listrik antara atom logam dengan atom
karbon (C).
Atom logam besi (Fe) bertindak sebagai anode dan atom C sebagai katode. Oksigen dari
udara yang larut dalam air akan tereduksi, sedangkan air sendiri berfungsi sebagai media tempat
berlangsungnya reaksi redoks pada peristiwa korosi. Semakin banyak jumlah O2 dan H2O yang
mengalami kontak dengan permukaan logam, maka semakin cepat berlangsungnya korosi pada
permukaan logam tersebut.
3. Larutan Garam
Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk melangsungkan transfer
muatan. Air hujan banyak mengandung asam, dan air laut banyak mengandung garam, maka air
hujan dan air laut merupakan korosi yang utama.
4. Permukaan logam
Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub muatan, yang
akhirnya akan berperan sebagai anode dan katode. Permukaan logam yang licin dan bersih akan
menyebabkan korosi sukar terjadi, sebab sukar terjadi kutub-kutub yang akan bertindak sebagai
anode dan katode.
5. Keberadaan zat pengotor
Zat Pengotor di permukaan logam dapat menyebabkan terjadinya reaksi reduksi
tambahan sehingga lebih banyak atom logam yang teroksidasi. Sebagai contoh, adanya
tumpukan debu karbon dari hasil pembakaran BBM pada permukaan logam mampu
mempercepat reaksi reduksi gas oksigen pada permukaan logam. Dengan demikian peristiwa
korosi semakin dipercepat.
6. Kontak dengan elektrolit
Keberadaan elektrolit, seperti garam dalam air laut dapat mempercepat laju korosi dengan
menambah terjadinya reaksi tambahan. Sedangkan konsentrasi elektrolit yang besar dapat
melakukan laju aliran elektron sehingga korosi meningkat.
7. Temperatur
Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa korosi. Secara umum,
semakin tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi. Hal ini disebabkan dengan
meningkatnya temperatur maka meningkat pula energi kinetik partikel sehingga kemungkinan
terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks semakin besar. Dengan demikian laju korosi pada
logam semakin meningkat. Efek korosi yang disebabkan oleh pengaruh temperatur dapat dilihat
pada perkakas-perkakas atau mesin-mesin yang dalam pemakaiannya menimbulkan panas akibat
gesekan atau dikenai panas secara langsung (seperti mesin kendaraan bermotor).
8. Tingkat keasaman (pH)
Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar, karena
adanya reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode yaitu:
2H+(aq) + 2e- → H2
Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode menyebabkan lebih banyak atom logam yang
teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan logam semakin besar.
9. Metalurgi
Permukaan logam.
Permukaan logam yang lebih kasar akan menimbulkan beda potensial dan memiliki
kecenderungan untuk menjadi anode yang terkorosi.Permukaan logam yang kasar cenderung
mengalami korosi.
Efek galvanic coupling
Kemurnian logam yang rendah mengindikasikan banyaknya atom-atom unsur lain yang
terdapat pada logam tersebut sehingga memicu terjadinya efek Galvanic Coupling , yakni
timbulnya perbedaan potensial pada permukaan logam akibat perbedaan E° antara atom-atom
unsur logam yang berbeda dan terdapat pada permukaan logam dengan kemurnian rendah. Efek
ini memicu korosi pada permukaan logam melalui peningkatan reaksi oksidasi pada daerah
anode.
10. Mikroba
Adanya koloni mikroba pada permukaan logam dapat menyebabkan peningkatan korosi
pada logam. Hal ini disebabkan karena mikroba tersebut mampu mendegradasi logam melalui
reaksi redoks untuk memperoleh energi bagi keberlangsungan hidupnya. Mikroba yang mampu
menyebabkan korosi, antara lain: protozoa, bakteri besi mangan oksida, bakteri reduksi sulfat,
dan bakteri oksidasi sulfur-sulfid.
PENYEBAB KOROSI PADA ATAP SENG.

Sifat seng selama berada pada lingkungan atmosfir telah sering diperiksa pada tes yang
dilakukan di seluruh dunia. Kinerja seng dalam lingkungan atmosfer dapat diramalkan dalam
batas yang wajar. Perbandingan yang tepat dari perilaku seng pada lingkungan atmosfer yang
korosif sedikit kompleks karena banyak faktor yang terlibat, seperti :

1. Arah angin
2. Intensitas asap korosif,
3. Jumlah garam diudara
4. Periode relatif dari kelembaban atau kondensasi dan kekeringan.

Secara umum diketahui bahwa laju korosi seng rendah; itu berkisar dari 0,13 pM / tahun
di atmosfer pedesaan kering sedangkan untuk daerah industri yang lingkungan atmosfer lembab
memiliki tingkat korosi 0,013 mm / tahun. Seng lebih tahan korosi daripada baja di atmosfer
alam, pengecualian kondisi ini jika atmosfer dalam ruangan dimana lingkungannya korosif, baik
baja dan seng sangat rentan terkena korosi tetapi tetap seng memiliki ketahanan yang lebih baik
dari pada baja. Sebagai contoh, di atmosfer pantai laju korosi seng adalah sekitar 1 / 25 dari baja.
Faktor-faktor penting yang mengontrol tingkat di korosi seng yang digunakan untuk atap
perumahan/ industri yaitu:

1. Durasi dan frekuensi kelembaban


2. Tingkat di mana permukaan mengering
3. Tingkat polusi industri atmosfer.

Seng secara perlahan diserang oleh oksigen atmosfer pada udara kering. Sebuah lapisan
tipis oksida padat terbentuk pada permukaan seng, dan kemudian membentuk lapisan luar di
atasnya. Meskipun kadang-kadang lapisan luar tersebut melepaskan diri, lapisan bawah tetap dan
melindungi logam membatasi interaksi dengan oksigen. Dengan kondisi tersebut, yang terjadi di
beberapa daerah beriklim tropis, seng teroksidasi dengan sangat lambat.
Atmosfer korosi telah didefinisikan untuk mencakup proses korosi yang terjadi di udara
pada suhu antara -18 sampai 70 ° C di tempat terbuka dan di ruang tertutup dari segala jenis.
Memburuknya korosi ini kadang-kadang disebut pelapukan. Definisi ini mencakup berbagai
macam lingkungan dari tingkat corrosivities yang berbeda-beda.
Faktor-faktor yang menentukan corrosivity atmosfer termasuk polusi industri, polusi laut,
kelembaban, suhu (terutama penyebaran antara kelembapan tertinggi dan terendah yang
mempengaruhi kondensasi dan penguapan)dan curah hujan.

KERUGIAN YANG DITIMBULKAN.

Proses Korosi pada logam merupakan proses alamiah yang tidak bisa dicegah akan tetapi
dapat dikendalikan. Dan apabila suatu komponen atau konstruksi mudah terkorosi pasti akan
menimbulkan kerugian diantaranya:
- Banyak komponen harus diganti dikarenakan terkorosi,
- Pelanggan menjadi tidak puas karena produk mudah terkorosi
- Masalah finansial yang rumit.
- Kerugian dari segi keuangan yang membengkak karena korosi
Oleh karena itu pengembangan sumber daya manusia dan teknologi di dalam negeri, akan
sangat membantu masyarakat untuk mendapatkan biaya penanggulangan yang relatif murah,
dan mendapatkan alternatif pemecahan yang didasari oleh kemampuan sendiri.

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KOROSI PADA ATAP SENG

1. Pencegahan
Pencegahan yang dilakukan dalam menanggulangi terjadinya korosi pada atap seng ada 2 yaitu
sebelum terjadi dan sesudah terjadi.

Sebelum terjadi korosi pencegahan yang dilakukan yaitu dengan cara:


 Pemberian lapisan cat dilakukan pada permukaan seng, sehingga faktor penyebab korosi
tidak dapat mengenai seng secara langsung. Keunggulan lapisan cat pada sistem proteksi
korosi mudah cara penerapannya, dapat dilapis ulang dan lapisannya memiliki nilai
estetika. Faktor yang sangat penting yang mempengaruhi umur lapisan cat terletak pada
kelayakan persiapan permukaan logam sebelum dilapisi cat.
 Pada permukaan seng diberi oli atau vaselin. Pemberian oli atau vaselin ini dapat
menghambatan kontak langsung antara logam (seng) dengan oksigen atau air.

Setelah Terjadi korosi perlindungan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara:
 Mengecat kembali seng apabila seng masih terkorosi awal sampai tahap 3.
 Apabila Korosi pada seng sudah merata dan menyebabkan keropos seng maka tindakan
yang dilakukan yaitu dengan mengganti dengan seng yang baru dikarenakan jika seng
sudah terkorosi merata dan keropos yang sudah parah maka akan menyebabkan seng
berlubang sehingga jika terjadi hujan maka air hujan akan bocor.

2. Pengendalian
Penanganan pada atap seng yang bocor adalah dengan menambal, selain biaya yang
murah juga saat pengerjaan tidak mengganggu aktifitas yang berada dibawah atap tersebut.
Bahan yg diperlukan untuk penambalan adalah sebagai berikut :

a. Elastex (contoh menggunakan buatan Nippon Paint) Seperti gambar dibawah :


b. HCL

c. Mett 455 (Serat Fiber)

d. Cromet (Contoh merk yang digunakan bodalax metal primer zinc 900)
e. Cat warna silver

f.sikat kawat

Cara perlindungan dengan pelapisan pada seng yang berlubang:


a. Korosi dibersihkan dengan sikat kawat.
b. Kemudan dikuaskan HCL.
c. Setelah benar-benar bersih dicat dengan Bodelax.
d. Setelah kering lapiskan Met dan Elastex.
e. Kemudian dicat dengan cat warna silver.
f. (untuk warna cat dapat disesuaikan dengan warna seng)

Anda mungkin juga menyukai