Essay
Nama : Novita Nur Fitriana
Nim : I0123132
Prodi : S-1 Teknik Sipil
Dosen : Prof. Dr. Eddy Heraldy, M.Si.
3. Korosi Galvanik
Korosi galvanik adalah suatu bentuk korosi elektrokimia yang terjadi ketika dua logam yang
berbeda berada dalam kontak langsung dan terhubung secara elektrik di dalam suatu lingkungan
elektrolit. Proses ini dinamakan "galvanik" karena sering kali terkait dengan prinsip yang sama seperti
sel galvanik atau sel elektrokimia.
Mekanisme Korosi Galvanik:
a) Logam Anoda dan Katoda:
Dalam pasangan logam yang berbeda, satu logam akan berfungsi sebagai anoda, dan
yang lainnya sebagai katoda.
Logam anoda mengalami oksidasi, melepaskan elektron dalam prosesnya.
Logam katoda menerima elektron dan mengalami reduksi.
b) Pertukaran Elektron melalui Lingkungan Elektrolit:
Elektron yang dilepaskan oleh logam anoda bergerak melalui logam dan dapat
mengalir ke logam katoda melalui jalur konduktif, yang dapat mencakup air, tanah,
atau kelembaban di sekitar logam.
c) Ion-Ion dalam Lingkungan Elektrolit:
Seiring dengan aliran elektron, ion-ion dari logam anoda dilepaskan ke lingkungan
elektrolit (biasanya air atau larutan elektrolit) sebagai hasil dari oksidasi logam
tersebut.
d) Reaksi Reduksi pada Logam Katoda:
Pada logam katoda, ion-ion dari lingkungan elektrolit menerima elektron dan
mengalami reduksi, membentuk senyawa baru yang mungkin kurang korosif atau
lebih stabil.
Contoh Korosi Galvanik:
Contoh yang umum terjadi adalah ketika dua logam yang berbeda secara elektronegativitas
dihubungkan secara langsung, seperti aluminium dan besi. Misalnya, jika aluminium dan besi
ditempatkan dalam kontak dan terpapar kelembaban atau air, aluminium, yang memiliki tingkat
elektronegativitas yang lebih tinggi, akan bertindak sebagai katoda dan besi sebagai anoda.
Fe→Fe2++2e−(Oksidasi di Anoda)Fe→Fe2++2e−(Oksidasi di Anoda)
2Al3++6e−→2Al(Reduksi di Katoda)2Al3++6e−→2Al(Reduksi di Katoda)
Pada akhirnya, besi mengalami oksidasi menjadi ion besi positif (Fe2+Fe2+), dan aluminium
mengalami reduksi, membentuk aluminium yang lebih stabil. Dalam proses ini, besi akan mengalami
korosi yang lebih cepat karena menjadi logam anoda.
Penyebab Korosi pada Logam
1. Oksidasi dan Reduksi
Penyebab korosi pada logam dapat dijelaskan melalui proses oksidasi dan reduksi, yang
merupakan bagian dari reaksi elektrokimia. Korosi adalah hasil dari reaksi kimia kompleks antara
logam dengan unsur-unsur atau senyawa tertentu dalam lingkungannya.
Gabungan Reaksi: Gabungan reaksi oksidasi besi dan reduksi oksigen membentuk reaksi
global korosi besi: Fe+O2+H2O→Fe(OH)3Fe+O2+H2O→Fe(OH)3 Di sini, besi mengalami
oksidasi dan membentuk senyawa besi hidroksida (Fe(OH)3Fe(OH)3), yang dikenal sebagai
karat.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Korosi dengan Oksidasi dan Reduksi:
Kelembaban: Kelembaban memainkan peran penting dalam memfasilitasi reaksi oksidasi-
reduksi karena air bertindak sebagai elektrolit yang memungkinkan aliran elektron.
Suhu: Suhu yang tinggi dapat meningkatkan laju reaksi oksidasi-reduksi, mempercepat
proses korosi.
Kontaminasi Lingkungan: Adanya senyawa-senyawa kontaminan, seperti garam atau asam,
dapat mempercepat reaksi korosi melalui proses oksidasi-reduksi.
Sifat Elektrokimia Logam: Sifat elektrokimia logam, seperti potensial elektroda,
memengaruhi kemungkinan terjadinya oksidasi-reduksi dan tingkat korosi.
2. Kontaminasi Lingkungan
Kontaminasi lingkungan dapat menjadi penyebab utama korosi pada logam. Faktor-faktor ini
mencakup keberadaan senyawa-senyawa yang dapat mempercepat proses oksidasi dan reduksi, yang
pada gilirannya memicu korosi. Berikut adalah beberapa penjelasan lebih rinci tentang bagaimana
kontaminasi lingkungan dapat menyebabkan korosi pada logam:
a) Senyawa Korosif:
Garam: Keberadaan garam, terutama garam anorganik seperti natrium klorida, dapat
meningkatkan konduktivitas air dan mempercepat laju korosi. Garam juga dapat
meningkatkan kelarutan oksigen dalam air, yang diperlukan dalam reaksi oksidasi-
reduksi.
Asam: Lingkungan yang mengandung senyawa asam dapat meningkatkan laju
korosi, karena asam dapat bertindak sebagai agen oksidasi, meningkatkan
kemungkinan oksidasi logam.
b) Polusi Industri:
Gas dan Partikel Udara: Partikel-partikel yang terdapat dalam udara, seperti sulfur
dioksida dan oksida nitrogen, dapat berkontribusi pada pembentukan senyawa korosif
di permukaan logam. Gas-gas ini dapat bereaksi dengan air dan membentuk asam
yang dapat menyebabkan korosi.
Polutan Kimia: Kontaminasi lingkungan oleh senyawa-senyawa kimia, seperti
amonia, hidrogen sulfida, atau senyawa organik tertentu, dapat memicu reaksi kimia
yang mempercepat korosi logam.
c) Air Laut:
Keberadaan Garam: Air laut mengandung tingkat garam yang tinggi, terutama
natrium klorida. Garam dapat meningkatkan konduktivitas air, memungkinkan aliran
listrik dan mempercepat proses elektrokimia yang terlibat dalam korosi.
Aerosol Laut: Aerosol laut, yaitu partikel-partikel kecil air laut yang terbawa oleh
angin, dapat menempel pada permukaan logam dan meningkatkan kelembaban, yang
mendukung proses korosi.
d) Kontaminasi Tanah:
Senyawa Korosif dalam Tanah: Tanah yang mengandung senyawa-senyawa korosif,
seperti asam humat atau tanah yang kaya akan logam berat, dapat menyebabkan
korosi pada logam yang terkubur di dalam tanah.
e) Kelembaban dan Suhu:
Kondisi Lingkungan Ekstrem: Lingkungan dengan suhu yang tinggi atau rendah
ekstrem dapat mempengaruhi laju korosi. Kelembaban tinggi juga mendukung korosi
dengan memberikan lingkungan yang baik untuk reaksi elektrokimia.
f) Pelapisan Polimer:
Pelapisan polimer, seperti cat epoksi atau polyurethane, memberikan perlindungan
mekanis dan kimia terhadap logam. Pelapisan ini dapat menahan serangan korosif
dan memberikan ketahanan terhadap cuaca dan bahan kimia.
Pelapisan polimer juga umum digunakan pada logam yang terpapar lingkungan
ekstrem atau aplikasi industri.
g) Pelapisan Aluminium pada Baja (Aluminizing):
Proses aluminizing melibatkan aplikasi lapisan aluminium pada permukaan baja.
Lapisan aluminium membentuk oksida yang kuat dan tahan korosi, memberikan
perlindungan tambahan terhadap logam dasar.
4. Kontrol Lingkungan
Kontrol lingkungan adalah faktor kunci dalam mencegah korosi pada logam. Beberapa strategi yang
dapat diadopsi untuk mengontrol lingkungan dan mencegah korosi melibatkan pengelolaan
kelembaban, suhu, dan paparan logam terhadap agen korosif. Berikut adalah beberapa cara mencegah
korosi pada logam dengan mengontrol lingkungan:
a) Pemantauan dan Kontrol Kelembaban:
Kelembaban tinggi dapat mempercepat laju korosi. Pemantauan dan kontrol
kelembaban di sekitar logam dapat membantu mencegah kondisi yang mendukung
korosi.
Penggunaan dehumidifier atau sistem ventilasi yang baik dapat membantu
mengurangi kelembaban di ruangan atau area yang memiliki logam terpapar.
b) Kontrol Suhu:
Suhu lingkungan dapat mempengaruhi laju korosi. Suhu yang tinggi cenderung
meningkatkan reaksi kimia yang terlibat dalam korosi. Kontrol suhu lingkungan dapat
dilakukan melalui sistem pendingin atau insulasi termal.
Perawatan dan isolasi termal pada permukaan logam yang terpapar suhu ekstrem
dapat membantu mencegah korosi.
c) Kontrol Paparan terhadap Air atau Kelembaban:
Mengurangi paparan logam terhadap air atau kelembaban dapat membantu mencegah
korosi. Ini dapat mencakup penyimpanan logam di tempat kering atau penggunaan
pelapisan yang melindungi logam dari paparan langsung kelembaban.
Melindungi logam dari hujan atau paparan kondisi cuaca ekstrem dapat mengurangi
risiko korosi.
d) Pembersihan Rutin:
Membersihkan permukaan logam secara teratur dapat membantu menghilangkan
kotoran atau zat-zat yang dapat meningkatkan kemungkinan korosi. Pembersihan
secara rutin juga membantu mengidentifikasi tanda-tanda awal korosi.
Penggunaan bahan pembersih yang sesuai untuk logam tertentu perlu diperhatikan
agar tidak merusak lapisan pelindung alami atau buatan.
e) Penggunaan Bahan Anti-Korosi:
Penggunaan bahan anti-korosi, seperti pelapisan khusus atau zat penghambat korosi,
dapat membantu melindungi logam dari serangan korosif. Ini dapat melibatkan
pengaplikasian cat anti-korosi atau lapisan pelindung lainnya.
Memilih bahan pelapisan yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan jenis logam
sangat penting.