KOROSI
LAJU KOROSI
Dosen Pengampu:
Drs. S. Sigit Udjiana, M.Si.
Disusun Oleh:
Muhammad Faheda Irsyadilla Arhab (2241420046)
28 OKTOBER 2023
B. Dasar Teori
Korosi ini sebenarnya merupakan peristiwa oksidasi logam oleh oksigen yang ada
di udara dan bereaksi membentuk oksidanya. Reaksi reduksi oksidasi merupakan reaksi
yang disertai pertukaran elektron antara pereaksi, yang menyebabkan keadaan oksidasi
berubah. Dari sejarahnya, istilah oksidasi diterapkan untuk proses-proses dimana oksigen
diambil oleh suatu zat. Maka reduksi dianggap sebagai proses dimana oksigen diambil
dari dalam suatu zat. Kemudian pengangkapan hidrogen juga disebut reduksi, sehingga
kehilangan hidrogen harus disebut dengan oksidasi. Sekali lagi reaksi-reaksi lain dimana
baik oksigen maupun hidrogen yang tidak ambil bagian belum bisa dikelompokkan
sebagai oksidasi atau reduksi sebelum definisi oksidasi dan reduksi yang paling umum,
yang didasarkan pada pelepasan dan pengambilan elektron, disusun orang (Svehla, 1990).
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena
logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain
yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari
bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam
bentuk senyawabesi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan
dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama
pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi
(kembali menjadi senyawa besi oksida).
Dilihat dari bentuknya klasifikasi korosi dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi suatu logam dapat terkorosi dan
kecepatan laju korosi suatu logam. Suatu logam yang sama belum tentu mengalami
kasus korosi yang sama pula pada lingkungan yang berbeda. Begitu juga dua logam
pada kondisi lingkungan yang sama tetapi jenis materialnya berbeda, belum tentu
mengalami korosi yanga sama. Dari hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi korosi suatu logam, yaitu faktor
metalurgi dan faktor lingkungan.
a. Faktor Metarulogi
Faktor metalurgi adalah pada material itu sendiri. Apakah suatu logam dapat
tahan terhadap korosi, berapa kecepatan korosi yang dapat terjadi pada suatu kondisi,
jenis korosi apa yang paling mudah terjadi, dan lingkungan apa yang dapat
menyebabkan terkorosi, ditentukan dari faktor metalurgi tersebut.
b. Faktor Lingkungan
C. Metodologi Percobaan
Bahan
- Pelat Besi 3 Buah
- Larutan Asam
- Larutan Basa
- Larutan Garam
- Akuades
2. Skema Kerja
D. Data pengamatan
Awal Percobaan
Perhitungan
Asam
Minggu 1
T = 168 jam
V = p ×l ×t
= 3,083cm ×2,929cm × 0,187cm
= 1,6886cm3
m = W0
= 6,4267gram
m
ρ =
v
6,4267 g g
= 3
=3,8059 3
1,6886 cm cm
A = 2 (pl + pt + lt)
= 2 ((3,083 × 2,929) + (2,929 × 0,187) + (3,083 × 0,187 ))
= 20,308cm2
W = W0 – Wt
= 6,4267 gram – 6,4166gram
= 0,0101g
K×W
Laju korosi =
DAT
6
3 , 45 × 10 × 0,0101 gram
= 3,8059 g × 20,308 cm2 ×168 jam
3
cm
= 2,6834 mpy (Baik sekali)
Dengan perhitungan yang sama, didapatkan data pada kondisi asam tiap minggu sebagai
berikut
20,308
week 0-1 0,0101 3,8059 168 2,683531264 Baik Sekali
week 1-2 0,0193 3,8059 20,308 168 5,12793598 Baik
week 2-3 0,0192 3,8059 20,308 168 5,101366364 Baik
week 3-4 0,0206 3,8059 20,308 168 5,473340995 Baik
week 3-5 0,0692 3,8059 20,308 672 4,596543651 Baik Sekali
Basa
Minggu 1
T = 168 jam
V = p ×l ×t
= 3,147cm ×2,971cm × 0,188cm
= 1,7577cm3
m = W0
= 6,3234gram
m
ρ =
v
6 , 3234 g g
= 3
=3,5989 3
1,7577 cm cm
A = 2 (pl + pt + lt)
= 2 ((3,147 × 2,917) + (2,917 × 0,188) + (3,147 × 0,188 ))
= 20,999cm2
W = W0 – Wt
= 6,3234 gram – 6,3165 gram
= 0,069g
K×W
Laju korosi =
DAT
6
3 , 45 ×10 × 0,0069 gram
= 3,5989 g × 20,999 cm2 ×168 jam
3
cm
= 1,8749 mpy (Baik sekali)
Dengan perhitungan yang sama, didapatkan data pada kondisi asam tiap minggu sebagai
berikut
Tabel 5. Data Laju Korosi pada Kondisi Basa Tiap Minggu
D Relative Corrosion
Minggu ke- W (g) (g/cm3) A (cm2) T (j) Laju korosi (mm/y) Resistance
week 0-1 0,0069 3,5989 20,999 168 1,874953542 Baik Sekali
week 1-2 0,0075 3,5989 20,999 168 2,03799298 Baik Sekali
week 2-3 0,0154 3,5989 20,999 168 4,18467892 Baik Sekali
week 3-4 0,0063 3,5989 20,999 168 1,711914103 Baik Sekali
week 3-5 0,0361 3,5989 20,999 672 2,452384886 Baik Sekali
Garam
Minggu 1
T = 168 jam
V = p ×l ×t
= 3,059cm ×2,856cm × 0,213cm
= 1,8606cm3
m = W0
= 11,7895gram
m
ρ =
v
11,7895 g g
= 3
=6,3364 3
1,8606 cm cm
A = 2 (pl + pt + lt)
= 2 ((3,059 × 2,856) + (2,856 × 0,213) + (3,059 × 0,213 ))
= 19,992cm2
W = W0 – Wt
= 11,7895gram – 11,7691 gram
= 0,0204g
K×W
Laju korosi =
DAT
6
3 , 45 ×10 × 0,0204 gram
= 6,3364 g ×19,992 cm2 × 168 jam
3
cm
= 3,3070 mpy (Baik sekali)
Dengan perhitungan yang sama, didapatkan data pada kondisi asam tiap minggu sebagai
berikut
Tabel 6. Data Laju Korosi pada Kondisi Garam Tiap Minggu
D Relative Corrosion
Minggu ke- W (g) (g/cm3) A (cm2) T (j) Laju korosi (mm/y) Resistance
week 0-1 0,0204 6,3364 19,992 168 3,307052979 Baik Sekali
week 1-2 0,0366 6,3364 19,992 168 5,933242109 Baik Sekali
week 2-3 0,0153 6,3364 19,992 168 2,480289734 Baik Sekali
week 3-4 0,019 6,3364 19,992 168 3,080098363 Baik Sekali
week 3-5 0,0913 6,3364 19,992 672 3,700170796 Baik Sekali
Netral
Minggu 1
T = 168 jam
V = p ×l ×t
= 3,018cm ×3,098cm × 0,221cm
= 2,0663cm3
m = W0
= 12,3489gram
m
ρ =
v
12,3489 g g
= 3
=5,9763 3
2,0663 cm cm
A = 2 (pl + pt + lt)
= 2 ((3,018 × 3,098) + (3,098 × 0,221) + (3,018 × 0,221))
= 21,402cm2
W = W0 – Wt
= 12,3489gram – 12,2881 gram
= 0,0608g
K×W
Laju korosi =
DAT
6
3 , 45 ×10 × 0,0608 gram
= 5,9763 g × 21, 402cm2 ×168 jam
3
cm
= 9,7617 mpy (Baik sekali)
Dengan perhitungan yang sama, didapatkan data pada kondisi asam tiap minggu sebagai
berikut
Tabel 7. Data Laju Korosi pada Kondisi Netral Tiap Minggu
D Relative Corrosion
Minggu ke- W (g) (g/cm3) A (cm2) T (j) Laju korosi (mm/y) Resistance
week 0-1 0,0608 5,9763 21,402 168 9,76172666 Baik Sekali
week 1-2 0,068 5,9763 21,402 168 10,91772061 Baik Sekali
week 2-3 0,0459 5,9763 21,402 168 7,369461409 Baik Sekali
week 3-4 0,0258 5,9763 21,402 168 4,142311642 Baik Sekali
week 3-5 0,2005 5,9763 21,402 672 8,047805079 Baik Sekali
E. Pembahasan
Pada praktikum ini, dilakukan penentuan laju korosi. Korosi adalah proses rusaknya
logam yang disebabkan oleh reaksi kimia antara logam tersebut dengan lingkungannya.
Sampel yang digunakan adalah plat besi, yang diuji dengan 4 lingkungan yang berbeda –
beda. Lingkungan ini antara lain : asam, basa, garam, dan netral.
Pada proses korosi, mula – mula dilakukan tahap awal, yaitu membersihkan plat besi
(diamplas), kemudian dicuci menggunakan sabun dan air untuk menghilangkan lemak yang
menempel. Kemudian plat dikeringkan dan ditimbang untuk mengetahui bobot awal sebelum
proses korosi terjadi. Plat kemudian dimasukkan ke dalam lingkungan yang telah dibuat.
Kemudian mendiamkan plat dalam lingkungan selama 4 minggu (28 hari ). Setelah 28 hari
plat besi didiamkan dalam lingkungan yang berbeda, diperoleh data pengaruh lingkungan
terhadap laju korosi.
Pada besi 1 (asam) mengalami kehilangan berat sebesar 0,0692 gram atau 69,2
miligram, baja 2 (basa) mengalami kehilangan berat sebesar 0,0361 gram atau 36,1 miligram,
besi 3 (garam) mengalami kehilangan berat sebesar 0,0892 gram atau 89,2 miligram , dan
pada besi 4 (netral) mengalami kehilangan berat sebesar 0,1993 atau 199,3 miligram. Semua
itu adalah berat awal besi hingga berat besi pada minggu ke empat. Laju korosi pada plat besi
1 sebesar 2,6834 mpy, laju korosi pada plat besi 2 sebesar 1,8749 mpy, laju korosi pada plat
besi 3 sebesar 3,3070 mpy, dan laju korosi pada plat besi 4 sebesar 9,7617 mpy.
Dari hasil laju korosi yang diperoleh, besi lebih mudah berkarat/terkorosi pada
lingkungan netral, dilanjutkan garam, dilanjutkan asam dan yang terakhir atau paling lambat
pada lingkungan basa. Data yang kami hitung tidak sesuai dengan refrensi yang ada,
sebenarnya lingkungan yang mudah berkarat mulai dari Basa – Asam – Garam – Netral. Hal
ini dikarenakan pH netral yaitu 7 sehingga menghambat laju korosi. Sedangkan basa
memiliki pH lebih dari 7 sehingga lebih cepat mengalami korosi.
Besi yang mengalami korosi membentuk karat dengan rumus Fe2O3.XH2O. Pada
proses pengamatan, besi (Fe) bertindak sebagai pereduksi dan oksigen (O2) yang terlarut
dalam air bertindak sebagai pengoksidasi. Persamaan reaksi pembentukan karat
+¿ −¿¿
2 +2 e ¿
Anode : Fe → Fe (reaksi oksidasi)
−¿¿
+ ¿+ 4 e ¿
Katode : O2 +4 H → 2H 2 O (reaksi reduksi)
Logam Fe yang letaknya jauh dari permukaan kontak dengan udara akan dioksidasi
menjadi ion Fe2+ . Ion ini larut dalam tetesan air. Tempat terjadinya reaksi oksidasi di salah
satu ujung tetesan air ini disebut anode. Ion Fe2+ yang terbentuk bergerak dari anode ke
katode melalui tetesan air, sedangkan elektron mengalir dari anode ke katode melalui logam.
Elektron ini selanjutnya mereduksi O2 dari udara dan menghasilkan air. Ujung tetesan yang
merupakan tempat terjadinya reaksi reduksi ini disebut katode. Sebagian O2 dari udara larut
dalam tetesan air dan mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ yang membentuk karat besi
(Fe2O3.XH2O).
F. Kesimpulan
1. Korosi adalah proses suatu logam mengalami reaksi oksidasi di udara bebas. Korosi
juga merupakan reaksi redoks antara logam dengan zat yang ada di sekitarnya dan
menghasilkan senyawa yang tidak dikehendaki. Senyawa tersebut biasanya berupa
oksida logam atau logam karbonat
2. Pengaruh lingkungan terhadap spesimen logam sangat berperngaruh. Apabila
spesimen diletakkan dalam lingkungan yang dingin maka proses laju korosi
menjadi sangat lambat dan apabila dalam keadaan panas maka juga
memperlambat korosi.
3. Faktor yang menyebabkan terjadinya korosi :
- Oksigen
- Air
- Keektrolitan larutan
- Luas Permukaan Logam
- Sel elektrokimia
4. Laju korosi memiliki dampak yang signifikan pada infrastruktur, kendaraan, dan
peralatan, sehingga pemahaman mendalam terhadap mekanisme korosi sangat penting.
Penelitian terus dilakukan untuk mencari inovasi baru yang dapat meningkatkan
ketahanan material terhadap korosi. Dengan demikian, upaya perlindungan terhadap
logam dari korosi bukan hanya merupakan tantangan teknik, tetapi juga merupakan
bagian integral dari berbagai sektor industri.
G. Daftar Pustaka