⬇️⬇️⬇️
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada saya sehingga berhasil menyelesaikan laporan ini. Laporan ini berisikan tentang ”
korosi pada paku”. Di harapkan laporan ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang ” korosi pada paku “.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
laporan ini.
Akhir kata,saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita.Amin.
PENDAHULUAN
Korosi merupakan proses degradasi, deteorisasi, pengrusakan material yang disebabkan oleh pengaruh
lingkungan sekelilingnya. Adapun prosesnya yakni merupakan reaksi redoks antara suatu logam dengan
berbagai zat di sekelilingnya tersebut. Dalam bahasa sehari-hari korosi disebut dengan perkaratan.
Kata korosi berasal dari bahasa latin “corrodere” yang artinya pengrusakan logam atau perkaratan. Jadi
jelas korosi dikenal sangat merugikan. Korosi merupakan sistem termodinamika logam dengan
lingkungannya, yang berusaha untuk mencapai kesetimbangan. Sistem ini dikatakan setimbang bila
logam telah membentuk oksida atau senyawa kimia lain yang lebih stabil.
Pencegahan korosi merupakan salah satu masalah penting dalam ilmu pengetahuan dan teknologi
modern. Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang penggunaannya sangat luas dalam
kehidupan sehari-hari. Namun kekurangan dari besi ini adalah sifatnya yang sangat mudah mengalami
korosi. Padahal besi yang telah mengalami korosi akan kehilangan nilai jual dan fungsi komersialnya. Ini
tentu saja akan merugikan sekaligus membahayakan. Berdasarkan dari asumsi tersebut, percobaan ini
difokuskan dalam upaya pencegahan terjadinya peristiwa korosi ini khususnya pada besi. Selain itu pada
percobaan ini akan diketahui faktor-faktor apa sajakah yang dapat menimbulkan korosi dan faktor-
faktor yang dapat menghambat terjadinya korosi sesuai dengan sifat-sifat kimianya.
1.3. Tujuan
3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat menghambat terjadinya korosi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Korosi
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai
zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa
sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat
logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu
zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai katode, di
mana oksigen tereduksi.
atau
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian
membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak
sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya
zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia
atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari
proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam
bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang
digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan.
Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali
menjadi senyawa besi oksida). Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui
kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau
tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektroda
lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.
Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi. Besi merupakan logam yang mudah berkarat. Karat
besi merupakan zat yang dihasilkan pada peristiwa korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat
kemerahan yang bersifat rapuh serta berpori. Rumus kimia dari karat besi adalah Fe2O3.xH2O. Bila
dibiarkan, lama kelamaan besi akan habis menjadi karat. Dampak dari peristiwa korosi bersifat sangat
merugikan. Contoh nyata adalah keroposnya jembatan, bodi mobil, ataupun berbagai konstruksi dari besi
lainnya.
Katoda: 2 H+ + 2 e- → H2
1. Logam besi yang kontak dengan udara dioksidasi menjadi ion Fe2+
2. Ion Fe2+ larut dalam air dan bergerak ke katode melalui tetesan air
5. Sebagian oksigen yang larut dalam air mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ yang membentuk karat
pada besi.
1. Uap air
Dilihat dari reaksi yang terjadi pada korosi, air merupakan salah satu faktor penting untuk
berlangsungnya proses korosi. Udara yang banyak mengandung uap air (lembab), akan mempercepat
berlangsungnya korosi.
2. Oksigen
Udara yang banyak mengandung gas oksigen akan menyebabkan terjadinya korosi. Korosi besi
terjadi apabila ada oksigen (O2) dan air (H2O). Logam besi tidaklah murni, melainkan mengandung
campuran karbon yang menyebar secara tidak merata dalam logam tersebut. Akibatnya menimbulkan
perbedaan potensial listrik antara atom logam dengan atom karbon (C). Atom logam besi (Fe) bertindak
sebagai anode dan atom C sebagai katode. Oksigen dari udara yang larut dalam air akan tereduksi,
sedangkan air sendiri berfungsi sebagai media tempat berlangsungnya reaksi redoks pada peristiwa korosi.
Semakin banyak jumlah O2 dan H2O yang mengalami kontak dengan permukaan logam, maka semakin
cepat berlangsungnya korosi pada permukaan logam tersebut.
3. Larutan Garam
Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk melangsungkan transfer muatan.
Air hujan banayak mengandung asam, dan air laut banyak mengandung garam, maka air hujan dan air laut
merupakan korosi yang utama.
4. Permukaan Logam
Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub muatan, yang akhirnya akan
berperan sebagai anode dan katode. Permukaan logam yang licin dan bersih akan menyebabkan korosi
sukar terjadi, sebab sukar terjadi kutub-kutub yang akan bertindak sebagai anode dan katode.
Zat pengotor di permukaan logam dapat menyebabkan terjadinya reaksi reduksi tambahan
sehingga lebih banyak atom logam teroksidasi.
Keberadaan elektrolit, seperti garam dalam air laut dapt mempercepat laju korosi dengan
menambah terjadinya reaksi tambahan. Sedangkan konsentrasi elektrolit yang besar dapat melakukan laju
aliran elektron sehingga korosi meningkat.
7. Temperatur
Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa korosi. Secara umum, semakin
tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi. Hal ini disebabkan dengan meningkatnya
temperatur maka meningkat pula energi kinetik pertikel sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan efektif
pada reaksi redoks semakin besar. Dengan demikian laju korosi pada logam semakin meningkat. Efek
korosi yang disebabkan oleh pengaruh temperatur dapat dilihat pada perkakas-perkakas atau mesin-mesin
yang dalam pemakaiannya menimbulkan panas akibat gesekan atau dikenai panas secara langsung (seperti
mesin kendaraan bermotor).
Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar, karena adanya reaksi
reduksi tambahan yang berlangsung pada katoda yaitu :
2H+(aq)+2e-→H2
Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode menyebabkan lebih banyak atom logam yang teroksidasi
sehingga laju korosi pada permukaan logam semakin besar.
9. Metalurgi
Permukaan logam yang lebih kasar akan menimbulkan beda potensial dan memiliki kecenderungan
untuk menjadi anode yang terkorosi. Permukaan logam yang kasar cenderung mengalami korosi.
Kemurnian logam yang rendah mengindikasikan banyaknya atom-atom unsur lain yang terdapat
pada logam tersebut sehingga memicu terjadinya efek Galvanic Coupling, yakni timbulnya perbedaan
potensial pada permukaan logam akibat perbedaan Eo antara atom-atom unsur logam yang berbeda dan
terdapat pada permukaan logam dengan kemurnian rendah. Efek ini memicu korosi pada permukaan logam
melalui peningkatan reaksi oksidasi pada daerah anode.
10. Mikroba
Adanya koloni mikroba pada permukaan logam dapat menyababkan peningkatan korosi pada
logam. Hal ini disebabkan karena mikroba tersebut mampu mendegradasi logam melauli reaksi redoks
untuk memperoleh enegi bagi keberlangsungan hidupnya. Mikroba yang mampu menyebabkan korosi,
antara lain: protozoa, bakteri besi mangan oksida, bakteri reduksi sulfat, dan bakteri oksidasi sulfur-sulfida.
BAB IV
PRAKTIKUM
2.1. Praktikum
*Jadwal Praktikum
2. 7 tabung reaksi
3. Lebel nama
4. Minyak makan 60 ml
5. Minyak pertamax 60 ml
8. Karet gelang
* Langkah kerja
1. Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan. Beri tanda masing-masing tabung reaksi dengan nama
yang berbeda, sesuai dengan air yang akan diisikan ( air aki, minyak makan, air keran yang dibuka, air
keran yang ditutup, air panas yang tertutup , dan air panas terbuka, pertamax).
3. Masukkan jenis air yang sesuai dengan nama pada lebel nama yang telah ditempelkan pada tabung
reaksi dan untuk air panas tertutup dan air keras tertutup digunakan kertas plastik beserta karet gelang
untuk menutupnya.
4. Masukkan 3 buah paku ke dalam tiap-tiap tabung reaksi yang telah diisi oleh masing-masing jenis air.
Berikut beberapa tabung reaksi nya :
5. Amati perubahan yang terjadi pada paku selama selang waktu 1 hari .
6. Catat semua perubahan yang terjadi pada paku ke dalam tabel data.
No Pengamatan hari ke
Jenis 1 2 3 4 5
1 Air aki Langsung Paku mulai Paku menjadi Paku menjadi Paku
terjadi terkikis dan air kecil akibat sangat kecil menghianh dan
reaksi,munculn berwarna putih terkikis oleh air dan warna air air berwarna
ya buih-buih gelap aki bening putih kehijauan
2 Air keran Belum Mulai ada Mulai berkarat Ada karatan Air mulai
tertutup terjadinya karatan (sedikit) bagian bawah menguning dan
reaksi paku berkarat
3 Air keran Mulai ada Mulai berkarat Ada karatan Air mulai Air menguning
terbuka karatan bagian bawah menguning dan karat jelas
paku terlihat
4 Air panas Belum Mulai ada Mulai berkarat Ada karatan Air menguning
tertutup terjadinya karatan bagian bawah dan berkarat
reaksi paku terlihat jelas
5 Air panas Belum Mulai ada Mulai berkarat Ada karatan Air menguning
terbuka terjadinya karatan (sedikit) bagian bawah dan karat
reaksi paku terlihat jelas
6 Minyak Tidak ada Tidak ada reaksi Tidak ada reaksi Tidak ada Tidak ada
makan reaksi reaksi reaksi
Minyak Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi
pertamax reaksi tapi gas reaksi tapi gas reaksi tapi gas reaksi tapi gas reaksi tapi
minyak minyak minyak minyak minyak
7 menyusut menyusut menyusut dan menyusut atau pertamax
minyak nya menghilang habis/
tinggal 1/2 lagi menyusut di
udara
Hasil Pengamatan :
1. Paku yang dimasukan ke dalam wadah berisi air aki akan mengalami korosi karena besi bereaksi
dengan air aki menghasilkan buih buih dan paku menghilang yg disebabkan oleh zat asam sulfat didalam air
akii.
2. Paku yang dimasukkan ke dalam wadah yang berisi minyak makan dan minyak pertamax tidak akan
mengalami korosi karena tidak terdapat H2O dan minyak juga merupakan pelumas bagi besi,jadi tidak akan
pernah terjadi perkataan.
3. Paku yang dimasukkan kedalam wadah yang berisi air keran yang terbuka mengalami korosi karena
adanya O2 dan H2O.
4. Paku yang dimasukkan kedalam wadah yang berisi air keran yang tertutup akan mengalami korosi karena
terdapat H2O
5. Paku yang dimasukkan kedalam wadah yang berisi air panas tertutup dan air panas terbuka mengalami
korosi karena terdapat H2O
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum tersebut saya dapat menyimpulkan bahwa paku yang tidak mengalami korosi
terjadi pada paku yang berada pada gelas plastik berisi cuka, minyak tanah, minyak goreng, hal ini bisa
terjadi karena tidak ada kontak langsung antara oksigen dan air.dan yang paling cepat terjadi nya korosi
adalah air keran terbuka kena besi bereaksi langsung dengan air dan udara.Urutan kecepatan berkaratnya
paku, dari yang terccepat dapat di simpulkan dengan :
Kemudian dari praktek tersebut di benarkan bahwa salah satu faktor korosi adanya kontak antara
udara dan air. Agar tidak terjadi korosi pada besi jangan sampai besi terkontaminasi dengan air atau larutan
yang dapat menyebabkan oksidasi sehingga besi dapat berkarat. Jika kita menghindarkan besi dari air,
maka besi tidak dapat bereaksi dengan oksigen yang dapat membuatnya berkarat. Bila besi bersentuhan
dengan oksigen dan air yang bersifat asam, yakni oksida-kosida berikut akan terjadi :
Ion Fe teroksidasi membentuk Fe2+ atau Fe3+ sedangkan ion OH akan bereaksi dengan elektrolit yang ada
di lingkungan biasanya dengan ion H+ dari reaksi air hujan dan dengan gas-gas pencemar (SOx, NOx).
Selanjutnya oleh oksigen di udara besi (II) di oksidasi dan sebagai hasil reaksi akhir terbentuk
Fe2O3.x(H2O).
Faktor - Faktor yang Dapat Mempercepat Terjadinya Korosi antara lain, yaitu:
1. Elektrolit
2. Permukaan Besi
Faktor – Faktor yang Dapat Memperlambat Terjadinya Korosi antara lain, yaitu:
3. Tambahkan bahan-bahan yang bersifat dapat meyerap uap air yang terbentuk dalam wadah, semisal
kapas atau kain yang kering. Di industri banyak digunakan silika gel sebagai bahan pengering untuk
menyerap kelembaban.
7. Dicat
2. Saran
Penulis menyarankan kepada seluruh pelajar agar lebih dalam lagi mempergunakan ilmunya untuk
memanfaatkan apa yang sudah ada dan mengembangkan lagi bagaimana agar korosi tidak hanya
merugikan bagi kehidupan, namun mungkin bisa lebih menguntungkan di kehidupan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Harnanto, Ari. 2009. KIMIA Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta. Setia Aji.
Purba, Michael. 2012. KIMIA Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta. Erlangga
http://allriseyuliaa.blogspot.co.id/2015/10/laporan-percobaan-korosi-logam-paku.html