Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

“KOROSI PADA PAKU”

Oleh:

DEWA AYU DIAH ANGGARINI (01)

I WAYAN AGUS EDI WINYANA (16)

KADEK DWI PUTRI SUNARTINI (21)

NI PUTU META SETYANINGSIH (31)

PANDE MADE EVA VIDYA PUTRI (33)

XII MIPA 6

SMA NEGERI 1 GIANYAR


Tahun Ajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat serta
karunia-Nya, kami berhasil menyelesaikan laporan ini. Laporan ini berjudul ”Korosi pada
Paku”. Laporan ini kami susun sebagai pemenuhan tugas mata pelajaran Kimia dari bapak I
Ketut Reta. Kami harapkan laporan ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang pengertian, penyebab dan cara pencegahan korosi.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata kesempurnaan, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami terima demi
kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa memberkati segala usaha kita.

Gianyar, 14 Oktober 2022

Penulis
KOROSI PADA PAKU

A. Tujuan Praktikum
 Untuk mengetahui apa penyebab korosi.
 Untuk mengetahui bagaimana pencegahan korosi.
 Untuk mengetahui bagaimana proses korosi paku pada beberapa media
 Untuk megetahui bagaimana pengaruh berbagai media terhadap korosi yang
terjadi pada paku.

B. Landasan Teori
 Korosi
Menurut Roberge, Korosi adalah peristiwa rusaknya logam karena reaksi
dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Gunaltun, korosi adalah fenomena
elektrokimia dan hanya menyerang logam, Korosi adalah teroksidasinya suatu logam.
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan yang
korosif. Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena
logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan.
Menurut teori elektrokimia , suatu logam akan mengalami korosi jika pada
bagian permukaan ada yang bertindak sebagai anode dan katode. Jika suatu logam
terkena air dan udara yang jenuh dengan uap air, logam bisa berkarat. Komposisi
utama karat besi adalah besi (III) oksida terhidrat, rumusnya Fe2O3.xH2O.
Suatu besi atau logam dapat mengalami korosi bergantung pada keadaan di
sekitarnya. Seperti disebutkan dalam paragraf sebelumnya korosi merupakan reaksi
elektrokimia. Reaksi ini melibatkan migrasi elektron-elektron yang merupakan hasil
dari reaksi reduksi dan oksidasi (reaksi redoks). Reaksi korosi terjadi jika di
permukaan logam itu ada bagian yang berperan sebagai anoda dan bagian yang
berperan sebagai katoda. Saat peristiwa korosi terjadi reaksi oksidasi di daerah anoda
dan terjadi reaksi reduksi di daerah katode.
Reaksi Anodik
Reaksi Anodik diindikasikan dengan adanya peningkatan valensi elektron.
Reaksi anodik yang terjadi pada proses korosi logam (M):
M → Mn+ + ne
dibaca : proses korosi dari logam M adalah proses oksidasi suatu logam
menjadi sebuah ion (Mn+) dengan melepaskan sebanyak n elektron.
Rekasi Katodik
Reaksi ini juga berlangsung saat proses korosi. Reaksi ini diindikasikan
melalui penurunan nilai valensi atau diserapnya elektron yang dihasilkan dari reaksi
oksidasi pada anode (rekasi anodik). Reaksi katodik terjadi pada daerah katoda. Jenis
reaksi katodik yang terjadi selam proses korosi logam antara lain :

Jenis Reaksi Contoh Reaksi


Pelepasan Gas Hidrogen 2H– + 2e → H2
Reduksi Oksigen O2 + 4H– + 4e → 2H2O
Reduksi Ion Logam Fe3+ + 3 → F2+
Pengendapan Logam 3Na+ + 3e → 3Na
Reduksi Ion Hidrogen O2 + 4H+ → 2H2O

Air dan oksigen merupakan unsur penting dalam pembentukan karat.


Pembentukannya dimulai dari reaksi oksidasi yang dialami unsur besi (Fe) menjadi
Fe2+. (oksigen mengoksidasi besi)
Fe(s) → Fe2+(aq) + 2e– (melepaskan elektron)
Selain terjadi reaksi oksidasi, juga terjadi reaksi reduksi yang dialamai oleh
unsur oksigen
O2(g) + 4H–(aq) + 4e– → 2H2O(l) atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e- → 4OH–(aq) (menerima elektron)
Kedua reaksi (oksidasi dan reduksi) akan terus berlangsung sampai dicapai
keseimbangan dinamis yaitu ketika jumlah elektron yang diterima sama dengan
jumlah elektron yang dilepaskan. Setelah ini terjadi proses oksidasi lanjutan oleh
oksigen terhadap Fe2+ menjadi Fe3+. Fe3+ ini kemudian terhidrolisis membentuk
sebuah senyawa yang kita kenal dengan nama karat menurut reaksi :
2Fe3+(aq) + (3+x)H2O → Fe2O3.xH2O + 6H+ atau
Fe2+(aq) + 2OH–(aq) → Fe(OH)2(aq)
Fe(OH)2 kemudian beraksi lagi dengan oksigen
4Fe(OH)2(aq) + O2(g) → 2Fe2O3(s) + 4H2O(l)
Sistem korosi juga merupakan sebuah sel galvani. Daerah oksidasi besi sebagai
anode, sedangkan daerah reduksi oksigen sebagai katode.
Dari penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa pada proses terjadinya
korosi besi oleh oksigen dapat terjadi bila 3 syarat terpenuhi yaitu
1. Ada katoda tempat terjadinya reaksi reduksi.
2. Ada anoda tempat terjadinya reaksi oksidasi.
3. Ada lingkungan yang bersifat elektrolit
Terjadinya korosi merupakan reaksi elektro kimia yang di dalamnya terdapat:
1. Anoda dan Katoda,
2. Berada dalam medium yang sama,
3. Hubungan listrik antara anoda dan katoda dan
4. Adanya Oksigen.
 Penyebab Korosi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkaratan ialah air (H2O) dan udara (O2).
Sedangkan faktor yang mempercepat perkaratan ialah larutan garam elektrolit (asam
atau garam) dan pH. Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri (Internal) dan dari lingkungan
(Eksternal). Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk
kristal, unsur-unsur kerumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan
sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu,
kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-
bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam,
baik dalam bentuk senyawa_an-organik_maupun_organik. Penguapan dan pelepasan
bahanbahan korosif ke udara dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan
yang terlalu asam atau basa dapat memeprcepat proses korosi peralatan elektronik
yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta persenyawaan-
persenyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam industri, bahan ini umumnya
dipakai untuk sintesa bahanbahan organik. Ammoniak (NH3) merupakan bahan kimia
yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu dan tekanan
normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah terlepas ke udara.
 Cara Pencegahan Korosi
Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur berbagai
barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat
dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel). Akan tetapi,
proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi. Korosi besi memerlukan
oksigen dan air. Kemudian, kita ketahui bahwa berbagai jenis logam dapat
melindungi besi terhadap korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi berikut ini.
1. Mengecat : Cat menghindarkan kontak_besi_dengan_udara_dan_air.
2. Melumuri dengan oli atau gemuk : diterapkan untuk berbagai perkakas
dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak besi dengan air.
3. Dibalut dengan plastic : Plastik mencegah kontak besi dengan
udara_dan_air.
4. Tin plating (pelapisan_dengan_timah) : Kaleng-kaleng kemasan
terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan
secara elektrolisis, yang disebut electroplating. Timah tergolong logam
yang tahan karat. Besi yang dilapisi timah tidak mengalami korosi
karena tidak ada kontak dengan oksigen (udara) dan air. Akan tetapi,
lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru
mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial
reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang
dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elekrokimia dengan
besi sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi.
Akan tetapi, hal itu justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng
bekas cepat hancur.
5. Galvanisasi (pelapisan dengan zink) : Pipa besi, tiang telpon, badan
mobil, dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan
timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya
tidak utuh. Hal itu terjadi karena suatu mekanisme yang disebut
dengan perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih
positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan
membentuk sel elekrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan
demikian, besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi.
6. Cromium plating (pelapisan dengan kromium) : Besi atau baja juga
dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang
mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Cromium plating juga
dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat
memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.
7. Sacrificial protection (pengorbanan anode) : Magnesium adalah logam
yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika
logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan
berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa
baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik,
batang magnesium harus diganti.

C. Waktu dan Tempat Praktikum


Waktu pelaksanaan praktikum dimulai tanggal 6 Oktober s/d 13 Oktober 2022.
Tempat praktikum dan pengamatan di rumah.

D. Alat dan Bahan


 Gelas Aqua  Karet Gelang
 Asam cuka  Garam
 Paku Besi  Minyak tanah/Oli
 Air  Plastik tidak berwarna

E. Langkah Kerja
1. Menyiapkan 10 buah gelas plastik.
2. Larutkan garan kedalam air sehingga menjadi larutan garam.

3. Mengisi gelas dengan air, cuka, larutan garam dan minyak tanah dengan ketentuan
sebagai berikut.
I : Air hingga setengah gelas
II : Minyak tanah/Oli hingga setengah gelas
III : Asam cuka hingga setengah gelas
IV : Larutan garam hingga setengah gelas
4. Masukkan sebatang paku ke dalam masing-masing gelas seperti petunjuk berikut.
Gelas Kondisi

I Paku diletakkan dalam gelas yang berisi air Dibiarkan terbuka


II Paku diletakkan dalam gelas yang berisi larutan garam
III Paku diletakkan dalam gelas yang berisi air cuka
IV Paku diletakkan dalam gelas yang berisi Oli

V Paku diletakkan dalam gelas kosong Ditutup dengan plastik


dan karet gelang

5. Amati perubahan yang terjadi selama 7 hari.


6. Catatlah hasil pengamatan dan diskusikanlah hasil pengamatan yang diperoleh dan
berikan penjelasan pada perubahan yang terjadi pada besi.
7. Berdasarkan riset yang telah dilakukan, berikanlah kesimpulan mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi korosi dan pencegahannya.

F. Penyajian Data
Identitas Perubahan yang Terjadi Hasil
Gelas
Hari ke-1 : Normal/belum berkarat Terjadi Korosi
Hari ke-2 : Mulai berkarat sebagian
Hari ke-3 : Paku Berkarat
I Hari ke-4 : Paku berkarat dan air keruh
(+ Air) Hari ke-5 : Paku berkarat dan air keruh
Hari ke-6 : Paku berkarat dan air keruh
Hari ke-7 : Paku berkarat dan air keruh

II Hari ke-1 : Normal/belum berkarat Terjadi Korosi


(+Larutan Hari ke-2 : Mulai berkarat
Hari ke-3 : Paku berkarat dan air keruh
Hari ke-4 : Paku berkarat dan air keruh
Hari ke-5 : Paku berkarat dan air keruh
kuning
Garam)
Hari ke-6 : Sedikit mengendap dan air
keruh kuning
Hari ke-7 : Sedikit mengendap dan air
keruh kuning
Hari ke-1 : Normal/belum berkarat Terjadi Korosi
Hari ke-2 : Paku dan air mulai berubah
warna serta ada sedikit gelembung
Hari ke-3 : Paku mulai menghitam dan air
menjadi keruh serta ada banyak
gelembung
III Hari ke-4 : paku menjadi hitam dan air
(+ Air Cuka) menjadi keruh
Hari ke-5 : Paku menjadi hitam dan air
berwarna gelap
Hari ke-6 : Paku menjadi hitam dan air
menjadi berwarna gelap
Hari ke-7 : Paku berwarna hitam dan air
menjadi berwarna hitam
Hari ke-1 : Normal/belum berkarat Tidak Berkarat
Hari ke-2 : Normal/belum berkarat
Hari ke-3 : Normal/belum berkarat
IV
Hari ke-4 : Normal/belum berkarat
(+ Oli)
Hari ke-5 : Normal/belum berkarat
Hari ke-6 : Normal/belum berkarat
Hari ke-7 : Normal/belum berkarat
Hari ke-1 : Normal/belum berkarat Tidak Berkarat
Hari ke-2 : Normal/belum berkarat
Hari ke-3 : Normal/belum berkarat
V
Hari ke-4 : Normal/belum berkarat
(Kosong
Hari ke-5 : Normal/belum berkarat
tertutup)
Hari ke-6 : Normal/belum berkarat
Hari ke-7 : Normal/ belum berkarat
G. Pembahasan
Hasil percobaan korosi pada 5 paku yang telah kami lakukan dalam waktu 7 hari
dengan perlakuan yang berbeda. Percobaan ini mengamati proses terjadinya korosi
seperti pada tabel diatas, setiap percobaan dari hari pertama hingga hari keempat
menunjukkan banyak perbedaan.
Pada hari pertama percobaan belum terjadi reaksi kimia pada 5 paku. Pada hari
kedua dan selanjutnya sudah mulai terjadi reaksi kimia pada paku yang ditambah
larutan elektrolit (asam atau garam), air (H2O) seperti gelembung, perubahan warna
dan terbentuk endapan. Sesuai teori elektrokimia , suatu logam akan mengalami
korosi jika pada bagian permukaan ada yang bertindak sebagai anode dan katode. Jika
suatu logam terkena air dan udara yang jenuh dengan uap air, logam bisa berkarat.
Berikut adalah hasil dari percobaan :
 Paku dalam wadah tertutup
Paku dalam wadah tertutup tidak mengalami reaksi kimia. Karena tidak
adanya kontak langsung dengan air dan oksigen, serta plastic merupakan
pencegahanagar tidak terjadi korosi.
 Paku ditambah air
Paku ditambah air mengalami reaksi kimia seperti perkaratan berubah warna
oren dan airnya habis. terjadi perkaratan karena air mengandung H2O dan O2.
Air dan udara adalah faktor paling kuar yang mempengaruhi perkaratan.
Perkaratan pada logam merupakan proses yang mengandung reaksi redoks.
Oksigen yang larut dalam air akan tereduksi, sedangkan air sendiri adalah
media tempat terjadi reaksi redoks pada peristiwa perkaratan.
 Paku ditambah air cuka
Paku ditambah air cuka mengalami korosi secara keseluruhan dengan keadaan
paling cepat terjadinya korosi di bandingkan dengan keadaan lain tetapi paku
berwarna hitam. Hal ini di karenakan asam lebih cepat menyebabkan korosi.
 Paku ditambah Minyak tanah/oli,
Paku tidak mengalami perkaratan karena minyak tanah/oli tidak mengandung
oksigen dan tidak dapat berikatan dengan oksigen di udara, sehingga tidak ada
hal yang memicu terjadinya perkaratan.
 Paku ditambah air garam
Paku megalami korosi yang disertai perubahan warna air menjadi kuning
pekat. Hal ini karena garam merupakan zat yang dapat mempercepat korosi
logam. Sebagai contoh, hujan asam dapat memicu proses korosi pada beberapa
peralatan yang terbuat dari logam, begitu juga dengan air laut yang
mengandung garam dapat memicu terjadinya korosi pada badan kapal yang
terbuat dari logam.

H. Simpulan
Dari hasil pratikum tersebut saya dapat menyimpulkan bahwa dibenarkan
dimana salah satu faktor korosi ialah adanya kontak antara udara dan air. Kecepatan
dan jumlah korosi didukung oleh berbagai faktor eksternal maupun internal. Agar
tidak terjadi korosi pada logam besi, maka dapat dicegah dengan melapisinya dengan
bahan anti korosi sehingga besi terhindar dari kontaminasi air dan udara ataupun
larutan yang bisa menyebabkan oksidasi sehingga besi berkarat.

Anda mungkin juga menyukai