Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KOROSI

Disusun oleh :
1. REGISKA FALENSYA
2. MITA JALISMA

KELAS XII MIPA 2

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 7 KERINCI
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
DAFTAR ISI

KOROSI
1. Pengertian Korosi.................................................................................... 1
2. Penyebab Terjadinya Korosi................................................................... 2
3. Proses Terjadinya Korosi........................................................................ 3
4. Cara Pencegahan Korosi......................................................................... 4
PENUTUP
1. Kesimpulan.............................................................................................. 7
2. Saran........................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 8
KOROSI

1. Pengertian Korosi
Korosi adalah kerusakan atau kehancuran material akibat adanya reaksi
kimia di sekitar lingkungannya. Secara umum, korosi dibedakan menjadi
korosi basah dan korosi kering. Korosi disebabkan adanya faktor kimia
fisika, metalurgi, elektrokimia dan termodinamika. Korosi dapat digolongkan
menjadi delapan, yaitu korosi umum, korosi galvanik, korosi celah, korosi
sumur, korosi batas butir, korosi selektif, korosi erosi, dan korosi
tegangan. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi
yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen
(udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau
karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang
berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu
dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu
yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi (II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi
membentuk ion besi (III) yang kemudian membentuk senyawa oksida
terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang
bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode,
bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan
rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena
logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada
definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari
proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral
logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau Besi(II)
sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan
untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut
akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali
menjadi senyawa besi oksida).
Deret Volta dan Hukum Persamaan Nernst akan membantu untuk dapat
mengetahui kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat
tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida,
karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektrode
lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.

2. Penyebab Terjadinya Korosi


Berdasarkan nilai potensial reaksinya, besi merupakan logam yang
mudah mengalami korosi. Logam-logam lain yang mempunyai nilai potensial
elektrode lebih besar dari 0,4 V akan sulit mengalami korosi, sebab dengan
potensial tersebut akan menghasilkan Eoreaksi < 0 (negatif) ketika kontak
dengan oksigen di udara. Logam-logam perak, platina, dan emas mempunyai
potensial elektrode lebih besar dari 0,4 V sehingga sulit mengalami korosi.
Faktor penyebab korosi / yang mempercepat korosi
a. Air dan kelembaban udara
Dilihat dari reaksi yang terjadi pada proses korosi, air merupakan
salah satu faktor penting untuk berlangsungnya korosi. Udara lembab
yang banyak mengandung uap air akan mempercepat berlangsungnya
proses korosi.
b. Elektrolit
Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk
terjadinya transfer muatan. Hal ini mengakibatkan elektron lebih mudah
untuk diikat oleh oksigen di udara. Air hujan banyak mengandung asam,
sedangkan air laut banyak mengandung garam. Oleh karena itu air hujan
dan air laut merupakan penyebab korosi yang utama.
c. Permukaan logam yang tidak rata
Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-
kutub muatan, yang akhirnya akan berperan sebagai anode dan katode.
Permukaan logam yang licin dan bersih akan menyebabkan korosi sulit
terjadi, sebab kutub-kutub yang akan bertindak sebagai anode dan katode
sulit terbentuk.
d. Terbentuknya sel elektrokimia
Jika dua logam yang berbeda potensial bersinggungan pada
lingkungan berair atau lembab, dapat terbentuk sel elektrokimia secara
langsung. Logam yang potensialnya lebih rendah akan segera melepaskan
elektron ketika bersentuhan dengan logam yang potensialnya lebih tinggi,
serta akan mengalami oksidasi oleh oksigen dari udara. Hal tersebut
mengakibatkan korosi lebih cepat terjadi pada logam yang potensialnya
rendah, sedangkan logam yang potensialnya tinggi justru lebih awet.
Sebagai contoh, paku keling yang terbuat dari tembaga untuk
menyambung besi akan menyebabkan besi di sekitar paku keling tersebut
berkarat lebih cepat.

3. Proses Terjadinya Korosi


Proses timbulnya karat semakin cepat terjadi jika logam tersebut
ditempatkan pada lingkungan yang memiliki kelembapan udara tinggi atau
sering terkena air hujan. 
Pengkaratan terjadi apabila ada kontak langsung antara logam dengan
oksigen dan air. Besi merupakan logam yang paling mudah mengalami reaksi
oksidasi dan air. Berikut merupakan reaski logam besi dalam udara lembap:

Apabila korosi terjadi pada suasana basa, maka reaksi yang terjadi pada
katode adalah:
Pada suasana asam ion H+ dapat diperoleh dari reaksi antara karbon
dioksida dengan air membentuk H2CO2- Ion Fe2+ yang terbentuk pada anode
teroksidasi lebih lanjut oleh oksigen membentuk besi (III) oksida, dengan
reaksi:

Fe2+ yang dihasilkan berangsur-angsur akan dioksidasi membentuk Fe3+.


Sedangkan pada ion OH– akan bergabung dengan elektrolit yang ada di alam
atau dengan ion H+ dari  terlarutnya oksida asam (SO2, NO2) yang dihasilkan
dari curahan air hujan.
Bedasarkan hasil reaksi di atas akan dihasilkan karat dengan rumus
senyawa Fe2O3 xH2O. Karat ini biasa dikenal dengan  sifat katalis untuk
proses perkaratan berikutnya yang disebut autokatalis.
Proses elektrokimia dalam pembentukan karat pada logam besi dapat di
jelaskan sebagai berikut:
a. Logam besi mengalami kontak dengan udara dan mengalami oksidasi
menjadi Fe2+ dan larut dalam air pada lapisan besi. Daerah tempat oksidasi
logam Fe disebut daerah anode.
b. Ion Fe2+ bergerak menuju katode dalam tetesan air dan elektron yang
dibebaskan oleh logam besi yang teroksidasi bergerak menuju katode
melalui logam.
c. Oksigen dalam udara mengalami reaski reduksi dengan menangkap
elektron yang dibebaskan oleh logam besi membentuk H2O. Daerah tempat
terjadinya reaksi reduksi oksigen disebut daerah katode.
d. Sebagian oksigen larut dalam air dan mengoksidasi Fe2+ menjadi
Fe3+ membentuk hidrat besi (III) ksida, Fe2O2.xH2O (karat).

4. Cara Pencegahan Korosi


Korosi loham tidak dapat dicegah, tetapi dapat dikendalikan seminimal
mungkin. Ada tiga metode umum untuk mengendalikan korosi, yaitu
pelapisan(Coating), Proteksi katodik, dan penambahan zat inhibator korosi
a. Metode Pelapisan( Coating)
Metode pelapisan adalah suatu upaya mengendalikan korosi dengan
menerapkan suatu lapisan pada permukaan logam besi.
1) Pecegahan, untuk melindungi besi kontak dengan air dan udara,
cat yang mengandung timbal dan seng akan lebih melindungi besi
terhadap korosi. Dan pencegahan harus sempurna karena jika
terdapat bagian yang tidak tertutup oleh cat maka besi di bawah cat
akan terkorosi. Padar bangunan dan jembatan biasanya dilindungi
dari korosi dengan pengecatan
2) Dibalut Plastik, plastik mencegah besi kontak dengan air dan
udara. Peralatan rumah tangga biasanya dibalut plastik untuk
menghindari korosi.
3) Pelapisan Dengan Krom( Cromium Plating), krom memberi
lapisan pelindung sehingga besi dikrom akan menjadi mengkilap.
Cromium plating dilakukan dengan proses elektrolisis . krom dapat
memberikan perlindungan meskipun lapisan krom tersebut ada
yang rusak. Cara ini umumnya dilakukan pada kendaraan bermotor,
misalnya bumper mobil
4) Pelapisan Dengan Timah( Tin Plating), timah termasuk loham
yang tahan karat. Kaleng kemasan dari besi umumnya dilapisi
dengan timah. Proses pelapisan dilakukan secara elektrolisis atau
elektroplating. Lapisan timah akan melindungi besi selama lapisan
itu masih utuh. Apabila terdapat goresan, maka timah justru
mempercepat proses korosi karena potensial elektrode besi lebih
positif dari timah.
5) Pelapisan Dengan Seng ( Galvanisasi) seng dapat melindungi
besi meskipun lapisannya ada yang rusak . hal ini karena potensial
elektrode besi lebih negative daripada seng maka besi yang kontak
dengan seng akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai
katode. Seingga seng akan mengalami oksidasi sedangkan besi
akan terlindungi
b. Proteksi Katodik
Proteksi katodik adalah metode yang sering diterapkan untuk
mengendalikan korosi besi yang dipendam dalam tanah, seperti pipa
ledeng, pipa pertamina dan tanki penyimpan BBM. Logam reaktif seperti
magnesium dihubungkan dengan pipa besi. Oleh karena logam Mg
merupakan reduktor yang lebih reaktif dari besi, Mg akan teroksidasi
terlebih dahulu jika semua logam Mg sudah menjadi oksidasi maka besi
akan terkorosi.
c. Penambahan Inhibitor
Inhibitor adalah zat kimia yang ditambahkan kedalam suatu
lingkungan korosif dengan kadar sangat kecil( ukuran ppm) guna
mengendalikan korosi, inhibitor korosi dapat dikelompokan berdasarkan
mekanisme pengendaiannya yaitu :
1) Inhibator Anodic, inhibator anodicadalah senyawa kimia yang
menendalikan korosi dengan cara menghambat transfer ion-ion
logam ke dalam air. Contoh inhibator anodik yang banyak
digunakan adalah senyawa kromat dan senyawa molibdat
2) Inhibator Katodik, inhibator katodik adalah senyawa kimia yang
mengendalikan korosi dengan cara menghambat salah satu tahap
pada proses katodik, misalnya pengenkapan gas oksigen atau
pengikatan ion-ion hidrogen, contoh inhibator katodik adalah
hidrazin, tannin, dan garam sulfit.
3) Inhibator Campuran , inhibator campuran mengendalikan korosi
dengan cara menghambat proses dikatodik dan anodik secara
bersamaan, pada umumnya inhibator komersial berfungsi ganda
yaitu sebagai inhibator katodik dan anodik. Contoh inhibator jenis
ini adalah senyawa silikat, molibdat dan fosfat
4) Inhibator Teradsorpsi , Inhibator teradsorpsi umumnya senyawa
organik yang dapat mengisolasi permukaan logam dari lingkungan
korosif dengan cara teradsorpsi pada permukaan logam.contoh
jenis inhibator ini adalah merkaptobenzotiazol dan 1,2,5,7-
tetraaza-adamantane
PENUTUP

1. Kesimpulan
Bila besi bersentuhan dengan oksigen dan air yang bersifat asam, yakni
oksida-kosida berikut akanterjadi :
Fe + ½ O2 + 2H+ → Fe2+ + H2O
Ion Fe teroksidasi membentuk Fe2+ atau Fe3+ sedangkan ion OH akan
bereaksi dengan elektrolityang ada di lingkungan biasanya dengan ion H+ dari
reaksi air hujan dan dengan gas-gas pencemar (SOx, NOx). Selanjutnya oleh
oksigen di udara besi (II) di oksidasi dan sebagai hasil reaksi akhir terbentuk
Fe2O3.x(H2O)

2. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi
bagi setiap pembaca dan dapatdijadikan sebagai referensi untuk lebih kreatif
dalam penyusunan makalah selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Korosi

https://jurnalpost.com/proses-terjadinya-korosi/13437/

https://www.ruangguru.com/blog/pengertian-korosi-dan-faktor-penyebabnya

https://www.siswapedia.com/proses-korosi-pada-logam-dan-cara-pencegahannya/

Anda mungkin juga menyukai