PENDAHULUAN
1. Kata Pengantar
Dengan memanjatkan puji syukur atas rahmat dan karunia yang Allah SWT berikan
kepada kami, karena atas kesempatan yang Dia berikan, kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya.
Apabila ada kekurangan-kekurangan hal itu disebabkan oleh keterbatasan kami sebagai
manusia dan proses kami masih dalam tahap belajar.
2. Latar Belakang
Korosi, atau lebih kita kenal dengan karat. Ini merupakan fenomena yang biasa terjadi
di sekitar kita. Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi. Besi merupakan logam yang
mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang dihasilkan pada peristiwa korosi, yaitu berupa
zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh serta berpori. Rumus kimia dari
karat besi adalah Fe2O3.xH2O. Bila dibiarkan, lama kelamaan besi akan habis menjadi karat.
Dampak dari peristiwa korosi bersifat sangat merugikan. Contoh nyata adalah
keroposnya jembatan, bodi mobil, ataupun berbagai konstruksi dari besi lainnya.Siapa di
antara kita tidak kecewa bila bodi mobil kesayangannya tahu-tahu sudah keropos karena
korosi.
Maka dari itu, kami membuat makalah ini agar supaya kita lebih memahami apa itu
korosi, apa penyebabnya, dan bagaimana penanggulangannya.
II. PEMBAHASAN
1. Pengertian Korosi
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu
logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang
tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi
yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)
mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus
kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi
itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang
bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
atau
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion
besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi.
Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana
yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor,
atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam
bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang
mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih
mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk
senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan
besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja
tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi
senyawa besi oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui
kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor,
seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda
potensial terhadap elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari
oksida.
Ion besi (II)yang terbentuk pada anoda selanjutnya teroksidasi menjadi ion besi (III)
yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi (karat besi), Fe2O3.xH2O.
Dari reaksi terlihat bahwa korosi melibatkan adanya gas oksigen dan air. Karena itu, besi
yang disimpan dalam udara yang kering akan lebih awet bila dibandingkan ditempat yang
lembab. Korosi pada besi ternyata dipercepat oleh beberapa faktor, seperti tingkat keasaman,
kontak dengan elektrolit, kontak dengan pengotor, kontak dengan logam lain yang kurang
aktif (logam nikel, timah, tembaga), serta keadaan logam besi itu sendiri (kerapatan atau
kasar halusnya permukaan).
2. Macam-macam Korosi
A. KorosiAtmosfer
Korosi ini terjadi akibat proses elektrokimia antara dua bagian benda padat khusunya
metal besi yang berbeda potensial dan langsung berhubungan dengan udara terbuka.
Mekanisme terjadinya karat :
- Elektron mengalir dari daerah anodic ke katodik Fe
Fe+++ 2e- (Reaksi Oksidasi)
-Air banyak terdapat ion hidroksil bermuatan negatif H2O
(OH)-+ H +atau 4e-+ O 2+ 2H2O 4(OH)-2H++ 2e-H2(Reaksi Reduksi)
- Dalam air terjadi reaksiion besi dengan ion hidroksil
Fe+++ 2(OH)-Fe(OH)2(Fero Hidroksida)-4Fe + 6H2O +3O2
4Fe(OH)3
2Fe(OH)3
Fe2O3+ 3H2O(I) Feri Oksida
-2Fe(OH)2+ Fe++2H2O
Fe3O4+ 6H+(II) Magnetik
- Fe(OH)2+ (OH)-
FeO(OH) + H2O (III) Karat
Faktor-faktor yang menentukan tingkat karat atmosfer, yaitu :
Jumlah zat pencemar di udara (debu, gas), butir-butir arang, oksida metal,
H2SO4, NaCl, (NH4)2SO4.
Suhu
Kelembaban kritis
Arah dan kecepatan angin
Radiasi matahari
Jumlah curah hujan
B. Korosi Galvanis
Korosi ini terjadi karena proses elektro kimiawi dua macam metal yangberbeda
potensial dihubungkan langsung di dalam elektrolit sama. Dimanaelectron mengalir dari
metal kurang mulia (Anodik) menuju metal yang lebihmulia (Katodik), akibatnya metal yang
kurang mulia berubah menjadi ion-ion positif karena kehilangan electron. Ion-ion positif
metal bereaksi dengan ion negatifyang berada di dalam elektrolit menjadi garam metal.
Karena peristiwa tersebut, permukaan anoda kehilangan metal sehingga terbentuklah sumur-
sumur karat (Surface Attack) atau serangan karat permukaan.
C. Korosi Regangan
Korosi ini terjadi karena pemberian tarikan atau kompresi yang melebihibatas
ketentuannya. Kegagalan ini sering disebutRetak Karat Regangan (RKR)atau stress corrosion
cracking. Sifat retak jenis ini sangat spontan (tiba-tiba terjadinya/spontaneous), regangan
biasanya bersifat internal yang disebabkan oleh perlakuan yang diterapkan seperti bentukan
dingin atau merupakan sisa hasil pengerjaan (residual) seperti pengelingan, pengepresan dan
lain-lain.
Untuk material kuningan jenis RKR disebutSeason Cracking, dan pada
materialLow Carbon Steeldisebut Caustic Embrittlement(kerapuhan basa), karat ini terjadi
sangat cepat, dalam ukuran menit, yakni jika semua persyaratanuntuk terjadinya karat
regangan ini telah terpenuhi pada suatu momen tertentuyakni adanyaregangan internal dan
terciptanya kondisi korosif yang berhubungan dengan konsentrasi zat karat (Corrodent) dan
suhu lingkungan. Zat penyebab karat dan kondisi lingkungan penyebab RKR pada berbagai
system paduan
Bagian kepala dan bagian runcing paku dibentuk secara paksa dengan system
Cold Forming(pembentukan dingin). Di dalampengerjaan Cold formingselalu dihasilkan
regangan sisa, akibatnya bagian tersebut akan menjadi anodic terhadap bagian paku lainnya
apabila dihubungkan melaluielektrolit.
D. Korosi Celah
Korosi celah (Crecive Corrosion) ialah sel korosi yang diakibatkan oleh
perbedaan konsentrasi zat asam. Karat ini terjadi, karena celah sempit terisi
dengan lektrolit (air yang pHnya rendah) maka terjadilah suatu sel korosi dengan
katodanya permukaan sebelah luar celah yang basah dengan air yang lebih
banyak mengandung zat asam daripada bagian sebelah dalam celah yang sedikit
mengandung zat asam sehingga akibatnya bersifatanodic.
Proses pengkaratan ini berlangsung cukup lama karena cairan elektrolitdi dalam celah
cenderung lama mengeringnya walaupun bagian luarpermukaan/celah telah lama kering.
Celah ini sangat banyak pada konstruksikaroseri kendaraan karenafabrikasinya menggunakan
pengelasan electric resistance(tahanan listrik) system spot pada pelat tipis yang disusun
secara bertumpu (overlap). Overlap inilah yang menimbulkan celah-celah.
Contoh, sebuah logam stainless steel di masukkan ke dalam air lautdalam waktu yang
cukup lama sehingga pada permukaan logam yang semularata dan bersih tidak ada karat akan
menjadi bergelombang pada permukaannyadan berkarat, hal itu mencerminkan bahwa terjadi
perbedaan konsentrasi zat asam antara logam dan air laut.
G.Korosi Erosi
H. Korosi Bakteri
Korosi ini hanya disebabkan oleh suatu bakteri anaerobic yang hanya
bertahan dalam kondisi tanpa ada zat asam. Bakteri ini mengubah garam sulfat
menjadi asam yang reaktif dan menyebabkan karat.
3. Penyebab-penyebab Korosi
Korosi terjadi karena bertemunya 4 elemen yaitu : Anoda, Katoda, Elektrolit dan
Konduktor. Masing-masing elemen tersebut memiliki peran tersendiri. Misalnya :
Anoda sebagai logam yang lebih reaktif akan mendonorkan elektronnya menuju
katoda ( donor elektron ini terjadi karena adanya perbedaan potensial antara
anoda dan katoda ). Elektron yang lepas dari anoda ini akan berjalan menuju katoda
melalui konduktor yang menghubungkan antara anoda dengan katoda. Selanjutnya
katoda menerima elektron dari anoda untuk selanjutnya bereaksi secara kimia dengan
elektrolit. Reaksi kimia ini berlangsung dan hasil akhirnya adalah sesuatu yang kita kenal
sebagai KARAT.
Jadi korosi akan terjadi jika keempat hal tersebut bertemu. Oleh karena itu, salah satu
cara penanggulangan korosi adalah dengan memutus salah satu elemen penyebab korosi
tersebut. Misalnya pipa dicoating. Tujuannya adalah agar pipa tidak terhubung dengan
elektrolit ( misal air di tanah ).
Contoh, plate steel (material dengan unsur kimia Fe) dibiarkan di
area terbuka kemudian terkena air hujan, dan dalam waktu yang lama muncul
karat. Analisanya : di dalam plate steel itu sendiri sudah terdapat anode, katoda dan
metallic pathway, dan se waktu elektrolit (air hujan) berkontak dengan plate
steel ini maka terjadi reaksi, pada :
Anoda, Fe ---> Fe+2 + 2e,Â
electron ini mengalir ke katoda melalui metallic pathway yang menyebabkan
pada daerah katoda elektrolit terdissosiasi menjadi : H2O ---> 2H+Â + OH-Â
Kemudian Ion Hidrogen yang bermuatan positif (hasil dari dissosiasi tersebut)
ber ikatan dengan electron yang berasal  anoda tadi membentuk atom hidrogen,
reaksi nya: 2H+ + 2e-Â ---> H2 , kemudian 2 atom hydrogen (H2 --> H + H)Â ber
ikatan membentuk molekul hidrogen), sehingga pada daerah katode muncul gas
hydrogen.
Kemudian ion hidroksil yang bermuatan negatif melalui elektrolit menuju ke anoda
dan ber ikatan dengan ion Fe+2 membentuk senyawa Fe(OH)2  dan inilah yang
disebut dengan karat. Sehingga dapat disimpulkan karat hanya terjadi pada daerah anoda.
4. Pencegahan Korosi
Pencegahan korosi didasarkan pada dua prinsip berikut :
Penggunaan logam lain yang kurang aktif (timah dan tembaga) sebagai pelapis pada
kaleng bertujuan agar kaleng cepat hancur di tanah. Timah atau tembaga bersifat
mampercepat proses korosi.
Besi yang dilapisi atau dihubugkan dengan logam lain yang lebih aktif akan
membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katoda. Di sini, besi berfungsi hanya
sebagai tempat terjadinya reduksi oksigen. Logam lain berperan sebagai anoda, dan
mengalami reaksi oksidasi. Dalam hal ini besi, sebagai katoda, terlindungi oleh logam lain
(sebagai anoda, dikorbankan). Besi akan aman terlindungi selama logam pelindungnya
masih ada / belum habis.
Untuk perlindungan katoda pada sistem jaringan pipa bawah tanah lazim digunakan
logam magnesium, Mg. Logam ini secara berkala harus dikontrol dan diganti.
Misalnya besi dicampur dengan logam Ni dan Cr menjadi baja stainless (72% Fe,
19%Cr, 9%Ni). Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur berbagai
barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah
dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel). Akan tetapi, proses ini
terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
Puntung Rokok yang anda buang setiap hari ternyata bisa digunakan untuk mencegah
korosi besi atau pipa besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Kemudian, kita ketahui bahwa berbagai
jenis logam dapat melindungi besi terhadap korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi yang
akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut:
1. Mengecat.
Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak besi dengan
udara dan air.
Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah
kontak besi dengan air.
Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan
plastik. Plastik mencegah kontak besi dengan udara dan air.
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan
dilakukan secara elektrolisis, yang disebut electroplating. Timah tergolong logam yang tahan
karat. Besi yang dilapisi timah tidak mengalami korosi karena tidak ada kontak dengan
oksigen (udara) dan air. Akan tetapi, lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka
timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi
besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan
membentuk suatu sel elekrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan demikian, timah
mendorong korosi besi. Akan tetapi, hal itu justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng
bekas cepat hancur.
5. Galvanisasi (pelapisan dengan zink).
Pipa besi, tiang telpon, badan mobil, dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink.
Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak
utuh. Hal itu terjadi karena suatu mekanisme yang disebut dengan perlindungan katode. Oleh
karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink
akan membentuk sel elekrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian, besi
terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi.
Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung
yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan
elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan
kromium itu ada yang rusak.
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat)
daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan
berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam
tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.
Kerugian yang cukup besar akibat proses pengaratan mengharuskan adanya upaya-
upaya pencegahan terjadinya karat. Prinsip pencegahan nya dengan cara melindungi besi dan
penyebab terjadinya karat. dilihat dari faktor-faktor yang memengaruhi proses pengaratan
besi, banyak cara pencegahan yang dapat dilakukan, seperti modifikasi lingkungan,
modifikasi besi, proteksi katodik, dan pelapisan.
Oksigen (O2) dan kelembaban udara merupakan faktor penting dalam proses
pengaratan, mengurangi kadar oksigen atau menurunkan kelembaban udara dapat
memperlambat proses pengantaraan. Sebagai contoh, kelembaban di dalam gudang dapat
dikurangi dengan mendinginkan gudang menggunakan pengondisi udara (Air
Conditioner / AC).
Ketika besi membentuk aloi (logam campuran) dengan unsur-unsur tertentu, besi akan
lebih tahan terhadap pengaratan. Baja (aloi dari besi) mengandung sebelas persen hingga
dua belas persen kromium dan sedikit mengandung karbon, disebut stainless steel. Baja
ini ini tahan karat dan sering digunakan dalam industri, untuk bahan kimia, dan di rumh
tangga.
Jika logam besi dihubungkan dengan seng, besi tersebut akan sukar mengalami
korosi. Hal ini disebabkan seng lebih mudah teroksidasi dibandingkan dengan
besi. Potensi reduksi besi adalah E°Zn2+|Zn = -0.76V, lebih negatif dari pada potensi reduksi
besi, yaitu sebesar E°Fe2+|Fe = -0.44V. Seng akan beraksi dengan oksigen dan air dalam
lingkungan yang mengandung karbon dioksida. Seng karbonat yang terbentuk berfungsi
melindungi seng itu sendiri dari korosi. Cara perlindungan logam seperti ini disebut cara
proteksi katodik (Katode Pelindung). Selain seng (Zn), logam magnesium (Mg) yang
termasuk alkali tanah, banyak digunakan untuk keperluan ini.
Cara pelapisan.
Jika logam besi dilapisi tembaga atau timah, besi akan terlindung dari korosi. Sebab
logam Cu (E°Cu2+|Cu = +0.34V) dan Sn( E°Sn2+|Sn =-0.14V) memiliki potensi reduksi yang
lebih positif dari pada besi (E°Fe2+|Fe = -0.44V). Namun, bila lapisan ini bocor, sehingga
lapisan tembaga atau timah terbuka, besi akan mengalami korosi yang lebih cepat. Selain
dengan tembaga dan timah, besi juga dapat dilapisi dengan logam lain yang sulit
teroksidasi.
Logam yang dapat digunakan adalah yang memiliki potensial reduksi lebih positif
dibandingkan besi, seperti perak, emas,nikel, timah, tembaga, dan platina. Selain senyawa
logam, pelapisan dapat pula menggunakan senyawa nonlogam. Proses pelapisan logam
besi ini dapat dengan cara membersihkan besi terlebih dahulu, kemudian melapis dengan
suatu zat yang sukar ditembus oleh oksigen, misalnya cat, gelas, plastik,
atau vaselin (gemuk). Perlu diperhatikan, seluruh permukaan besi harus terlapis sempurna
untuk menghindarkan kontak dengan oksigen. Proses pelapisan yang tidak sempurna
dapat lebih berbahaya dibandingkan besi tanpa pelapis. Pengaratan dapat terjadi pada
bagian yang tertutup sehingga tidak terdeteksi.
III. KESIMPULAN
Pada dasarnya peristiwa korosi adalah reaksi elektrokimia. Secara alami pada
permukaan logam dilapisi oleh suatu lapisan film oksida (FeO.OH). Pasivitas dari
lapisan film ini akan rusak karena adanya pengaruh dari lingkungan, misalnya
adanya penurunan pH atau alkalinitas dari lingkungan ataupun serangan dari ion-
ion klorida. Pada proses korosi terjadi reaksi antara ion-ion dan juga antar elektron.
Anode adalah bagian dari permukaan logam dimana metal akan larut.
Maka dari itu, dari semua penjabaran diatas, perlu adanya pelapisan logam untuk
menghindari korosi atau karat.
IV. PENUTUP
Alhamdulillah, telah selesai makalah korosi ini kami buat. Semoga dengan adanya
makalah ini bisa menjadi bahan belajar untuk kita semua. Mungkin masih banyak
kekurangan dalam isi ataupun materi yang kami berikan. Sekali lagi, kami juga masih
dalam tahap belajar.