Anda di halaman 1dari 2

C.

Korosi
Korosi adalah suatu reaksi redoks antara  logam dengan berbagai zat yang ada di
lingkungannya sehingga menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam
kehidupan sehari-hari korosi kita kenal dengan sebutan perkaratan.
Salah satu bentuk korosi yang terjadi pada logam adalah  korosi merata. Korosi
merata adalah jenis korosi dimana pada korosi tipe ini laju korosi yang terjadi pada
seluruh permukaan logam atau paduan yang terpapar atau terbuka ke lingkungan
berlangsung dengan laju  yang hampir sama. Hampir seluruh permukaan logam
menampakkan terjadinya proses korosi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)
mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus
kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi
itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak
sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
Atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III)
yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian
mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai
katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan
logam itu.
Korosi besi relatif cepat terjadi dan berlangsung terus-menerus, sebab lapisan
senyawa besi (III) oksida yang bersifat porous sehingga mudah ditembus oleh udara
maupun air. Tetapi meskipun aluminium mempunyai potensial reduksi jauh lebih negative
ketimbang besi, namun proses korosi menjadi terhambat karena hasil oksidasi Al2O3 yang
melapisinya tidak bersifat porous sehingga dapat melindungi logam yang dilapisi dari
kontak dengan luar.
Dilihat dari aspek elektrokimia, korosi merupakan proses terjadinya transfer
elektron dari logam ke lingkungannya. Logam berlaku sebagai sel yang memberikan
elektron (anoda) dan lingkungannya sebagai penerima elektron (katoda). Reaksi yang
terjadi pada logam yang mengalami korosi adalah reaksi oksidasi, dimana atom-atom
logam larut ke lingkungannya menjadi ion-ion dengan melepaskan elektron pada logam
tersebut. Sedangkan dari katoda, terjadi reaksi reduksi, dimana ion-ion dari lingkungan
mendekati logam dan menangkap elektron-elektron yang tertinggal pada logam.
Faktor yang mempengaruhi korosi, yaitu:
1. Kelembapan udara
2. Elektrolit
3. Zat terlarut pembentuk asam (C02, SO2)
4. Adanya O2
5. Lapisan pada permukaan logam
6. Letak logam dalam deret potensial reduksi
D. Pencegahan Korosi
1. Mencegah kontak dengan oksigen dan/atau air
Korosi dapat terjadi karena adanya kontak dengan oksigen dan/atau air. Dengan
begitu, korosi dapat dicegah dengan cara melapisi dengan cat, oli, dan logam lain
yang tahan korosi (logam yang lebih aktif seperti seng dan krom).
2. Perlindungan katoda (pengorbanan anoda)
Besi yang dilapisi atau dihubungkan dengan logam lain yang lebih aktif akan
membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katoda. Dalam hal ini, besi
berfungsi hanya sebagai tempat terjadinya reduksi oksigen. Logam lain berperan
sebagai anoda dan mengalami reaksi oksidasi. Dalam hal ini, besi sebagai katoda
terlindungi oleh logam lain (sebagai anoda, dikorbankan). Besi akan aman terlindungi
selama logam pelindungnya masih ada dan belum habis.
3. Membuat alloy atau paduan logam yang bersifat tahan karat, misalnya besi dicampur
dengan logam Ni dan Cr menjadi baja stainless (72% Fe, 19% Cr, dan 9% Ni)

Anda mungkin juga menyukai