Anda di halaman 1dari 3

“Menganalisis gejala proses penyepuhan dan faktor yang mempengaruhi

terjadinya korosi”

A. Gejala proses penyepuhan


Elektroplating (penyepuhan) adalah proses pelapisan logam dengan logam yang lebih
tipis melalui prinsip bahwa logam yang akan disepuh diperlakukan sebagai katoda, dan logam
penyepuh diperlakukan sebagai anoda. Dalam penyepuhan, kedua elektroda dimasukkan dalam
larutan elektrolit, yaitu larutan yang mengandung ion logam penyepuh. Elektroplating juga
dapat didefinisikan sebagai pelapisan logam pada benda padat konduktif dengan bantuan arus
listrik.
Penyepuhan suatu logam emas, perak, atau nikel, bertujuan menutupi logam yang
penampilannya kurang baik atau menutupi logam yang mudah berkarat. Logam-logam ini
dilapiasi dengan logam lain yang penampilan dan daya tahannya lebih baik agar tidak berkarat.
Misalnya mesin kendaraan bermotor yang terbuat dari baja umumya dilapisi kromium agar
terhindar dari korosi .Prinsip kerja proses penyepuhan adalah penggunaan sel dengan elektrolit
larutan dan electrode reaktif. Contoh jika logam atau cincin dari besi akan dewlaps emas
digunakan larutan elektrolit AuCl3(aq). Logam besi (Fe) dijadikan sebagai katode, sedangkan
logam emasnya (Au) sebagai anode.Reaksi yang berlangsung dalam proses penyepuhan besi
dengan emas yaitu :

AuCl3(aq) = Au3+(aq) + 3 Cl-(aq)

Katode (cincin Fe) : Au3+(aq) + 3e- = Au(s)

Anode (Au) : Au(s) = Au3+(aq) + 3e-

Proses yang terjadi yaitu oksidasi logam emas (anode) menjadi Au3+(aq) Kation ini
akan bergerak ke katode menggantikan kation Au3+ yang direduksidi katode. Kation Au3+ di
katode direduksi membentuk endapan logam emas yang melapisi logam atau cincin besi.
Proses ini cukup murah karena emas yang melapisi besihanya berupa lapisan tipis.

B. Faktor yang mempengaruhi korosi


Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam
dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak
dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling
lazim adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)
mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia
karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu
berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.

Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e

Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak
sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.

O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)

atau

O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)

Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion
besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai
bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak
sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan
rapatan logam itu.

Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam
bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan
bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya,
bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida,
setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau
baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang
menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).

Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan
terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau
tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap
elektrode lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.

 Faktor penyebab korosi / yang mempercepat korosi

1. Air dan kelembaban udara


Dilihat dari reaksi yang terjadi pada proses korosi, air merupakan salah satu
faktor penting untuk berlangsungnya korosi. Udara lembab yang banyak mengandung
uap air akan mempercepat berlangsungnya proses korosi.
2. Elektrolit
Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk terjadinya
transfer muatan. Hal ini mengakibatkan elektron lebih mudah untuk diikat oleh oksigen
di udara. Air hujan banyak mengandung asam, sedangkan air laut banyak mengandung
garam. Oleh karena itu air hujan dan air laut merupakan penyebab korosi yang utama.
3. Permukaan logam yang tidak rata
Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub muatan,
yang akhirnya akan berperan sebagai anode dan katode. Permukaan logam yang licin
dan bersih akan menyebabkan korosi sulit terjadi, sebab kutub-kutub yang akan
bertindak sebagai anode dan katode sulit terbentuk.
4. Terbentuknya sel elektrokimia
Jika dua logam yang berbeda potensial bersinggungan pada lingkungan berair
atau lembab, dapat terbentuk sel elektrokimia secara langsung. Logam yang
potensialnya lebih rendah akan segera melepaskan elektron ketika bersentuhan dengan
logam yang potensialnya lebih tinggi, serta akan mengalami oksidasi oleh oksigen dari
udara. Hal tersebut mengakibatkan korosi lebih cepat terjadi pada logam yang
potensialnya rendah, sedangkan logam yang potensialnya tinggi justru lebih awet.
Sebagai contoh, paku keling yang terbuat dari tembaga untuk menyambung besi akan
menyebabkan besi di sekitar paku keling tersebut berkarat lebih cepat.

Anda mungkin juga menyukai