Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENGAMATAN

KIMIA
“Korosi pada Logam (Paku)”

Nama : Trivona Rikumahu


Kelas : XII CIBI

SMA Negeri 1 Masohi


Tahun Ajaran 2017/2018
Judul : Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Korosi.

A. Tujuan : Menentukan Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Korosi.


B. Materi :

A. Pengertian Korosi
Menurut Roberge, Korosi adalah peristiwa rusaknya logam karena reaksi dengan
lingkungannya, sedangkan menurut Gunaltun, korosi adalah fenomena elektrokimia
dan hanya menyerang logam. Pada dasarnya peristiwa korosi adalah reaksi
elektrokimia. Korosi merupakan proses perubahan logam menjadi senyawa, terutama
terjadi dalam lingkungan yang mengandung air, atau peristiwa teroksidasinya suatu
logam oleh gas oksigen di udara. Pada proses korosi terjadi reaksi antara ion-ion dan
juga antar elektron Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi. Besi
merupakan logam yang mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang dihasilkan
pada peristiwa korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat
rapuh serta berpori. Bila dibiarkan, lama kelamaan besi akan habis menjadi karat.
Dampak dari peristiwa korosi bersifat sangat merugikan. Contoh nyata adalah
keroposnya jembatan, bodi mobil, ataupun berbagai konstruksi dari besi lainnya. Pada
peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami
reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi
adalah Fe2O3 . nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah. Pada korosi besi,
bagian tertentu dari besi berlaku sebagai anode, dinama besi mengalami oksidasi.
Fe(s) → Fe2+(aq) + 2e E0 = + 0,44 V
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi yang berlaku
sebagai katode, dimana oksigen tereduksi.
O2(g) + 2H2O(l) + 4e → 4OH
-(aq) E0 = + 0,40 V atau
O2(g) + 2H+(aq) + 4e → 2H2O(l) E0 = + 1,23 V
Ion besi (II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi
(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, Fe2O3 . nH2O, yaitu
karat besi. Maka reaksi yang terjadi :
Anode :
2Fe(s) → 2Fe2+(aq) + 4e
E0 = + 0,44 V
Katode :
O2(g) + 2H2O(l) + 4e → 4OH
-(aq) E0 = + 0,40 V
Rx Sel :
2Fe(s) + O2(g) + 2H2O(l) → 2Fe2+(aq) + 4OH -(aq) E0 reaksi = 0,84 V Ion Fe2+
tersebut kemudian mengalami oksidasi lebih lanjut dengan reaksi :
4Fe2+(aq)+ O2(g) + (4 + 2n) H2O → 2Fe2O3 . nH2O + 8H+(aq)
Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana
yang bertindak sebagai katode bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat
pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu. Korosi besi memerlukan oksigen dan air.
Dari reaksi terlihat bahwa korosi melibatkan adanya gas oksigen dan air. Karena itu,
besi yang disimpan dalam udara yang kering akan lebih awet bila dibandingkan
ditempat yang lembab. Korosi pada besi ternyata dipercepat oleh beberapa faktor,
seperti tingkat keasaman, kontak dengan elektrolit, kontak dengan pengotor, kontak
dengan logam lain yang kurang aktif (logam nikel, timah, tembaga), serta keadaan
logam besi itu sendiri (kerapatan atau kasar halusnya permukaan).

B. Jenis – Jenis Korosi


1) Uniform corrosion, yaitu reaksi kimia dan elektrokimia yang berlangsung untuk
seluruh permukaan logam. Dapat diatasi dengan pemilihan logam yang cocok, diberi
coating, inhibitor dan lingkungan katoda
2) Galvanic corrosion, yaitu dua macam logam dihubungkan dan terletak dalam
larutan yang korosif maka beda potensial yang timbul menyebabkan elektron mengalir
antara kedua logam tersebut
3)Crevice corrosion, yaitu korosi yang sering terjadi pada celah-celah suatu
permukaan logam yang tertutup rapat dan dalam media yang korosif. Contoh : celah
pada mur dan baut
4)Pitting corrosion, yaitu adanya lubang-lubang kecil dan sering terjadi karena setelah
lama dipakai
5)Selective Leaching, yaitu adanya larutan logam dalam alloy oleh proses korosi.
Contoh : dealuminiumification dan decobaltification
6)Erosion corrosion, yaitu kenaikan laju korosi oleh adanya gerakan relatif antara
logam dengan cairan korosif
7)Stress corrosion, yaitu retak-retak yang disebabkan karena adanya gerakan tarik
menarik yang terus menerus dalam media yang korosif.
C. Faktor – Faktor Terjadinya Korosi
a) Air dan kelembapan udara
Air merupakan salah satu faktor penting untuk berlangsungnya proses korosi. Udara
yang banyak mengandung uap air (lembap) akan mempercepat berlangsungnya proses
korosi. Air atau uap air dalam jumlah sedikit atau banyak akan mempengaruhi tingkat
korosi pada logam. Reaksinya bukan hanya antara logam dengan oksigen saja, tetapi
juga dengan uap air yang menjadi reaksi elektrokimia. Karena air berfungsi sebagai:
1. Pereaksi. Misalnya pada besi akan berwarna cokelat karena terjadinya besi
hidroksida.
2. Pelarut. Produk-produk korosi akan larut dalam air seperti besi klorida atau
besi sulfat.
3. Katalisator. Besi akan cepat bereaksi dengan O2 dari udara sekitar bila ada uap
air.
4. Elektrolit lemah. Sebagai penghantar arus yang lemah atau kecil.

b) Oksigen.
Udara yang banyak mengandung gas oksigen akan menyebabkan terjadinya korosi.
Korosi pada permukaan logam merupakan proses yang mengandung reaksi redoks.
Reaksi yang terjadi ini merupakan sel Volta mini. sebagai contoh, korosi besi terjadi
apabila ada oksigen (O2) dan air (H2O).
c) Larutan garam Elektrolit (asam atau garam)
Larutan garam Elektrolit merupakan media yang baik untuk melangsungkan
transfer muatan. Hal itu mengakibatkan elektron lebih mudah untuk dapat diikat oleh
oksigen di udara. Air hujan banyak mengandung asam, dan air laut banyak
mengandung garam, maka air hujan dan air laut merupakan korosi yang utama.
Proses ini disebabkan oleh kenaikan konduktivitas larutan garam dimana larutan
garam lebih konduktif sehingga menyebabkan laju korosi juga akan lebih tinggi.
Sedangkan pada kondisi kelautan garam dapat mempercepat laju korosi logam karena
larutan garamnya lebih konduktif.
b) Permukaan logam yang tidak rata
Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub muatan,
yang akhirnya akan berperan sebagai anode dan katode. Permukaan logam yang licin
dan bersih akan menyebabkan korosi sukar terjadi, sebab sukar terjadi kutub-kutub
yang akan bertindak sebagai anode dan katode.
c) Bakteri
Tipe bakteri tertentu dapat mempercepat korosi, karena mereka akan menghasilkan
karbon dioksida (CO) dan hidrogen sulfida (H2S), selama masa putaran hidupnya.
CO2 akan menurunkan pH secara berarti sehingga menaikkan kecepatan korosi. H2S
dan besi sulfida, Fe2S2, hasil reduksi sulfat (SO42 –) oleh bakteri pereduksi sulfat pada
kondisi anaerob, dapat mempercepat korosi bila sulfat ada di dalam air. Zat-zat ini
dapat menaikkan kecepatan korosi. Jika terjadi korosi logam besi maka hal ini dapat
mendorong bakteri besi (iron bacteria) untuk berkembang, karena mereka senang
dengan air yang mengandung besi.
d) Kontak dengan Elektrolit
Keberadaan elektrolit, seperti garam dalam air laut dapat mempercepat laju korosi
dengan menambah terjadinya reaksi tambahan. Sedangkan konsentrasi elektrolit yang
besar dapat melakukan laju aliran elektron sehingga korosi meningkat.
e) Temperatur
Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa korosi. Secara
umum, semakin tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi. Hal ini
disebabkan dengan meningkatnya temperatur maka meningkat pula energi kinetik
partikel sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks
semakin besar Efek korosi yang disebabkan oleh pengaruh temperatur dapat dilihat
pada perkakas-perkakas atau mesin-mesin yang dalam pemakaiannya menimbulkan
panas akibat gesekan (seperti cutting tools ) atau dikenai panas secara langsung
(seperti mesin kendaraan bermotor).
f) pH
Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar.

E. Dampak Dari Korosi


Karatan adalah logam yang mengalami kerusakan berbentuk keropos. Sedangkan
bagian logam yang rusak dan berwarna hitam kecoklatan pada baja disebut Karat.
Secara teoritis karat adalah istilah yang diberikan terhadap satu jenis logam saja yaitu
baja, sedangkan secara umum istilah karat lebih tepat disebut korosi. Korosi
didefenisikan sebagai degradasi material (khususnya logam dan paduannya) atau
sifatnya akibat berinteraksi dengan lingkungannya. Korosi merupakan proses atau
reaksi elektrokimia yang bersifat alamiah dan berlangsung dengan sendirinya, oleh
karena itu korosi tidak dapat dicegah atau dihentikan sama sekali. Korosi hanya bisa
dikendalikan atau diperlambat lajunya sehingga memperlambat proses perusakannya.
Dilihat dari aspek elektrokimia, korosi merupakan proses terjadinya transfer elektron
dari logam ke lingkungannya. Logam berlaku sebagai sel yang memberikan elektron
dan lingkungannya sebagai penerima elektron. Reaksi yang terjadi pada logam yang
mengalami korosi adalah reaksi oksidasi, dimana atom-atom logam larut
kelingkungannya menjadi ion-ion dengan melepaskan elektron pada logam tersebut.
Sedangkan dari katoda terjadi reaksi, dimana ion-ion dari lingkungan mendekati
logam dan menangkap elektro-elektron yang tertinggal pada logam. Dampak yang
ditimbulkan korosi sungguh luar biasa. Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa
kerugian langsung dan kerugian tidak langsung. Kerugian langsung adalah berupa
terjadinya kerusakan pada peralatan, permesinan atau stuktur bangunan. Sedangkan
kerugian tidak langsung berupa terhentinya aktifitas produksi karena terjadinya
penggantian peralatan yang rusak akibat korosi, kehilangan produk akibat adanya
kerusakan pada kontainer, tangki bahan bakar atau jaringan pipa air bersih atau
minyak mentah, terakumulasinya produk korosi pada alat penukar panas dan jaringan
pemipaannya akan menurunkan efisiensi perpindahan panas, dan lain sebagainya.
Berdasarkan kondisi lingkungannya, korosi dapat diklasifikasikan sebagai korosi
basah yaitu korosi yang terjadi dilingkungan air, korosi atmosferik yang terjadi di
udara terbuka dan korosi temperatur tinggi yaitu korosi yang terjadi dilingkungan
bertemperatur diatas 500oC. ( Suroso, Asih, dkk.2011)

F. Cara Mengatasi Korosi


a) Pelapisan
Pelapisan adalah cara umum dan paling banyak di terapkan dalam istilah tonase
baja, untuk mengendalikan korosi, untuk melindungi/isolasi paduan logam dari
lingkungan yang korosif. Jika logam besi dilapisi tembaga atau timah,
besi akan terlindung dari korosi. Sebab logam Cu (E°Cu2+|Cu = +0.34V) dan Sn (
E°Sn2+|Sn =-0.14V) memiliki potensi reduksi yang
lebih positif dari pada besi (E°Fe2+|Fe = -0.44V). Namun, bila
lapisan ini bocor, sehingga lapisan tembaga atau timah terbuka, besi akan
mengalami korosi yang lebih cepat. Selain dengan tembaga dan timah, besi juga
dapat dilapisi dengan logam lain yang sulit teroksidasi. Logam yang dapat digunakan
adalah yang memiliki potensial reduksi lebih positif dibandingkan besi,
seperti perak, emas, nikel, timah, tembaga, dan platina. Selain senyawa logam,
pelapisan dapat pula menggunakan senyawa nonlogam. Tersedia banyak sekali
macam pelapis dan yang paling umum adalah cat. Cat menghindarkan kontak dengan
udara dan air. Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik, karena
keduanya melindungi besi terhadap korosi. Hal ini dikarenakan jika besi dilapisi
dengan cat atau logam lain yang lebih sukar teroksidasi (logam yang mempunyai Enol
lebih besar) yang akan bereaksi dengan udara adalah lapisan luarnya saja sehingga
logam tersebut bisa dilindungi oleh logam tersebut. Pelumuran dengan oli atau gemuk
diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak
dengan air. Selain itu bisa juga dengan dibalut dengan plastic Berbagai macam barang,
misalnya rak piring dan kerancang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah
kontak besi udara dan air.
b) Tin plating (pelapisan dengan timah).
Biasanya kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi dilapisi dengan timah. Pelapisan
dilakukan secara elektrolisis, yang disebut electro plating. Timah tergolong logam
yang tahan karat. Besi yang dilapisi timah tidak mengalami korosi karena tidak
adanya kontak dengan oksigen (udara) dan air. Akan tetapi, lapisan timah hanya
melindungi besi selama lapisan utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada yang
cacat, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat kolosi besi. Hal
itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu,
besi yang dilapisi timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai
anode. Dengan demikian timah mendorong korosi besi.
c) Galvanisasi (pelapisan dengan zink)
Pipa besi, tiang telepon, badan mobil, dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink.
Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya
tidak utuh. Hal itu terjadi karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode.
Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak
dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan
demikian, besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi.
d) Cromium plating (pelapisan dengan kromium)
Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan
pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bemper mobil. Cromium plating juga
dilakukan dengan elekrolisis. Sama seperti zink, kromium juga dapat memberi
perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.
e) Sacrificial protection (pengorbanan anode)
Magnesium adalah logam yang jauh labih aktif (berarti lebih mudah berkarat)
daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi maka magnesium itu
akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang
ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus
diganti.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
a) Alat dan Bahan
1. Gelas aqua (5 buah) 7. Air yang sudah dididihkan
2. 1 Plastik kresek 8. Air hujan
3. Karet gelang (2 buah) 9. Air garam/air laut.
4. Paku 5-7 cm (5 buah) 10. Air keran
5. Spidol permanen 11. Minyak tanah (kerosin)
6. Kertas amplas

b) Cara Kerja
1. Siapkan 5 buah tabung reaksi yang diberi tanda A, B, C, D, dan E dengan
menggunakan spidol permanen.
2. Masukkan air yang telah dididihkan ke tabung reaksi A hingga penuh
3. Masukkan air keran ke dalam tabung reaksi C sebanyak setengahnya.
4. Masukkan air laut kedalam tabung reaksi D sebanyak setengahnya.
5. Masukkan minyak tanah ke tabung reaksi E sebanyak setengahnya.
6. Masukkan air hujan kedalam tabung reaksi B hingga penuh.
7. Amplas paku (Jangan paku dinding/paku senk) setelah itu cuci dengan kain
lembut untuk menghilangkan noda cokelat, amplas kemudian cuci kembali.
8. Tutup gelas aqua A dan B dengan menggunakan plastik dan karet.
9. Diamkan selama 7 hari dan amati perubahan yang terjadi setiap pergi dan
pulang sekolah.

D. Hasil pengamatan
Gelas Perubahan yang Terjadi
Aqua
Hari 1: Belum ada perubahan
A Hari 2: Terjadi perubahan sedikit korosi
(air Hari 3: Mengalami korosi di semua bagian paku dan warna air sedikit
mendidih) kekuninggan
Hari 4: Air menjadi menguning karena paku berkorosi lebih banyak.
Hari 5: Korosi bertambah banyak di seluruh bagian paku
Hari 1: Belum ada perubahan
B Hari 2: Belum semua sisi paku sudah berkarat, tetapi tampak adanya
(Air suatu endapan pada paku yang berwarna kekuningan.
hujan) Hari 3: Semua sisi paku sudah mulai berkarat dan endapan di badan paku
semakin banyak dan menebal menyebabkan air sudah mulai kekuningan.
Hari 4: Endapan karat semakin banyak dan menyebar di dasar air, serta
karat paku juga ikut menebal
Hari 5: Badah paku sudah ditutupi oleh endapan paku, bagian dasar air
semakin penuh dengan endapan karat dan warna air pun semakin berubah
warna dari kuning menjadi orange.
Hari 1: Belum ada perubahan
C Hari 2: Tampak semua sisi paku sudah mulai mengalami perkaratan.
(Air Hari 3: Paku bagian atas sudah mengalami perkaratan tetapi paku bagian
keran) bawah tidak mengalami perkaratan dan air sudah berubah warna menjadi
agak kekuningan.
Hari 4: Paku sudah mulai berubah warna menjadi kecoklatan hampir
kehitam-hitaman tetapi paku bagian bawah tidak mengalami perkaratan
yang signifikan.
Hari 5: Korosi semakin bertambah banyak di badan paku sehingga paku
kelihatan sudah berubah warna menjadi kehitaman.
Hari 1: Belum ada perubahan
D Hari 2: Sudah tampak sedikit berkarat namun belum jelas, tetapi endapan
(Air Laut) paku pada bagian dasar air sudah terlihat jelas.
Hari 3: Semua bagian paku sudah berkarat dan endapan paku pada dasar
air semakin bertambah banyak.
Hari 4: Perkaratan semakin menebal disisi paku dan endapan
perkaratannya semakin banyak.
Hari 5: Perkaratannya semakin tebal dan endapannya juga semakin
bertambah.
Hari 1: Belum ada perubahan
E Hari 2: Belum ada perubahan
(Minyak
tanah) Hari 3: Belum ada perubahan
Hari 4: Tidak terjadi korosi
Hari 5: Tidak terjadi korosi.

Pembahasan:
Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa paku yang dimasukkan ke
dalam air mendidih, air hujan, air keran, dan air laut mengalami korosi (berkarat),
sedangkan paku yang dimasukkan ke dalam minyak tanah tidak mengalami korosi
(berkarat). Hal ini disebabkan karena minyak tanah bukan termasuk ke dalam bahan-
bahan korosif (yang menyebabkan korosi). Minyak tanah tidak mengandung oksigen
dan tidak dapat berikatan dengan oksigen di udara, sehingga walaupun tabung dibuka,
keadaan paku dan sekitar paku dalam tabung bebas dari oksigen. Selain itu, pada
tabung ini juga tidak terdapat air sama sekali. Keadaan tanpa oksigen dan air ini tidak
memungkinkan terjadinya reaksi perkaratan/korosi.
Dari keempat bahan yang dapat menyebabkan korosi tersebut, yang paling cepat
proses korosinya adalah air laut. Paku yang diberi air laut terjadi korosi secara total
dan cepat. Larutan garam mengandung air (H2O), dan keadaan tabung terbuka,
sehingga oksigen (O2) di udara dapat masuk ke tabung, dan menyebabkan adanya
oksigen terlarut pada larutan NaCl di tabung ini. Adanya oksigen dan air jelas dapat
menyebabkan terjadinya korosi pada paku di tabung ini. Larutan NaCl adalah larutan
elektrolit, larutan elektrolit adalah salah satu faktor untuk mempercepat reaksi korosi.
Pada percobaan, paku berkarat dan air berwarna kecoklatan, sehingga percobaan
sesuai dengan teori.
Selain air laut, air keran juga mengalami korosi dengan cepat. Hal ini dikarenakan
air laut mengikat oksigen di udara dan menyebabkan korosi pada paku.
Air hujan juga mengalami korosi dengan baik karena air hujan mengandung
CO2 yang dapat membentuk senyawa HCO yang bersifat asam. Karena asam salah
satu faktor yang dapat mempercepat terjadinya korosi. Selain itu, air hujan yang jatuh
dari atmosfer mengandung banyak unsur oksigen, artinya air yang jatuh dan mengenai
besi akan langsung terjadi reaksi korosi. Reaksi ini tanpa melalui proses oksidasi oleh
oksigen yang kemudian menghasilkan tetesan air. Namun air yang jatuh sudah
mengandung oksigen yang bersifat korosif. Itulah kenapa air hujan mempercepat
proses korosi/ pengaratan. Air hujan yang di tampung beberapa lama
akan menghilangkan kemampuan mempercepat proses korosi, karena oksigen yang
terkandung semakin menghilang dan akhirnya menjadi air seperti biasa.
Pada air mendidih, korosi berjalan sedikit lambat. Hal ini dikarenakan air pada saat
didihkan akan kehilangan oksigen terlarut, sehingga hanya sedikit kandungan oksigen
yang tersisa pada air tersebut. Dengan sedikitnya kandungan oksigen pada air yang
telah didihkan membuat korosi berjalan lambat dan memerlukan waktu yang relatif
lebih lama.
E. Pertanyaan.
1. Jelaskan pada tabung reaksi mana yang mengalami korosi?
Jawaban : paku yang dimasukkan ke dalam air mendidih, air hujan, air keran, dan
Jawaban:
:
air laut mengalami korosi (berkarat). Paku yang diberi air laut terjadi korosi secara
total dan cepat. Larutan garam mengandung air (H2O), dan keadaan tabung terbuka,
sehingga oksigen (O2) di udara dapat masuk ke tabung, dan menyebabkan adanya
oksigen terlarut pada larutan NaCl di tabung ini. Adanya oksigen dan air jelas dapat
menyebabkan terjadinya korosi pada paku di tabung ini. Larutan NaCl adalah larutan
elektrolit, larutan elektrolit adalah salah satu faktor untuk mempercepat reaksi korosi.
Pada percobaan, paku berkarat dan air berwarna kecoklatan, sehingga percobaan
sesuai dengan teori.
Selain air laut, air keran juga mengalami korosi dengan cepat. Hal ini dikarenakan air
laut mengikat oksigen di udara dan menyebabkan korosi pada paku.
Air hujan juga mengalami korosi dengan baik karena air hujan mengandung CO2 yang
dapat membentuk senyawa HCO yang bersifat asam. Karena asam salah satu faktor
yang dapat mempercepat terjadinya korosi. Selain itu, air hujan yang jatuh dari
atmosfer mengandung banyak unsur oksigen, artinya air yang jatuh dan mengenai besi
akan langsung terjadi reaksi korosi. Reaksi ini tanpa melalui proses oksidasi oleh
oksigen yang kemudian menghasilkan tetesan air. Namun air yang jatuh sudah
mengandung oksigen yang bersifat korosif. Itulah kenapa air hujan mempercepat
proses korosi/ pengaratan. Air hujan yang di tampung beberapa lama
akan menghilangkan kemampuan mempercepat proses korosi, karena oksigen yang
terkandung semakin menghilang dan akhirnya menjadi air seperti biasa.
Pada air mendidih, korosi berjalan sedikit lambat. Hal ini dikarenakan air pada saat
didihkan akan kehilangan oksigen terlarut, sehingga hanya sedikit kandungan oksigen
yang tersisa pada air tersebut. Dengan sedikitnya kandungan oksigen pada air yang
telah didihkan membuat korosi berjalan lambat dan memerlukan waktu yang relatif
lebih lama.
2. Faktor – faktor apa sajakah yang mempengaruhi korosi?
Jawaban ::
:
a) Air dan kelembapan udara
Air merupakan salah satu faktor penting untuk berlangsungnya proses korosi. Udara
yang banyak mengandung uap air (lembap) akan mempercepat berlangsungnya proses
korosi. Air atau uap air dalam jumlah sedikit atau banyak akan mempengaruhi tingkat
korosi pada logam.
b) Oksigen.
Udara yang banyak mengandung gas oksigen akan menyebabkan terjadinya korosi.
Korosi pada permukaan logam merupakan proses yang mengandung reaksi redoks.
c) Larutan garam Elektrolit (asam atau garam)
Larutan garam Elektrolit merupakan media yang baik untuk melangsungkan
transfer muatan. Hal itu mengakibatkan elektron lebih mudah untuk dapat diikat oleh
oksigen di udara
c) Bakteri
Tipe bakteri tertentu dapat mempercepat korosi, karena mereka akan menghasilkan
karbon dioksida (CO) dan hidrogen sulfida (H2S), selama masa putaran hidupnya.
CO2 akan menurunkan pH secara berarti sehingga menaikkan kecepatan korosi.
d) Kontak dengan Elektrolit
Keberadaan elektrolit, seperti garam dalam air laut dapat mempercepat laju korosi
dengan menambah terjadinya reaksi tambahan. Sedangkan konsentrasi elektrolit yang
besar dapat melakukan laju aliran elektron sehingga korosi meningkat.
e) Temperatur
Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa korosi. Secara
umum, semakin tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi. Hal ini
disebabkan dengan meningkatnya temperatur maka meningkat pula energi kinetik
partikel sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks
semakin besar Efek korosi yang disebabkan oleh pengaruh temperatur dapat dilihat
pada perkakas-perkakas atau mesin-mesin yang dalam pemakaiannya menimbulkan
panas akibat gesekan (seperti cutting tools ) atau dikenai panas secara langsung
(seperti mesin kendaraan bermotor).
f) pH
Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar.
3. Berikan kesimpulan dan saran dari percobaan tersebut.

Jawaban ::
:
a) Kesimpulan.

Dari hasil pratikum tersebut saya dapat menyimpulkan bahwa paku yang tidak
mengalami korosi terjadi pada paku E yaitu minyak tanah. Minyak tanah tidak
mengandung oksigen dan tidak dapat berikatan dengan oksigen di udara, sehingga
walaupun tabung dibuka, keadaan paku dan sekitar paku dalam tabung bebas dari
oksigen. Selain itu, pada tabung ini juga tidak terdapat air sama sekali. Keadaan tanpa
oksigen dan air ini tidak memungkinkan terjadinya reaksi perkaratan/korosi.
Kemudian dari praktek tersebut di benarkan bahwa salah satu faktor korosi
adalah adanya kontak antara udara dan air.Agar tidak terjadi korosi pada besi jangan
sampai besi terkontaminasi dengan air atau larutan yang dapat menyebabkan oksidasi
sehingga besi dapat berkarat. Jika kita menghindarkan besi dari air, maka besi tidak
dapat bereaksi dengan oksigen yang dapat membuatnya berkarat.
Faktor-faktor yang menyebabkan korosi adalah :
A) Air
B) Oksigen
Faktor-faktor yang dapat mempercepat terjadinya korosi yaitu:
A) Elektrolit
B) Permukaan Besi
Cara mengatasi korosi adalah :
A) Sacrificial Protection (Pengorbanan Anode)
B) Cromium Plating (Pelapisan Dengan Kromium)
C) Galvanisasi (Pelapisan Dengan Zink)
D) Tin Plating (Pelapisan Dengan Timah)
E) Dibalut Dengan Plastic
F) Melumuri Dengan Oli Atau Minyak
G) Dicat

b) Saran
Setiap melakukan praktikum diharapkan untuk dapat memperhatikan prosedur
kerja serta memperhatikan keselamatan kerja. Selain itu, diusahakan untuk
memperbanyak referensi guna memudahkan kita baik dalam melakukan praktikum
maupun dalam penyusunan laporan praktikum.
LAMPIRAN
Hari pertama:

Hari kedua:
Hari ketiga:

Hari keempat:
Hari kelima:

Anda mungkin juga menyukai