Anda di halaman 1dari 1

BAB II

PROSES DAN HASIL BELAJAR DI PERUSAHAAN (DU/DI)


Di indonesia kentang (Solanum tuberosum L) merupakan salah satu jenis
tanaman yang di prioritaskan untuk dikembangkan. Hal ini dapat dilihat dari
konsumsi kentang didunia. Dimana konsumsinya menempati urutan keempat
setelah beras, gandum, dan jagung. Selain itu indonesia adalah negara penghasil
kentang paling besar. Tanaman kentang dapat dikembangkan didataran tinggi
dengan ketinggian sekitar 1300-1500 meter di atas permukaan laut. Sentra
produksi kentang diindonesia tersebar di daerah sumatera utara, sumatera barat,
jambi, jawa barat, jawa tengah, jawa timur, dan sulawesi selatan (BPS, 2015).
Tanaman kentang sering dijumpai mengenai serangan busuk daun
(Phytophthora infestans), semua sentra kentang atau hortikultura di dataran
tinggi tidak ada yang bebas dari serangan phytophthora. Phytophthora tergolong
cendawan SOIL BORNE hidup dan bertahan di tanah.

2.1 PENYAKIT BUSUK DAUN


Penyakit busuk daun adalah penyakit utama pada tanaman kentang, karena
penyakit ini dapat menimbulkan kerusakan parah dan menyebabkan kerugian pada
petani karena seringnya terkena penyakit ini, bahkan dapat menimbulkan
kegagalan panen (Soesanto dkk., 2011).

2.2 PENYEBAB PENYAKIT BUSUK DAUN


Penyakit ini di sebabkan oleh jamur Oomy cetes. Saat tanah menempel
bibit kentang, cendawan itu juga akan ikut terbawa dan menyebar di wilayah lain
mengikuti tempat ditanamnya bibit. Padahal, serangannya bisa menelan hasil
panen hingga 90% bahkan habis tak tersis (Soesanto dkk., 2011)
Phytophthora menyerang kentang sejak kemunculan tunas daun.
Akibatnya, tunas daun bisa mati dan tidak menghasilkan umbi.
Kebanyakan serangan Phytohthora pada umur 25-30 HST karena daun
sudah mulai rimbun sehingga kelembaban meninkat. Namun didaerah
endemik kerinci serangan ditemukan pada 15-20 HST.

Anda mungkin juga menyukai