Lubuklinggau, 06
Oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
4.2. Pembahasan
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang penggunaannya sangat
luas dalam kehidupan sehari-hari. Namun kekurangan dari besi ini adalah sifatnya
yang sangat mudah mengalami korosi. Padahal besi yang telah mengalami korosi
akan kehilangan nilai jual da fungsi komersialnya. Ini tentu saja akan merugikan
sekaligus membahayakan.
Proses perkaratan pada besi dapat berlanjut terus sampai seluruh bagian dari
besi hancur. Hal ini disebabkan oksida-oksida besi yang terbentuk pada peristiwa
awal korosi akan menjadi katalis (otokatalis) pada peristiwa korosi selanjutnya.
PENGERTIAN KOROSI
Reaksi perkaratan:
Anode : Fe → Fe2+ + 2 e–
a. Kerugian
Besi yang terkena korosi akan bersifat rapuh dan tidak ada kekuatan. Ini sangat
membahayakan kalau besi tersebut digunakan sebagai pondasi bangunan atau
jembatan. Senyawa karat juga membahayakan kesehatan, sehingga besi tidak
bisa digunakan sebagai alat-alat masak, alat-alat industri
makanan/farmasi/kimia.
b. Pencegahan
1) Proses pelapisan
Besi dilapisi dengan suatu zat yang sukar ditembus oksigen. Hal ini dilakukan
dengan cara dicat atau dilapisi dengan logam yang sukar teroksidasi. Logam yang
digunakan adalah logam yang terletak di sebelah kanan besi dalam deret volta
(potensial reduksi lebih negatif dari besi). Contohnya: logam perak, emas,
platina, timah, dan nikel.
Besi dilindungi dari korosi dengan menempatkan besi sebagai katode, bukan
sebagai anode. Dengan demikian besi dihubungkan dengan logam lain yang
mudah teroksidasi, yaitu logam di sebelah kiri besi dalam deret volta (logam
dengan potensial reduksi lebih positif dari besi).
Hanya saja logam Al dan Zn tidak bisa digunakan karena kedua logam tersebut
mudah teroksidasi, tetapi oksida yang terbentuk (A12O3/ZnO) bertindak sebagai
inhibitor dengan cara menutup rapat logam yang di dalamnya, sehingga oksigen
tidak mampu masuk dan tidak teroksidasi. Logam-logam alkali, seperti Na, K juga
tidak bisa digunakan karena akan bereaksi dengan adanya air. Logam yang paling
sesuai untuk proteksi katodik adalah logam magnesium (Mg). Logam Mg di sini
bertindak sebagai anode dan akan terserang karat sampai habis, sedang besi
bertindak sebagai katode tidak mengalami korosi.
Reaksinya :
Fe → 2 Fe2+ + 4e-
Dengan kata lain ion-ion besi Fe++ akan melarut dan elektron-elektron e-
tetap tinggal pada logam. Katode adalah bagian permukaan logam
dimana elektron-elektron 4e- yang tertinggal akan menuju kesana (oleh logam)
dan bereaksi dengan O2 dan H2O.
Ion-ion 4 OH- di anode bergabung dengan ion 2 Fe2+ dan membentuk 2 Fe(OH)2.
Oleh kehadiran zat asam dan air maka terbentuk karat Fe2O3.
Katoda: 2 H+ + 2 e- → H2
1. Kelembaban udara
2. Elektrolit
4. Adanya O2
B. Penyebab Korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan
meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit
yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari
lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan
zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang
dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam
bentuk senyawa an-organik maupun organik.
Korosi pada permukaan suatu logam dapat dipercepat oleh beberapa faktor,
antara lain:
Keberadaan elektrolit, seperti garam dalam air laut dapat mempercepat laju
korosi dengan menambah terjadinya reaksi tambahan. Sedangkan konsentrasi
elektrolit yang besar dapat melakukan laju aliran elektron sehingga korosi
meningkat. Bangkai kapal di dasar laut yang telah terkorosi oleh kandungan
garam yang tinggi.
4. Temperatur
5. pH
Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar,
karena adanya reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode yaitu:
2H+(aq) + 2e- → H2
Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode menyebabkan lebih banyak atom
logam yang teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan logam semakin
besar.
6. Mikroba
2) Korosi galvanik terjadi apabila dua logam yang tidak sama dihubungkan dan
berada di lingkungan korosif. Salah satu dari logam tersebut akan mengalami
korosi, sementara logam lainnya akan terlindung dari serangan korosi. Logam
yang mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial yang lebih rendah
dan logam yang tidak mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial
lebih tinggi.
3) Korosi sumuran adalah korosi lokal yang terjadi pada permukaan yang
terbuka akibat pecahnya lapisan pasif. Terjadinya korosi sumuran ini diawali
dengan pembentukan lapisan pasif dipermukaannya, pada antarmuka lapisan
pasif dan elektrolit terjadi penurunan pH, sehingga terjadi pelarutan lapisan pasif
secara perlahan-lahan dan menyebabkan lapisan pasif pecah sehingga terjadi
korosi sumuran. Korosi sumuran ini sangat berbahaya karena lokasi terjadinya
sangat kecil tetapi dalam, sehingga dapat menyebabkan peralatan atau struktur
patah mendadak.
4) Korosi celah adalah korosi lokal yang terjadi pada celah diantara dua
komponen. Mekanisme terjadinya korosi celah ini diawali dengan terjadi korosi
merata diluar dan didalam celah, sehingga terjadi oksidasi logam dan reduksi
oksigen. Pada suatu saat oksigen (O2) di dalam celah habis, sedangkan oksigen
(O2) diluar celah masih banyak, akibatnya permukaan logam yang berhubungan
dengan bagian luar menjadi katoda dan permukaan logam yang didalam celah
menjadi anoda sehingga terbentuk celah yang terkorosi.
5) Korosi retak tegang (stress corrosion cracking), korosi retak fatik (corrosion
fatique cracking) dan korosi akibat pengaruh hidogen (corrosion induced
hydrogen) adalah bentuk korosi dimana material mengalami keretakan akibat
pengaruh lingkungannya. Korosi retak tegang terjadi pada paduan logam yang
mengalami tegangan tarik statis dilingkungan tertentu, seperti : baja tahan karat
sangat rentan terhadap lingkungan klorida panas, tembaga rentan dilarutan
amonia dan baja karbon rentan terhadap nitrat. Korosi retak fatk terjadi akibat
tegangan berulang dilingkungan korosif. Sedangkan korosi akibat pengaruh
hidogen terjadi karena berlangsungnya difusi hidrogen kedalam kisi paduan.
6) Korosi intergranular adalah bentuk korosi yang terjadi pada paduan logam
akibat terjadinya reaksi antar unsur logam tersebut di batas butirnya. Seperti
yang terjadi pada baja tahan karat austenitik apabila diberi perlakuan panas.
Pada temperatur 425 – 815oC karbida krom (Cr23C6) akan mengendap di batas
butir. Dengan kandungan krom dibawah 10 %, didaerah pengendapan tersebut
akan mengalami korosi dan menurunkan kekuatan baja tahan karat tersebut.
7) Selective leaching adalah korosi yang terjadi pada paduan logam karena
pelarutan salah satu unsur paduan yang lebih aktif, seperti yang biasa terjadi
pada paduan tembaga-seng. Mekanisme terjadinya korosi selective leaching
diawali dengan terjadi pelarutan total terhadap semua unsur. Salah satu unsur
pemadu yang potensialnya lebih tinggi akan terdeposisi, sedangkan unsur yang
potensialnya lebih rendah akan larut ke elektrolit. Akibatnya terjadi keropos
pada logam paduan tersebut. Contoh lain selective leaching terjadi pada besi
tuang kelabu yang digunakan sebagai pipa pembakaran. Berkurangnya besi
dalam paduan besi tuang akan menyebabkan paduan tersebut menjadi porous
dan lemah, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pecah pada pipa.
E. Dampak Korosi
Korosi merupakan proses atau reaksi elektrokimia yang bersifat alamiah dan
berlangsung spontan, oleh karena itu korosi tidak dapat dicegah atau dihentikan
sama sekali. Korosi hanya bisa dikendalikan atau diperlambat lajunya sehingga
memperlambat proses kerusakannya. Korosi pada logam menimbulkan kerugian
yang tidak sedikit. Hasil riset yang berlangsung tahun 2002 di Amerika Serikat
memperkirakan kerugian akibat korosi yang menyerag permesinan industri,
infrastruktur, samapai perangkat transportasi di negara adidaya tersebut
mencapai 276 miliar dollar AS. Jembatan yang runtuh akibat korosi yang terjadi
pada tiang penahannya.
Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian langsung dan kerugian
tidak langsung. Kerugian langsung berupa terjadinya kerusakan pada peralatan,
permesinan atau struktur bangunan. Sedangkan kerugian tidak langsung berupa
terhentinya aktivitas produksi, karena terjadinya pergantian peralatan yang rusak
akibat korosi, bahkan kerugian tidak langsung dapat berupa terjadinya
kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa, seperti kejadian runtuhnya jembatan
akibat korosi, terjadinya kebakaran akibat kebocoran pipa gas karena korosi, dan
meledaknya pembangkit tenaga nuklir akibat terjadinya korosi pada pipa uapnya.
korosi yang menyebabkan kebocoran pada pipa yang terbuat dari logam.
F. Pencegahan Korosi
Berdasarkan proses terjadinya korosi, maka ada 2 cara yang dapat dilakukan
untuk mencegah korosi, yaitu perlindungan mekanis dan perlindungan
elektrokimia.
a) Perlindungan Mekanis
b) Perlindungan Elektrokimia
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Bila salah satu tidak ada, maka peristiwa
korosi tidak dapat terjadi. Korosi dapat dicegah dengan melapisi besi dengan cat,
oli, logam lain yang tahan korosi (logam yang lebih aktif seperti seg dan krom).
Penggunaan logam lain yang kurang aktif (timah dan tembaga) sebagai pelapis
pada kaleng bertujuan agar kaleng cepat hancur di tanah. Timah atau tembaga
bersifat mampercepat proses korosi.
Besi yang dilapisi atau dihubugkan dengan logam lain yang lebih aktif akan
membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katoda. Di sini, besi berfungsi
hanya sebagai tempat terjadinya reduksi oksigen. Logam lain berperan sebagai
anoda, dan mengalami reaksi oksidasi. Dalam hal ini besi, sebagai katoda,
terlindungi oleh logam lain (sebagai anoda, dikorbankan). Besi akan aman
terlindungi selama logam pelindungnya masih ada / belum habis. Untuk
perlindungan katoda pada sistem jaringan pipa bawah tanah lazim digunakan
logam magnesium, Mg. Logam ini secara berkala harus dikontrol dan diganti.
misalnya besi dicampur dengan logam Ni dan Cr menjadi baja stainless (72%
Fe, 19%Cr, 9%Ni).
Pencegahan korosi juga dapat dilakukan dengan cara Dicat, Dilapisi logam yang
lebih mulia, Dilapisi logam yang lebih mudah teroksidasi, Menanam batang-
batang logam yang lebih aktif dekat logam besi dan dihubungkan, dan Dicampur
dengan logam lain.