Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KOROSI

OLEH:

ADITIYA YOGA TAMA

18103021021

FAKULTS TEKNIK

TEKNIK KIMIA

UNIVERSITAS WAHID HASYIM

SEMARANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada allah swt atas berkat – NYA, karya ilmiah ini dapat
terselesaikan. Penulisan karya ilmiah ini bertujuanuntuk mengamati korosi
pada besi, faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya korosi, selain itu juga
sebagai tugas yang diberikan dan syarat dalam melaksanakan pendidikan.

Dengan terselesaikannya karya ilmiah ini diharapkan dapat


memberikan pengetahuan tentang bahan – bahan yang dapat yang dapat
timbulkan dan mempercepat terjadinya korosi, proses terjadinya korosi,
kerugian serta cara mencegah terjadinya korosi. Oleh Karena itu, terselesaikan
karya ilmiah ini tentu saja bukan Karena kemampuan penulis semata – mata.
Namun, berkat dukungan dan bantuan – bantuan dari pihak terkait.

Saya menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu,
kriyik serta saran yang membangun dari pembaca sangat saya harapkan.
Semoga karya ilmiah ini dapat member manfaat bagi pembaca tentang faktor
terjadinya korosi.

2|Korosi
DAFTAR ISI

HALAMAN
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
ABSTRAK 4
BAB I : PENDAHULUAN 5
1.1.Latar belakang 5
1.2.Rumusan masalah 4

3|Korosi
ABSTRAK

Karya ilmiah yang berjudul Pengamatan terjadinya korosi pada paku


ini membahas faktor yang mempengaruhi korosi pada paku dan cara
pencegahannya. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui
bahan-bahan yang dapat mempercepat terjadinya korosi. Metode yang
digunakan dengan melakukan penelitian langsung terhadap paku. Berdasarkan
hasil penelitian, paku yang lebih cepat berkarat / korosi adalah paku di dalam
asam cuka yang terbuka. Salah satu penyebabnya adalah karena asam cuka
mengandung H+ dan asam serta dipengaruhi oleh kelembaban udara di sekitar
tempat penyimpanan.

Adapun karya ilmiah ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana


proses terjadinya korosi. Bagaimana reaksi – reaksi yang terjadi pada saat
korosi, entah itu reaksi kimia, fisika, dan biologi.

4|Korosi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang masalah

Dalam bahasa sehari-hari korosi dikenal dengan perkaratan. Karat


adalah sebutan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala
destruktif yang mempengaruhi hampir semua logam. Besi adalah salah satu
dari banyak jenis logam yang mengalami korosi. Karena itu tidak
mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir dianggap sama. Korosi
dikenal merugikan karena bersifat merusak logam dan membahayakan. Oleh
karena itu, dengan pentingnya mempelajari pencegahan korosi.
Dalam kehidupan sehari-hari korosi dapat kita jumpai terjadi pada
berbagai jenis logam. Bangunan-bangunan maupun peralatan elektronik yang
memakai komponen seperti seng,tembaga,besi baja, dan sebagainya semuanya
dapat terserang oleh korosi ini. Selain pada perkakas logam ukuran besar,
korosi ternyata mampu menyerang logam pada komponen-komponen renik
peralatan elektronik mulai dari jam digital hingga komputerserta peralatan
canggih lainnya yang digunakan dalam bebagai aktivitas umat manusia, baik
dalam kegiatan industry maupun dalam rumah tangga.
Mempelajari korosi juga penting bagi dunia industry terutama industry
yang bahan bakunya atau alat yang digunakan merupakan bahan yang mudah
terjadinya proses korosi. Akan sangat berbahaya, jika hasil dari proses korosi
ini masuk ke dalam pencernaan manusia. Maka dari itu akan dijabarkan
bagaimana pencegahan korosi pada benda logam.
kerugian yang dapat ditimbulkan oleh korosi tidak hanya biaya langsung
seperti pergantian peralatan industry, perawatan jembatan, konstruksi dan
sebagainya, tetapi juga biaya tidak langsung seperti terganggunya proses
produksi dalam industri serta kelancaran transportasi yang umumnya lebih
besar dibandingkan biaya langsung.
1.2. Rumusan Masalah
1. Pengertian korosi
2. Penyebab korosi
3. Jenis-jenis korosi
4. Dampak korosi
5. Cara mencegah terjadinya korosi

5|Korosi
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1. Korosi
Korosi merupakan proses perubahan logam menjadi senyawa, terutama
terjadi dalam lingkungan yang mengandung air, atau peristiwa teroksidasinya
suatu logam oleh gas oksigen di udara.

Salah satu contoh korosi adalah yang terjadi pada besi, atau biasa
disebut dengan karat. Besi yang mengalami korosi membentuk karat dengan
rumus Fe2O3.XH2O. Pada proses pengamatan, besi (Fe) bertindak sebagai
preduksi dan Oksigen (O2) yang terlarut dalam air bertindak sebagai
pengoksidasi. Persamaan reaksi pembentukan karat :

Anode : Fe2++ + 2e- → Fe


Katode : 2H2O → O2- + 4H+ + 4e-
Redoks : Fe2+ + 2 H2O → 2 Fe + O2 + 4 H+

Karat disebut sebagai autokatalis karena karat yang terjadi pada logam
akan mempercepat proses pengaratan berikutnya. Korosi adalah kerusakan
atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai
zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak
dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh
korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi. Pada peristiwa korosi, logam
mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat
logam umumnya berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah
Fe2O3. nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah. Korosi
merupakan proses elektro kimia.Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu
berlaku sebagai anode, dimana besi mengalami oksidasi.

Dari data potensial elektrode dapat dihitung bahwa emf standar untuk proses
korosi ini adalah Eosel = +1,67 V. Reaksi ini terjadi pada lingkungan asam
dengan ion H+ sebagian dapat diperoleh dari reaksi karbon dioksida atmosfer
dengan air membentuk H2CO3. Ion Fe2+ yang terbentuk di anode kemudian
teroksidasi lebih lanjut oleh oksigen membentuk besi(III) oksida:

4 Fe2+ (aq) + O2 (g) + (4 + 2x) H2O (l) 2 Fe2O3.x H2O + 8


H+ (aq)

Hidrat besi(III) oksida inilah yang dikenal dengan karat besi. Sirkuit listrik
dipacu oleh migrasi elektron dan ion. Itulah sebabnya korosi cepat terjadi
dalam air garam. Jika proses korosi terjadi dalam lingkungan basa, maka
reaksi katodik yang terjadi adalah:

6|Korosi
O2 (g) + 2 H2O (l) + 2 e 4 OH- (aq)

Korosi besi relatif lebih cepat terjadi dan berlangsung terus, sebab
lapisan senyawa besi(III) oksida yang terjadi bersifat porous sehingga mudah
ditembus oleh udara maupun air. Tetapi, aluminium mempunyai potensial
reduksi jauh lebih negatif dibandingakn besi, proses korosi lanjut menjadi
terhambat karena hasil oksidasi, Al2O3, yang melapisinya tidak
bersifat porous sehingga melindungi logam yang dilapisi dari kontak dengan
udara luar.

2.2. Penyebab korosi


Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan.

Faktor dari bahan meliputi :


1. kemurnian bahan
2. struktur bahan
3. bentuk kristal
4. unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan
5. teknik pencampuran bahan dan sebagainya.

Faktor dari lingkungan meliputi :

1. tingkat pencemaran udara


Tingkat pencemaran udara ini berpengaruh dikarenakan dalam
udara terdapat berbagai macam unsur yang dapat mempercepat
ataupun memperlambat proses korosi pada suatu logam

2. suhu
Suhu dapat berpengaruh karena suhu akan proses korosi
memerlukan temperature yang optimal, dan akan mempengaruhi
kecepatan dari proses korosi tersebut.

3. Kelembaban

Semakin lembab lingkungan, akan semakin mempercepat


proses korosi. Hal ini dikarenakan lebih banyaknya ion oksgen
yang akan bereaksi.

4. keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya.


Dengan keberadaan zat – zat yang bersifat korosif seperti zat –
zat asam, akan mempercepat korosi tersebut. Bahan-bahan korosif

7|Korosi
(yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta
garam, baik dalam bentuk senyawa maupunan-organik.

Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat


mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa
dapat mepercepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan
tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta senyawaan-senyawaannya dikenal
sebagai bahan korosif. Dalam industri, bahan ini umumnya dipakai untuk
sintesa bahan-bahan organik. Amoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang
cukup banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu dan tekanan
normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah terlepas ke
udara. (Purba, Michael.2007)

Proses Terjadinya Korosi


Korosi atau pengkaratan merupakan fenomena kimia pada bahan –
bahan logam yang pada dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada
permukaan logam yang kontak langsung dengan lingkungan berair dan
oksigen. Contoh yang paling umum, yaitu kerusakan logam besi dengan
terbentuknya karat oksida. Dengan demikian, korosi menimbulkan banyak
kerugian. Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam
menjadi ion dengan melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan
proses katodik yang mengkonsumsi electron tersebut dengan laju yang sama :
proses katodik biasanya merupakan reduksi ion hidrogen atau oksigen dari
lingkungan sekitarnya. Untuk contoh korosi logam besi dalam udara lembab.
(Purba, Michale. 2007)

Laju korosi juga dikenal dengan rasio korosi. Laju korosi dihitung dengan
mengambil korosi pada seluruh permukaan. Laju korosi diukur dengan
kondisi mpy (mils per penetration)

mpy = (berat hilang akibat korosi dalam gram) x (22300) / (A)(dt)

dimana:
A = luas permukaan (in2)
d = massa jenis logam (g/cm3)
t = wakt korosi (hari)

2.3. JENIS – JENIS KOROSI

1. GALVANIC CORROSION (Korosi galvanik)

8|Korosi
Apabila terjadi kontak atau secara listrik kedua logam yang berbeda
potensial tersebut akan menimbulkan aliran elektron/listrik diantar kedua
logam. Logam yang mempunyai tahanan korosi rendah (potensial rendah)
akan terkikis dan yang tahanan korosinya lebih tinggi (potensial tinggi) akan
mengalami penurunan korosinya. Korosi galvanic corrosion dipengaruhi oleh,
lingkungan, jarak, area/luas

Pencegahannya :

Memilih logam dengan posisi deret sedekat mungkin, menghilangkan


pengaruh rasio luas penampang yang tidak diinginkan, memberikan isolasi
diantara dua logam yang berbeda bila memungkinkan, penerapan coating
dengan mengutamakan pada logam anode, penambahan inhibitor dengan
cermat untuk mengurangi keagresifan logam dalam proses korosi, pencegahan
sistem sambungan mur baut dengan bahan berbeda dengan logam induknya

2. CREVICE CORROSION (Korosi celah)

Crevice corrosion memiliki sifat :

a. Tidak tampak dari luar dan sangat merusak konstruksi


b. Sering terjadi pada sambungan kurang kedap

Hal ini disebabkan oleh, lubang, gasket, lap joint, kotoran/endapan

Reaksi dari korosi ini :

Oksidasi : M + 1e

Reduksi : O2 + 2H20 + 4e 4OH-

Dari reaksi diatas ion electron (e) yang dihasilkan dalam reaksi
oksidasi akan digunakan oleh oksigen (o2) untuk mereduksi air (H2O) untuk
menjadi ion OH. Dengan kata lain bahwa ion hidroksil (H+) dihasilkan pada
setiap pembentukan ion logam M+. Karena tempatnya atau celahnya terbatas
maka reaksi reduksi dari oksigen pada daerah tersebut habis sedangkan metal
M terus bereksi

Kecenderungan pembentukan ion M+ ini kemudian disetimbangkan


oleh adanya ion klorida atau cl- yang terdapat pada celah tersebut. Hasil reaksi
dari kedua ion tersebut akan meningkatkan konsentrasi dari metal clorida atau
MCl.

Dari reaksi diatas didapat HCL yang berubah ion H+ atau CL- yang
dapat meningkatkan laju penghancuran metal didalam celah. Laju korosi
didalam celah tersebut sangat cepat dan bersifat auto katalik karena adanya ion
H+ dan Cl-

Hal ini dapat di cegah dengan :

9|Korosi
1. Penggunaan sistem sambungan butt joint dengan pengelasan dibanding
dengan sambungan keling untuk peralatan peralatan baru
2. Celah sambungan ditutup dengan pengelasan menerus atau dengan
soldering
3. Peralatan – peralatan harus diperiksa dan dibersihkan secara teratur,
terutama pada sambungan – sambungan yang rawan
4. Hindari pemakaian packing yang bersifat higroskopis
5. Penggunaan gasket dan absorbent seperti teflon jika memungkinkan
6. Pada desain saluran drainase,hindari adanya lengkungan – lengkungan
tajam serta daerah genangan fluida

FILIFORM CORROSION

3. Filiform corrosion memiliki sifat :

Serangan dari korosi ini tidak merusak komponen utama metal tetapi
hanya mempengaruhi atau merusak penampilan permukaan metal dimana
permukaan dan penampilan kaleng makanan atau minuman.

Mekanisme terjadinya korosi ini merupakan kasus khusus untuk jenis


korosi celah. Selama pertumbuhannya, pada bagian kepala unsur seperti H2O
dan O2 dari udara luar secara osmosis. Kedua unsur ini selanjutnya bereaksi
dengan ion Fe konsentrasi tinggi membentuk oksida Fe. H2O dan O2 ini akan
berdifusi masuk kebagian kepala dan keluar dari bagian ekor secara terus
menerus, korosi tertahan dibagian kepala dimana hidrolisa yang terjadi
dibagian kepala menyebabkanlingkungan yang bersifat asam, sehingga korosi
ini dapat menyebar secara otomatis

Pencegahan secara global :

a. Menyimpan material berlapis metal (email) didalam kondisi kering


b. Memberikan lapisan brittle film

2.4. Dampak dari korosi


Karatan adalah logam yang mengalami kerusakan berbentuk keropos.
Sedangkan bagian logam yang rusak dan berwarna hitam kecoklatan pada baja
disebut Karat. Secara teoritis karat adalah istilah yang diberikan terhadap satu
jenis logam saja yaitu baja, sedangkan secara umum istilah karat lebih tepat
disebut korosi. Korosi didefenisikan sebagai degradasi material (khususnya
logam dan paduannya) atau sifatnya akibat berinteraksi dengan
lingkungannya. Korosi merupakan proses atau reaksi elektrokimia yang
bersifat alamiah dan berlangsung dengan sendirinya, oleh karena itu korosi
tidak dapat dicegah atau dihentikan sama sekali. Korosi hanya bisa
dikendalikan atau diperlambat lajunya sehingga memperlambat proses
perusakannya. Dilihat dari aspek elektrokimia, korosi merupakan proses
terjadinya transfer elektron dari logam ke lingkungannya. Logam berlaku

10 | K o r o s i
sebagai sel yang memberikan elektron dan lingkungannya sebagai penerima
elektron. Reaksi yang terjadi pada logam yang mengalami korosi adalah reaksi
oksidasi, dimana atom-atom logam larut kelingkungannya menjadi ion-ion
dengan melepaskan elektron pada logam tersebut. Sedangkan dari katoda
terjadi reaksi, dimana ion-ion dari lingkungan mendekati logam dan
menangkap elektro-elektron yang tertinggal pada logam. Dampak yang
ditimbulkan korosi sungguh luar biasa.

Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian langsung dan


kerugian tidak langsung. Kerugian langsung adalah berupa terjadinya
kerusakan pada peralatan, permesinan atau stuktur bangunan. Sedangkan
kerugian tidak langsung berupa terhentinya aktifitas produksi karena
terjadinya penggantian peralatan yang rusak akibat korosi, kehilangan produk
akibat adanya kerusakan pada kontainer, tangki bahan bakar atau jaringan pipa
air bersih atau minyak mentah, terakumulasinya produk korosi pada alat
penukar panas dan jaringan pemipaannya akan menurunkan efisiensi
perpindahan panas, dan lain sebagainya. Berdasarkan kondisi lingkungannya,
korosi dapat diklasifikasikan sebagai korosi basah yaitu korosi yang terjadi
dilingkungan air, korosi atmosferik yang terjadi di udara terbuka dan korosi
temperatur tinggi yaitu korosi yang terjadi dilingkungan bertemperatur diatas
500oC.

2.5. Mencegah terjadinya korosi


Prinsip sederhananya adalah ”menutup” jalan masuk dan kontak antara
permukaan besi dengan air dan udara. Caranya bisa bermacam-macam, misal
dengan cara pengecatan, dan melapisi besi dengan bahan lain misal chrom,
nekel (misal pada pelg roda sepeda kamu), penyepuhan atau galvanisasi. Ada
juga logam yang dibentuk dari campuran besi sedemikian rupa namun tetap
kuat yang disebut dengan STAINLESS STELL atau baja tahan karat, biasanya
digunakan untuk pisau, alat dapur atau alat-alat kedokteran/kesehatan. Cara
lainnya adalah dengan apa ayang disebut dengan PROTEKSI KATODIK,
yaitu menlindungi benda besi dari karat dengan menjadikannya benda itu
sebagai KATODA, secara sederhana bisa dijelaskan bahwa sebatang besi akan
lebih mudah terkena karat dibandingkan tembaga, maka dengan
"menempelkan" besi pada sebuah tembaga, maka karat yang muncul akan
"terserap" menuju besi, bukannya tembaga. Cara ini biasanya digunakan untuk
jalur pipa yang panjang, menara tinggi, dan juga mulai dikembangkan dalam
teknologi pencegah karat di kendaraan mobil. misalnya menara menara
antena, terbuat dari besi kan. Lalu kenapa mereka tidak bisa berkarat? Itu
disebabkan karena setiap beberapa waktu selalu di cat ulang, tidak menyisakan
tempat bagi udara dan air bertemu dengan permukaan besi membentuk karat.
(Sagala, Polmer P. 2011).

Berikut akan diuraikan bagaimana cara pencegahan terjadinya korosi :

11 | K o r o s i
a. Pengecatan
Fungsi pengecatan adalah untuk melindungi besi kontak
dengan air dan udara. Cat yang mengandung timbal dan seng akan
lebih melindungi besi terhadap korosi. Pengecatan harus sempurna
karena jika terdapat bagian yang tidak tertutup oleh cat, maka besi
dibawah cat akan terkorosi. Pagar bangunan dan jembatan biasanya
dilindungi dari korosi dengan pengecatan. Contoh cromium plating
membuat bumper mobil tahan karat.

b. Dibalut plastik
Plastik mencegah besi kontak dengan air dan udara. Peralatan
rumah tangga biasanya dibalut plastic untuk menghindari korosi.

c. Pelapisan dengan krom (chromium plating)


Timah termasuk logam yang tahan karat. Kaleng kemasan dari
besi umumnya dilapisi dengan timah. Proses pelapisan dilakukan
secara elektrolisis atau electroplating. Lapisan timah akan melindungi
besi selama pelapisan itu masih utuh. Apabila terdapat goresan, maka
timah justru mempercepat proses korosi karena potensia elektroda besi
lebih positif dari timah.

d. Pelapisan dengan seng (galvanisasi)


Seng dapat melindungi besi meskipun lapisannya ada yang
rusak. Hal ini karena potensial elektroda besi lebih negatif daripada
seng, maka besi yang kontak dengan Seng akan membentuk sel
elektrokimia dengan besi sebagai katoda. Sehingga seng akan
mengalami oksidasi, sedangkan besi akan terlindungi.

e. Pengorbanan anoda
Perbaikan pipa baeah tanah yang terkorosi mungkin
memerlukan perbaikan yang mahal biayanya. Hal ini dapat diatasi
dengan teknik pengeranan anoda, yaitu dengan cara menanamkan
logam magnesium kemudan dihubungkan ke pipa besi melalui sebuah
kawat. Logam magnesium itu akan berkarat, sedangkan besi tidak
karena magnesium merupakan logam yang aktif (lebih mudah
berkarat).

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
12 | K o r o s i
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara
suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannyayang menghasilkan
senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari korosi
disebut perkaratan. Penyebab terjadinya korosi ada beberapa hal, antara lain:

 Tingkat pencemaran udara


 Suhu
 Kelembapan
 Keberadaan zat-zat kimia yang besifat korosif

DAFTAR PUSTAKA
Suroso, Asih, dkk.2011. Kimia untuk SMA/MA Kelas XII Semester 1. Aspirasi
Purba, Michael. 2007. KIMIA untuk Kelas XII. Jakarta : Erlangga
Sagala, Polmer P. 2011. Jago KIMIA SMA Kelas 1, 2, 3. Jakarta : Kawan
Pustaka

13 | K o r o s i
LAMPIRAN

Gambar 1. Korosi homogeny

Gambar 2. Korosi galvanic

Gambar 3. Korosi celah

14 | K o r o s i
Gambar 4. Korosi batas butir

Gambar 5. Proses korosi

15 | K o r o s i

Anda mungkin juga menyukai